JAWABAN :
Penting untuk diingat bahwa pengkajian primer ini harus dilakukan dengan cepat dan
dalam urutan yang sistematis untuk memastikan identifikasi cepat dan penanganan
kondisi yang mengancam jiwa. Jika ditemukan masalah atau keadaan darurat, intervensi
segera harus dilakukan untuk menjaga stabilitas pasien.
2) Tindakan Minimal:
Prioritas 1 (Merah): Lakukan penanganan segera seperti penghentian
pendarahan, pemulihan jalur napas, dan pemberian oksigen. Segera evakuasi ke
fasilitas medis.
Prioritas 2 (Kuning): Berikan perawatan intermediate, stabilkan kondisi, dan
siapkan untuk evakuasi. Tetap awasi tanda-tanda vital.
Prioritas 3 (Hijau): Berikan perawatan ringan atau pertolongan pertama pada
luka ringan. Pastikan korban tetap nyaman dan aman.
Prioritas 4 (Hitam): Tidak memberikan perawatan medis aktif. Fokus pada upaya
penyelamatan untuk mereka yang masih dapat dibantu.
Triage memerlukan keputusan cepat dan rasional berdasarkan evaluasi cepat kondisi
pasien. Meskipun tindakan minimal dapat dilakukan pada tahap triage, penting untuk
segera merujuk pasien dengan cedera berat ke fasilitas medis yang dapat
memberikan perawatan lebih lanjut. Triage harus selalu diikuti dengan pemantauan
terus-menerus dan penyesuaian prioritas berdasarkan perubahan kondisi korban.
Sistem triage START dirancang untuk memberikan penilaian cepat dan sederhana dalam
situasi darurat dengan jumlah korban yang besar. Ini membantu mengidentifikasi korban
dengan cedera berat yang membutuhkan perawatan segera untuk meningkatkan peluang
bertahan hidup.
4. Seorang laki-laki, 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada disertai sesak nafas.
Hasil pengkajian pasien tampak meringis, nyeri skala 7, pasien tampak memegangi dada
sebelah kiri, pucat, TD 130/100 mmHg, frekuensi nadi 102x/menit, frekuensi nafas 30
x/menit. Apa masalah keperawatan utama pada pasien tersebut? (penentuan diagnosa
berdasarkan SDKI)
Berdasarkan pengkajian yang disediakan, masalah keperawatan utama pada pasien tersebut
dapat diidentifikasi sebagai "Nyeri Akut" atau "Angina Pektoris." Berikut adalah pertimbangan
untuk menetapkan diagnosa keperawatan:
1) Nyeri Dada:
Pasien mengalami nyeri dada dengan tingkat skala 7, yang menunjukkan tingkat
nyeri yang cukup tinggi.
Pasien tampak meringis dan memegangi dada, tanda-tanda nyeri yang signifikan.
Nyeri dada seringkali merupakan gejala dari masalah kardiovaskular, seperti angina
pektoris atau infark miokardium.
2) Gejala Sesak Nafas:
Pasien mengeluh sesak nafas, yang dapat menjadi gejala tambahan dari masalah
kardiovaskular, terutama jika terkait dengan nyeri dada.
3) Pucat dan Vital Sign Tidak Stabil:
Pasien tampak pucat, yang dapat mengindikasikan penurunan perfusi atau sirkulasi
yang tidak memadai.
Tekanan darah tinggi (130/100 mmHg) dan frekuensi nadi dan nafas yang
meningkat dapat menunjukkan adanya ketidakstabilan hemodinamik
4) Faktor Risiko Kardiovaskular:
Pasien adalah laki-laki berusia 45 tahun, usia yang dapat meningkatkan risiko
masalah kardiovaskular.
Gejala nyeri dada, sesak nafas, dan tanda-tanda vital yang tidak stabil memerlukan
penilaian lebih lanjut dan penanganan segera untuk menentukan apakah pasien
mengalami masalah kardiovaskular akut seperti infark miokardium.
5. Sebutkan beberapa intervensi keperawatan dan luaran untuk masalah keperawatan pada
no 4. (penentuan intervensi berdasarkan SIKI dan luaran berdasarkan SLKI)
Untuk masalah keperawatan "Nyeri Akut" atau "Angina Pektoris" pada pasien dengan
gejala nyeri dada, sesak nafas, dan tanda-tanda vital yang tidak stabil, beberapa intervensi
keperawatan dan luaran yang mungkin dilakukan adalah:
1) Intervensi Keperawatan:
a. Pengelolaan Nyeri:
Berikan analgesik atau obat antiangina sesuai protokol.
Monitor skala nyeri untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan nyeri.
b. Pemantauan Tanda-tanda Vital:
Monitor tekanan darah, nadi, dan frekuensi nafas secara teratur.
Pantau saturasi oksigen untuk mengevaluasi fungsi respirasi.
c. Stabilisasi Hemodinamik:
Jaga kestabilan hemodinamik dengan memantau tekanan darah dan frekuensi
nadi.
Berikan terapi untuk mengendalikan tekanan darah jika diperlukan.
d. Oksigenasi:
Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk memastikan pasien mendapatkan
oksigenasi yang adekuat.
e. Pemantauan Elektrokardiogram (EKG):
Lakukan EKG untuk menilai aktivitas listrik jantung dan mengidentifikasi
perubahan iskemik atau infark.
f. Edukasi Pasien:
Sampaikan informasi kepada pasien tentang kondisi kardiovaskularnya dan
rencana perawatan yang direncanakan.
2) LUARAN (OUTCOME):
a. Pengurangan Nyeri:
Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri pada skala nyeri.
b. Stabilisasi Tanda-tanda Vital:
Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi nafas) stabil dalam batas
normal.
c. Perbaikan Fungsi Respirasi:
Pasien mengalami perbaikan dalam fungsi respirasi dan tidak lagi mengeluh
sesak nafas.
d. Pemantauan EKG yang Stabil:
Hasil EKG menunjukkan aktivitas listrik jantung yang stabil tanpa perubahan
iskemik yang signifikan.
e. Kepuasan Pasien dan Keluarga:
Pasien dan keluarga merasa puas dengan informasi yang diberikan dan merasa
terlibat dalam perencanaan perawatan.
f. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan:
Terlibat dalam kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menentukan rencana
perawatan jangka panjang dan tindak lanjut pasien.
g. Keamanan dan Kesejahteraan Pasien:
Pasien mengalami peningkatan keamanan dan kesejahteraan setelah penanganan
dan intervensi yang tepat.