Anda di halaman 1dari 8

DEFINISI

Triase adalah memilah tingkat kegawatan pasien untuk

menentukan prioritas penanganan lebih lanjut (Standar

Pelayanan Gadar di RS,Dir.Bin.Yankep dan Keteknisian

Medik Kemenkes RI, 2011).

Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar

beratnya cedera atau penyakit (berdasarkan yang paling

mungkin akan mengalami perburukan klinis segera) untuk

menentukan prioritas perawatan gawat darurat medik serta

prioritas transportasi (berdasarkan ketersediaan sarana

untuk tindakan). Tindakan ini berdasarkan prioritas ABCDE

yang merupakan proses berkesinambungan sepanjang

pengelolaan gawat darurat medik.

11. TUJUAN TRIASE

Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi

mengancam nyawa. Tujuan triase selanjutnya adalah untuk

menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang

memerlukan pertolongan kedaruratan. Selain itu untuk

memberikan penanganan terbaik pada korban dalam jumlah

yang banyak untuk menurunkan angka kematian dan

kecatatan maupun resiko cedera bertambah parah.

Triase adalah hal penting dalam Instalasi gawat

darurat (IGD), di mana banyak pasien dapat hadir secara

bersamaan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa

pasien yang dirawat di urutan mereka urgensi klinis

yang m e n g a c u p a d a k e b u t u h a n u n t u k w a k t u - k r i ti s
intervensi. Hal ini tidak identik dengan

keparahan. Triase juga memungkinkan untuk alokasi

pasien yang paling penilaian yang sesuai dan area

pengobatan, dan memberikan kontribusi informasi yang

membantu menggambarkan casemix departemen.

2. PRINSIP TRIASE

Pada keadaan bencana massal, korban timbul dalam jumlah

yang tidak sedikit dengan resiko cedera dan tingkat

survive yang beragam. Pertolongan harus disesuaikan

dengan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia

maupun sumber daya lainnya. Hal tersebut merupakan

dasar dalam memilah korban untuk memberikan prioritas

pertolongan.

3. SISTEM TRIASE

Sistem yang digunakan adalah START : Simple Triage

And Rapid Treatment, system yang memungkinkan paramedik

memilah korban dalam waktu yang singkat kira-kira 30

detik. Sistem START didesain untuk membantu penolong

menemukan pasien yang menderita luka berat.

Yang perlu diobservasi : Respiration, Perfusion, dan

mental status (RPM) :

a. Respiration / pernafasan

Jika pasien bernafas kemudian tentukan frekuensi

pernafasannya, jika lebih dari 30 per menit, korban

ditandai merah. Korban ini menunjukkan tanda-tanda


primer shock dan butuh pertolongan segera. Jika

pasien bernafas dan frekuensinya kurang dari 30

permenit, segera lakukan observasi selanjutnya. Jika

pasien tidak bernafas, dengan cepat bersihkan mulut

korban dari benda asing.

b. Perfusion atau sirkulasi

Bertujuan untuk mengecek apakah jantungnya masih

memiliki kemampuan untuk mensirkulasikan darah

dengan adekuat, dengan cara mengecek denyut

nadi.Jika denyut nadi lemah dan tidak teratur korban

ditandai Merah. Jika denyut nadi telah teraba segera

lakukan observasi status mentalnya.

c. Mental status

Untuk mengetesnya dapat dilakukan dengan memberikan

instruksi yang mudah pada korban tersebut : “ buka

mata” atau “ tutup mata”.

4. KLASIFIKASI TRIASE

Triase dibagi menjadi dua macam yaitu :

a. Triase kondisi biasa

b. Triase kejadian luar biasa (KLB) atau bencana

a. Triase kondisi biasa

Pasien yang datang ke IGD diklasifikasikan

berdasarkan empat kategori ( Menurut Metode RSCM

tidak murni ) yaitu :

1). Kategori Gawat Darurat, warna MERAH


Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :

 Ada sumbatan jalan nafas

 Terjadi henti nafas , frekuensi nafas < 10

x/menit, terjadi sianosis

 Ada henti jantung , nadi tidak teraba, pucat

dan akral dingin

 GCS < 9

 Kejang

 Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan) atau ada

ancaman sumbatan

 Frekuensi nafas > 32 x/menit, suara pernafasan

mengi

 Nadi teraba lemah, frekuensi nadi < 50x/menit

atau > 150x/menit, pucat, akral dingin, dan CRT

< 2 detik

 GCS 9 – 12

 Gelisah

 Nyeri dada

2). Kategori Gawat tidak darurat, warna KUNING

Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :

 Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan)

 Frekuensi nafas > 24 – 32 x/menit, suara

pernafasan mengi

 Frekuensi nadi 120 – 150 x/ menit, TD Sistole >

160 mmHg, TD diastole > 100 mmHg


4

 GCS > 12

 Apatis

 Somnolent

4). Kategori Tidak gawat dan tidak darurat, warna

HIJAU

Pemeriksaan pada kategori ini antara lain :

 Jalan nafas bebas

 Frekuensi nafas 20-24 x/menit

 Frekuensi nadi 100-120 x/menit, TD systole

> 120-140 mmHg, TD diastole > 80-100mmHg

 GCS 15

Selain hal tersebut diatas dilakukan pemeriksaan

suhu tubuh, riwayat alergi baik makanan , obat-

obatan dan lain-lain.

Untuk kriteria FALSE EMERGENCY pemeriksaan yang

dilakukan antara lain :

1. Jalan nafas bebas (tidak ada sumbatan)

2. Frekuensi nafas 16-20 x/menit

3. Frekuensi nadi 80-100x/menit, TD systole 120

mmHg, TD diastole 80 mmHg

4. GCS 15

b. Triase Kejadian luar biasa (KLB) dan bencana

1) Prioritas I atau Emergensi – MERAH (kasus berat)

Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan


evaluasi segera, perdarahan berat, pasien dibawa

ke ruang operasi waktu tunggu nol menit.

Misalnya : aspiksia, cedera servikal, cedera pada

maksila, trauma kepala dengan koma dan proses

syok yang cepat, fraktur terbuka, luka bakar >30

%, syok tipe apapun.

2) Prioritas II atau urgent – KUNING (kasus sedang)

Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin

membutuhkan brankard , kursi roda atau

jalan kaki waktu tunggu 30 menit , area kritikal

care.

Misalnya :trauma torak non aspiksia, fraktur

tertutup pada tulang panjang, luka bakar

terbatas < 30% , cedera pada bagian/ jaringan

lunak.

3) Prioritas III atau non urgent – HIJAU (kasus

ringan)

Pasien y a n g b i a s a n y a d a p a t b e r j a l a n d e n g a n

masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi

yang timbul sudah lama.

4) Prioritas 0 (nol) – HITAM (kasus meninggal) :

Pasien dengan tidak ada respon pada semua

rangsang dan tidak ada respirasi spontan, tidak

ada bukti aktifitas jantung, tidak ada respon

pupil terhdap cahaya.


5. PENANGANAN TRIASE PADA ANAK

Untuk menilai tanda kegawatdaruratan pada anak

dilakukan prioritas yaitu

- Tiny baby : bayi kecil < 2 bulan

- Temperature : apakah anak sangat panas

- Trauma : terdapat trauma atau kondisi yang

perlu tindakan bedah segera

- Trismus

- Pallor (sangat pucat)

- Poisoning (keracunan)

- Pain (nyeri hebat)

- Distress pernafasan

- Restless

- Irritable atau lethargic (gelisah, mudah

marah, lemah)

- Referral (rujukan segera)

- Malnutrisi (gizi buruk)

- Odema

- Luka bakar

BAB IV

DOKUMENTASI

Dalam pelaksanaannya, diperlukan beberapa standar prosedur

operasional untuk menjamin manajemen nyeri di RS. Panti Wilasa

Citarum dapat berjalan dengan baik, SPO – SPO tersebut


adalah :

1. SPO Triase

2. SPO Penanganan Triase Merah

3. SPO Penanganan Triase Kuning

4. SPO Penanganan Triase Hijau

5. SPO Penanganan Triase Hitam (DOA)

Semarang, 1 Oktober 2014

Dr Andrew Harto

Anda mungkin juga menyukai