Anda di halaman 1dari 4

TRIAGE

Triage merupakan skrining medis pasien untuk menentukan prioritas relative untuk
pengobatan (Aghababian, 2011). Triage adalah proses khusus memilah pasien berdasar
beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta
transportasi selanjutnya. Tindakan ini merupakan proses yang berkesinambungan sepanjang
pengelolaan musibah terutama musibah yang melibatkan massa. Proses triage meliputi tahap
pre-hospital / lapangan dan hospital atau pusat pelayanan kesehatan lainnya. Triage lapangan
harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat kejadian dan tindakan ini harus
dinilai ulang terus menerus karena status triase pasien dapat berubah. Metode yang digunakan
bisa secara METTAG (Triage tagging system) atau sistem triage penuntun lapangan START
(Simple Triage And Rapid Transportation). Petugas lapangan memberikan penilaian pasien
untuk memastikan kelompok korban seperti yang memerlukan transport segera atau tidak,
atau yang tidak mungkin diselamatkan, atau mati. Ini memungkinkan penolong secara cepat
mengidentifikasikan korban dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah
memerlukan transport segera, serta melakukan tindakan pertolongan primer dan stabilisasi
darurat.

Menurut Aghababian tahun 2011 triage bencana dibagi menjadi dua: yang pertama
tahap segera biasa dilakukan oleh penyedia local dan mengikuti model luaran rumah sakit
menggunakan Simple Triage And Rapid Treatment (START); tahp kedua biasanya dilakukan
oleh responden medis bencana dan mengikuti protocol Scondary Assessment of Vietim
Endpoint (SAVE).

Sistem START Triage dikembangkan di California pada tahun 1980-an oleh Hoag
hospital dan Newport Beach Fire and Marine. Setiap pasien dinilai menggunakan serangkaian
pengamatan primer atau RPM (Respirasi, Perfusi, Mental Status).

Dalam memilah pasien, petugas melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan


perfusi selama kurang dari 60 detik lalu memberikan tanda dengan menggunakan berbagai
alat berwarna, seperti bendera, kain, atau isolasi.

 Hitam : pasien meninggal atau cedera fatal yang tidak memungkinkan untuk
resusitasi. Tidak memerlukan perhatian.
 Merah : pasien cedera berat atau mengancam jiwa dan memerlukan transport segera.
Misalnya :
 gagal nafas
 cedera torako
 abdominal
 cedera kepala atau maksilo
 fasial berat-
 shok atau perdarahan berat
  luka bakar berat
 Kuning : pasien cedera yang dipastikan tidak mengancam jiwa dalam waktu dekat.
Dapat ditunda hingga beberapa jam. Misalnya :
cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktura mayor tan
pa syok
 Hijau : cedera ringan yang tidak memerlukan stabilisasi segera.
Misalnya: cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi ekstremitas, cedera maksilo,
fasial tanpa gangguan jalan nafas, gawat darurat psikologis.

Langkah START

1. Beritahu korban dengan kriteria minor untuk menyelamatkan diri atau


menyelamakan diri atau membantu proses RPM (Respiras/pernapasan, Perfusi,
Status Mental).
2. Lakukan pengamatan primer atau RPM (Respiras/pernapasan, Perfusi, Status
Mental).
 Respirasi
Hal pertama yang kita periksa adalah adanya respirasi.
NONE?
Membuka jalan napas
Masih ada?
Tag hitam, dead
Apakah pernapasan dipulihkan?
Tag red, immidiate
Kaji tingkat pernapasan, rate diatas 30 kali permenit?; tag red, immidate, rate di
bawah 30 kali permenit? Pindah untuk menilai kriteria perfusi.
 Perfusi
Radial Pulse Absen atau kapiler refill lebih 2 detik, tag red, immidiate
Pulse radial hadir atau kapiler refill kurang 2 detik (normal) pindah untuk menilai
status mental.
 Status Mental
Tidak bisa mengakui perintah sederhana? (status mental sadar atau diubah). Tag red,
immidate.

Setelah melakukan RPM pasangkan kode warna pada korban, lakukan evakuasi.

Menurut Veenema tahun 2007, The Jumpstart Pediatrik MCI Triage adalah alat
objektif pertama yang dikembangkan secara khusus untuk triage anak-anak dalam pengaturan
multi-korban/bencana. Tujuan dari The Jumpstart Pediatrik MCI Triage yaitu: untuk
mengoptimalkan triage utama anak-anak terlukadalam pengaturan MCI, untuk meningkatkan
efektivitas alokasi sumber daya untuk semua korban MCI, untuk mengurangi beban
emosional pada personil triase yang mungkin harus membuat keputusan cepat atara hidup dan
mati anak-anak dalam keadaan kacau.
References

1. Aghababian, Richard V. 2011. Essentials Of Emergency Medicine Second Version.


Canada. Jones & Barlett Learning.
2. Benson M, Koenig KL, Schultz CH. Disaster triage: START, then SAVE-a new
method of dynamic triage for victims of a catastrophic earthquake. Prehospital
Disaster Med. 1996; Apr-Jun; 11(2): 117-24 [PubMed Citation].
3. Lumbu, Roby Stevi, dkk. 2012. Sistem Informasi Triage untuk Penanggulangan
Korban Bencana. Diunduh dari pasca.unhas.ac.id/jurnal
files/8768da6098d6b543a7209f1b81b9797.pdf.
4. Oman, Chatleen Jane, Koziol M & Linda J.S. 2008 Panduan Belajar Keperawatan
Emergensi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5. Setyawan, Febri Endra Budi. 2019. Manajemen Rumah Sakit. Sidoarjo: Zifatama
Jawara.

Anda mungkin juga menyukai