Cara penularan:
1.Cara penularan pes melalui gigitan
pinjal dari tikus
2.Masa penularan penyakit pes bubo
atau pes kelenjar adalah 2-6 hari,
sedangkan penyakit pes paru 1-3 hari.
Cakupan Program
Hasil pemeriksaan spesimen PES
pada manusia tahun 2004-2014
Pencegahan
1. Sanitasi Lingkungan
o Pengawasan lingkungan meliputi pengawasan terhadap
tikus dan membersihkan sampah, air, sarang tikus, bahan
untuk membuat sarang tikus dan mengusahakan
konstruksi bangunan anti tikus.
2. Lingkungan rumah
o Makanan harus disimpan di tempat yang aman dan
tertutup
o Tempat penyimpanan air harus ditutup rapat dan bagian
bocor harus diperbaiki
3. Disekitar rumah
o Halaman rumah sebaiknya selalu dibersihkan dan bersih
dari kumpulan sampah
4. Di masyarakat tindakan yang tepat dilakukan:
o Sampah harus dikumpulkan dan dibuang dengan benarbenar terutama pada sampah- sampah industri termasuk
kardus yang rusak dan bahan-bahan bangunan yang dapat
menarik tikus
o Tutup dengan rapat saluran pembuangan air atau sistem
sanitasi lainnya
Pemberantasan
1.Keharusan melaporkan terjadinya penyakit
pes oleh para dokter supaya tindakan
pencegahan dan pemberantasan penyakit
dapat dijalankan. Keharusan ini tercantum
dalam undang-undang karantina danepidemi
(UU Wabah 1962).
2.Keharusan melaporkan adanya kematian
sebelum mayat dikubur. Pada mayat itu
dilakukan fungsi paru, limfa dan pada bubo.
Pes paru primer dapat dinyatakan bila cairan
paru pasitif dan pes cairan limpa negatif. Pes
paru sekunder terjadi bila cairan paru dan
cairan limpa positif. Pes septichaemi jika
cairan paru negatif dan cairan limpa positif.
Pengobatan
Upaya pengobatan terhadap
penderita penyakit pes, baik yang
menularkan maupun yang tertular
adalah sebagai berukut.
a.Untuk tersangka pes
o Tetracycline 4x250 mg biberikan
selama 5 hari berturut-turut atau
o Cholamphenicol 4x250 mg diberikan
selama 5 hari berturut-turut
FLU BURUNG
Cara Penularan
1.Penyakit ini menular melalui udara
yang tercemar oleh virus tersebut,
yang berasal dari leleran atau
kotoran unggas, air minum unggas
yang menderita infulensa burung.
2.Penularan dari manusia ke manusia
sampai saat ini belum ada bukti.
3.Mengkonsumsi daging dan telur
ayam
4.Masa penularan: 1-3 hari
Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksana flu burung
(AI) sama dengan influenza yang
disebabkan oleh virus yang patogen pada
manusia.
a.Pelayanan di Fasilitas Kesehatan non
Rujukan Flu burung
b.Pasien suspek flu burung langsung
diberikan Oseltamivir 2 x 75 mg (sesuai
dengan berat badan) lalu dirujuk ke RS
rujukan flu burung.
c.Untuk Puskesmas yang terpencil pasien
diberi pengobatan Oseltamivir sesuai
skoring di bawah ini,
Skor
Gejala
Demam
Frekuensi napas
1
< 38
2
> 38
>N
Rhonki
Tidak Ada
Ada
Leukopeni
Tidak Ada
Ada
Kontak
Tidak Ada
Ada
Jumlah
Skor :
6 7 = Evaluasi ketat, apabila
meningkat
(>7) diberikan oseltamivir
> 7 = diberi oseltamivir.
Cara Pencegahan
1.Petugas yang berhubungan langsung dengan
sumber penularan memakai masker, kaca
mata, sarung tangan tebal, gaun pelindung,
sepatu bot karet
2.Lingkungan peternakan harus bersih
3.Semua orang yang kontak langsung harus cuci
tangan dengan desinfektan, alkohol 70%
4.Semua orang yang terpapar harus diperiksa ke
fasilitas kesehatan (puskesmas/rumah sakit),
pengobatan simtomatik, roborantina, diobati
atas rekomendasi dokter dengan antiviral
oseltamivir pada kasus tersangka
5.Menjaga kondisi badan agar tetap prima
6.Rencana imunisasi dengan vaksin H5N1 strain
Indonesia (A/Indonesia/05/2005)
Prinsip Dasar
1.Mengutamakan keselamatan
manusia
2.Mempertimbangkan faktor ekonomi
3.Menekankan upaya terintegrasi
seluruh komponen bangsa
4.Mengacu kesepakatan nasional dan
internasional, dan
5.Kesiapsiagaan dan kewaspadaan
dalam mengantisipasi pandemi
influenza .