Anda di halaman 1dari 21

KAJIAN PENYAKIT INFEKSI

ENDEMIS : FLU BURUNG


Latar Belakang
Flu burung atau haemaglutinin 5 neuromidase 1 (H5N1) penyakit
saluran pernapasan yang disebabkan oleh virus dan bersifat zoonosis.
Flu burung telah menjadi perhatian yang luas bagi masyarakat karena
telah mengakibatkan banyak korban baik unggas maupun manusia.

Menurut World Health Organitation (WHO) jumlah kasus flu burung pada
manusia di wilayah Asia Tenggara yang dilaporkan sejak awal tahun 2004
sampai 31 Desember 2013, sebanyak 228 kasus dengan 181 kematian
atau Case Fatallity Rate (CFR) sebesar 79,38%. Khusus tahun 2013
terdapat 4 kasus dengan 4 kematian pada manusia yang dilaporkan oleh
negara Bangladesh dan Indonesia
Latar Belakang
Kasus di Indonesia, jumlah kasus yang dilaporkan dari 2005-2016
sebanyak 199 kasus dengan 167 kematian. Kasus tersebar di 15
provinsi dan 58 Kabupaten/Kota. Beberapa kasus di antaranya
merupakan kluster, namun hingga saat ini penularan masih terjadi dari
unggas ke manusia. Kasus konfirmasi terakhir adalah kasus cluster pada
Maret 2015 di Kota Tangerang, Banten.
Latar Belakang

• Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang


tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekret unggas
yang terserang flu burung
• Walapun kasus flu burung tidak sebanyak penyakit lain namun resiko
kematian penyakit ini sangat tinggi apabila tidak ditangani dengan baik
• Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan yang
meningkatkan resiko kematian lebih tinggi
Definisi

• Flu burung atau avian influenza merupakan penyakit infeksi yang


disebabkan oleh virus influenza A subtipe H5N1 (haemaglutinin,
neuromidase (enzim)) termasuk famili orhtonriroviridae yang pada
umumnya menyerang unggas burung, ayam dan dapat menyerang
manusia.
• Dikenal beberapa tipe virus influenza yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
Berdasarkan sub tipenya terdiri dari Hemaglutinin (H) dan
Neuraminidase (N). Influenza pada manusia disebabkan virus jenis
H1N1, H2N2 dan H3N2. Sedangkan avian influenza disebabkan virus
jenis H5N1, H9N1, dan H7N2. Strain yang sangat virulen penyebab flu
burung adalah subtipe A H5N1
Definisi

• Virus H5N1 dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C
dan lebih dari 30 hari pada 0°C. Di dalam tinja unggas dan dalam
tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama. Virus akan mati
pada pemanasan 60°C selama 30 menit atau 56°C selama 3 jam dan
dengan deterjen, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang
mengandung iodin.
• Hasil studi menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus
influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam kotorannya.
• Penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang
tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta
unggas yang terserang flu burung.
Faktor Resiko
•Kondisi tenpat tinggal dan jumlah unggas
•Keadaan udara dan kebersihan kandang
•Perlindungan diri
Lingkungan •Sumber makanan unggas dan kotoran unggas

•Pengetahuan
•Imunitas menurun
•Sikap
Internal
Derajat Flu Burung

• Derajat 1 : penderita tanpa pneumonia


• Derajat 2 : Pneumonia derajat sedang tanpa gagal nafas
• Derajat 3 : Pneumonia berat dengan gagal nafas
• Derajat 4 : pneumonia berat, gagal nafas dan kegagalan
organ
Tingkat Keparahan Pneumonia
• Ringan : Sadar, Memiliki tekanan darah dan nadi normal,
Tidak bernapas terlalu cepat (kurang dari 30 napas per
menit), Memiliki cukup oksigen dalam darah
• Sedang : Tekanan darah rendah, Napas pendek yang
memburuk dengan penarikan dinding dada, Memiliki
faktor risiko lain, seperti usia dan penyakit yang
mendasarinya
• Berat : Gagal nafas disertai kegagalan organ jantung,
ginjal, atau sistem peredaran darah, atau jika paru-paru
tidak lagi dapat mengambil cukup oksigen.
Patofisiologi
Tanda dan gejala

Demam >38,
batuk, pilek
Nyeri tenggorokan,
mialgia, malaise
Flu ringan
hingga berat
pneumonia

Gangguan ginjal
Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan Darah: Ureum, kreatinin, leukosit,
trombosit
• Positif kultur H5N1
• Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk
influenza H5N1
• Pemeriksaan foto thoraks: terdapat infiltrat paru yang
menunjukan adanya pneumonia
Penatalaksanaan

• Antiviral
1. Direkomendasikan pemberian Oseltamivir atau Zanamivir
2. Pengobatan dengan Zanamivir atau Oseltamivir harus dimulai sesegera
mungkin dalam waktu 48 jam setelah awitan penyakit.
3. Dosis Oseltamivir untuk dewasa adalah 2 x 75 mg selama 5 (lima) hari,
dapat diperpanjang sampai 10 hari tergantung respons klinis.
4. Dosis Zanamivir untuk usia ≥ 7 tahun dan dewasa adalah 2 x 10 mg
inhalasi.
5. Perempuan hamil direkomendasikan untuk diberi Oseltamivir atau
Zanamivir.
Penatalaksanaan

• Antibiotik
1. Antibiotik untuk pasien dewasa rawat inap yang dianjurkan adalah
fluorokuinolon respirasi (moksifloksasin, levofloksasin) atau ß-laktam
(cefotaksim, ceftriakson atau ampicilln-sulbactam atau amoksisilin - asam
klavulanat) + makrolid baru (azitromisin, klaritromisin).
2. Berikan antibiotik spektrum luas apabila terjadi resisten

• Perhatikan keadaan umum : TTV dan saturasi oksigen


• Terapi suportif : terapi cairan dan oksigen
• Berikan terapi simtomatik, vitamin dan makanan bergizi
Penatalaksanaan

• Pengelolaan pasien di ICU


1. Berikan intubasi dan penggunaan ventilator apabila terjadi gangguan nafas
berat sesuai rekomendasi
2. Resusitasi awal (dalam 6 jam pertama) pada pasien hipotensi
3. Antibiotik diberikan sesegera mungkin dan diberikan dalam jam pertama
setelah diagnosis sepsis berat atau syok sepsis ditegakkan.
4. Menggunakan kateter arterial pada pasien yang menggunakan vasopresor.
5. Pemberian komponen darah diberikan apabila penurunan Hb sampai <7.0
g/dL komponen darah diberikan hingga mencapai 7.0-9.0 g/dL pada
dewasa.
Program Pemerintah dalam
Penanggulangan Flu Burung
• Pencegahan melalui hewan ternak
1. Masukkan unggas masing-masing ke dalam kandang yang berbeda.
2. Pilih unggas muda yang sehat. Pisahkan unggas yang baru dibeli selama dua minggu.
3. Jika unggas terlihat sakit, segera pisahkan dari yang lainnya
4. Cuci tangan dengan sabun sesudah kontak dengan unggas.
5. Bersihkan halaman di sekitar kandang setiap hari (buanglah kotoran unggas maupun
bulunya. Bakar atau kuburkan kotorannya).
6. Cuci dan bersihkan peralatan yang dipakai di peternakan dengan disinfektan seminggu
sekali.
7. Bersihkan kandang unggas dengan disinfektan. Seperti cairan pemutih pakaian.
8. Siapapun yang masuk ke halaman peternakan, cuci sol sepatu dengan air bersabun atau
berikan sepatu yang bersih saat mereka memasuki gerbang.
9. Beri pakan yang menyehatkan dan air bersih pada unggas.
10. Beri vaksin unggas yang sehat jika memungkinkan untuk mencegah berjangkitnya infeksi
virus Flu Burung.
Program Pemerintah dalam
Penanggulangan Flu Burung
• Jika unggas mati mendadak
1. Laporkan kepada aparat berwenang terutama ke Dinas Pertanian/Peternakan atau Dinas
Kesehatan.
2. Musnahkan unggas dengan cara dibakar atau kuburkan bangkai dengan kedalaman galian
setinggi lutut orang dewasa.
3. Gunakan alat pelindung (masker, sarung tangan, sepatu bot, baju lengan panjang, celana
panjang dan topi).
4. Bersihkan badan sesudahnya dan cuci semua pakaian dengan sabun.
5. Disinfeksi dengan pemutih dan Chlor, tepung kapur atau karbol untuk membersihkan
sarang, kandang dan alat transportasi.
6. Bersihkan sepatu atau sandal, peralatan, roda atau ban mobil transportasi sebelum
memasuki dan setelah meninggalkan kandang unggas. Bagi pedagang, jangan parkir
kendaraan dekat kandang.
7. Cuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan unggas.
8. Salinlah baju dan cuci pakaian dengan sabun setelah kontak dengan unggas.
9. Kandang harus dikosongkan selama 2 minggu sehingga bebas virus Flu Burung.
Program Pemerintah dalam
Penanggulangan Flu Burung
• Pencegahan dari hewan ke manusia
1. Melatih diri sendiri dan menjaga kesehatan makanan.
2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah kontak dengan unggas
3. Beli unggas yang sehat.
4. Jangan makan darah mentah, marus dan daging unggas atau telur setengah matang.
5. Jangan makan unggas mati atau sakit dan jangan menyembelih unggas sakit.
6. Hindari kontak dengan sumber yang terinfeksi.
7. Jangan biarkan anak-anak melakukan kontak dengan unggas atau bermain di dekat
kandang.
8. Jangan biarkan unggas berkeliaran di dalam rumah.
9. Hindari kontak yang tak perlu dengan unggas, bahkan unggas yang sehat sekali pun.
10. Gunakan masker dan sarung tangan saat kontak atau menyembelih unggas.
11. Kuburkan limbah unggas (bulu, jeroan dan darah) sedalam lutut orang dewasa setelah
disembelih.
12. Mandi, ganti dan cuci pakaian, juga sepatu atau sandal dengan sabun setelah kontak
dengan unggas.
Program Pemerintah dalam
Penanggulangan Flu Burung
• Yang dilakukan saat ada orang yang terinfeksi
1. Bawalah segera orang yang menderita demam tinggi tersebut ke
rumah sakit terdekat.
2. Jangan mengobati sendiri, minumlah obat yang diresepkan oleh
dokter.
3. Hindari kontak yang tak perlu dengan orang yang terinfeksi Flu
Burung (H5N1). Jika harus terjadi kontak, gunakan pakaian
pelindung
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai