Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH - EMERGENCY ROOM

BY. WULAN INTAN MELATI WEOL

TRIAGE IN DISASTER AND EMERGENCY ROOM

Triage berasal dari bahasa prancis “Trier” berarti mengambil atau memilih. Adalah
penilaian, pemelihan, dan pengelompokan penderita yang akan mendapat penganganan medis
dan evakuasi pada kondisi kejadian bencana. Pengangan medis yang diberikan berdasarkan
prioritas sesuai dengan keadaan penderita. Triage dibagi menjadi dua yaitu:

1. Triage di UGD/IGD Rumah Sakit

Pemilihan penderita Ketika masuk UGD rumah sakit. Prioritas utama diberikan kepada
penderita yang mengalami kondisi yang sangat mengacam nyawa. Secara umum prioritas
penderita dikelompokan menjadi 4 kategori, yaitu:

1. High priority: red/merah


Penderita mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan segera untuk usah
penyelamatan.
2. Intermediate: yellow/kuning
Kondisi penderita tidak kritis namun jika tidak segera diberikan pertolongan maka
keadaan penderita akan memburuk.
3. Low priority: green/hijau
Penanganan pada penderita dapat ditunda. Penderita tidak mengalami cidera yag serius
sehingga dapat menunggu penanganan tanpa menambah tingkat keparahan.
4. Lowes priority: black/hitam
Penderita yang sudah tidak dapat bertahan lagi dengan keadaan yang fatal satu sudah
meninggal.
System triage IGD banyak versi dan modifikasi sesuai dengan kondisi masing-
masing rumah sakit. Diantaranya adalah Emergency Severity Index (ESI), Singapore
Patient Acuuty Category Scale (PACS), dan Australasian Triage Scale (ATS). System
tersebut sering diadopsi oleh rumah sakit dan negara-negara di dunia.
Di Indonesia rumah sakit pemerintah dan swasta mengadopsi dan memodifikasi dua
system tersebut. Meskipun demikian, tidak sedikit ruah sakit yang Menyusun system
triage sendiri.

2. Triage di bencana
Bencana adalah peristiwa yang terjadi secara mendadak atau tidak terencana secara
perlahan tapi secara mengejutkan. Baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia,
yang dapat menimbulkan dampak kehidupan normal atau kerusakan ekosistim, sehingga
diperlukan Tindakan darurat dan luarbisasa untuk menolong, menyelamatkan manusia
beserta lingkungannya. Prioritas yang diberikan adalah:
a. High priority: green/hijau
Penanganan kepada penderita yang memiliki kemyngkinan hidup lebih besar.
Penderita mengalami cidera yan gserius sehingga dapat dibebaskan dari TKP agar
tidak bertambah banyak korban. Penderita yang memiliki kemungkinan hidup lebih
tinggi harus diselamatkan terlebih dahulu
b. Intermediate priority: yellow/kuning
Kondisi penderita tidak kritis dan memiliki prioritas kedua setelah penderita warna
hijau
c. Low priority: red/merah
Penderita mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan penanganan yang lebih
kompleks dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk usaha penyelamatan.
d. Lowest priority: black/hitam
Penderita yang sudah tidak dapat bertahan hidup lagi dengan keadaan yang fatal atau
sudah meninggal.

Tujuan Triage
Adalah untuk memudahkan pertolongan untuk memberikan pertolongan dalam
kondisi korban masala tau bencana dan diharpkan banyak penderita yang memiliki
kesempatan untuk bertahan hidup.
Kejadian yang mengakibatkan korban dua atau lebih harus dilakukan triage
dalam melakukanpertolongan dengan melihat kondisi korban dan berdasarkan
prioritas yang disesuaikan dengan jumlah penolong. Untuk kasus yang biasa tingkat
“urgency” harus selaly diperhatikan. Pada kasus bencana dengan korban yang banyak
ada dua factor yang harus diperhatikan dalam menentukan prioritas, yaitu: Urgency
dan potensial untuk bertahan.
Triage dimulai dengan mengkaji lingkungan. Satu orang senior atau yang sudah
berpengalaman mengaktifkan sisitim dengan menganalisa kebutuhan bantuan medis
yang diperlukan. Penggunaan alat pelindung diri harus dilakukan oleh petugas dan
kelengkapan alat medis. Pastikan orang umum berada di area likasi yang aman
mereka harus diamankan untuk keselamatan dan mempermudah penanganan.

Prosedur Triage
Triage dilakukan dengan system START (Simple, Triage, Rapid, Treatment)
yaitu memilih korban berdasarkan pengkajian awal terhadap penderita dengan menilai
air way, breathing, dan circulation.
a. Penolong pertama melakukan penilaian dengan cepat tanpa menggunakan ala
tatu melakukan tindakan medis.
b. Panggil penderita yan dapat berjalan dan kumpulkan diarea
pengumpulan/collecting area
c. Nilai penderita yang tidak dapat berjalan, Mukai dari posisi terdekat dengan
penolong.

Langkah 1: respiration (breathing)

a. Tidak bernafas, buka jalan nafas, jika tetap tidak bernafas : Hitam
b. Pernafasan > 30x/menit atau < 10x/menit : Merah
c. Pernagasan 10-30x/menit : tahap berikutnya

Langkah 2: cek perfusi (radial pulse) atau capillary refill test (kuku atau
bibir kebiruan)

a. Bila >2 detik : Merah


b. Bila < 2 detik: tahap berikutnya
c. Bila pencahayaan kurang, cek nadi radialis, bila tidak teraba/lemah: Merah
d. Bila nadi radialis dapat teraba: tahap berikutnya

Langkah 3: mental status

a. Berikan perintah sederahan kepada penderita, jika dapat mengikuti: Kuning


b. Bila tidak dapaat mengikuti perintah: Merah

Tindakan yang harus cepat dilakukan:

 Buka jalan nafas, bebaskan benda asing atau darah (obstruksi jalan nafas)
 Berikan nafas buatan segera jika korban tidak bernafas
 Balut rekan dan tinggikan jika ada luka terbuka/pendarahan

Alat-alat di ruang Gawat Darurat

Basic Ambulance, Advance Ambulance, Ambulance Darat/Ground Ambulance,


Ambulance Laut/Sea Ambulance, Ambulance Udara/air Ambulance.

 Peralatan Airway
1. Suction pump with canule
2. Oropharyngeal airway
3. Nasopharyngeal airway
4. Mouthgape
5. Magil forcep
6. Tounge spatel
7. Gastric tube
Alat tambahan advance:
1. ETT (Endo Tracheal Tube)
2. Laryngoscope
3. Cricothroidotomy needle
4. Laryngeal mask
 Peralatan breathing
1. Tabung oksigen
2. Nasal canule
3. Simple mask
4. Rebreathing mask
5. Non rebreathing mask

Alat tambahan advance:

1. Pulse oxymetri
2. Portable ventilator
 Peralatan circulation
1. Balut cepat/Traumatik bandage
2. Surgical tape/Plester
3. Steril gauze
4. Elastic bandage
5. Roll bandage
6. Tensimeter
7. Stetoscope
8. Alumunium foil

Alat tambahan advance:

1. AED (Automatic External Defibrilation)


2. Defibrillation
3. ECG monitor
4. IV cateter
5. Foley cateter
 Peralatan extrication & stabilization
1. Neck collar/Bidai leher
2. Long spine board
3. Scoop sthrecher
4. Spint/bidai
5. Extrication device
6. Safe belt
7. Traction splint
 Lain-lain
1. Alat pelindung diri: Gloves, masker, kacamata, baju pelindung, kap kepala, sepatu
pelindung
2. Antiseptic
3. Gunting
4. Pinset
5. Pen light
6. Peralatan komunikasi
 Cairan obat gawat darurat
1. IV catheter
2. Infusion fluid
3. Ifusion set
4. Obat darurat sirkulasi (epineprin, atropine, dll)
5. Obat darurat pernapasan
6. Obat alergi
7. Anti racun, dll.
Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Planning
Nursing Implementatio
Intervention Evaluation
Diagnosis Goal Rationale n
s
Risiko syok d/d Setelah dilakukan Tindakan
kekurangan selama 15 menit diharapkan hasil
volume cairan Tingkat syok menurun dengan
Kondisi klinis kriteria hasil:
1. Kekuatan nadi meningkat
terkait
perdarahan 2. Output urine meningkat

(fraktur femur 3. Tingkat kesadaran

terbuka) meningkat

Perdarahan 750 4. Akral dingin menurun

mL (kelas I) 5. Pengisian kapiler


membaik
6. Frekuensi napas membaik

Anda mungkin juga menyukai