Anda di halaman 1dari 29

MACAM-MACAM POSISI

PASIEN
DALAM KAMAR OPERASI
Anggota Kelompok :

• Aji Wisnu Wardhana P1337420617012


• Hadania Madhita Tiara Asy’ari P1337420617010
• Mega Ayu Lestari P1337420617029
• Tania Setyo C P1337420617067
• Athallah Muafanudin P1337420617078
Pengertian Pengaturan Posisi
Pasien
Suatu posisi pasien yang aman dan nyaman tanpa
menimbulkan resiko pasca bedah Menurut Association of
Operating Room Nurse (AORN) → pengaturan posisi
sehingga klien bebas dari cedera adalah bagian dari hasil
akhir pembedahan yang diharapkan (Gruendemann, 2006)
Pemberian posisi merupakan suatu kebutuhan yang dapat
mendukung keamanan klien selama pembedahan.
Tujuan Manajemen Posisi
Bedah
Menghasilkan area pembedahan yang optimal,
meningkatkan keamanan, menurunkan resiko cidera, serta
memudahkan akses dalam pemberian cairan intravena, obat
dan bahan anestesi.
Persiapan dalam Pengaturan
Posisi
a. Persiapan mengatur posisi petugas
b. Persiapan mengatur posisi peralatan
Beberapa bagian dari table attachment
yang biasa digunakan selama
memposisikan
•   Safety Table Straps
•   Armboard Dan Wrist Restraints
•   Stirrup Dan Penyokong Popliteal Knee
•   Head Rest Dan Attachments
•   Kidney Elevator Dan Kidney Rest
•   Shoulder Brace, Penyokong Dan Overhead Arm Rest
• Footboard
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan
dalam mengatur posisi
• Saat memindahkan pasien, meja operasi harus dalam
keadaan terkunci 
• Papan tangan dijaga jangan sampai hiperekstensi 
• Usia pasien 
• Tungkai tidak saling bersilang 
• Jenis posisi 
• Tidak menekan selang-selang yang terpasang 
• Tidak boleh merubah posisi tanpa ijin ahli anstesi 
• Meja mayo dan meja instrumen tidak boleh menekan
tubuh pasien 
Kriteria Yang Harus Dipenuhi
dalam mengatur posisi

Keamanan dan kenyamanan tidak terjadi


ganguan respirasi, tidak terjadi gangguan
sirkulasi, tidak terjadi penekanan syaraf
pemenuhan kebutuhan individu pandangan
daerah operasi.
Prinsip dalam Mengatur Posisi di
Meja Operasi
Posisi pasien yang sesuai tidak hanya penting
untuk keselamatan pasien tapi juga memengang
peranan penting dalam mengoptimalkan exposure
pembedahan, menjamin anestesi yang adekuat
dan aman, dan membuat ahli bedah nyaman
untuk melakukan operasi yang lama.
Macam-Macam Posisi Pasien
Di Meja Operasi
1. Supine (dorsal recumbent)

Posisi paling umum dan natural adalah posisi supine (dorsal


recumbent)
Prosedur: bedah perut, ekstremitas, pembuluh darah, dada,
leher, wajah, telinga, payudara
Teknik Memposisikan:

1. Pasien terlentang dengan lengan disamping tubuh 


2. Bantalan kecil diletakkan di bawah kepala dan leher
serta bawah lutut
3. Titik yang rentan terhadap tekanan diberikan bantalan,
seperti tumit, siku dan sakrum
4. Jika prosedur akan dilakukan lebih dari 1 jam atau
pasien khusus yang rentan terhadap tekanan , harus
digunakan egg crate atau flotation mattres 
5. Pengaman tali pengikat harus diberikan 2 inchi di atas
lutut
6. Jika kepala diubah ke satu sisi, harus digunakan
doughnut atau head rest special untuk menjaga syaraf
wajah superficial dan pembuluh darah
7. Mata harus dijaga dengan menggunakan eye patch,
dan salep untuk mencegah kekeringan.
2. Prone 

Prosedur : Pembedahan pada permukaan posterior tubuh,


seperti tulang belakang, leher, pantat, ekstremitas bawah
Teknik memposisikan:

1. Induksi anestesi yang ditunjukkan di posisi supine pada


tempat tidur pasien atau meja operasi. Ketika tidak
sadar, pasien di “log rolled”
2. Chest rolls atau guling diletakkan di meja
operasi sebelum memposisikan, menurut panjangnya
pada kedua sisi
3. Foam head rest atau doughnut; kepala dibalik ke
salah satu sisi atau muka ditundukkan
4. Lengan pasien dirotasikan ke bantalan armboard,
menyebabkan lengan bergerak pada rental normalnya,
siku-siku ditekuk
5. Bantalan di lutut dan bantal pada ekstremitas
bawah untuk mencegah jari kaki menyentuh matras
3. Trendelenburg

  Prosedur: Abdomen bawah, organ pelvis


Teknik memposisikan: 

 
1. Pasien supine dengan kepala lebih rendah daripada
kaki
2. Shoulder braces tidak boleh digunakan karena
dapat menyebabkan kerusakan brachial pleksus. Jika
dibutuhkan, harus diberi bantalan yang baik dan
diletakkan over acrominal pada scapula
3. Modifikasi posisi ini dapat digunakan untuk syok
hipovolemik
4. Posisi ekstremitas dan pengaman tali pengikat
sama dengan posisi supine.
4. Reverse Trnedelenburg

 
• Prosedur: Abdominal atas, kepala dan leher, bedah wajah
Teknik memposisikan: 

 
1. Pasien supine dengan kepala lebih tinggi dari kaki
2. Bantal kecil dibawah leher dan lutut
3. Bantalan yang baik footboard harus digunakan untuk
mencegah licin kaki di meja
4. Antiembolik harus digunakan jika posisi digunakan
untuk periode waktu yang lama
5. Pasien harus di kembalikan ke posisi supine secara
perlahan
5.  Lithotomy

 
Prosedur:Bedah perineal, vaginal, rectal, kombinasi
prosedur abdominal-vaginal.
Teknik memposisikan: 
 
1. Variasi dari posisi supinasi, dapat berbahaya dan tidak
nyaman untukpasien
2. Pasien ditempatkan pada posisi supine dengan pantat
dekat dengan meja bawah (area sacrum harus
diberikan bantalan yang baik)
3. Kaki di letakkan di stirrup atau knee rest di meja operasi
pada kedua sisi.
4. Tinggi stirrup tidak boleh terlalu tinngi atau rendah,
tetapi sama pada kedua sisi
5. Bantalan stirrup (knee brace) tidak harus
menekan struktur pembuluh darah atau syaraf di
ruang popliteal
6. Tekanan dari logam strirrup melawan bagian atas dalam
paha / betis harus dicegah
7. Kaki harus dinaikkan dan diturunkan
6.  Modified Fowler ( Duduk)

Prosedur: Otorhinology (telinga dan hidung), neurosurgery


(posterior atau oksipital)
Teknik memposisikan: 

1. Variasi dari posisi reverse tredelenburg. Pasien supine,


dengan meja atas dapat fleksikan (footboard optional),
backrest dielevasikan, lutut difleksikan, arm rest pada
bantal yang diletakkan di pangkuan, pengaman tali
pengikat diberikan 2 inchi diatas lutut
2. Tekanan pada area scapula, olecranon, scrum, ischial
tuberositis, dan calcaneus
3. Bergerak lambat dalam perubahan posisi harus
digunakan untuk mencegah perubahan drastis pada
pergerakan volume darah.
4. Antiembolic harus digunakan untuk menbantu aliran
balik vena
5. Ketika penggunaan neurologi headrest khusus, mata
harus dijaga
7. Kraske (Jackknife)

Prosedur: Prosedur rectal, sigmoidoscopy, colonoscopy


Teknik memposisikan:

1. Variasi dari posisi prone


2. Meja di fleksikan (90 derajat)
3. Semua perlindungan dengan posisi prone di ubah
dengan posisi Kraske
4. Meja (pengaman) tali pengikat diberikan di atas paha
8.  Lateral recumbent

• Prosedur: Bedah thorak dan ginjal


Teknik memposisikan: 

1. Bantalan khusus “bean bag atau Vac-Pac” diletakkan


di meja operasi
2. Awalnya, pasien diposisikan supine untuk induksi
3. Pasien kemudian diangkat dan diubah kedalam sisi
nonoperatif (biasanya dibutuhkan 4 orang untuk
memindahkan)
4. Kepala disokong dan diluruskan dengan spinal column
9. Tyroiditis position

• Prosedur : Operasi
daerah,leher,thyroidectomy,tracheostomy,larink
10. Cholethiasis

• Prosedur : Operasi Bladdera,liver


THANK YOU..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai