Anda di halaman 1dari 7

KONSEP TRIASE

Gusti Ayu Ciananda

25-02-2020

Abstrak

Keselamatan klien yang harus menjadi hal utama yang harus dilakukan
dan menjadi sumber penting untuk meningkatkan pelayanan dan setandar
kesehatan di ruang IGD. Tindakan triage dilakukan oleh petugas pertama
yang tiba ditempat kejadian dan tindakannya harus dilakukan berulang-
ulang karena status triage dapat berubah-ubah. Mengidentifikasi tipe
pasien yag memerlukan berbagai level. Huruf dan angka yang sering
digunakan antara lain, prioritas 1 atau emergency, prioritas 2 atau urgent,
prioritas 3 atau non urgent.

A. Pengertian triage
Triage merupakan pemisahan pasien berdasarkan berat cidera dan penyakit
yang dialami. Untuk mengetahui berat ringanya penyakit dan menentukan
prioritas perawatan gawat darurat. (Lumbantouran, 2015, p. 137)
Tindakan triage dilakukan oleh petugas pertama yang tiba ditempat
kejadian dan tindakannya harus dilakukan berulang-ulang karena status
triage dapat berubah-ubah, evakuasi juga tidak bisa dilakukan di tempat
kejadian.
Triage merupakan tidakan keperawatan yang harus dilakukan dengan
segera tepat dan benar. (Wijaya, 2019, p. 297)
B. Tujuan triage
1. Menepatkan orang dan meberikan tempat yang benar sesuai waktu dan
alasan yang benar juga.
2. Menilai secara cepat pasien yang membutuhkan tindakan segera
3. Menetapkan dan memilih pasien yang datang keeergenscy secara tepat.
Triage dilakukan berdasarkan:
a. Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure
b. Beratnya cidera
c. Jumlah pasien
d. Target kesehatan yang tersedia
e. Kemungkinan hidup pasien
Macam-macam penilaian triage yang dapat dilakukan pada korban
masal:
a. Menilai tanda-tanda vital dan keadaan pasien
b. Menilai kebutuhan medik dari pasien
c. Menilai kemungkinan hidup pasien
d. Menilai tujuan yang ada ditempat kejadian
e. Membuat prioritas penangulangan pasien
f. Memasang color ttag sesuai dengan prioritas pasien
C. Penilaian tingkat kegawatan triage
Jika semua data sudah terkumpul lengkap dan akurat UGD dapat
menggunakan informasi tersebut untuk menganalisis dan memberian
arahan dari hasil yang didapatkan. Ada dua triage yang bisa digunakan:
1. Digunakan selama oprasional sehari-hari didalam Emergency disaster.
2. Diginakan selama bencana.
D. Klasifikasi triage
Mengidentifikasi tipe pasien yag memerlukan berbagai level
Huruf dan angka yang sering digunakan antara lain, prioritas 1 atau
emergency, prioritas 2 atau urgent, prioritas 3 atau non urgent.
Klasifikasi triage menurut tingkatan atau level
a. Gawat darurat (prioritas 1: P1)
Gawat darurat merupakan yang mengancam nyawa dimana pasien
membutuhkan tindakan segera.
b. Gawat tidak darurat (prioritas2: P2)
Kondisi gawat tidak gawat pasien yang memiliki penyakit yang
mengancam nyawa namun tindakannya tidak memiliki tindakan gawat
darurat.
c. Darurat tidak gawat (prioritas 3: P3)
Kategori ENA
d. Tidak gawat tidak darurat (prioritas 4: p4)
Tidak memerlukan tindakan gawat darurat. (Mardalena, 2017, pp. 19–
20)

E. Prioritas menurinkan angka kematian selama bencana


Ada beberapa sistem penilaian yang dapat dilakukan:
1. Single patient triage
Dasar dari triage ini yaitu menangulangi pasien yang dapat meninggal
bila tidak dilaukan resusitasi segera.
Single patient triage dibagi beberapa bagian:
a. Emergent/immediate/priority 1: pasien dalam kategori ini harus
mendapat prioritas. Tindakan yang masuk ke golongan ini yaitu:
Cidera berat
Infark miokard akut
Ganguan airway
Shock
Anafilaksia
b. Urgent/priority 2: pasien membutukan pertolongan hanya beberapa
jam. Pasien ini biasanya secaa fisiologis setabil tetapi bisa dapat
memburuk bila tidak ditangani dalam beberapa jam seperti:
Cedera spinal
Stroke
Appendiksitis
Cholesistitis
Non-urgent/ Delayet/ priority 3: pasien ini masih stabil secara
hemodinamik seperti:
Laselari kulit
Demam
d. Mati/ non salvgeable: sudah tidak ada nafas lagi meskipun sudah
dieri dan dibebaskan untuk bernafas. (Lumbantouran, 2015, p. 140)
2. Rautine multipele casualy triage
a. Simpel triage dan rapid tretment (START)
START memungkinkan seseorang melakukan triage pada pasien
dalam waktu 60 detik atau lebih cepat dengan mengevalusi:
Respirasi
Erfusi
Status mental pasien
b. prinsipnya untuk mengatasi nyawa, jalan nafas yang tersumbat dan
pendarahan masif arteri. START dapat dengan cepat dan akurat
untuk mengklsifikasi pasien dalam empat kelompok terapi:
1. Hijau: pasien sadar dan dapat jalan dipisahkan dengan pasien
lain.
2. Kuning: semua pasien yang tidak terasuk MERAH dan
HIJAU.
Kelompok ini termasuk yang tidak berbahaya seperti fraktur
tulang pendek.
3. Merah (10-20%): semua ganguan yang meliputi, airway,
brething, circulation,disability, dan exposure termasuk
golongan merah.
Proses start tidak boleh melebihi waktu 60 detik/pasien.
Cara kerja START
Evaluasi dapat menjadi 4 bagian:
1. Meningal (Hitam)
Tidak memperlihatkan pernapasan walaupun sedudah
membersihkan airway.
2. Segera (merah)
Sesudah respons airway hanya emperlihatkan perasaan.
3. Kelambatan (kuning)
Biasanya pasien ini hanya lesu dan tidak terlalu drob.
4. Minor (hijau)
Masih bisa berjalan. (Lumbantouran, 2015, pp. 141–142)

Tahapan metode START

1. Yangkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan aba-aba


memerintahkan atau mengerakkan pasien berdiri dan berjalan kelokasi
tertentu dengan aman. Dengan diberi warna HIJAU.
2. Langkah ke dua tidak berdiri dan bergerak yang menjadi pengkajian
prioritas selanjutnya dan membutuhkan pertolongan segera dengan
diberi lebel warna MERAH.
3. Lebel warna KUNING tidak terlalu darurat. (Dewi, 2011, pp. 7–8)

C. metode ATS

Suatu sistem kegawat daruratan yang mengutamakan pasiennya berdasarkan


kegatdaruratan mempunyai batasan waktu. (Cannon et al., 2016)

Sistem ini mempunyai lima kategori yaitu:

1. Kategori 1(segera)
2. Kategori 2 (waktu 10 menit)
3. Kategori 3 (waktu 30 menit)
4. Kategori 4 (waktu 60 menit)
5. Kategori 5 (waktu 120 menit)

D. metode CTAS
Dari metode CTAS ini dapat dibagi 5 level yang sangat bereran penting di
keperawatan IGD (Cannon et al., 2016)

Level 1 (warna biru) resutation dilaukan perawatan trus menerus

Level 2 (merah) emergent dilakukan 15 menit

Level 3 (kuning) urgent dilakukan selama 30 menit

Level 4 (hijau) lest urgent dilakuan selama 60 menit

Level 5 (putih) nourgent delakukan selama 120 menit


DAFTAR PUSTAKA

Cannon, M., Roitman, R., & Ranse, J. (2016). Development of a Mass-Gathering


Triage Tool : An Australian Perspective Development of a Mass-Gathering
Triage Tool : An Australian Perspective. December.
https://doi.org/10.1017/S1049023X16001242

Dewi, K. (2011). Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat.


Selemba.Medika.

Lumbantouran, P. (2015). BTCLS DISASTER MANAGEMENT.Bogor.yayasan


pelatih keperawatan indonesia.

Mardalena, I. (2017). Asuhan Gawat Darurat. Yokyakarta.Pustaka Baru Fress.

Wijaya, andra S. (2019). KEGAWATDARURATAN DASAR. Jakarta Timur. cv.


Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai