Anda di halaman 1dari 24

PENGENDALIAN LINGKUNGAN

DAN PENGELOLAAN LIMBAH


DI FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA

dr. H. Sakkar. MARS


Disampaikan pada Workshop Virtual PPI
Kerjasama Adinkes dan KAKP
Jakarta, 8 Mei 2021
OUTLINE PRESENTASI
1

PENGANTAR
SUMBER RUJUKAN UTAMA

1 2
FRAMEWORK PENERAPAN PPI DI FKTP
a
PENERAPAN PPI SESUAI
HAIs
STANDAR DITUANGKAN UNTUK MENCEGAH,
DI FKTP (di dalam dan luas MENURUNKAN DAN b
DALAM RENCANA MENGENDALIKAN INFEKSI YG BERSUMBER
faskes): KERJA TAHUNAN PPI KEJADIAN DARI MASYARAKAT
• Kewaspadaan Isolasi FKTP
• Kewaspadaan Transmisi c
• Bundles RESISTENSI ANTIMIKROBA
• Resistensi AM PI
• dll
Keterangan: SURVEILANS
Penerapan PPI di FKTP dituangkan dalam
rencana kerja tahunan FKTP (P1), P2 AUDIT
dilaksanakan (P2), Monitoring dan ICRA
Penilaian (P3).
DETEKSI DINI DAN CEGAH KLB

P3
SETIAP FKTP:
• Membuat regulasinya : SK tim, struktur
organisasi, dll MONITORING DAN EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM PPI
• Kebijakan PPI: menambahkan PPI pada
Pedoman Internal dan Renstra FKTP.
• Membuat Pedoman/Panduan PPI
• Membuat/melengkapi SOP setiap pelayanan INDIKATOR KINERJA PPI
nya sesuai dengan Juknis PPI Insiden rate (Kamus Indikator)
KEWASPADAAN STANDAR
Pengendalian
Kewaspadaan Standar Kebersihan tangan Lingkungan
dilakukan SETIAP SAAT,
terutama bila: Pengendalian
Alat Pelindung Diri
Limbah
1. Bersentuhan dengan darah
2. Semua cairan tubuh, kecuali Penyuntikan yang Manajemen Linen
keringat aman
3. Kulit tidak utuh
Kebersihan
4. Lapisan mukosa Penempatan pasien
pernafasan/etika batuk

Tanpa melihat apakah pasien infeksius Pengelolaan alkes


atau tidak. Kesehatan petugas

Praktek lumbal
5/7/2021 fungsi
2

PENGENDALIAN
LINGKUNGAN
Adalah upaya mengendalikan lingkungan melalui:
(1) Perbaikan mutu air,
PENGERTIAN : (2) Udara/ventilasi,

Pengendalian (3) Permukaan lingkungan,


Lingkungan (4) Design dan konstruksi bangunan.

TUJUAN :
Untuk mencegah transmisi mikroorganisme dari
pasien atau pengguna layanan ke petugas atau
sebaliknya akibat pengelolaan dan pengendalian
lingkungan yang tidak sesuai standar PPI
1. PERBAIKAN MUTU AIR
Sistem, sarana prasarana air Pengelolaan air bersih Faskes
bersih
✓ Air bersih untuk fasilitas pelayanan kesehatan dapat
✓ Sumber air memenuhi baku mutu dan sesuai diperoleh dari perusahaan air minum, sumber air tanah, air
hujan atau sumber lain yang telah diolah sehingga
dengan ketentuan yang berlaku. memenuhi persyaratan kesehatan.

✓ Memenuhi persyaratan mutu air bersih, memenuhi syarat


✓ Sistem air bersih: mempertimbangkan sumber air
fisik, kimia, bakteriologis yang sesuai dengan ketentuan
bersih dan sistem pengalirannya. yang berlaku.

✓ Distribusi air ke ruang-ruang menggunakan sarana


✓ Tempat penampungan air harus dlakukan perpipaan dengan tekanan positif.
perawatan secara rutin: ✓ Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
✓ Tangki utama, kamar bersalin, dapur gizi, laundry,
✓ Tersedia air dalam jumlah yang cukup
laboratorium, pelayanan kesehatan gigi dan
mulut.
2. PENGELOLAAN UDARA ATAU VENTILASI

• Mengalirkan udara dari luar ke dalam gedung dan sebaliknya


melalui pintu dan jendela terbuka, serta skylight. Aliran udara
1 ALAMIAH silang (Cross ventilation), dan pastikan arah angin tidak
membahayakan petugas/pasien lain
• Mengalirkan dan mensirkulasi udara di dalam ruangan
2 MEKANIK secara paksa untuk menyalurkan/menyedot udara ke
arah tertentu sehingga terjadi tekanan udara positif
dan negative (exhaust fan, kipas angin berdiri
(standing fan) atau duduk.
• Ventilasi gabungan memadukan penggunaan ventilasi
3 GABUNGAN mekanis dan alami. Jenis ventilasi ini dibuat dengan
pemasangan exhaust fan untuk meningkatkan tingkat
pergantian udara di dalam kamar
Catatan:
pemilihan sistem ventilasi yang sesuai (alami, mekanik atau campuran) dengan memperhatikan kondisi local: 1) Struktur
bangunan, 2) Cuaca, 3) Biaya dan mutu udara.
PENGATURAN ARAH ANGIN PADA VENTILASI
ALAMIAH
3. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
TERKAIT DESIGN BANGUNAN, PENATAAN DAN PEMBERSIHAN
• Bentuk denah bangunan, Tata ruang bangunan, Zonasi, Tinggi rendah,
Aksessibilitas, Area parkir, Rancangan pemanfaatan tata ruang, Permukaan
DESIGN BANGUNAN lantai, Dinding, Komponen langit-langit

• Persyaratan kehandalan bangunan, harus memenuhi


PERSYARATAN persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan
KEHANDALAN
• Pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan, pencahayaan harus
SISTEM PENCAHAYAAN
didistribusikan rata dalam ruangan. Lampu-lampu yang digunakan
diusahakan dari jenis hemat energi. Tingkat pencahayaan (lihat tabel)

• Tertata dengan baik (5R), tersusun sesuai jenis barang, perhatikan jarak tempat
PENATAAN BARANG tidur-pemerksaan, pastikan area bersih dan kotor terpisah, penempatan tempat
limbah yang aman, tidak menggunakan karpet, tidak ada bunga (hidup/plastic),
aquarium dll dalam ruang pelayanan pasien (kecuali mampu membersihkan
PEMBERSIHAN setiap hari), perhatikan tirai/gorden kuat tidak tembus air, tidak ada tempat keluar
masuk binatang (pengerat, serangga, dll), petugas yg tanggal dilingkungan faskes
tidak memelihara binatang, dll.

• Prinsip dan tatacara pembersihan lingkungan, percikan, tumpahan cairan tubuh,


infeksius, B3 dan Dekontaminasi Ambulans lihat Pedoman Teknis PPI di FKTP,
2020
TINGKAT PENCAHAYAAN
JENIS DAN FUNGSI RUANGAN MINIMAL
(lux)
• Ruang kantor, ruang Kepala Puskesmas, ruang pendaftaran dan rekam
medik, ruang pemeriksaan umum, ruang KIA, KB dan Imunisasi, ruang
pemeriksaan khusus, ruang kesehatan gigi dan mulut, ruang KIE, ruang
200
ASI, ruang farmasi, ruang rawat inap, ruang rawat pasca persalinan dan
ruang rapat.

• Laboratorium, ruang tindakan, ruang gawat darurat dan ruang persalinan.


300

• Dapur, ruang tunggu, gudang umum, KM/WC, ruang sterilisasi, ruang cuci
linen, koridor. 100
Tabel Ringkasan
Pembersihan Lingkungan Faskes
AREA PASIEN FREKUENSI PEMBERSIHAN PANDUAN TAMBAHAN
Minimal dua kali sehari • Fokuskan permukaan-permukaan yang sering disentuh, kemudian lantai
Area Skrining atau Triase
(terakhir).
Kamar pasien yang masih Minimal dua kali sehari, lebih disarankan tiga kali • Fokuskan permukaan- permukaan yang sering disentuh, mulai dari permukaan
ada pasien sehari, terutama permukaan- permukaan yang yang digunakan bersama, kemudian tempat tidur pasien; gunakan kain baru
banyak disentuh untuk masing- masing tempat tidur jika mungkin; kemudian lantai (terakhir).
Kamar pasien yang sudah Dilakukan pembersihan akhir (terminal cleaning), • Sesuai urutan: permukaan yang tidak sering disentuh, permukaan yang sering
tidak ada pasien saat pemulangan/ pemindahan disentuh, lantai: buang limbah dan lepas linen, bersihkan dan disinfeksi tempat
tidur secara menyeluruh.
Rawat jalan/ ruang Minimal dua kali sehari (pagi dan sore) • Permukaan yang sering disentuh didisinfeksi setelah setiap kunjungan pasien.
perawatan dan ambulan • Sesuai urutan: permukaan yang tidak sering disentuh, permukaan yang sering
disentuh, lantai sekali sehari; buang limbah dan lepas linen, bersihkan dan
disinfeksi tempat tidur pemeriksaan secara menyeluruh.
Koridor Minimal dua kali sehari • Permukaan yang sering disentuh termasuk pegangan railing dan peralatan di
koridor, kemudian lantai (terakhir)
Kamar mandi/ toilet • Toilet kamar pasien pribadi: minimal dua kali • Sesuai urutan: permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu,tombol
pasien sehari lampu, gerai, keran, bejana wastafel, toilet, dan terakhir lantai.
• Hindari menggabungkan toilet staf dan pasien.
• Toilet bersama: minimal tiga kali sehari
2 PENGELOLAAN
LIMBAH
PENGELOLAAN LIMBAH FASKES
• Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat
sekitar fasilitas pelayanan kesehatan dari penyebaran infeksi akibat
1 TUJUAN limbah yang tidak dikendalikan, termasuk dari risiko cidera.

• Berdasarkan jenis: limbah padat domestik, limbah B3, limbah cair, Limbah
PEMBAGIAN Gas.
2 LIMBAH • Limbah B3 : infeksius, benda tajam, limbah farmasi, sitotoksik dan kimia.
• Limbah infeksius: limbah terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, eskresi,
limbah dari ruang isolasi. Limbah non infeksius.
• Limbah benda tajam: alat yg memiliki sudut tajam, dapat
3 PENGELOLAAN memotong/menusuk kulit.

• Dijelaskan berikut ini.


TATA KELOLA LIMBAH DI FKTP

INFEKSIUS NON INFEKSIUS LIMBAH BENDA Limbah Padat


TAJAM adalah Limbah B3
(semua limbah semua limbah Farmasi
Limbah infeksius adalah Dikelola
semua limbah yang yang tdk yang dapat menggunakan
gerkontaminasi melukai kulit yang Spill Kit B3
terkontaminasi cairan masuk ke pem
tubuh pasien darah, cairan
darah (jarum
tubuh) suntik,jarum
Contohkertas, hecting, skalpel,
ampul, bisturi,
kotak, botol,
semua benda yang
wadah plastik, sisa mempunyai
Limbah Padat : makanan, sisa permukaan tajam)
pembungkus obat, Dikelola seperti
incenerator sampah kebun, dll Incenerator atau Limbah Infeksius
dikembalikan ke
Gudang Farmasi
Limbah Cair :
Daur ulang/ TPA Kabupaten/kota
IPAL Incenerator

5/7/2021 18
PENGELOLAAN LIMBAH

INFEKSIUS
BENDA BENDA
DAN NON
TAJAM CAIR
INFEKSIUS
LIMBAH INFEKSIUS
1. Dimasukan ke dalam tempat yang kuat, tahan air dan mudah
dibersihkan, beri kode infeksius/medis, pasang kantong
berwarna kuning didalamnya. 6. Limbah padat farmasi:
2. Diletakkan dekat area tindakan atau prosedur tindakan yang • Jumlah besar harus dikembalikan ke distributor atau GFK,
akan dikerjakan. • Jika sedikit dan tidak memungkinkan dikembalikan, dapat dimusnahkan
dengan insinerator atau dikelola oleh pihak ketiga (limbah B3).
3. Jika sudah penuh ¾ kantong sampah segera diangkat, diikat
kuat dan tidak boleh dibuka lagi→ dibawa ke tempat 7. Limbah sitotoksis, sangat berbahaya dan dilarang dibuang baik
penampungan sementara dengan penimbunan (land-fill) maupun ke saluran limbah umum.
4. Limbah infeksius, patologis, benda tajam harus disimpan Pengolahan dikembalikan ke perusahaan atau distributornya, atau
pada TPS dengan suhu dan lama penyimpanan, sebagai dilakukan pengolahan dengan insinerator pada suhu tinggi 1.000
berikut: °C s/d 1.200 °C untuk menghancurkan semua bahan
• Pada suhu lebih kecil atau sama dengan 0°C (nol sitotoksiknya.
derajat celsius) dalam waktu sampai dengan 90 (sembilan
puluh) hari. 8. limbah kimia biasa dalam jumlah kecil maupun besar harus diolah
• Jika suhu 3 - 8 °C dapat disimpan sampai dengan 7 ke perusahaan pengolahan limbah B3. Bahan kimia dalam bentuk
(tujuh) hari. cair sebaiknya TIDAK dibuang ke IPAL → sifat toksiknya dapat
mengganggu proses biologis unit IPAL.
5. Peralatan pada tindakan sangat infeksius (biakan, sediaan
agen infeksius dari laboratorium) harus disterilisasi pengolahan 9. Pembuangan akhir limbah infeksius, dapat dimusnahkan dengan
panas dan basah sebelum dilakukan pengolahan.
insenerator atau bekerjasama dengan pihak ketiga (pastikan mereka
memiliki perijinan).
NON INFEKSIUS
1. Di tempat yang kuat, mudah dibersihkan diberi label
limbah non infeksius.
2. Tempatkan kantong plastik berwarna hitam atau
kantong plastik dengan label non infeksius.
3. Harus diangkat dan dikosongkan setelah ¾ kantong,
diikat dibawa ke penampungan sementara. Tempat
limbah tersebut dibersihkan selanjutnya dipasangi
kantong plastik hitam yang baru
4. Limbah non infekisus seperti botol-botol obat dapat
dilakukan recycle dengan melakukan pembersihan
untuk dipergunakan kembali atau dilakukan kerjasama
dengan pihak ketiga.
5. Pembuangan akhir limbah non infeksius dibuang di
TPA yang sudah ditentukan oleh pihak pemerintah
daerah setempat
LIMBAH BENDA TAJAM
1. Semua limbah benda tajam dimasukan ke safety box
yang kuat, tahan air, tahan tusukan, berwarna kuning
atau kotak benda tajam yang diberi label limbah benda
tajam
2. Penempatan safety box, pada area yang aman dan
mudah dijangkau atau digantung pada troli tindakan,
tidak menempatkan safety box di lantai.
3. Pembuangan safety box dilakukan setelah kotak terisi
2/3 dengan menutup rapat permukaan lobang box agar
jarum tidak dapat keluar, jika dibuang dengan waktu
yang lama maka penggunaan safety box sesuai ukuran
atau sesuai kebijakan FKTP yang dibuat berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Pembuangan akhir limbah benda tajam dapat
dilakukan melalui pembakaran di insenerator atau
dikelola sama dengan limbah B3 lainnya
LIMBAH BENDA CAIR
1. Limbah cair yang berasal dari seluruh sumber bangunan atau kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan harus diolah melalui unit pengolah limbah cair (IPAL).
• Efluen limbah cair harus memenuhi baku mutu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebelum dibuang.
2. Limbah cair seperti feces, urin, darah dibuang pada pembuangan atau pojok limbah (Spoel
hoek).
3. Pastikan terdapat tempat penampungan limbah sementara yang terpisah atau terletak di
luar area pelayanan dengan ruangan tertutup.
• Penyimpanan limbah tidak menempel di lantai (diberi jarak menggunakan papan penyanggah
atau palet), dilakukan pembersihan secara rutin serta dikelola sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
4. Jika pembuangan akhir limbah dilakukan bekerjasama dengan pihak ketiga, dipastikan
pembuangannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai