MARS,
Dokter Umum (82), Spesialis Anak(90), MARS UI(97)
Lemhanas (99), S3 Ilmu Pemerintahan Paska sarjana UNPAD(2007)
KEWASPADAAN
KEWASPADAAN STANDAR
TRANSMISI
Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
KONTAK DROPLET AIRBORNE
Pengendalian
Alat Pelindung Diri
Limbah RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox, TBC,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis, Mumps,
SARS
aman Rubella
Kebersihan VEKTOR
pernafasan/etika batuk
Penempatan pasien
(Lalat, naymuk, tikus dll)
Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker
gaun pelindung wajah Respiratorik (N95)
Pengendalian
Praktek lumbal
lingkungan ,
5/7/2021 fungsi limbah RS 5
Tujuan Penyuntikan yang aman
PCare
KEWASPADAAN
KEWASPADAAN STANDAR (10)
TRANSMISI
Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
KONTAK DROPLET AIRBORNE
Pengendalian
Alat Pelindung Diri
Limbah RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox, TBC,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis, Mumps,
SARS
aman Rubella
Kebersihan VEKTOR
pernafasan/etika batuk
Penempatan pasien
(Lalat, naymuk, tikus dll)
Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker
gaun pelindung wajah Respiratorik (N95)
Pengendalian
Praktek lumbal
lingkungan ,
5/7/2021 fungsi limbah RS 11
Kewaspadaan Isolasi
KEWASPADAAN TRANSMISI
KEWASPADAAN STANDAR
1. Pengertian
Penyuntikan yang aman adalah penyuntikan yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
penyuntikan yang benar , mulai saat persiapan penyuntikan obat/vaksin hingga penanganan alat-
alat bekas pakai, sehingga aman untuk pasien dan petugas dari terjadinya RISIKO CEDERA dan
terinfeksi.
Penyuntikan yang aman
1. Tujuan :
Mencegah cedera dan penyebaran penyakit infeksi pada pasien maupun petugas kesehatan dan Menurunkan
atau meminimalkan angka kejadian infeksi (lokal)atau sistemik
Penyuntikan yang aman
1) Troli Tindakan yang berisi, cairan hand scrub, safety box, bak instrument bersih, bengkok
penampung limbah sementara,boks berisi gunting, plester, tourniquet, transparan dressing
atau kassa steril pada tempatnya dan alcohol swab sekali pakai.
Penyuntikan aman
2) Nampan untuk menempatkan bak instrument berisi obat suntik yang sudah disiapkan, kasa steril
dan alcohol swab sekali pakai, plester dan gunting yang ditempatkan dalam bengkok bersih
3) Tidak menggunakan spuit yang sama untuk penyuntikan lebih dari satu pasien walaupun
jarum suntiknya diganti
4) Semua alat suntik yang dipergunakan harus satu kali pakai untuk satu pasien dan satu
prosedur
5) Jangan memanipulasi jarum suntik (me-repacing,mematahkan,menekuk) dan segera buang ke
dalam safety box jika sudah dipakai
6) Gunakan cairan pelarut atau flusing hanya untuk satu kali pemberian (NaCl,WFI) Jangan
menggunakan plabot cairan infus atau botol larutan intravena sebagai sumber cairan pelarut obat
yang akan digunakan untuk banyak pasien
Penyuntikan aman
7) Tidak memberikan obat single dose kepada lebih dari satu pasien atau mencampur obat-
obatan sisa dari vial atau ampul untuk pemberian berikutnya
8) Jangan menyimpan botol multi-dosis di area perawatan pasien langsung. Simpan sesuai
rekomendasi pabrikan dan buang jika sterilitas diragukan.Simpan obat multi dosis sesuai
dengan rekomendasi pabrikan yang membuat
9) Gunakan sarung tangan bersih jika akan berisiko terpapar darah atau produk darah,
satu sarung tangan untk satu pasien.
SARANA:
Untuk terlaksananya penyuntikan yang aman diperlukan tempat penyediaan alat dan bahan
seperti troli, baik instrument, alcohol swab, Minimal tersedia nampan khusus untuk
menempatkan bak instrument berisi obat suntik, kasa steril dan alcohol swab sekali
pakai, plester, gunting dan lain-lain
Penyuntikan Aman
Menurut PMK 27/2017 tentang PPI dan Pedoman teknis PPI di FKTP (2021)
Termasuk dalam Pencegahan terjadinya Infeksi dan melaksanakan Upaya Bundles
Menurut WHO (2017), “1 Needle 1 Syringe + 1 Time = 0 Infections”
1. Hindari terjadinya KTD, Luka tusuk jarum suntik bekas pakai beresiko terjadinya penularan
melalui jarum (HIV/AIDS,HBV,HCV dan lainnya, Bila tertusuk jarum segera membuat laporan dan
dicatat untuk dilakukan pengobatan dan propylais
2. Benda tajam yang dapat digunakan kembali harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari
cedera selama prosedura
3. Jangan melakukan recapping , segera buang jarum.needle dan benda tajam lainnya kedalam
safety box
4. Safety box harus mudah dijangkau dan mudah terlihat, tidak penuh cukup 2/3,dengan label
code KUNING
Penyuntikan yang aman , menjadi Kompetensi Nakes
Bokong (M.gluteus),
Intramuskuler (IM) Paha tengah luar (M.femoralis)
Lengan atas (M.deltoideus)
Injeksi ini dilakukan jarum kecil pendek dan halus sepanjang 1,5
hingga 2 sentimeter dengan diameter jarum suntik 2 atau 2,5
mililiter. Injeksi ini untuk semua zat yang perlu diserap sangat
lambat. Beberapa contohnya adalah morfin dan atropin. Untuk
melakukannya, harus menusuk jarum ke bawah kulit dengan
sudut 45° ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu
dalam sehingga menembus otot di bawahnya. Tarik pendorong
pada semprit pastikan tidak ada darah (jika ada, tarik jarum
perlahan dan coba lagi). Suntikkan obat dengan menekan
pendorong pada semprit pelan-pelan hingga obat habis.
Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan dengan
kapas atau kain kecil.
Vaksin campak dan cacar air Harus SC
Penyuntikan Intravena, pengambilan darah
menjadi kopetensi yang harus dimilik nakes, perlu latihan dan ketrampilank.mnm,.
Reaksi Sistemik:
• Demam,
• Nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
• Badan Lemah,
• Pusing,
• Nafsu Makan
• Diare
Reaksi Lain:
• Reaksi alergi, urtikaria, dermatitis, oedem,
reaksi anafilaksis,
• Syok Anafilaksis,
• Sindrom Syok Toksik,
• Atralgia,
• Syncope (pingsan)
FORM
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
https://bit.ly/formkipi Form KIPI Form KIPI Form
www.keamananvaksin.kemkes.go.id Non Serius Serius Investigasi
http://bit.ly/LampiranJuknisVC1
9 Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI dapat
dilakukan melalui:
Tanda Awal
Reaksi anafilaktik adalah reaksi Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema) menyeluruh dan gatal (urtikaria)
hipersensitifitas generalisata atau sistemik dengan obstruksi jalan nafas atas dan/atau bawah. Pada kasus berat dapat terjadi
yang terjadi dengan cepat (umumnya 5-30 keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.
menit sesudah suntikan) serius dan
mengancam jiwa.
Penurunan Kesadaran & Denyut Nadi
Reaksi anafilaktik adalah KIPI paling serius
Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal anafilaktik, ini hanya terjadi
yang juga menjadi risiko pada setiap sebagai suatu kejadian lambat pada kasus berat.
pemberian obat atau vaksin. Denyut nadi sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada keadaan pingsan, tetapi
tidak pada keadaan anafilaktik.
Jika reaksi tersebut cukup hebat dapat
menimbulkan syok yang disebut sebagai
syok anafilaktik. Gejala Klinik
Gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai dengan berat-ringannya reaksi
antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat berupa
syok anafilaktik gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi.
Tatalaksana
Tatalaksananya harus cepat dan tepat mulai dari penegakkan diagnosis sampai pada terapinya
di tempat kejadian, dan setelah stabil baru dipertimbangkan untuk dirujuk ke RS terdekat.
Penanganan Syok
Anafilaktik
• Sekali diagnosis ditegakkan, maka harus diingat bahwa pasien berpotensi untuk
menjadi fatal tanpa menghiraukan berat ringannya gejala yang muncul.
• Mulai tangani pasien dengan cepat dan pada saat yang sama buat rencana untuk
merujuk pasien ke rumah sakit dengan cepat.
• Pemberian epinefrin (adrenalin) akan merangsang jantung dan melonggarkan
spasme pada saluran nafas serta mengurangi edema dan urtikaria. Tetapi adrenalin
dapat menyebabkan denyut jantung tidak teratur, gagal jantung (heart failure),
hipertensi berat dan nekrosis jaringan jika dosis yang dipergunakan tidak tepat.