Anda di halaman 1dari 16

Ordo Siphonaptera

Hasni Ruslan
2019
Ordo Siphonaptera
• KUTU (pinjal)
• Pinjal adalah serangga dari ordo Siphonoptera berukuran kecil (antara 1.5-4
mm), berbentuk pipih dibagian samping.
• Siphon” artinya tabung atau pipa serta “aptera” yang artinya tanpa sayap.
• Kelompok serangga ini merupakan kelompok serangga tanpa sayap yang
memiliki alat mulut untuk menusuk kulit dan menghisap darah.

Kutu Siphonaptera
Siklus Hidup Dan Ekologi
• Pada saat menjadi imago, semua kutu menghisap darah dan berperan sebagai parasit eksternal.
• Kebanyakan spesies menyerang mamalia, beberapa spesies diketahui menyerang burung (10 %).
• Imago hidup pada inang dan menghisap darah inangnya.
• Ordo ini merupakan serangga aktif, yang memiliki eksoskeleton yang keras, tungkai belakang
yang kuat dan beradaptasi untuk melompat, dan memiliki tubuh pipih lateral yang dapat
memudahkan kutu untuk bergerak di inangnya atau pada bulu burung.
• Kutu menghabiskan sebagian besar waktunya di inangnya.
• Imago dapat hidup dalam jangka waktu setahun atau lebih dan dapat bertahan beberapa minggu
atau bulan tanpa makanan.
Jenis penyakit yang disebabkan oleh pinjal

Pes
Pes merupakan penyakit Zoonosis terutama pada tikus dan rodent lain dan dapat ditularkan
kepada manusia.
• Pes juga merupakan penyakit yang bersifat akut disebabkan oleh kuman/bakteri.
• Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellosis atau Yersiniosis/Plague.
• Penyebab pes
• Pes disebablan oleh :
Kuman/Bakteri Yersinia pestis(Pasteurella pestis).
Vektor pes
Vektor pes adalah pinjal.
• Jenis-jenis pinjal
• Pinjal kelinci (Spilopsyllus cuniculi)
• Pinjal tikus oriental (Xenopsylla cheopis)
• Pinjal burung (Ceratophyllus gallinae)
• Pinjal anjing (C. canis)
Reservoir
Reservoir utama dari penyakit pes adalah hewan –hewan rodent (tikus,kelinci).
Gejala klinik pes

1. Demam tinggi
2. Tubuh menggigil
3. Perasaan tidak enak,malas
4. Nyeri otot
5. Sakit Kepala hebat
6. Pembengkakan kelenjar lipat paha,ketiak,dan
leher
7. Pembengkakan kelenjar limpa
8. Serangan tiba-tiba
Pes
• Penyakit pes, adalah penyakit infeksi pada manusia dan hewan
yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis
• Pes disebut juga sampar.
• Penyakit menular bakteri yang serius akibat gigitan pinjal, yang
membawa bakteri patogen.
• Penyakit ini menyebabkan pandemi pada abad pertengahan,
dikenal sebagai Black Death, membunuh lebih dari 75 hingga 200
juta manusia.
• Kini, kasus pes menurun hingga 5.000 orang per tahun di seluruh
dunia, karena antibiotik modern dan penanganan yang dini
Pes
• Pes dapat berkembang dengan cepat dan mengakibatkan kematian
jika tidak segera diobati
• Pes merupakan penyakit zoonosis (yang bersumber dari binatang)
yang masih memerlukan pengamatan intensif di Indonesia,
dibeberapa kabupaten seperti pasuruan, sleman dll
• Berdasarkan organ yang terkena infeksi pes, penyakit ini dapat
dibagi menjadi tiga jenis:
• Pes pada sistem limfatik (bubonic plague)
• Pes pada aliran darah (Septicemic plague)
• Pes pada paru-paru( Pneumonic plague)
Gejala Pes
• Gejala awal pes ditunjukan dengan gejala mirip flu, seperti demam, yang biasa terjadi dua atau
enam hari setelah infeksi terjadi
• Namun gejala dapat bervariasi berdasarkan organ yang terinfeksi bakteri ini
• Berikut adalah gejala pes berdasarkan jenisnya:
• Pes pada sistem limfatik (bubonic plague)
ditandai dengan limfadenopati atau perbesaran kelenjar getah bening (KGB) pada lipat paha,
ketiak, atau leher yang berukuran sebesar telur ayam.
gejala utama sering kali disertai: demam, menggigil, pusing, lemas, nyeri otot, serta kejang
• Pes pada aliran darah (pneumonic plague)
infeksi bakteri ini dapat menyebabkan kematian bahkan sebelum gejala muncul
gejala infeksi pes jenis ini diantaranya: nyeri perut, diare, mual dan muntah, demam, lemas,
perdarahan.
• Pes pada paru-paru (pneumonic plague)
Disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar hingga paru-paru.
Jenis ini paling jarang terjadi, namun paling mematikan.
Gejala pes ini dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan penderita mengalami gagal
nafas dan syok dalam waktu dua hari setelah terpapar infeksi.
Penyebab, Penyebaran, dan Faktor Risiko Pes

• Bakteri Yersinia pestis biasanya terdapat dalam hewan pengerat, seperti tikus, tupai,
atau bajing
• Bakteri tersebut dapat memasuki tubuh manusia saat seseorang mengalami kontak
dengan hewan yang terinfeksi bakteri tersebut.
• Kontak tersebut dapat berupa kontak langsung dari darah hewan yang terinfeksi
masuk melalui kulit manusia yang mengalami luka, atau kontak tidak langsung
melalui gigitan pinjal yang hidup dari hewan pengerat tersebut
• Penyebaran antarmanusia dapat terjadi pada pes paru-paru melalui cipratan ludah
saat penderita pes batuk, yang terhirup oleh orang lain
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit pes, yaitu
• Tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk dan populasi hewan pengerat yang
banyak.
• Kontak dengan hewan yang mati atau terinfeksi pes.
• Melakukan kegiatan di alam terbuka.
• Berprofesi sebagai dokter atau perawat hewan.
• Bepergian ke area di mana terdapat infeksi pes
Cara penularan
• .Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke
hewan lain atau manusia, apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang
mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke
hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan.
• 1. Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila digigit oleh
pinjal tikus hutan yang
2. Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus hutan,
misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan, dimana ianya terkena
darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
3. Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh pinjal
infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes
4. Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal. Pinjal yang efektif kemudian
menggigit manusia.
5. Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal manusia Culex
Irritans (Human flea)
6. Penularan pes dari orang yang menderita pes paru-paru kepada orang lain melalui percikan
ludah atau pernapasan
Kutu manusia (Pulex irritans)
• Kutu manusia (Pulex irritans)
• Sebagai ektoparasit, spesies ini ditemukan di bagian luar inangnya.
• Inang dari spesies ini umumnya berasal dari kelompok mamalia, terutama karnivora yang besar
termasuk manusia.
• Spesie ini memiliki sebaran kosmopolitan, sehingga habitatnya sangat bervariasi tergantung pada
lokasi geografis. Telur, larva dan kepompong biasanya juga ditemukan di habitat inang langsung.
• Imago dari kutu ini berwarna coklat kemerahan, imago betina memiliki ukuran 2.5 hingga 3.5 mm
dan jantan berukuran 2 hingga 2.5 mm.
• Tubuh berbentuk pipih secara lateral dan tidak memiliki sayap. Perut dan dada jauh lebih besar
dari kepala.
• Kepala sangat pendek dan memiliki antena kecil yang ditemukan di lekukan kecil di belakang
ocelli.
• Antena masing-masing memiliki 5 segmen. Alat mulutnya khusus untuk menusuk dan
menghisap. Tidak seperti kebanyakan kutu, spesies ini tidak memiliki genal atau pronotal
ctenidia.
Kutu manusia (Pulex irritans)
Kutu manusia (Pulex irritans)
• Telur kutu ini berwarna putih dan berbentuk oval.
• Semua larva kutu menyerupai belatung tanpa kaki atau mata.
• Berwarna putih-buram, memiliki beberapa setae dan sangt aktif.
• Kepala tersklerotisasi dan lebih gelap dari tubuhnya.
• Segmen posterior terdiri dari dua kait keil berwarna cokelat.
• Pupa spesies ini dikelilingi oleh sutra yang lengket yang dengan mudah
menjadi tempat menempelnya serpihan dan debu yang membantu untuk
kamuflase.
• P. irritans bersifat holometabola.
• P. irritans imago dapat hidup selama beberapa minggu hingga lebih dari 1
tahun.
Kutu manusia (Pulex irritans)
• Beberapa patogen diketahui berasosiasi dengan kutu ini dan dapat
menularkan penyakit diantaranya : Bakteri Yersinia pestis, Rickettsia
typhi, Rickettsia felis), Protozoa (Nosema pulicis), Nematoda
(Steinernema carpocapsae).
Kutu manusia (Pulex irritans)
• Pengendalian kutu ini hampir sama pada pengendaian kutu secara
umum yaitu, dengan mengendalikan secara mekanis dengan
mengambil langsung kutu pada inang.
• Pengendalian kimiawi dengan menggunakan insektisida khusus
untuk kutu.
• Selain itu, inang perantara juga harus mendapatkan treatment
seperti adanya pembersihan berkala baik hewan perantara, maupun
habitat inang
CARA KOLEKSI
• Kutu diambil secara manual atau menggunakan alat seperti kuas dari inangnya
seperti burung atau mamalia.
• Cara ini juga digunakan untuk mengambil caplak dari inangnya.
• Simpan kutu dalam ethanol 75-80 %. Kutu dapat disimpan dalam botol berisi ethanol
atau dikoleksi menggunakan slide.
• Jika dikoleksi menggunakan slide , kutu diletakkan dengan menghadap ke arah kiri,
bagian tungkai kemudian direntangkan.
• Untuk melakukan pembuatan slide kutu, dapat dilakukan secara bertahap, yaitu
pembersihan isi tubuh kutu yang dapat menggunakan larutan KOH atau NaOH.
Pada tahap ini bagian tubuh kutu ditekan keluar, agar tubuh tampak transparan.
• Tahapan kedua adalah pencucian ulang dengan alkohol, untuk membuang kotoran
yang tersisa. Tahapan selanjutnya adalah mounting atau perentangan, yang
dilakukan dengan merentangkan tungkai kutu, kemudian dikeringkan. Setelah
kering, dapat dilapisi dengan balsam kanada dan ditutup menggunakan cover glass,
kemudian dikeringkan agar mengeras

Anda mungkin juga menyukai