Oleh:
Pembimbing :
Ns. Nevi Hasrati Nizami, S. Kep., M.Kep
A. Definisi
Salmonella typhi dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau
dan oral yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan
B. Etiologi
Woodbury, 2021).
C. Manifestasi Klinis
c. Hepatosplenomegali
d. Bradikardia relatif
D. Komplikasi
Sebagai suatu penyakit sistemik maka hampir semua organ tubuh dapat
yang dapat terjadi pada demam tifoid yaitu (Setiati et al., 2015):
b. Komplikasi ekstra-intestinal
tromboflebitis.
E. Penatalaksanaan
1. Istirahat
3. Antibiotik
1) Kloramfenikol
dalam demam tifoid. Dosis yang di berikan yaitu 4 x500 mg per hari
secara oral atau intravena dan di berikan sampai dengan 7 hari bebas
panas
2) Kotrimokrazol
4) Azitromisin
6) Golongan floroquionolon
F. Pemeriksaan Penunjang
3. Biakan empedu
Terdapat basil salmonella typosa pada urin dan tinja. Jika pada
salmonella typosa pada urin dan tinja, maka pasien dinyatakan betul-
betul sembuh
4. Pemeriksaan widal
G. Pemeriksaan Diagnostik
Metode ini spesifik dan lebih sensitif untuk mendeteksi bakteri yang
tinja, urin, dan cairan duodenum. Hasil biakan yang positif memastikan
demam tifoid akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam tifoid,
3. Tes serologis
antigen spesifik Salmonella typhi. Tes ini terdiri dari atas tes Widal dan
ELISA (Garna, 2012).
4. Tes Widal
Pada tes widal diambil darah vena sebanyak 3-5 mL. Prinsip
akan naik lebih dulu dan lebih cepat hilang dibandingkan dengan aglutinin
H atau Vi.
bervariasi antara titer O > 1/160 sampai > 1/320 atau titer H > 1/800
5. Tes ELISA
Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Perasan tidak enak badan , lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang
inkubas
c. Suhu tubuh
menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari. Pada
minggu ketiga.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Mulut Terdapat nafas yang berbautidak sedap serta bibir kering dan
f. pemeriksaan laboratorium
diperlukan ialah titer zat anti terhadap antigen 0, titer yang bernilai
Andayani, & Fibriana, A. (2018). Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas
Karangmalang. Higeia Journal of Public Health Research and Development 2(1), 57-
68.
Bhandari, J., Thada, P. K. and DeVos, E. (2020) Typhoid Fever. Florida: StatPearls.
Birkhold, M., Crump, J., & Marchello, C. (2020). Complications and mortality of
typhoid fever: A global systematic review and meta-analysis. Journal of Infection 81,
902-910.
Handayani, O., & Ulfa, F. (2018). Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagiyanten. Higeia Journal of Public Health Research and
Development,2(2), 227-238.
Mustofa, F., L., et al. (2020). Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada Anak dan Remaja
di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Lampung
Rohana (2016) Perbedaan Pengetahuan Dan Tindakan Orang Tua Di Pedesaan Dan
Perkotaan Dalam Pencegahan Demam Tifoid Pada Balita. Https://Repository.
Unair.Ac.Id/40043/3/Halaman%20depan.Pdf
Widyawati (2022) Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Demam Tifoid dengan Cara
Penanganan Demam Tifoid pada Anakwilayah Kerja Puskesmas Birobuli Kota
Palu. Jurnal Kolaboratif Sains. 5(4) : 209-215
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
proses penyakit keperawatan 1x24 jam
diharapkan termogulasi - Identifikasi penyebab
neonatus membaik dengan hiertermia
kriteria hasil: - Monitor suhu tubuh
1. Suhu tubuh membaik - Monitor warna dan suhu kulit
2. Suhu kulit membaik - Monitor kadar elektrolit
3. Frekuensi nadimenurun - Monitor haluaran urine
- Monitor komplikasi
akibat hipertermia
- Sediakan lingkungan yang
dingin
- Longgarkan atau
lepaskan
pakaian/bedong
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan
eksternal
- Hindari pemberian
antipiretikatau aspirin
- Berikan oksigenasi
- Kolaborasi pemberian cairan
danelektrolit intravena, jika
perlu
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN DI RUANG MTBS
A: Hipertermia
P:
Identifikasi penyebabhipertermia Monitor
suhu tubuh
Monitor warna dansuhu kulit
Monitor haluaran urin
Sediakan lingkunganyang dingin
Longgarkan ataulepaskan
pakaian/bedong
Lakukan pendinginaneksternal
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Kolaborasi pemberianelektrolit intravena
I:
Mengukur suhu tubuh
Memonitor warna dansuhu kulit
Menganjurkan pemberian ASI
Menganjurkan kembali ke MTBS jika
masih demam
E:
Suhu Tubuh masih 38,3 oC
Warna kulit kemerahan
Terasa hangat
Ibu masih tetap memberikan ASI jikaanak
menangis
Mendampingi perawat memberi resep
paracetamol
Sudah menasehati Ibuuntuk kembali 2 hari
lagi jika masih demam
Telah mengedukasi ibuuntuk melakukan
kunjungan ulang apabila tidak ada
perbaikan.
ANALISA DATA (AN. AH)
INTERVENSI KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Latihan batuk efektif
tidak efektif b.d keperawatan 1x24 jam - Identifikasi kemampuan
Sekresi tertahan diharapkan bersihan jalan batuk
nafas membaik dengan - Monitor adanya retensi
kriteria hasil:
sputum
1) Produksi sputum menurun
2) Batuk efektif meningkat - Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
- Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif kepada orang
tua anak
- Anjurkan Tarik napas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
- Anjurkan mengulangi Tarik
napas dalam hingga 3 kali
- Anjutkan batuk dengan kuat
langsung setelah Tarik napas
dalam yang ke-3
- Kolaborasi pemberian
mukolitik atau ekspektoran,
jika perlu.
P:
- Identifikasi kemampuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
kepada orang tua anak
- Anjurkan Tarik napas dalam melalui
hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama
8 detik
- Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam
hingga 3 kali
- Anjutkan batuk dengan kuat langsung
setelah Tarik napas dalam yang ke-3
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu.
I:
Mengindentifikasi kemampuan batuk
Mengajarkan teknik batuk efektif
Mengkolaborasi pemberian mukolitik
Melakukan pengukuran bb dan tb
pasien
Menganjurkan kembali ke MTBS jika
masih batuk atau pilek
E:
Berat badan 9,1 Kg
Tinggi Badan 86 Cm
Suhu 36,8 oC
Lingkar perut: 42
Lila:14
Kolaborasi pemberian mukolitik
dilakukan
Mengedukasi ibu untuk kunjungan
berukang apabila kondisi anak tidak
membaik
Pasien mendapatkan obat PCT, Metil,
CTM
ANALISA DATA (AN. MN)
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
INTERVENSI
HASIL
Diare b.d proses Setelah dilakukan intervensi Manajemen Diare
infeksi keperawatan selama 3 x 24 - Identifikasi penyebab diare
jam, maka eliminasi fekal (mis: obat-obatan, pemberian
membaik, dengan kriteria botol susu)
hasil: - Identifikasi Riwayat
1) Kontrol pengeluaran
feses meningkat pemberian makanan
2) Konsistensi feses - Identifikasi warna, volume,
membaik frekuensi, dan konsistensi
3) Frekuensi BAB feses
membaik - Monitor tanda dan gejala
4) Peristaltik usus membaik hypovelemia
- Berikan asupan cairan oral
(mis: larutan garam gula,
oralit, Pedialyte, renalyte)
- Anjurkan makanan porsi
kecil dan sering secara
bertahap
- Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas, dan mengandung
laktosa
- Kolaborasi pemberian obat
antimotilitas (mis:
loperamide, difenoksilat)
- Kolaborasi pemberian
antispasmodik/spasmolitik
(mis: papaverine, ekstrak
belladonna, mebeverine)
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses (mis: atapugit,
smektit, kaolin-pektin)
O:
- K/U: Lemah
- Defekasi >5kali/24 jam
- Feses cair
- T: 36,3 oC
- RR: 26x/menit
- BB: 18 Kg
- TB: 108 Cm
- Umur: 7 tahun
A: Diare
P:
- Identifikasi penyebab diare
- Identifikasi riwayat pemberian makanan
- Berikan asupan cairan oral
- Anjurkan makan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
- Kolaborasi pemberian obat
I:
- Membantu mengidentifikasi penyebab
diare
- Mengidentifikasi riwayat pemberian
makanan
- Menganjurkan makan pisang untuk
mengatasi diare
- Mendampingi perawat dalam meresepkan
Obat Zinc, Oralit Menasehati kunjungan
ulang 3 hari iika tidak ada perbaikan
E:
Telah berkolaborasi pemberian oralit dan
zinc
Ibu mengerti dan akan mencoba
memberikan makanan pisang untuk
mengatasi dare
Telah mengedukasi ibu untuk melakukan
kunjungan ulang apabila tidak ada
perbaikan.