Flu Burung
Disusun Oleh :
Abdul Kholiq M
Aditiya Wahyudi
Ghani Iqram S
Inggit Risma Waluya
Keni Budiyanti R
Rani Siti R
A. Pengertian
1. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus influenza yang menyerang
burung/unggas dan manusia. Salah satu tipe yang
diwaspadai adalah oleh influenza dengan kode genetik
H5N1 (H: Haemagglutinin, N : Neuramidase). (Nurarif,
2015)
1. Anatomi
a. Hidung
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara yang mengalir ke dan dari paru-
paru sebagai penyaring kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup
ke dalam paru-paru.
b. Faring
Faring atau tenggorok adalah struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung
dan rongga mulut ke laring. Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada
traktus respiratorius dan digestif.
c. Laring
Laring adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea.
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi. Laring juga
melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
d. Trakea
Merupakan pipa silider dengan panjang ± 11 cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan
seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh membran fibroelastic menempel
pada dinding depan esofagus.
e. Bronkus
Merupakan percabangan trakea kanan dan kiri, menghubungkan paru-paru
dengan trakea. Terdiri dari lempengan tulang rawan dan dindingnya terdiri dari
otot halus.
f. Paru-paru
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru
kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan
paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus
oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa
setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan
yang cukup luas untuk tempat pertukaran gas.
2. Fisiologi Pernafasan
Pernapasan merupakan pengambilan oksigen dari udara bebas melalui
hidung, oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli. Kemudian terjadi
difusi oksigen dari alveolus ke kapiler arteri paru-paru yang terletak di
dinding alveolus, disebabkan karena adanya perbedaan tekanan parsial di
alveolus dan paru-paru. Kemudian, oksigen di kapiler arteri akan diikat oleh
eritrosit yang mengandung hemoglobin lalu dibawa ke jantung dan
dipompakan ke seluruh tubuh
C. Etiologi
Meliputi nama lengkap, tempat tanggal lahir, asal suku bangsa, nama orangtua, pekerjaan
Panas tinggi > 38ºc lebih dari 3 hari, pilek, batuk, sesak napas, sakit kepala, nyeri otot, sakit
tenggorokan
Riwayat penyakit sekarang
Infeksi paru
Pemeriksaan Fisik
Mata : orang yang terkena flu burung sklera merah, adanya nyeri tekan, infeksi selaput mata.
Mulut dan Lidah : Lidah kotor, mulutnya kurang bersih, mukosa bibir kering.
Pemeriksaaan penunjang
II. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA
dalam rentang normal (PCO2 : 35-45 mmHG, PO2 : 80-100 mmHG) dan tak ada
gejala distres pernapasan
b. Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi
Intervensi:
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori,
napas bibir, ketidakmampuan bicara/berbincang.
b.Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir
sesuaikebutuhan/toleransi individu
c. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa.
d. Dorong mengeluarkan sputum; penghisapan bila diindikasikan
e. Palpasi fremitus
f. Awasi tingkat kesadaran/status mental. Selidiki adanya
perubahang. Evaluasi tingkat toleransi aktivitas. Berikan lingkungan tenang
dan kalem.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan dispnea dan anorexia
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Menunjukkan peningkatan napsu makan
b. Mempertahankan/meningkatkan berat badan
Intervensi:
a. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh
b. Auskultasi bunyi usus
c. Berikan perawatan oral sering, buang sekret, berikan wadah khusus
untuk sekali pakai dan tisud.
d. Dorong periode istirahat semalam 1 jam sebelum dan sesudah makan.
Berikan makan porsi kecil tapi sering.
e. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonatf.
f.Hindari makanan yang sangat pedas atau sangat dingin
g. Timbang berat badan sesuai indikasi.
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik.
Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk
kegiatan yang nyata dam terpadu guna memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan yang diharapkan.
V. EVALUASI
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang
diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat
teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau
pengkajian ulang jika ditetapkan belum berhasil atau teratasi.