Anda di halaman 1dari 10

VECTOR

&
RODENT
BORNE
DISEASE
01

Pengertian
Vector & Rodent
VECTOR
• Arthropoda yang berperan sebagai pembawa
pathogen penyebab penyakit.
• Patogen dapat berupa parasit, bakteri, jamur atau
virus.
• Pembawa pathogen biasanya juga sekaligus
sebagaiPENYEBAR dan PENULAR.
RODENT
adalah hewan pengerat yang memiliki gigi depan
yang selalu tumbuh dan biasanya pada manusia bisa
menyebabkan penyakit dan dapat digunakan sebagai
hewan percobaan tikus adalah satu jenis binatang
pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat dan
sering merugikan manusia karena dalam kehidupan
sehari-hari tikus sering merusak bahan makanan dan
peralatan serta dapat menularkan penyakit.
RESERVOIR PENYAKIT
Mahkluk hidup atau lingkungan yang menjadi
tempat perkembangbiakan pathogen yang dapat
menyebabkan penyakit.• Mahkluk hidup -> sekaligus
berperan sebagai "vector biologis"• Lingkungan ->
sering disebut juga "tempat perindukan".
01
Contoh penyakit akibat
Vector & Rodent
CONTOH HEWAN VECTOR & RODENT

Penyakit tular vektor yaitu Penyakit yang penularannya melalui


perantaraan vector-vektor seperti contoh, baik penularannya secara mekanik
maupun biologis.
• Penyakit tular vektor Banyak terjadi di daerah dengan populasi vector
tinggi.
• Wilayah tropis dan sub tropis, berhubungan dengan iklim,tingkat suhu dan
kelembaban lingkungan.
• Contoh:"
Malaria, DBD, Chikungunya, Filariasis, Babesiosis, dll
Kerugian Akibat PenyakitTular Vektor
• Tahun 2016 sebanyak 218.450 penderita malaria -> kerugian ekonomi
masyarakat sebesar 892 Milyar
.• Kasus demam berdarah dilaporkan sebanyak 204.171penderita - kerugian
ekonomi masyarakat sekitar 986Milyar.
• Kasus filariasis dilaporkan ada 13.009 penderita + kerugian ekonomi
masyarakat sekitar 36 Milyar.
• Angka mortalitas DBD sampai menurun di bawah 1 persen
JENIS PENYAKI AKIBAT VEKTOR & RODENT
1. Nyamuk aedes aegepty ( DBD )
pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus
persebaran dengue di desa dan kota. . Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan
oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang
diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun
tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat
mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus.
Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang andal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscisnya, namun tidak
berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.

2. Tikus ( pes )
pes yang juga biasa disebut dengan plague atau sampar merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis, bakteri penyebab pes
memang terdapat pada hewan, tetapi penyakit plague ini bisa menular ke manusia. Caranya penularannya melalui gigitan kutu tikus atau
kontak langsung dengan jaringan atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi penyakit tersebut.
01
Upaya Pengendalian
Vector & Rodent
Cara pengendalian di bagi 3 yaitu :
1. Upaya Pengendalian Fisik
Pengendalian vektor yang dilakukan secara manual
Beberapa cara yang bisa dilakukan
•Membunuh langsung
•Merusak sarang
•Menciptakan lingkungan yang anti (tidak dapat hidup)
•Penimbunan, pengeringan, dll
•Memanfaatkan alat-alat perusak / pembuat lumpuh

2. Upaya PengendalianBiologi
Pengendalian vektor yang menggunakan makhluk
hidup lainnya sebagai pengendali, Beberapa cara yang
bisa dilakukan :
•Menggunakan musuh alami / predator alami seperti
(kucing/burung puyuh=tikus, kodok=nyamuk)
•Menggunakan tumbuhan yang anti
•Menggunakan enzim tertentu untuk merusak
metabolisme vektor
• Melakukan rekayasa DNA pada vektor tertentu dan
membiarkannya menulari / menyebarkan karakteristik
DNA tersebut pada vektor di alam bebas
3. Upaya PengendalianKimia
Pengendalian vektor yang menggunakan bahan-bahan kimia.
harus dilakukan oleh tenaga entomolog kesehatan dan tenaga
lain yang terlatih (memiliki sertifikat / surat keterangan).
• Pengendalian oleh tenaga terlatih dalam melakukan
pengendalian vektor harus dibawah pengawasan tenaga
entomolog kesehatan.
• Setiap tenaga pengendalian vektor harus mengunakan
perlengkapan pelindung diri (PPD) / Alat Pelindung Diri (APD)
dari bahaya insektisida dalam melaksanakan tugasnya.
• Peralatan yang digunakan dalam pengendalian vektor harus
memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau sesuai
dengan rekomendasi WHO, serta zat kimia nya harus yang
memiliki izin.

Anda mungkin juga menyukai