Anda di halaman 1dari 18

FLU BURUNG

KELOMPOK 4
1. AHMAD ARBAIN
2. KAMILIA HASTUTI
3. RISTIKA MARTHA DEWI
1. DEFINISI
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung
/ unggas dan manusia. Salah satu tipe yang diwaspadai adalah yang disebabkan oleh influenza dengan
kode genetic H5N1 ( H : haemagglutinin, N : neuramidase ). ( WHO = avian influenza, 2004 )
Penderita confirm H5N1 dapat dibagi dalam 4 kategori sesuai beratnya penyakit ( MOPH
thailand,2005 )
• Derajat I : penderita tanpa pneumonia.
• Derajat ii : penderita dengan pneumonia derajat sedang dan tanpa gagal napas.
• Derajat iii : penderita dengan pneumonia betar dan dengan gagal nafas.
• Derajat iv : pasien dengan pneumonia berat dan acute respiratory distress syndrome ( ARDS ) atau
dengan multiple organ failure ( MOF )
2. ETIOLOGI

• Merupakan virus influenza tipe A, termasuk family orthomyxoviridae dengan penyebaran melalui
udara (droplet injection) dan dapat berubah-ubah bentuk. Virus ini terdiri dari hemaglutinin (H)
Neuramidase (N). kedua huruf digunakan sebagai identifikasi kode subtife flu burung yang
banyakjenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1, H3N3, H5N1, H9N2, H7N7,
sedangkan pada binatang H1H5 dan N1N9. Strain yang sangat virulen / ganas dan
menyebabkan flu burung adalah dari subtife AH5N1 dan virus tersebut dapat bertambah di air
sampai 4 hari pada suhu 20˚C dan lebih dari 30 hari dalam suhu 0˚C. Virus akan mati dalam
pemanasan 60˚C selama 30 menit / 56˚C selama 3 jam dan dengan detergen, desinfektan
missal formalin cairan yang mengandung iodine. ( Sudoyo Ayu ).
3. PATOFISIOLOGI

• Patofisiologi flu burung (avian influenza) berbeda dengan penyakit influenza pada umumnya,
terjadi mutasi genetik baik secara antigenic drift ataupun antigenic shift guna mempertahankan
diri dan meningkatkan sifat patogenitasnya dengan membentuk varian-varian baru. [2,4]
terdapat 2 glikoprotein pada membran virus flu burung, yakni hemagglutinin (HA) dan
neuraminidase (NA).
4. KLASIFIKASI

• Virus influenza termasuk family orthomyxoviruses yang terdiri dari tiga tipe yaitu :
1. Virus fluenza tipe B dan C dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan gejala yang
ringan dan tidak fatal sehingga tidak terlalu menjadi masalah.
2. Virus influenza A dibedakan menjadi banyak subtype berdasarkan petanda berupa tonjolan
protein pada permukaan sel virus.
3. Komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit flu burung adalah pneumonia, gagal napas dan
dapat menimbulkan ARDS
5. MANIFESTASI KLINIS.
1. Masa inkubasi 3 hari dengan rentang 2-4 hari.
2. Batuk, pilek, demam > 38˚c.
3. Sefalgia, nyeri tenggorokan, mialgia dan malaise.
4. Diare, konjungtivitis.
5. Flu ringgan hingga berat, pneumonia, dan banyak yang terkait dengan ards.
6. Kelainan laboratorium, leucopenia, limfopenia, dan trombositopenia.
7. Gangguan ginjal ( sebagian besar 0 berupa peningkatan ureum dan kreatinin.
8. Gejala pada unggass
• Jengger berwarna biru
• Borok di kaki
• Kematian mendadak
9. Tanda dan gejala lain pada anak-anak :
• Nafas terengah-engah
• Kulit menjadi kehitaman / keabuan
• Malas minum
• Muntah-muntah
• Tidak bisa bangun dan berintraksi dengan baik
• Tidak mau disentuh
• Terkadang gejala hilang tetapi demam dan batuk masih ada.
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. PEMERIKSAAN KIMIA DARAH


b. PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
c. UJI RT-PCR ( REVERSE TRANSCRIPTION POLYMERASE CHAIN REACTION ) UNTUK H5.
d. UJI RT-PCR ( REVERSE TRANSCRIPTION POLYMERASE CHAIN REACTION ) UNTUK H5.
e. BIAKKAN DAN IDENIFIKASI VIRUS INFLUENZA A SUBTYPE H5N1
f. UJI SEROLOGI
g. UJI PENAPISAN
h. PEMERIKSAAN RADIOLOGIC
i. PEMERIKSAAN POST MORTEM
7. PENATALAKSANAAN
1. Pelayanan di fasilitas kesehatan non rujukan flu burung
• Pasien suspek flu burung langsung diberikan oseltamivir 2 x 75 mg ( jika anak, sesuai dengan berat
badan ) lalu dirujuk ke RS rujukan flu burung.
• Untuk puskesmas yang terpencil pasien diberi pengobatan oseltamivir sesuai scoring dibawah ini,
sementara pada puskesmas yang tidak terpencil pasien langsung dirujuk ke rs rujukan
• Pasien ditangani sesuai dengan kewaspadaan standar
2. Pelayanan di rumah sakit rujukan
• Pasien suspek H5N1, probable, dan konfirmasi dirawat di ruang isolasi.
• Petugas triase memakai apd, kemudian segera mengirim pasien keruang pemeriksaan.
• Petugas yang masuk ke ruangan pemeriksaan tetap menggunakan apd dan melakukan kewaspadaan
standar.
• Melakukn anamnesis, pemeriksaa fisik.
• Pemeriksaaan laboratorium sesuai dengan bab iii.B.2.A, dan foto toraks.
• Penatalaksanaan di ruang rawat inap
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN FLU BURUNG
1. PENGKAJIAN
a) Identitas
• Umur
• Suku bangsa
• Pekerjaan
b). Status kesehatan klien saat ini
• Keluhan utama
• Alasan masuk rumah sakit
• Riwayat penyakit sekarang
c). Riwayat kesehatan terdahulu
• Riwayat kesehatan dahulu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat pengobatan
D). Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
a. Kesadaran
b. Tanda-tanda vital
• Body system
a. System pernafasan
b. System persarafan
c. System pengindraan
d. System kardiovaskuler
e. System pencernaan
f. System endokrin
g. System perkemihan
h. System muskuluskletal
i. System integument
j. System imun
k. System reproduksi
II. DIAGNOSE
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas berdasarkan obstruksi jalan napas dengan ditandai
dispnea, saat diaskultasi terdengar ronci, klien mengeluh batuk yang berdahak
 Hipertermia berdasarkan proses penyakit ditandai dengan peningkatan suhu tubuh 37,50C, akral
teraba panas, takipnea.
 Kekurangan volume cairan.
 Ketidakefektifan pola nafas berdasarkan hiperventilasi ditandai dengan takipnea, klien tampak
menggunakan otot bantu pernafasan, rr>20 x / menit.
 Gangguan pertukaran gas berdasarkan perubahan membran kapiler alveolar ditandai dengan
dispnea, pemeriksaan agd abnormal, saturasi oksigen <95%.
 Nyeri akut berdasarkan agen cedera biologis ditandai dengan klien mengeluh nyeri otot
(myalgia), takipnea.
 Hambatan mobilitas fisik berdasarkan stadium penyakit ditandai dengan klien tanpak lelah
 Gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya mual dan muntah.
III. INTERVENSI
1. Ketidak efektifan jalan nafas berdasarkan obstruksi jalan napas ditandai dengan dispnea, saat
diaskultasi dengan ronci, klien mengeluh batuk berdarah.
 KRITERIA HASIL
• Pasien akan batuk efektif
• Mengeluarkan secret secara efektif
• Mempunyai jalan napas yang paten
• Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara napas yang jernih
• Mempunya irama dan frekuensi pernapasan dalam rentang normal
• Mempunyai fungsi paru dalam batas normal.
• Mampu mendeskripsikan rencana untuk perawatan di rumah. (Wilkinson, 2015, p. 39)
2.. Hipertensi berdasarkan proses penyakit ditandai dengan peniingkatan suhu tubuh 37,50C, akral
teraba panas, takipnea.
 KRITERIA HASIL
• Pasien dan keluarga akan menunjukkan metode yang tepat untuk mengukur suhu.
• Menjelaskan tindakan untuk mencegah atau meminimalkan peningkatan suhu tubuh
• Melaporkan tanda dan gejala dini hipertermia. (Wilkinson, 2015, p. 391)
3. Ketidakefektifan pola nafas berdasarkan hiperventilasi ditandai dengan takipnea, klien tampak
menggunakan otot bantu pernafasan, RR>20 x / menit
 KRITERIA HASIL
• Pasien aka menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis.
• Mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal
• Mempunya fungsi paru dalam batas normal untuk pasien. (Wilkinson, 2015, p. 101)
4. Kekurangan volume cairan.
 KRITERIA HASIL
• Pasien akan memiliki konsentrasi urine normal.
• Tidak mengalami haus yang tidak normal
• Menampilkan hidrasi yang baik (membran mukosa lembab, mampu berkeringat). (Wilkinson,
2015, p. 312)
5. Gangguan pertukaran gas berdasarkan perubahan membran kapiler alveolar ditandai dengan
dispnea, pemeriksaan agd abnormal, saturasi oksigen <95%.
 KRITERIA HASIL
• Pasien aka menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasang ventilator mekanis.
• Mempunyai kecepatan dan irama pernapasan dalam batas normal.
• Mempunya fungsi paru dalam batas normal untuk pasien. (Wilkinson, 2015, p. 101)
6. Nyeri akut berdasarkan agen cedera biologis ditandai dengan klien mengeluh nyeri otot (myalgia), takipnea.
 KRITERIA HASIL
• Pasien akan memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
• Mempertahankan tingkat nyeri pada atau kurang (dengan skala 0-10)
• Melaporkan nyeri kepada penyedia layanan kesehatan
• Mengunakan tindakan meredakan nyeri dengan analgesik dan non analgesik secara tepat
• Tidak mengalami gangguan dalam frekuensi pernapasan, frekuensi jantung atau tekanan darah.
• Melaporkan pola tidur yang baik. (Wilkinson, 2015, p. 535)
7. Hambatan mobilitas fisik berdasarkan stadium penyakit ditandai dengan klien tanpak lelah.
 KRITERIA HASIL
• Pasien akan pengguanaan alat bantu secara benar dengan pengawasan
• Meminta bantuan untuk aktivitas mobilisasi
• Melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan alat banyu
• Mengguanakan kursi roda secara efektif.(Wilkinson, 2015, p. 475)
8. Gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan mual muntah.
 KRITERIA HASIL
• Pasien akan mempertahankan berat badan yang ideal ……… (sebutkan)
• Mengonsumsi diet yang seimbang
• Melaporkan peningkatan nilai gizi makanan yang dikonsumsi (mis., Lebih banyak mengonsumsi
makanan non-olahan, dengan sedikit kandungan lemak jenuh).(Wilkinson, 2015, p. 523).
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai