Anda di halaman 1dari 28

Avian influenza

oleh:
H.Muhammad Asikin, SPd, S.SiT, MSi, M.Kes
Avian influenza

DEFINISI
FLU BURUNG (FB) PADA MANUSIA

 SUATU PENYAKIT MENULAR YANG DISEBABKAN OLEH


VIRUS INFLUENZA A YANG BERASAL DARI UNGGAS
(PENYAKIT ZOONOSIS)

 INFLUENZA A (H5N1) MERUPAKAN PENYEBAB FLU


BURUNG DI HONGKONG, VIETNAM, THAILAND,
KAMBOJA, INDONESIA DLL…
Avian influenza

Flu burung ( AI ) penyakit menular


Penyebab Virus influenza A dari unggas
(zoonosis)
AI pada manusia : H5N1, H7N7, H9N2,
H7N2
Influenza A subtipe H5N1 penyebab flu
burung di Hong Kong, Vetnam, Thailand,
Kamboja dan Indonesia
H5 AVIAN INFLUENZA (AIV)
Hemagglutinin: 15 subtypes
Neuraminidase: 9 subtypes

1997- Hong Kong Strain H5N1


SEJARAH FLU BURUNG
PADA MANUSIA

Tahun Tempat Subtipe Kasus Meninggal


1997 Hong Kong H5N1 18 6
1999 Hong Kong H9N2 2 0
2003 Hong Kong H5N1 2 1
2003 Hong Kong H9N2 1 0
2004 Nederland H7N7 83 1
Total 106 8 (7,5%)
Avian influenza

LAPORAN WHO KASUS KOMFIRMASI


INFLUENZA A (H5N1) 27 Februari 2006
NEGARA JUMLAH KASUS KEMATIAN
Kamboja 4 4
China 14 8
Indonesia 27 20
Irak 1 1
Thailand 22 14
Turki 12 4
Vetnam 92 42
Total 173 93 (53,76%)
16 Maret 2006 30 22
Avian influenza

1. Kasus suspek AI
DEFINISI KASUS
Seseorang menderita demam/panas 380C disertai 1
atau lebih gejala dibawah ini :
- batuk
- sakit tenggorokan
- pilek
- sesak napas
dan diikuti satu atau lebih
a. pernah kontak kontak dgn unggas sakit/ mati
mendadak atau produk mentahnya dlm 7 hari
terakhir sebelum timbul gejala
b. pernah tinggal / berkunjung di daerah yang
terdapat kematian unggas yg tidak biasa dlm 7
hari terakhir sebelum timbul gejala
c. pernah kontak dgn pasien AI konfirmasi dlm 7 hari terakhir
sebelum timbul gejala
d. pernah kontak dgn pasien AI H5N1 dlm 7 hari terakhir
sebelum timbul gejala ( kerja di lab )
e. Ditemukan leukopeni  5000/ul
f. Titer antibodi terhadap H5 dgn uji H1 menggunakan
eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa
subtipe
g. Foto toraks pneumonia yg cepat memburuk pada serial foto
ATAU
Kematian akibat ARDS yg tak diketahui penyebabnya dgn
salah satu keadaan dibawah ini:
a. Leukopeni atau limfositopenia dgn atau tanpa
trombositopenia (< 150.000/l)
b. Foto toraks menggambarkan pneumonia atipikal atau
infitrat di kedua sisi paru yang meluas pada serial foto
Avian influenza

2. Kasus Probabel AI
Kasus suspek ditambah satu atau lebih
keadaan dibawah ini:
a. Kenaikan titer antibodi terhadap H5
minimal 4 kali dgn uji menggunakan
eritrosit kuda atau uji ELISA
b. Hasil lab terbatas untuk influenza H5
menggunakan uji netralisasi
Avian influenza

3. Kasus konfirmasi Influenza A / H5N1


Kasus suspek atau probabel dgn satu
atau lebih keadaan ini :
a. Biakan virus influenza A/H5N1 positif
b. PCR influenza A/H5N1 positif
c. Uji IFA positif
d. Kenaikan titer antibodi spesifik
influenza A/H5N fase konvalesen
dgn uji netralisasi, 4 Kali nilai awal
(akut).
Avian influenza

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Diagnostik
Uji Konfirmasi :
a. Biakan dan identifikasi virus Influenza A Subtipe H5N1
b. Uji RT-PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction) untuk H5
c. Uji Serologi :
- Uji Immunofluorescence Assay (IFA) : ditemukan antigen
(positif) dengan menggunakan antibodi monoklonal
influenza A Subtipe H5N1.
- Uji netralisasi : Didapatkan kenaikan titer antibodi
spesifik
Influenza A subtipe H5N1 sebanyak 4 kali, pada paired
serum dengan uji netralisasi.
Avian influenza


PEMERIKSAAN LAIN
Hematologi :

Hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung


jenis leukosit, limfosit total. Umumnya
ditemukan leukopeni, limfositopeni atau
limfositosis relatif dan trombositopeni.
Avian influenza
 Kimia :

Albumin, Globulin, SGOT, SGPT, Ureum,


Kreatinin, Kreatin Kinase, Analisa Gas Darah.
Umumnya dijumpai penurunan albumin,
peningkatan SGOT dan SGPT, peningkatan ureum
dan kreatinin, peningkatan keratin kinase, analisa
gas darah dapat normal atau abnormal. Kelainan
laboratorium sesuai dengan perjalanan penyakit
dan komplikasi yang ditemukan
Avian influenza

 Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menyingkirkan


diagnosis banding tergantung indikasi, antara lain :
- Biakan Salmonella dan widal untuk menyingkirkan
diagnosis demam typhoid.
- Dengeu blot : IgM, IgG untuk menyingkirkan diagnosis
demam dengeu.
- Biakan sputum dahak, darah dan urin.
- Pemeriksaan mikroskopik Basil Tahan Asam (BTA)
dan biakan mikobakterium dahak, untuk
menyingkirkan TB Paru.
Avian influenza

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Pemeriksaan foto toraks PA dan


Lateral (bila diperlukan).
Ditemukan gambaran infiltrat di
paru yang menunjukkan bahwa
kasus ini adalah pneumonia.
Avian influenza
(Klinik ELOVANI K. Jahe) RSU. HAM ( Masuk I) RSU. HAM ( Masuk II)

8 Mei 10 Mei 13 Mei


2006 2006 2006
Avian influenza

DIAGNOSA BANDING
Diagnosis banding disesuaikan dengan tanda dan gejala
ditemukan, antara lain :
 Demam Typhoid
 Demam Dengue
 Tuberkulosis
 Infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri atau jamur
Avian influenza

Umum :
PasienPENATALAKSANAAN
Suspek AI, probabel, dan konfirmasi dirawat di
Ruang Isolasi. Pasien suspek dengan riwayat kontak yang
tidak jelas diobservasi.
 Petugas triase memakai APP, kemudian segera
mengirim pasien ke ruang pemeriksaan.
 Petugas yang masuk ke ruang pemeriksaan tetap
menggunakan APP dan melakukan kewaspadaan
standar.
 Anamnesis, pemeriksaan fisik.
 Pemeriksan laboratorium dan foto toraks. Setelah
pemeriksaan awal, pemeriksaan rutin (hematologi dan
kimia) diulang setiap hari sedangkan HI diulang pada
hari kelima dan pada waktu pasien pulang.
Avian influenza
 Penatalaksanaan di ruang rawat inap
* Klinis
1. Perhatikan :
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Tanda vital (tekanan darah, nadi, frekuensi napas,
suhu)
- Bila fasilitas tersedia, pantau saturasi oksigen
dengan alat pulse oxymetry
2. Terapi suportif : terapi oksigen, terapi cairan, dll.
Avian influenza

3. Antiviral diberikan secepat mungkin (48 jam pertama)


:
- Dewasa atau anak > 13 tahun Oseltamivir 2
x 75 mg per hari selama 5 hari.
- Anak > 1 tahun dosis oseltamivir 2 mg/kgBB,
2 kali sehari selama 5 hari.
- Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai
dengan berat badan sbb:
> 40 kg : 75 mg 2x/hari, > 23 – 40 kg : 60 mg
2x/hari, > 15 – 23 kg : 45 mg 2x / hari dan < 15 kg : 30
mg 2x / hari
Avian influenza

4. Antibiotik spektrum luas yang mencakup


kuman tipikal dan atipikal (petunjuk
penggunaan antibiotik).
5. Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV diberikan
pada pneumonia berat, ARDS atau pada
syok sepsis yang tidak respons terhadap
obat-obat vasopresor.
6. Terapi lain seperti terapi simptomatik,
vitamin, dan makanan bergizi.
7. Rawat di ICU sesuai indikasi.
Avian influenza
 Kriteria pneumonia berat ; jika dijumpai salah satu
di bawah ini :
1. Frekuensi napas > 30 menit.
2. PaO2/FiO2 < 300
3. Foto toraks paru menunjukkan kelainan bilateral
4. Foto toraks paru melibatkan > 2 lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
7. Membutuhkan ventilasi mekanik
8. Infiltrat bertambah > 50%
9. Membutuhkan vasopresor > 4 jam (septik syok)
10. Serum kreatinin > 2 mg/dl
Avian influenza
 Kriteria perawatan di ruang rawat intensif (ICU)
Gagal napas
Atau bila terdapat satu atau lebih keadaan klinis
berikut ini :
- Foto toraks paru menunjukkan kelainan
pneumonia bilateral.
- PaO2/FiO2 < 300
- Tekanan darah sistolik < 90 mmHg (dewasa),
pada anak TAR (tekanan arteri rata-rata) < 50
mmHg atau adanya tanda-tanda sindrom syok.
- Membutuhkan ventilasi mekanik.
- Membutuhkan inotropik / vasopresor > 4 jam
Avian influenza

Kriteria pindah rawat ruang isolasi ke
ruang perawatan biasa :

- Terbukti bukan kasus AI


- Untuk kasus PCR positif dipindahkan setelah
PCR negatif.
- Setelah tidak demam 7 hari.
- Pertimbangan lain dari dokter
Avian influenza
Avian influenza

Kriteria kasus yang dipulangkan
dari perawatan biasa :

- Tidak panas 7 hari dan hasil laboratorium dan


radiologi menunjukkan perbaikan.
- Pada anak < 12 tahun dengan PCR positif, 21
hari setelah awitan (onset) penyakit.
- Jika kedua syarat tak dapat dipenuhi maka
dilakukan pertimbangkan klinik oleh tim dokter
yang merawat
Avian influenza
 Transpor Pasien AI

Dalam memindahkan (merujuk) pasien AI dari


satu tempat ke tempat lain harus tetap mengikuti
prinsip- prinsip isolasi yang meliputi :
1. Pasang masker pada pasien
2. Petugas kesehatan menggunakan alat
perlindungan perorangan (APP) lengkap.
3. Menjaga kontak seminimal mungkin dengan
pasien
4. Mencuci tangan dengan baik dan benar
5. Untuk merujuk pasien, RS yang akan
merujuk harus menghubungi petugas triase RS
rujukan guna mempersiapakan segala sesuatu
dalam rangka penerimaan pasien tersebut.
Avian influenza


Follow Up
1. Pasien yang sudah pulang ke rumah
diwajibkan kontrol di poliklinik Paru/
Penyakit Dalam/ Anak RS terdekat.
2. Kontrol dilakukan satu minggu setelah
pulang yaitu foto toraks dan
laboratorium dan uji lain yang ketika
pulang masih abnormal.
3. Jika muncul kembali gejala dan tanda AI
: segera ke sarana pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai