Anda di halaman 1dari 87

DASAR-DASAR

ZOONOSIS

SAYU PUTU YUNI PARYATI


Page 1
ZOONOSIS

• Penyakit dan infeksi yang secara


alamiah ditularkan di antara hewan
vertebrata dan manusia
• Diseases and infections which are
naturally transmitted between vertebrate
animals and man. --- WHO, 1959

Page 2
• . Menurut UU No. 6/1967 pengertian
Zoonosis adalah penyakit yg dapat
menular dari hewan ke manusia dan
sebaliknya atau disebut juga
Anthropozoonosis.
Begitupun dalam UU No. 18 tahun 2009
tentang Peternakan dan kesehatan
Hewan, sebagai pengganti UU No. 6
tahun 1967 dinyatakan bahwa penyakit
zoonosis adalah penyakit yang dapat
menular dari hewan kepada manusia atau
sebaliknya.
Page 3
• Definisi Zoonosis menurut PAHO (Pan
American Health Organization) yang
menjadi rujukan WHO adalah : Suatu
penyakit atau infeksi yang secara alami
ditularkan dari hewan vertebrata ke
manusia

Page 4
• Penyakit yang secara alami dapat
dipindahkan dari hewan vertebrata ke
manusia atau sebaliknya.
• Ada ± 150 penyakit zoonosa di dunia. Di
Indonesia terdapat lebih dari 50 zoonosis
antara lain: rabies, pes, anthrax,
taeniasis/cysticercosis, JE, leptospirosis,
toxoplasmosis, bovine tubercullosis,
schistosomiasis, flu burng, sapi gila dsb

Page 5
PENGGOLONGAN ZOONOSIS

1. Tipe siklus hidup agen penyakit


2. Reservoir utama atau arah penularan
3. Tipe agen penyebab
4. Asal hewan penyebarnya

Page 6
1. TIPE SIKLUS HIDUP AGEN PENYAKIT

• Orthozoonosis

• Siklozoonosis
• Metazoonosis
• Saprozoonosis

Page 7
1.1. Orthozoonosis
(Zoonosis langsung/Direct zoonoses)

 siklus hidup agen penyakit hanya


membutuhkan hospes satu spesies
vertebrata saja dan agen penyebab
penyakit hanya sedikit/tidak mengalami
perubahan selama penularan

Contoh: rabies, bruselosis, trikinosis,


leptospirosis

Page 8
1.2. Siklozoonosis
• siklus hidup agen penyakit memerlukan
lebih dari satu spesies vertebrata,
tetapi tidak melibatkan invertebrata dalam
siklus hidupnya.

Contoh: taeniasis, hidatidosis,


ekinokokosis

Page 9
1.3. Metazoonosis

• siklus hidup agen penyakit


memerlukan vertebrata dan
invertebrata
Contoh: tripanosomiasis,
skistosomiasis,
infeksi oleh arbovirus
arthropod borne-virus
Page 10
1.4. Saprozoonosis
• siklus hidup agen penyakit
membutuhkan hospes vertebrata dan
reservoir nonhewan

Contoh: infeksi oleh larva migran,


histoplasmosis
sebagian besar mikosis

Page 11
2. Reservoir utama atau arah penularan
 dapat berupa satwa piara atau
satwa domestik, dan satwa liar

- Anthropozoonosis
- Amphixenosis
- Zooanthroponosis

Page 12
2.1. Anthropozoonosis
• yaitu apabila penyakit dapat secara
bebas berkembang di alam di antara
satwa liar maupun satwa domestik
• arah penularan dari hewan vertebrata ke
vertebrata lainnya atau ke manusia
• manusia hanya kadang-kadang terinfeksi
dan merupakan titik akhir dari
infeksi (dead end atau cul de sac)

Contoh penyakit: rabies, leptospirosis,


tularemia, hidatidosis
Page 13
2.2. Amphixenosis
• manusia dan hewan sama-sama
merupakan reservoir yang cocok untuk
agen penyebab penyakit
• infeksi tetap dapat berjalan secara
bebas walaupun tidak ada keterlibatan
kelompok lain (manusia atau hewan)
• menurut arah penularan merupakan
zoonosis yang ditularkan oleh manusia
ke hewan vertebrata atau sebaliknya
Contoh: stafilokokosis, streptokokosis
Page 14
2.3. Zooanthroponosis
• bila penyakit berlangsung secara bebas
pada manusia
• merupakan penyakit manusia yang hanya
kadang-kadang saja menyerang
hewan sebagai cul de sac
• arah penularan dari manusia ke hewan
vertebrata dan manusia lainnya

Contoh: tuberkulosis tipe humanus, amebiasis,


difteri
Page 15
3. Agen penyebab penyakit

Zoonosis bakterial
Zoonosis viral
Zoonosis mikotik
Zoonosis parasitik

Page 16
4. Asal hewan penularnya:

- Zoonosis berasal satwa liar (wild


animal zoonoses)
- Zoonosis berasal dari hewan yang tinggal
di sekitar kita (Domiciled animal zoonoses)
- Zoonosis berasal dari hewan piara
(Domesticated animal zoonoses)

Page 17
Protecting yourself and your
family from animal diseases
and infections

Page 18
Hewan apa saja yang dapat
menularkan zoonosis?
Farm Animals Wild Animals

• Cattle • Ticks
• Swine • Squirrels
• Goats • Raccoons
• Cats & dogs • Mice/rodents
• Poultry • others

Page 19
Petani lebih berisiko thd
zoonosis
1. Lebih sering kontak dg udara ataupun
hal2 yang berhubungan dg hewan

2. Lebih banyak kontak dg hewan domestik


maupun hewan liar

Page 20
Bagaimana penyakit ditularkan ?

• Every day contact with animals


• Transporting carcasses
• By-products (feces/urine)
• Scratches or bites
• From milk and milking
• Contaminated soils
• Contaminated meats

Page 21
Zoonosis yang paling
umum

Page 22
Campylobacter
Common Carriers
Cattle
Sheep
Pigs
Dogs
Rodents
Poultry

Page 23
Campylobacter

Transmission Clinical presentation

• Contaminated food • Stomach ache


or animals • Nausea
• Headache
• Diarrhea

Page 24
Campylobacter

• Among the most widespread cause of


infection in the world.
• Cause both diarrheal and systemic
diseases
• Campylobacter jejuni

Page 25
Typical Organisms
• Gram-negative rods
with comma, S, or
“gull-wing” shapes.
• Motive, with a single
polar flagellum
• No spore & no
capsule

Page 26
Pathogenesis
• The infection by oral route from food, drink, or
contact with infected animals or animal
products(Milk, meat products ).
• Susceptible to gastric acid (about 104
organisums)
• Multiply in the small intestine invade the
epithium produce inflammation cause
bloody stools
• Occasionally, the bloodstream is invaded

Page 27
Cat-Scratch Disease

Common carriers

Cats
Dogs

Page 28
Cat Scratch Disease

• Bartonella henselae
– Gram negative rod
– Formerly classified
as Rickettsia
• Two major serotypes/genotypes
– Type I (Houston I)
– Type II (BA-TF/Marseille)
• Bartonella clarridgeiae

Page 29
Cat-Scratch Disease

Transmission Clinical presentation

• Scratches and • Fever


puncture wounds • Skin papule
from infected animals • Swollen lymph nodes

Page 30
Salmoneliosis

Common carriers

Cattle
Cats
Dogs
Horses
Poultry

Page 31
Salmonelliosis

Transmission Clinical Presentation


Direct contact with • Chills
animal or feces • Fever
• Headache
Contaminated food • Diarrhea
• Vomiting

Page 32
• Salmonella is a Gram-negative facultative rod-
shaped bacterium belonging to family
Enterobacteriaceae,

• Salmonellae live in the intestinal tracts of warm and


cold blooded animals. Some species are ubiquitous.
Other species are specifically adapted to a particular
host.

• In humans, Salmonella are the cause of two diseases


called salmonellosis:
– enteric fever (typhoid), resulting from bacterial invasion of
the bloodstream, and
– acute gastroenteritis, resulting from a foodborne
infection/intoxication.

Page 33
Page 34
Encephalitis

Common carriers

Horses
Rodents

Page 35
Encephalitis

Transmission Clinical presentation

• Mosquito bites • Lethargy


• Tick bites • Fever
• Headache
• Disorientation

Page 36
Major Arboviruses That Cause
Encephalitis
• Flaviviridae
– Japanese encephalitis
– St. Louis encephalitis
– West Nile
• Togaviridae
– Eastern equine encephalitis
– Western equine encephalitis
• Bunyaviridae
– La Crosse encephalitis

Page 37
Page 38
http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/arbor/schemat.pdf
Rabies

Common Carriers

Cats
Dogs
Raccoons
Skunks
Bats
Foxes

Page 39
Rabies

Transmission Clinical presentation


• Fever
• Animal Bite • Headache
• Agitation
• Contact with infected • Confusion
tissue, fluids or feces • Seizures
• Excessive salivation

Page 40
RABIES VIRUS

Page 41
• Morphology and structure
• Replication
• Pathogenesis
• Clinical symptoms
• Diagnosis
• Prevention and Treatment

Page 42
Morphology
• bullet-shaped;
• 45-100 nm in diameter; 100-430 nm long.

Page 43
structure
• Core -ssRNA
• L-protein (large protein)
• ---RNA dependent RNA polymerase RNP
Capsid N-protein
---protect RNA from hydrolysis
P-protein

Envelope
Bilipid layer
• M-protein (matrix protein)
• G-protein (glucoprotein)
• ---spike
• ---bind to the receptor of the host cell

Page 44
Page 45
Page 46
Pathogenesis
• CNS

afferent fibers efferent fibers

nerve endings salivary gland


Neuromuscular organs and tissues
junction
muscles
Virus

Page 47
Psittacosis

Common Carriers

Pigeons
Parrots
Turkeys
Parakeets

Page 48
Psittacosis

Transmission Clinical presentation

• Inhalation from • Fever


infected birds • Headache
• Carcasses • Pneumonia
• Secretions
• Contaminated
facilities

Page 49
The Organism

• Chlamydophila psittaci
• Obligate intracellular bacteria
• Elementary body
– Infectious
– Survive for months in environment
• Reticulate body
– Non-infectious

Center for Food Page


Security
50
Transmission to Humans
• Inhalation
– Dried infective droppings
– Secretions or dust from
feathers
• Mouth-to-beak
• Direct contact
– Handling plumage or tissues of
infected birds
• Person-to-person transmission
– Not proven
– Venereal transmission reported
Center for Food Page
Security
51
Ringworm

Common Carriers

Cattle
Cats

Page 52
Ringworm

Transmission Clinical presentation

• Direct contact with • Skin lesions


infected animal

Page 53
Toxoplasmosis

Common carriers

Cats
Sheep

Page 54
Toxoplasmosis

Transmission Clinical Presentation

• Ingestion of infected • Fever


meats • Swollen nodes
• Abortion
• Fecal contaminated • Still-birth
soil • Mental retardation

Page 55
Scabies

Common Carriers

Dogs
Raccoons

Page 56
Scabies

Transmission Clinical presentation

• Direct contact with • Itching skin lesions


infected animals

Page 57
Prevention and Control

Page 58
Assure an uncontaminated
water supply
• Membangun sumur dengan benar
• Tambahkan klorinasi ke air
• Cukup persediaan air
• Pembuangan limbah yang tepat

Page 59
Mencegah kontaminasi
makanan
1. Hindari susu yang tidak dipasteurisasi
2. Cuci tangan
3. Disinfeksi permukaan dapur
4. Cuci buah dan sayuran mentah
5. Jangan mencairkan daging di meja
6. Gunakan peralatan terpisah untuk
makanan mentah / matang

Page 60
Memasak dengan benar

• Masak telur sampai matang


• Hindari makanan dengan telur
setengah matang
• Masak daging / unggas sampai
matang

Page 61
Menyimpan makan

• Simpan makanan ke dalam wadah yang


sesuai
• Dinginkan sisa makanan dengan segera
• Jangan pernah meninggalkan makanan
selama lebih dari 2 jam pada suhu ruang

Page 62
Always drink pasteurized
milk!

Page 63
Hindari kontak dengan hewan
yang sakit
• Buang bangkai dengan benar

– Pakailah pakaian dan sarung


tangan yang sesuai
– Semprot binatang mati sebelum
memindahkannya
– Buang binatang sesuai aturan
– Cuci tangan sesudahnya

Page 64
Mencegah hewan bersarang di
rumah Anda
• Jaga kebersihan rumah
• Tutup lubang di dalam dan di luar
• Jauhkan perangkap dari jangkauan
• Simpan makanan dalam wadah yang ketat

Page 65
Lindungi hewan peliharaan dari
sakit
• Vaksinasi kucing dan anjing thd rabies
• Jangan memelihara hewan liar sebagai
hewan peliharaan
• Jangan biarkan hewan minum dari toilet
• Tempat tinggal hewan peliharaan bersih
1x / minggu
• Bersihkan kotak sampah setiap hari

Page 66
Wanita hamil
sebaiknya tidak
membersihkan
kotak sampah

Page 67
Tindakan pencegahan
keselamatan tambahan
• Perlakukan ternak yang mengeluarkan air
liur seolah-olah menderita rabies
• Cuci tangan Anda setelah menangani atau
membersihkan kandang hewan
• Tutup kotak pasir bila tidak digunakan

Page 68
Mencegah gigitan kutu

• Pakai repelen
• Pakailah pakaian yang sesuai
(Kemeja lengan panjang)
• Periksa diri Anda dan hewan peliharaan
setelah berada di daerah yang penuh
dengan kutu

Page 69
Perlakukan goresan dan gigitan
hewan secara serius
• Cuci daerah dengan sabun dan air
• Oleskan obat anti bakteri
• Balut luka
• Pertimbangkan perhatian medis

Page 70
Kebanyakan Zoonosis
dapat dicegah jika
tindakan pencegahan
diambil!

Page 71
Page 72
Zoonosis dapat pula dibagi menjadi:

Ectoparasitic zoonoses
Occupational zoonoses
Foodborne zoonoses:
meatborne, milkborne,
fishborne, dll.

Page 73
Foodborne diseases:
 segala penyakit yang disebabkan
karena mengkonsumsi pangan

• infeksi
 foodborne infection

• intoksikasi
 dapat terjadi bila bakteri menghasilkan
toksin pada makanan

Page 74
Mikroorganisme penyebab:
(beberapa contoh mikroorganisme penyebab foodborne
diseases)

Bakteri :
• Salmonella, Campylobacter, Clostridium
perfringens
• Listeria monocytogenes, Escherichia coli,
Yersinia enterocolitica, Shigella,
Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus,
Bacillus cereus, Streptococcus group A

Page 75
Mikroorganisme penyebab:
(beberapa contoh mikroorganisme penyebab foodborne
diseases)

Virus
- virus hepatitis A,
- Norwalk gastroenteritis virus

Riketsia

Page 76
Mikroorganisme penyebab:
(beberapa contoh mikroorganisme penyebab foodborne
diseases)

Protozoa
• Toxoplasma gondii, Entamoeba histolytica,
Giardia lamblia

Parasit
• Nematoda (Trichinella spiralis), Cestoda
(Taenia saginata),Trematoda (Fasciola sp)

Page 77
ANTRAKS

Page 78
. PENYAKIT ANTRAKS :
• Bersifat zoonosis
• Disebut juga radang limpa, radang kura,
malignant pustula, malignant edema,
woolsorters disease, charbon
• Merupakan penyakit yang berhubungan
sangat erat dg pekerjaan .
• Dikenal sejak zaman mesir kuno, wabah
pertama di indonesia tahun 1832 di Kab
Kolaka – Sultra
• Endemis di DKI, JABAR, JATENG,
NTB,NTT, JAMBI, SUMBAR, SULTRA,
SULTENG, dan PAPUA Page 79
ETIOLOGI
•Agent bacillus anthracis, berbentuk batang,
berkapsul
•Virulensi : tergantung toksin dan resistensi host
•Ukuran 1-2 mm x 5 – 10 mm, non motil
•Membentuk spora, aktif bila masuk tubuh host.
•Spora mati :
a) Bila dioven pada suhu 140° c selama 3 – 4 jam
b) Dididihkan pada suhu 100° c selama 10 menit
c) Dengan Otoklaf suhu 120° c tekanan 2 atm
selama 30 menit.

Page 80
KAPSUL KUMAN BACILLUS ANTHRACIS :

□ Menghalangi fagositosis
□ Membentuk toksin
□ Toksin mempengaruhi : endotel vaskuler,
edema, agregasi platelet, trombosis, gangren
□ Kematian

Page 81
JENIS ANTRAKS:
• Antraks kulit (bila tidak mendapat
pengobatan): 5–20% akan
meninggal, tergantung luas
jaringan kulit yang terinfeksi
• Antraks gastro intestinal : 25 –
75 % dalam waktu kurang 2 hari
• Antraks paru – paru :75 – 90 %
• Antraks meningitis : sangat tinggi
mendekati 100%
Kematian biasanya pada hari ke
2 – 3 setelah gejala timbul Page 82
JENIS ANTRAKS MENURUT GEJALA :
• Antraks kulit ( cutaneous anthrax ) : melalui
kulit yang lecet
• Antraks pencernakan (intestinal antrhax) :
melalui saluran pencernaan
• Antraks peranafasan (pulmonary anthrax ) :
melalui pernafasan
• Antraks peradangan otak
(meningitis anthrax) : akibat komplikasi yang
lain
Penularan juga dapat melalui gigitan serangga
dan penggunaan alat secara bersama (
sikat gigi, handuk dll) Page 83
DIAGNOSA
• Gejala klinik
• Laboratorium
- mikroskopis
sediaan hapus dari tempat infeksi :
Antraks kulit : spesimen dari
eksudat les
Antraks paru : sputum atau
cairan pleura
Antraks meningitis : pungsi
lumbal
Antraks intestinal : faeses atau
cairan ascites
- serologis : ascoli test, fat, elisa
- Biakan Page 84
TATA CARA PENGAMANAN
BARANG DIDUGA MENGANDUNG ANTRAKS
1. Jangan membuka lebih lanjut
amplop/bungkusan/paket yang mengandung
bahan diduga antraks.
2. Jangan menggoyang atau mengosongkan amplop/
bungkusan/ paket yang diduga mengandung
bubuk antraks.
3. Hindari semaksimal mungkin bahan yang diduga
mengandung kuman antraks tersebar atau tertiup
angin atau terhirup.
4. Gunakan sarung tangan atau masker hidung dan
mulut, bila tangan atau badan tercemar bubuk yang
diduga mengandung spora antraks , cuci tangan
atau mandi dengan sabun dan air yang mengalir.Page 85
5. Masukkan amplop atau bungkusan seluruhnya
kedalam kantong plastik yang kedap udara atau dapat
diikat dengan keras, lebih baik bila menggunakan
kantong plastik 2 lapis atau lebih.
6. Masukkan kantong plastik kedalam wadah kaleng /
stoples kaca berikut sarung tangan, masker dan
barang – barang lain yang mungkin telah tercemar
bakteri antraks dan beri label “ berbahaya jangan
dibuka “
7. Bila bubuk yang diduga mengandung antraks
tercecer diruangan, dilakukan penutupan dengan
handuk yang dibasahi bahan pemutih cucian/
hypocloride.
8. Letakkan dos dan stoples dalam ruangan yang tidak
banyak digunakan oleh orang lain atau ruangan
khusus yang terkunci. Page 86
Page 87

Anda mungkin juga menyukai