Anda di halaman 1dari 19

FILARIASIS

Kelompok 3
Lulu
Puspa
Resti
Siti NF
Sri Rahma
Yurisha
Definisi
Filariasis atau elephantiasis
 Penyakit menular dan menahun
 Infeksi cacing filaria (gigitan nyamuk)
((ada 23 spesies nyamuk dari genus Anophele, Culex,
Mansonia, Aedes, dan Armigere))
 Menimbulkan cacat menetap berupa
pembesaran kaki, tangan, dan organ
kelamin
 Penyakit reemerging disease
Gejala

 Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari.


 Pembengkakan kelenjar limfe
 Pembesaran tungkai, buah dada, dan buah
zakar
Mekanisme Penularan
 Siklus hidup cacing filaria :
1. Tahap satu  perkembangan cacing Filaria
dalam tubuh nyamuk sebagai vector
yang masa pertumbuhan nya kurang
lebih 2 minggu.
2. Tahap kedua  perkembangan cacing Filaria
dalam tubuh manusia (hospes) kurang
lebih 7 bulan.
Penyebab
 Cacing Filaria
Usaha usaha penanganan penyakit filariasis
sebagai tenaga kesehatan lingkungan

1. Penyuluhan tentang pengenalan penyakit


filariasis
2. Menghindari gigitan nyamuk
3. Memberantas nyamuk yang dapat menularkan
penyakit filariasis dengan cara 3M.
4. Pengobatan secara rutin ( untuk yang tertular)
5. rehabilitasi tubuh
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan
Demam yang berulang 3-5 hari, demam ini dapat
hilang saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja
berat. Demam ini terjadi akibat terinfeksi cacing filariasis
melalui gigitan nyamuk yg efektif.
b. Aktifitas/istirahat
Mudah lelah, intoleransi aktivitas, perubahan pola
tidur, ditandai melemahnya otot, massa otot menurun,
respon fisiologi aktivitas ( Perubahan TD, frekuensi
jantung)
c.      Sirkulasi
Perubahan TD, menurunnya volume nadi perifer, perpanjangan
pengisian kapiler.
d.      Integritas dan Ego
Gejala : stress b.d perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan,
putus asa, dsb. Seperti Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri,
marah.
e.      Integumen
Gejala :Kering, gatal,
Tanda :lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.
f.       Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, permeabilitas cairan seperti Turgor kulit buruk,
edema.
g.     Hygiene
Gejala :Tidak dapat menyelesaikan AKS, Penampilan tidak rapi,
kurangnya perawatan diri.
h.      Neurosensoris
Gejala : Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera
peraba, kelemahan otot.
Tanda :Ansietas, refleks tidak normal.
 i. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala.
Tanda : bengkak, penurunan rentang gerak.
j. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit
defisiensi imun, demam berulang, berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe.
 k. Seksualitas
Gejala :Menurunnya libido
Tanda :Pembengkakan daerah skrotalis
 l. Interaksi Sosial
Gejala : Adanya masalah yang ditimbulkan oleh
diagnosis, isolasi, kesepian.
Tanda : dengan perubahan interaksi, harga diri rendah,
menarik diri.
 
m. Pemeriksaan diagnostic
1. Menggunakan sediaan darah malam,
diagnosis menggunakan ELISA dan
rapid test dengan teknik
imunokromatografik assay.
2. USG Doppler  untuk medeteksi
pergerakan cacing dewasa di tali
sperma pria atau kelenjar mamae
wanita. (untuk yang sudah terdeteksi)
B. Diagnosa Keperawata
1. Peningkatan suhu tubuh b.d peradangan pada kelenjar
getah bening
2. Nyeri b.d pembengkakan kelenjar limfe
3. Kurang pengetahuan b.d inefektif informasi
4. Mobilitas fisik terganggu b.d pembengkakan pada
anggota tubuh
5. Kerusakan integritas kulit b.d bakteri, defisit imun, lesi
pada kulit
6. Harga diri rendah b.d perubahan fisik
C. Intervensi
a. Peningkatan suhu tubuh b.d peradangan pada kelenjar
getah bening.
1. Beri kompres pada daerah frontalis dan axial
R/ ↓panas tubuh yang mengakibatkan darah vasokonstriksi sehingga
pengeluaran panas secara konduksi.

2. Monitor TTV (terutama suhu tubuh)


R/ Untuk mengetahui kemungkinan perubahan tanda-tanda vital.

3. Pantau suhu lingkungan dan modifikasi lingkungan sesuai


kebutuhan
R/ membantu mempertahankan/menstabilkan suhu tubuh pasien.

4. Anjurkan kien untuk banyak minum air putih


R/ Diharapkan keseimbangan cairan tubuh dapat terpenuhi.
5. Anjurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat
jika panas ↑
R/ pakaian tipis dan menyerap keringat maka akan mengurangi
penguapan.

6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi


pengobatan (anti piretik).
R/ Diharapkan dapat menurunkan panas dan mengurangi infeksi.
b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe
Intervensi
1. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan /atur posisi), ajarkan teknik relaksasi.
R/ Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dapat
meningkatkan koping.

2. Observasi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).


R/ Menentukan intervensi selanjutnya dalam mengatasi nyeri

3. Anjurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri


R/ Nyeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem syaraf
simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjutan

4. Alihkan perhatian klien dari nyeri yang dialami


R/ Untuk Mengatasi nyeri

5. Kolaborasi pemberian terapi pengobatan (anelgetik).


R/ untuk menghilangkan nyeri.
c. Kurang pengetahuan berhubungan inefektif informasi
1. Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya
R/ memperoleh informasi untuk  dapat melakukan pengobatan mandiri

2. Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki


kesalahan konsepsi/informasi
R/ Klien dapat informasi yang benar dari perawat untuk dapat
merasakan manfaat penanganannya lebih baik

3. Nasehati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan


R/ Dengan terjaganya hygiene, tidak memperparah komplikasi yang
timbul
d. Mobilitas fisik terganggu b.d pembengkakan pada anggota tubuh
1.Lakukan Retang Pergerakan Sendi (RPS)
R/ Meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi

2.Tingkatkan tirah baring / duduk


R/ Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan enegi untuk penyembuhan

3.Berikan lingkungan yang tenang


R/tirah baring lama dapat meningkatkan kemampuan

4.Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi


R/ Menetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan
intervensi

5.Observasi ukuran diameter pada tungkai kaki klien


  R/ untuk mengetahui perubahan ukuran pada tungkai kaki klien
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi
pada kulit
1.Ubah posisi tempat tidur dan kursi sesering mungkin
R/ Mengurangi resiko abrasi kulit dan penurunan tekanan yang dapat menyebabkan
kerusakan aliran darah seluler

2.Gunakan pelindungan kaki, bantalan busa atau air pada waktu berada di tempat tidur dan
pada waktu duduk dikursi
R/ Tingkatkan sirkulasi darah pada permukaan kulit untuk mengurangi panas atau
kelembaban

3.Periksa permukaan kulit kaki yang bengkak secara rutin


R/ Kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat pada daerah yang bereksiko yang
terinfeksi dan nekrotik
4.Anjurkan pasien untuk melakukan rentang gerak
R/ Meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan partisipasi
pasien

5.Kolaborasi: Rujuk pada ahli kulit. Meningkatkan


sirkulasi dan mencegah terjadinya decubitus
R/ Mungkin membutuhkan perawatan professional untuk
masalah yang dialami

Anda mungkin juga menyukai