Syndrome Kelompok 4 Ade Resti W Marleni Nur S Firman Satria M Taufik R Ida Setiani Nurhusnainayah 1. PENGERTIAN • SARS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS (SARS- CoV). Penderita yang terkena SARS mengalami gangguan pernafasan yang akut (terjadi dalam waktu cepat) dan dapat menyebabkan kematian. SARS merupakan penyakit menular dan dapat mengenai siapa saja, terutama orang tua. • SARS adalah suatu jenis penyakit pernapasan akibat virus yang pertama kali terjadi di beberapa negara Asia. Penyakit ini kemudian menyebar ke Amerika dan Eropa. Virusnya bernama SARS-corona virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas. para ahli percaya SARS pertama kali berkembang di dalam tubuh binatang. ini berdasarkan temuan mereka akan virus yang sama yang ada di dalam tubuh musang. 2. ETIOLOGI • Penyakit SARS disebabkan oleh kelompok virus corona, yang merupakan penyebab influenza. Penularan virus terjadi secara airborne (melalui perantara udara), Saat ada pasien SARS batuk atau bersin, partikel virus ikut berterbangan. Apabila partikel virus ini dihirup oleh orang yang sehat maka tertularlah orang tersebut dengan SARS. Kontak langsung dengan barang yang telah terkontaminasi juga dapat menularkan SARS, karena virus SARS dapat bertahan sampai kurang lebih 6 jam. 3. KLASIFIKASI Menurut stadium SARS dibagi menjadi dua, yaitu: • Stadium 1, dimulai dengan suatu gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-7 hari setelah inkubasi dan khas ditandai dengan gejala mirip flu yang mulai terjadi 2-7 hari setelah inkubasi dan khas ditandai dengan prodromal berupa demam >38°C dengan tanpa menggigil, dapat disertai dengan gejala yang tidak spesifik seperti malaise, sakit kepala, mialgia, anoreksia dan pada beberapa pasien juga dapat mengalami diare. Stadium ini berlangsung 3-7 hari. • Stadium 2, adalah fase gejala saluran pernafasan. Fase ini secara tipikal dapat mulai terjadi 3 hari setelah inkubasi. Pasien mengalami batuk kering, sesak nafas, dan pada sebagian kasus dapat timbul hipoksemia yang progesif. Gejala ini dapat berkembang menjadi kegagalan pernafasan yang memerlukan inkubasi dan ventilasi mekanik. SARS juga dapat dibedakan menjadi 3 derajad : • Derajad 1 : (derajad ringan / klasik) ditandai demam >3 hari, batuk tidak produktif, foto dada tidak ada gambaran pneumonia dan penderita sembuh dengan sendirinya. • Derajad 2 : (derajad sedang) gejala klasik ditambah kelainan diparu dan penderita akan sembuh dengan baik atau justru jatuh kederajad berat. • Derajad 3 : (derajad berat) ditandai denga gejala sukar bernafas dan hipoksia 4. PATOFISIOLOGI • Penyebab penyakit SARS disebabkan oleh coronavirus. Virus ini stabil pada tinja dan urine . Virus corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian menyebabkan paru- paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga melalui pakaian dan alat-alat yang terkontaminasi. 5. MANIFESTASI KLINIS • Suhu badan lebih dari 38 drajat , ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek- pendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspect SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau terjadi gagal pernapasan, orang itu bisa disebut probable SARS atau bisa diduga terkena SARS. • Gejala lainnya sakitkepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik- bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS itu. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan pemeriksaan medis sebelum seseorang disimpulkan terkena penyakit ini. Paru- parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis. 6. PROSEDUR DIAGNISTIK 1) Pemeriksaan radiologis : air bronchogram : Streptococcus pneumonia. 2) Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis, karenakekurangan oksigen). 3) Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis SARS :Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan cairan di tempat yangseharusnya terisi udara), Gas darah arteri, Hitung jenis darah dan kimia darah dan Bronkoskopi. 4) Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit 5) Pemeriksaan Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atautranstrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsy 6) Test DNA sequencing bagi coronavirus yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat akurat. Test yang lama hanya mampu mendeteksi antibody. 7. PENATALAKSANAAN • Seseorang yang sudah positif terkena SARS, maka penderita harus diisolasi di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan berupa antibiotik, antivirus, anti peradangan golongan steroid, oksigen, dan bantuan pernafasan. Pasien dengan SARS umumnya mengalami gejala depresi dan cemas. Begitu pula dengan keluarga pasien. Faktor psikologi seperti ini juga penting diperhatikan, sehingga dibutuhkan dukungan dan konseling bagi pasien dan keluarga. • Sampai saat ini belum ada vaksin untuk pencegahan infeksi virus SARS. Cara pencegahan paling efektif adalah memutus rantai penularan. Pada sebagian besar kasus, SARS menular dengan kontak yang sangat dekat, sehingga pencegahan yang tepat adalah dengan melakukan isolasi pada pasien yang terinfeksi. Menghindari dan mengurangi kontak dengan pasien SARS menurunkan risiko tertular. Tindakan pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan dengan sabun, menutup mulut saat batuk dan bersin atau menggunakan masker, tidak berbagi alat makan dan alat lain dengan orang lain, dan menggunakan sarung tangan bila akan melakukan kontak dengan cairan tubuh seseorang. 8. KOMPLIKASI Komplikasi SARS akan mengakibatkan dampak komplikasi pada : • Gagal nafas • Gagal hati • Gagal jantung ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SARS Status kesehatan saat ini : Keluhan Utama Demam disertai menggigil dan rasa sakit disekujur badan penderita, sakit kepala yang disertai rasa lemah dan lesuh, gangguan pernafasan ringan dan diare. Alasan masuk rumah sakit Pasien mengeluh sesak nafas frekuensi nafas 30x/menit, nadi lebih 100x/menit, gangguan kesadaran, kondisi uumum lemah. Riwayat penyakit sekarang Pasien dengan gejala panas tinggi >38°C selama 3 hari, pasien mengalami batuk sesak dan sulit bernafas, kadang cyanosis . Riwayat kesehatan terdahulu Riwayat penyakit sebelumnya : Kontak dekat dengan orang yang didiagnosis suspek atau probable SARS dalam 10 terakhir, Riwayat perjalanan ke tempat yang terkena wabah SARS dalam 10 hari terakhir, Bertempat tinggal ditempat yang terjangkau wabah SARS. Pemeriksaan fisik Keadaan umum Kesadaran : Pasien SARS ada penurunan kesadaran bahkan sampai tidak sadar jika sudah ketingkat lebih lanjut. (Manurung, 2013, p. 80). Tanda-tanda vital : Pada pasien SARS didapatkan suhu tubuh 38°C selama, RR >30x/menit, Nadi > 100x/menit, Tensi cenderung turun. (Manurung, 2013, p. 80) Body System Sistem pernafasan Inspeksi : Sesak, batuk, nyeri dada, penggunaan alat bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat pernafasan cuping hidung, pola nafas cepat dan dangkat, retraksi otot bantu pernafasan. Palpasi : Sinus frontalis dan maksilaris, terhadap nyeri tekan yang menunjukkan inflamasi Perkusi : suara perkusi redup sampai pekak. Auskultasi : Ronkhi basah, suara nafas bronkial (Manurung, 2013, p. 84) Sistem kardiovaskuler Gejala-gejala yang terkait dengan system kardiovaskular jarang ditemukan, rendahnya tekanan darh berakibat timbulnya rasa pusing Sistem persarafan Nyeri kepala, terjadi penurunan kesadaran Sistem perkemihan Terjadi peningkatan kadar kreatinin kinase Sistem percernaan Mual, muntah, diare, bising usus meningkat, nafsu makan menurun Sistem integument Kulit, bibir, serta kuku penderita tampak kebiruan (sianosis karena kekurangan oksigen) Sistem muskuloskeletal Pada penderita SARS pasien mengalami kaku otot Sistem endokrin Tidak ada perubahan pada sistem endokrin pasien SARS Sistem reproduksi Tidak ada perubahan pada system reproduksi pasien SARS Sistem pengindraan Pada pasien SARS tidak mengalami perubahan pada system pengindraan Sistem imun Virus coronavirus dapat menimbulkan infeksi saluran pernafasan atas dan juga bawah sehingga mengakibatkan system imunitas pernafasan menjadi turun dan berakibat batuk yang lama Pemeriksaan penunjang Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan abnormal (seperti ronki atau wheezing). Tekanan darah seringkali rendah dan kulit, bibir serta kuku penderita tampak kebiruan ( sianosis, karena kekurangan oksigen). Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbuhan cairan ditempat yang seharusnya terisi udara). CT-scan toraks menunjukkan gambaran Bronkiolitis Obleterans Organizing Pneumonia (BOOP). Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah perifer lengkap Pemeriksaan SGOT/SGPT untuk mengetahui fungsi hati Pemeriksaan tes antibody (IgG/IgM) Pemeriksaan molecular (PCR) pada specimen dahak, feses dan darah ferifer. Pemeriksaan deteksi antigen dan kultur virus. Penatalaksanaan Kasus dengan gejala SARS melewati triase (petugas sudah memakai masker N95). Untuk segera dikirim ke ruangan pemeriksaan atau bangsal yang sudah disiapkan. Berikan masker bedah pada penderita. Petugas yang masuk keruangan pemeriksaan sudah memakai penggunaan alat proteksi perorangan (PAPP) Catat dan dapatkan keteranagan rinci mengenai tanda klinis, riwayat perjalanan, riwayat kontak termasuk riwayat munculnya gangguan pernafasan pada kontak sepuluh hari sebelumnya. Pemeriksaan fisik. Diagnosa keperawatan • Gangguan atau kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen • Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas. • Defisit volume cairan berhubungan dengan hipertermi. Intervensi keperawatan A. Dx1 :
• Kaji AGD (Analisa Gas Darah).
• Pertahankan patensi jalan napas (ventilasi). • Dorong mengeluarkan sputum penghisapan bila diindikasikan B. Dx2 :
• Pastikan kebutuhan oral atau tracheal suctioning.
• Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning. • Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning • Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal. • Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan • Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan darinasotrakeal. • Monitor status oksigen pasien • Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion. • Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dan lain-lain. Airway Management : • Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu. C. Dx3 :
• Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
• Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadiadekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan. • Monitor vital sign. • Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian • Lakukan terapi IV • Monitor status nutrisi. • Berikan cairan. • Dorong masukan oral. • Berikan penggantian nesogatrik sesuai output. • Dorong keluarga untuk membantu pasien makan • Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk TERIMA KASIH