BENCANA
By: Ns.Ola
PROSES INISISASI AWAL PADA BENCANA
Respiratory Assessment
Jika terdapat seorang korban yang tidak bernapas,
perbaiki posisi kepala dan bebaskan jalan napas. Jika
pernapasan spontan tidak juga muncul beri korban tanda
black tag atau tanda ‘D’. Jangan coba untuk melakukan
RKP, karena banyak pasien yang mungkin meninggal
sementara kita menolong korban ini.
Perfusion Assessment
Jika korban bernapas, periksa frekuensinya, apabila lebih dari
30 kali/menit, dengan ujung kaki dan tangan dingin, basah dan
pucat, kemungkinan korban akan mengalami syok. Beri tanda
red tag atau tanda ‘I’, kemudian baringkan korban, tinggikan
tungkai bawah (posisi syok) dan selimuti dengan jaket, selimut
atau pakaian yang kering.
Jika korban yang didapatkan bernapas dengan frekuensi
kurang dari 30 kali/menit, periksa perfusinya (sirkulasi darah)
dengan menekan dan lalu melepas ujung kuku, jika ujung kuku
kembali merah muda dalam waktu lebih dari dua detik, beri
korban red tag atau tanda ‘I’. Kontrol perdarahan yang signifikan
dengan melakukan direct pressure dapat dilakukan pada tahap
ini.
Mental State Assessment
Jika korban bernapas kurang dari 30 kali/menit, dengan capillary refill
kurang dari dua detik, kemudian periksa status mentalnya. Tanyakan nama dan
apa yang telah terjadi. Jika korban tidak dapat menjawab, atau menjawab
dengan tidak jelas (meracau), tanyakan lagi, katakan bahwa Anda bertanya
untuk memastikan apakah status mental korban baik. Jika korban bingung, itu
mungkin pertanda dari kerusakan/cedera pada otak, beri red tag atau tanda ‘I’.
Korban yang termasuk dalam kategori ini yaitu korban trauma capitis dengan
pupil anisokor, gangguan pernapasan, atau korban dengan perdarahan
eksternal massif.
Jika korban dapat menjawab dengan baik dan memiliki orientasi yang baik
beri tanda ‘DEL’ atau beri yellow tag yang menandakan bahwa korban cukup
stabil dan dapat mentoleransi penundaan ke rumah sakit. Korban yang
termasuk dalam kategori ini yaitu korban dengan resiko syok, korban dengan
fraktur multipel, korban dengan fraktur femur/pelvis, korban dengan luka
bakar luas, korban dengan gangguan kesadaran serta korban dengan status
tidak jelas.
Triase 3
Lakukan evaluasi pada korban dengan red tag
untuk memberikan pertolongan pertama. Beri
pertolongan pertama pada korban, jika jumlah
paramedis tidak memadai, latih dengan cepat
korban dengan minor injuries ataupun orang di
sekitar tempat kejadian untuk melakukan
tindakan resusitasi/pertolongan pertama pada
korban.
Triase 4
Lakukan evaluasi pada korban dengan yellow tag
untuk memberikan pertolongan. Beri
pertolongan kepada korban dengan
memberdayakan korban dengan minor injuries,
orang di sekitar tempat kejadian ataupun korban
sendiri untuk melakukan tindakan pengobatan
dengan mengajarkan kepada mereka apa yang
harus dilakukan.
Triase 5
Tempatkan beberapa orang paramedis, jika paramedis
kurang, latih beberapa korban minor injuries untuk
mengawasi korban ringan lain dari tanda-tanda syok.
Jika waktu memungkinkan, periksa semua korban
untuk tanda-tanda syok. Periksa akan adanya
pernapasan yang cepat, wajah pucat dengan ujung
kaki dan tangan dingin yang merupakan tanda awal
syok. Usahakan agar semua korban berada dalam
keadaan hangat dan kering untuk menghindari
kemungkinan terjadinya syok karena hipotermia.
Reverse Triage
Sebagai tambahan pada standar triase yang dijalankan,
terdapat beberapa kondisi dimana korban dengan cedera
ringan didahulukan daripada korban dengan cedera berat.
Situasi yang memungkinkan dilakukan reverse triage yaitu
pada keadaan perang dimana dibutuhkan prajurit yang terluka
untuk kembali ke medan pertempuran secepat mungkin. Selain
itu, hal ini juga mungkin dilakukan bila terdapat seumlah besar
paramedis dan dokter yang mengalami cedera, dimana akan
merupakan suatu keuntungan jika mereka lebih dulu
diselamatkan karena nantinya dapat memberikan perawatan
medis kepada korban yang lain.
Simple Triage and Rapid Treatment
(START)
• Prioritas-1 (Merah); pasien dengan tingkatan ini memiliki
prioritas terbesar dimana pasien yang mencakup
tingkatan ini adalah pasien yang memiliki cedera dengan
ancaman nyawa, resiko sesak nafas atau terdapat
kemungkinan dan terjadi shock, membutuhkan bantuan
segera untuk tetap hidup dan memiliki kemungkinan
selamat yang besar apabila dilakukan penanganan dan
ditransportasikan dengan cepat. Akan tetapi pasien
dengan cedera berat di kepala atau dada tidak
dimasukkan dalam kategori ini karena memiliki
kemungkinan selamat yang kecil.
• Prioritas-2 (Kuning); pasien dengan tingkatan
ini akan ditangani dan ditransportasikan
setelah pasien dengan prioritas pertama.
Contohnya pasien yang memiliki cedera pada
mata, luka bakar yang tidak begitu parah,
deformitas pada anggota gerak, dll.
• Prioritas-3 (Hijau); pasien dengan tingkatan ini
tidak memiliki cedera yang serius,
memerlukan pengobatan yang minimal dan
dapat menunggu pengobatan tanpa
mengalami cedera yang bertambah parah.
Selain kategori di atas, masih ada 1 kategori lagi yaitu prioritas-0 atau Hitam. Pasien
dengan prioritas ini berarti tidak dapat dilakukan penanganan lagi seperti sudah
meninggal atau memiliki cedera yang fatal, contohnya cedera di kepala dan dada
yang serius
Triase dua tingkatan
• Segera : pasien membutuhkan pertolongan segera
karena cederanya dapat menyebabkan kematian
tetapi dapat selamat apabila mendapat pertolongan
segera.
• Ditunda : pertolongan yang diberikan dapat ditunda
dan biasanya pasien ini memiliki cedera minor atau
pasien yang memiliki cedera yang sangat serius
sehingga mereka dapat meninggal meskipun
mendapat pertolongan yang sangat intensif ataupun
pasien yang sudah meninggal.
Medical Emergency Triage (METTAG)
Tandu basket
Tandu scoop
Matras vakum
Tandu kursi
Spinal board
Mempersiapkan korban
Aturan Umum Alat Angkut
untuk ditransportasikan