Anda di halaman 1dari 33

Avian Influenza

Pengertian
• Avian Influenza adalah suatu penyakit
menular yang di sebabkan oleh virus
• Influenza yang di tularkan oleh unggas.
(Departemen Kesehatan,2004)
Definisi Kasus
a. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah seseorang yang menderita ISPA
dengan gejala demam :
(temperature > 38 derajat),batuk,atau sakit
tenggorokan,beringus serta dengan salah satu
keadaan :
1). Seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang
sedang terjangkit KLB Flu Burung
2). Kontak dengan kasus konfirmasi Flu Burung dalam
masa penularan
3). Bekerja pada suatu laboratorium yang sedang
memproses spesimen manusia atau binatang yang di
curigai menderita Flu Burung.
b. Kasus “Probable”
Kasus “Probable” adalah kasus suspect di
sertai salah satu keadaan :
1). Bukti laboratorium terbatas yang mengarah
kepada influenza tipe A (H5N1)
2). Dalam waktu singkat berlanjut menjadi
pneumonia/gagal pernapasan/meninggal.
3). Terbukti tidak terdapat penyebab lain.
c. Kasus konfirmasi
Kasus komfirmasi adalah kasus suspek atau
“probable” di dukung oleh salah satu hasil
pemeriksaan laboratorium :
1). Kultur virus influenza H5N1 positif.
2). PCR (Polimerase Change Reaction) influenza
(H5) positif.
3). Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4
kali.
Etiologi dan Sifat
Etiologi penyakit ini adalah virus influenza A
sub tipe H5N1.Virus ini dapat bertahan hidup
di air sampai 4 hari pada suhu 22 derajat
celcius dan lebih dari 30 hari pada suhu 0
derajat celcius.Sedangkan pada tinja unggas
dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat
bertahan lebih lama,tetapi mati pada
pemanasan 60 derajat celcius selama 30
menit.Virus ini bersifat Highty Pathogenic.
• Sifat virus influenza tipe A
– Termasuk family orthomyxoviridae
– Dapat berubah rubah bentuk (drift,shift)
– Dapat menyebabkan epidemi dan pandemi
– Terdiri dari hemaglutinin (H),dan neuramidase (N)
• Unggas yang sakit mengeluarkan virus influenza A
(H5N1) dengan jumlah besar dalam
keturunannya.Virus ini merupakan penyebab
wabah Flu Burung pada unggas.
• Secara umum virus Flu Burung tidak menyerang
manusia,namun beberapa tipe tertentu dapat
mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang
manusia.
• Pada manusia hanya terdapat jenis,
H1N1,H3N3,H5N1, H9N2,H7N7,sedangkan pada
binatang H1H5 dan N1N9.
• Masa inkubasi 1-3 hari dengan rentang 2-4
hari kemudian akan menimbulkan gejala
Avian Influenza terutama terjadi pada sistem
respiratoric mulai dari yang ringan sampai
berat yaitu batuk,pilek,demam lebih dari 38
derajat celcius,nyeri tenggorokan,sesak
napas,dan gejala lain berupa
sefalgia,mialgia,malaise.
• Pada gastro intestinal terjadi diare,keluhan
lain berupa konjungtivitis,pada keadaan
pneumonia akan berakhir dengan ARDS
(Acute Respiratory Distress Syndrom).

• Masa inkubasi pada unggas adalah 1 minggu.


Patofisiologi

Mutasi Gen
1. Antigenic Drift
• Perubahan susunan asam amino terjadi pada waktu
gen melakukan enconding antigen permukaan setiap
kali virus bereplikasi menghasilkan galur baru.
2. Antigenic Shift
• Terjadi apabila 2 virus yang berbeda menginfeksi
penjamu lain akan menghasilkan virus baru.
• Cara Penularan
Flu Burung menular dari unggas ke unggas,dan
dari unggas ke manusia.
Penyakit ini dapat menular melalui udara yang
tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran
atau sekreta burung/unggas yang menderita flu
burung.Penularan dari unggas ke manusia juga
dapat terjadi jika manusia telah menghirup udara
yang telah mengandung virus flu burung atau
kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi
Flu Burung.
Pencegahan
1. Pada Unggas
• a. Pemusnahan unggas atau burung yang
terinfeksi Flu Burung
• b. Vaksinasi pada unggas yang sehat
2. Pada Manusia
a. Kelompok beresiko tinggi (pekerja peternakan
dan pedagang) :
• Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi
setelah bekerja
• Hindari kontak langsung dengan ayam/unggas
yang terinfeksi Flu Burung.
• Menggunakan alat pelindung diri.
• Meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja.
• Membersihkan kotoran unggas dengan cairan
desinfektan setiap hari.
• Imunisasi
b. Masyarakat Umum :
• Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan
makanan yang bergizi dan istirahat yang
cukup.
• Mengolah unggas dengan cara yang benar
yaitu :
1). Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat
gejala gejala penyakit di tubuhnya)
2). Memasak daging ayam sampai dengan suhu
kurang lebih 80 derajat celcius selama 1
menit dan pada telur kurang lebih 64 derajat
celcius sampai dengan4,5 menit.
Tanda dan Gejala
• Gejala Flu Burung dapat di bedakan pada
unggas dan manusia.
• Pada unggas :
1) Jengger berwarna biru
2) Borok di kaki
3) Kematian mendadak.
Pada manusia :
• Demam (suhu badan di atas 38 derajat celcius)
• Batuk dan nyeri tenggorokan
• Radang saluran pernapasan atas
• Sesak napas
• Pneumonia
• Infeksi mata
• Nyeri otot
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium :
• Isolasi virus dari bahan darah,apusan
tenggorok/hidung
• Serologi,deteksi antibody
• Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase
Change Reaction)
• Hematologi :
hemoglobin,leukosit,thrombosit,hitung jenis
leuku,limfosit total.Umumnya di temukan
leucopenia,limfositopenia,dan thrombositopenia.
• Kimia darah : albumin,globulin,SGOT,SGPT,ureum
kreatinin,keratin kinase,analisa gas darah.
• Umumnya di jumpai penurunan
albumin,peningkatan SGOT/SGPT,peningkatan
ureum dan kreatinin,analisa gas darah dapat
normal atau abnormal.
• Kelainan laboratorium sesuai dengan perjalanan
penyakit dan komplikasi yang di temukan.
Radiologik
• Pemeriksaan PA dan lateral harus di lakukan
pada setiap tersangka kasus Flu
Burung.Gambaran infiltrate di paru
menunjukkan bahwa kasus ini adalah
pneumonia.
• Pemeriksaan lain yang di anjurkan adalah CT
Scan
Pemeriksaan Post Mortem
• Pada pasien yang meninggal sebelum
diagnosa tertegakkan,di anjurkan untuk
mengambil sediaan post mortem dengan jalan
biopsy pada mayat (necropsy),specimen di
kirim untuk pemeriksaan patologi anatomi
Penatalaksanaan
Pada Rumah Sakit non rujukan Flu Burung
• Pasien suspect flu burung langsung di beri
Oseltamivir 2 x 75 mg (jika anak sesuai dengan
berat badan) lalu di rujuk ke RS rujukan flu
burung
• Untuk Puskesmas yang terpencil pasien di beri
pengobatan Oseltamivir sesuai dengan scoring di
bawah ini,sementara pada Puskesmas yang tidak
terpencil pasien langsung di rujuk ke RS rujukan.
• Kriteria pemberian obat Oseltamivir dengan
system scoring,di modifikasi dari hasil
pertemuan workshop “Case Management dan
Pengembangan Laboratorium Regional Avian
Influenza” di Bandung 20 – 23 April 2006.
Skor 1 2
Gejala

Demam 38 derajat > 38 derajat

RR normal > normal

Ronki Tidak ada ada

Leukopeni Tidak ada ada

Kontak Tidak ada ada

Jumlah
Skor :
• 6 – 7 : evaluasi ketat,apabila meningkat (> 7)
diberikan Oseltamivir.
• > 7 : di beri Oseltamivir
Batasan frekuensi napas :
• < 2 bulan : > 60x/menit
• 2 bulan - < 12 bulan : > 50x/menit
• > I tahun - < 5 tahun : > 40x/menit
• 5 tahun – 12 tahun : > 30x/menit
• 13 tahun : > 20x/menit
• Pada pemeriksaan yang tidak ada
pemeriksaan leukosit maka pasien dianggap
sebagai leukopeni (skor = 2)
• Pasien di tangani sesuai dengan kewaspadaan
standar.
Pada Rumah Sakit Rujukan
• Pasien suspect H5N1,Probable,dan Konfirmasi di
rawat di ruang isolasi.
• Petugas triase memakai Alat Pelindung Diri
(APD),kemudian segera mengirim ke ruang
pemeriksaan.
• Petugas yang masuk ke ruang pemeriksaan tetap
menggunakan APD dan melakukan kewaspadaan
standar.
• Melakukan anamnesis,pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium dan foto thorax.
Pada Ruang Rawat Inap
• Perhatikan keadaan umum,kesadaran,tanda
vital.
• Bila alat tersedia ,pantau saturasi oksigen
dengan alat pulse oxymetri
• Terapi supportif : terapi oksigen,terapi
cairan,dan lain lain.
Prosedur Standar Terhadap Flu Burung
• Kewaspadaan universal merupakan upaya
pengendalian infeksi yang harus di terapkan
dalam pelayanan kesehatan kepada semua
pasien.Setiap waktu,untuk mengurangi risiko
infeksi yang di tularkan.
• Prinsip utama prosedur kewaspadaan universal
adalah menjaga hygiene sanitasi
individu,hygiene sanitasi ruangan dan sterilisasi
peralatan.
(Departemen Kesehatan Dirjen P2M & PL,2003)
Kewaspadaan Sandar Bagi Masyarakat
1). Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
sebelum dan sesudah kontak
2). Menggunakan APD yang sesuai untuk setiap tindakan
misalnya masker,sarung tangan rumah tangga dan
sepatu pelindung pada waktu kontak dengan ternak.
3). Menjaga kebersihan lingkungan.
4). Diberikan vaksin pencegahan bagi peternak yaitu
Oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 1 minggu.
5). Peternak di berikan vaksin human influenza untuk
mencegah terjadinya infeksi ganda flu manusia dan
flu burung pada peternak yang memberikan
kemungkinan timbulnya virus flu H5N1 yang menular
dari manusia ke manusia.
(Rekomendasi WHO – WPRO 2004)
Kewaspadaan Standar Bagi Petugas
1). Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
sebelum dan sesudah melakukan tindakan
keperawatan.
2). Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap
tindakan misalnya sarung tangan,masker N95,minimal
masker bedah,pelindung wajah/kacamata google,baju
pelindung,sarung tangan dan sepatu pelindung.
3). Pemberian vaksin pencegahan yaitu dengan
Oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama 1 minggu
bagi petugas yang kontak langsung dengan pasien.
4). Pengelolaan dan pembuangan alat tajam dengan hati
hati
5) Pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah
atau cairan tubuh dengan aman.
6). Pengelolaan alat bekas pakai dengan
melakukan dekontaminasi,desinfeksi dan
sterilisasi dengan benar.
7). Pengelolaan linen yang tercemar dengan
benar.

Anda mungkin juga menyukai