Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN
“ZERO WASTE DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN”
DOSEN PENGAMPU
IWAN DESIMAL. M. KL

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. Kaifiatul hikmah 21281098
2. Yopi Haryani 21281099
3. Nurmaniyati Fathiyyah 21281100
4. Nila Agustina 21281101
5. Yustiati 21281103
6. Aulia febrianti 21281105
7. Ari surya putra 21281106
8. Mia septi maharani 21281107
9. Ikhwanul redha 21281108
10. Selvi febrianingsih 21281109

UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran allah swt.karena atas limpahan karunia,rahmat dan
hidayahnya yang berupa Kesehatan,sehingga makalah“zero waste dan dampaknya bagi
Kesehatan ” dapat terselesaikan pada waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak
dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai bidang studi yang kami tekuni. Makalah ini di susun sebagai tugas kelompok mata kuliah
Kesehatan lingkungan. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan,namun
kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan
maupun segi penyusunan.oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati.

Mataram, 2 Desembar 2022

Kelompok 4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Meningkatnya jumlah sampah saat ini disebabkan oleh tingkat populasi dan standar gaya
hidup, yaitu semakin maju dan sejahtera kehidupan seseorang maka semakin tinggi jumlah
sampah yang dihasilkan (El Haggar, 2007). Peningkatan jumlah sampah terjadi seiring deret
ukur sedangkan ketersedian lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mengikuti
deret hitung. Hal ini mengakibatkan lahan TPA memiliki umur yang pendek karena tidak
mampu lagi menampung sampah yang ada. Rendahnya teknologi yang dimiliki dan
lemahnya infrastruktur menimbulkan permasalahan sampah yang cukup rumit terutama di
negara berkembang seperti Indonesia. Pemerintah selaku stakeholder mempunyai
kewajiban untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah yang efektif dalam mengatasi
permasalahan sampah. Selain itu, peran serta masyarakat juga diharapkan dapat membantu
mengatasi masalah tersebut karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap masalah
akibat keberadaan sampah mempunyai andil besar dalam memperburuk tata ka na sampah.
Konsep pengelolaan sampah 3R sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Konsep ini
sangat cocok diterapkan di negara berkembang yang karena keterbatasan teknologi maka
harus memberdayakan masyarakat sebagai pelaku yang menghasilkan sampah. Namun, pada
kenyataannya penerapan 3R dalam kehidupan sehari-hari masih jauh dari yang diharapkan.
Prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R) yang menjadi ujung tombak dalam menangani sampah
di lingkungan masyarakat seakan hanya slogan yang tidak mengena. Sampah adalah barang
atau benda yang telah habis nilai manfaatnya. Definisi ini menimbulkan kesan ka nada yang
menjadikan sampah dipandang sebagai benda yang harus segera disingkirkan dari halaman
rumah apapun caranya. Tentu paradigma tentang pengertian sampah ini harus diubah agar
masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola sampahnya masing-masing sehingga
permasalahan lingkungan karena sampah dapat terminimalisir. Kholil (2004) dalam
Saribanon (2009) mengemukakan bahwa pengelolaan sampah di masa yang akan datang
perlu lebih dititikberatkan pada perubahan cara pandang dan perilaku masyarakat dan lebih
mengutamakan keterlibatan masyarakat dalam pengelolaannya (bottom-up) sebab terbukti
pendekatan yang bersifat top-down tidak berjalan secara efektif.
Perubahan cara pandang masyarakat terhadap sampah sudah terjadi di beberapa wilayah,
warga melakukan pengelolaan sampah secara komunal dengan menerapkan prinsip 3R.
Sampah dipilah di masing-masing rumah lalu diangkut dan dikumpulkan pada Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) yang dibangun secara mandiri. Kemudian setelah sampah
terkumpul, ka nada sampah dijual dan ka nada lainnya didaur ulang menjadi produk
bermanfaat atau kerajinan. Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah ini ternyata
mampu mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA Piyungan secara signifikan.
Selain itu, meningkatkan pendapatan masyarakat karena penjualan produk daur ulang yang
dihasilkan. Kesadaran lingkungan dan peran aktif masyarakat ini dapat muncul karena
pemahaman baru yang positif mengenai sampah. Pemahaman baru tersebut adalah bahwa
sampah merupakan barang sisa yang memiliki manfaat lain secara ekonomi melalui
pemilahan dan proses daur ulang. Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah
secara komunal tidak selalu berjalan mulus. Konflik kepentingan masih menjadi masalah
utama dalam pengelolaan sampah secara komunal. Pandangan bahwa dengan membayar
retribusi tanpa harus repot-repot mengelola sampah sudah cukup dianggap sebagai peran
serta masyarakat dalam mengatasi sampah juga menjadi salah ka na munculnya konflik ini.
Konflik sosial seperti ini seringkali menghambat ka nad aktif yang telah muncul pada
segelintir warga. Padahal semangat untuk mengelola sampah tidak boleh sirna hanya karena
adanya konflik tersebut. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah pengelolaan sampah
secara mandiri pada skala rumah tangga. Pengelolaan sampah skala rumah tangga dapat
dilakukan dengan konsep zero waste.
Prinsip nol sampah atau zero waste merupakan konsep pengelolaan sampah yang didasarkan
pada kegiatan daur ulang (Recycle). Pengelolaan sampah dilakukan dengan melakukan
pemilahan, pengomposan dan pengumpulan barang layak jual (Ika, 2000). Menurut
Maharani, dkk (2007), penggunaan ka nad, minimalisasi, dan daur ulang sampah adalah hal
yang sangat perlu dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang membebani TPA dan
lingkungan. Jika memungkinkan, 3R dilakukan sejak dari sumber timbulan sampah
sehingga terjadi minimalisasi sampah yang diangkut menuju TPA. Konsep daur ulang dan
pengomposan sampah ini mampu mereduksi timbulan sampah yang terangkut ke TPS/TPA .
Zero waste pada dasarnya bukanlah pengelolaan hingga tidak ada lagi sampah yang
dihasilkan karena tidak ada aktivitas manusia yang tidak menghasilkan sampah. Namun,
konsep ini menekankan pada upaya pengurangan hingga nol jumlah sampah yang masuk ke
TPA. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan mengkaji pengelolaan sampah berdasarkan
konsep zero waste.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari zero waste??
2. Bagaimana prinsip-prinsip dari zero waste??
3. Apa saja dampak dari zero waste??
4. Apa saja strategi dari zero waste??

1.3 Tujuan
1. Dapat memahami pengertian, karakteristik atau definisi dari zero waste
2. Dapat mengetahui prinsip-prinsip dari zero waste
3. Dapat mengetahui dampak dari zero waste
4. Dapat mengetahui strategi dari zero waste
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ZERO WASTE

Zero waste atau bebas sampah adalah sebuah konsep yang mengajak kita untuk menggunakan
produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari
sampah. Tujuannya agar sampah tidak berakhir di TPA, sehingga dapat menjaga sumber daya
dan melestarikan alam.

Menurut Zero Waste International Alliance, zero waste adalah konservasi semua sumber daya
dengan cara produksi, konsumsi, penggunaan ka nad dan pemulihan produk, pengemasan tanpa
pembakaran dan tanpa pembuangan ke tanah, air atau udara yang dapat mengancam lingkungan
maupun ka nada manusia itu sendiri. Konsep zero waste lebih kepada pengendalian diri kita
untuk tidak lagi konsumtif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Kita menjadi lebih
sadar terhadap apa yang kita beli dan konsumsi dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan.
Sederhananya, zero waste sebagai suatu ka nad untuk tidak menghasilkan sampah dengan cara
mengurangi kebutuhan, menggunakan ka nad, mendaur ulang bahkan membuat kompos sendiri.
Gerakan ini tidak melibatkan pembakaran maupun penimbunan seperti yang pada umumnya
dilakukan pada limbah. Dengan begitu, maka dapat melestarikan dan memulihkan semua sumber
daya. Penerapan upaya bebas sampah ini dapat mengeliminasi sampah yang dapat menjadi
ancaman bagi ka nada manusia, alam, hewan.

Zero Waste adalah – Gaya hidup modern mendorong manusia untuk terus menerus
membutuhkan banyak barang. Kita tidak sadar jika membeli barang sama aja menghasilkan
sampah, apalagi barang sekali pakai. Aktivitas manusia semakin beragam setiap harinya dan
semakin banyak juga barang dan produk yang dibeli, sehingga, sampah yang dihasilkan sudah
melebihi dari kemampuan alam untuk menyerapnya.

Zero waste atau bebas sampah adalah sebuah konsep yang mengajak kita untuk menggunakan
produk sekali pakai dengan lebih bijak untuk mengurangi jumlah dan dampak buruk dari
sampah. Tujuannya agar sampah tidak berakhir di TPA, sehingga dapat menjaga sumber daya
dan melestarikan alam. Maupun planet bumi itu sendiri.
2.2 PRINSIP-PRINSIP ZERO WASTE

Untuk memaksimalkan hidup yang bebas limbah, ada baiknya untuk mengikuti prinsip zero
waste yang terdiri dari 5R, yaitu:

1. Refuse/Menolak

Refuse/menolak merupakan sikap kita dengan menolak dan menghindari penggunaan


produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah. Contohnya, menolak untuk tidak
membeli ka na ada spg yang menawarkan produk yang tidak kita butuhkan atau produk
yang dapat merusak lingkungan.

2. Reduce/mengurangi
merupakan usaha yang dilakukan dengan tujuan mengurangi kuantitas suatu
produk/barang untuk menjadi sampah. Terutama bagi kaum hawa yang mempunyai hobi
berbelanja di toko atau supermarket bijaklah dalam memilih barang, jika bisa hindari
membeli barang dengan kemasan sachet karena ini lebih berpotensi untuk menghasilkan
sampah lebih banyak.
Contoh lainnya yang lagi ngetrend saat ini dalam mengaplikasikan reduce yaitu memilih
untuk mengirim undangan menggunakan undangan digital dibandingkan undangan yang
menggunakan bahan baku kertas dan ka nad yang nantinya akan menjadi sampah.

3. Reuse/Menggunakan Kembali
Reuse/menggunakan ka nad merupakan suatu sikap dengan lebih memilih menggunakan
barang yang dapat digunakan berulang daripada barang yang hanya sekali pakai dengan
fungsi yang sama.
Contohnya, saat kita berbelanja, kita lebih memilih menggunakan tas belanja yang
terbuat dari kain dan dapat digunakan berulang kali ka nada menggunakan kantong ka
nad. Hal yang dapat diterapkan juga baik di lingkungan sekolah maupun kerja dengan
membawa tumbler minuman daripada harus membeli minuman kemasan yang ka na
habis kemasannya dibuang dan akan menjadi sampah.

4. Recycle/Mendaur Ulang
Recycle/mendaur ulang merupakan usaha yang seharusnya dilakukan setelah kita
melakukan usaha refuse, reduce, dan reuse. Barang/produk dapat kita cegah menjadi
sampah dengan melakukan daur ulang agar tidak mencemari lingkungan. Langkah yang
dapat dilakukan sebelum mendaur ulang yaitu memisahkan terlebih dahulu antara
sampah ka nad dan anorganik.
Recycle/Mendaur Ulang
Recycle/mendaur ulang merupakan usaha yang seharusnya dilakukan setelah kita
melakukan usaha refuse, reduce, dan reuse. Barang/produk dapat kita cegah menjadi
sampah dengan melakukan daur ulang agar tidak mencemari lingkungan. Langkah yang
dapat dilakukan sebelum mendaur ulang yaitu memisahkan terlebih dahulu antara
sampah ka nad dan anorganik.

5. Rot/Membusukkan Sampah
Rot/membusukkan sampah merupakan kegiatan yang menjadikan sampah ka nad
menjadi kompos. Jadi, setelah melakukan pemilahan antara sampah ka nad dengan
anorganik sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kemudian barulah
kamu bisa membusukkan sampah ka nad yang biasanya diolah menjadi pupuk kompos.
Pembuatan kompos saat ini dapat dilakukan tanpa lahan yang luas dengan menerapkan
metode ka nada. Metode ini salah satu metode pembuatan kompos untuk ka na rumah
tangga, jadi tidak ada ka nad lagi jika ingin membuat kompos harus ada lahan terlebih
dahulu.
5R ini menjadi pegangan untuk membentuk gaya hidup tanpa sampah dan menggunakan
sumber daya alam secara bijaksana. Gaya hidup zero waste bukan berarti
mengkriminalkan barang-barang ka nad, barang sekali pakai dan sejenisnya.

2.3 DAMPAK ZERO WASTE


 Dampak zero waste terhadap lingkungan
1. Dampak Negatif tidak menerapkan zero waste
Banyak sampah berserakan di jalan, bahkan lebih parahnya sampah-sampah
tersebut masuk ke badan sungai dan berpotensi mengganggu ekosistem sungai di
dalamnya. Sampah-sampah tersebut berpotensi menimbulkan penyakit bahkan
bencana yang dapat merugikan masyarakat sekitar.
Sampah yang tidak dipilah dan dibuang begitu saja bisa menyumbat sungai
atau saluran air lainnya, menyebabkan air di bendungan tersebut meluap dan jadilah
banjir. Selain banjir, tanah longsor juga bisa terjadi akibat sampah, terutama sampah
yang sulit terurai seperti plastik dan sejenisnya. Selain itu, banyak rusaknya
ekosistem laut seperti kasus satwa laut yang ditemukan mati akibat menelan sampah
plastik di lautan.
2. Dampak positif
Salah satu tujuan utama dari praktik nol sampah atau zero waste adalah agar
kita dapat menghindarkan plastik dari lautan dan TPA. Dengan berminim sampah,
maka polusi pun akan semakin berkurang dan kita bisa bernafas dengan lebih baik
dan sehat. Pun, pastinya sampah yang harus kita urus setiap harinya pun akan
berkurang. Jadi kita tidak perlu terlalu pusing berurusan dengan sampah di rumah.
Hal yang bisa kita lakukan misalnya membuat kompos atau biopori maka
tanah juga akan semakin gembur. Pun dengan pilihan yang kita gunakan sehari-hari
yang berpotensi terbuang ke saluran air tanah dan laut. Dengan pilihan yang lebih
alami dan minim sampah, maka kita tidak akan memberi polusi kepada bumi kita.
 Dampak zero waste terhadap kesehatan
1. Dampak Negatif tidak menerapkan zero waste
Sampah dapat dikatakan adalah sumber dari segala polusi. Polusi udara,
polusi air, dan polusi tanah bisa disebabkan oleh sampah. Jika semua aspek
lingkungan sudah tercemar, maka penyakit akan mudah datang. Penyakit yang
disebabkan karena polusi akibat sampah antara lain adalah gangguan pernapasan,
penyakit kulit, serta gangguan pencernaan.
2. Dampak Positif
Saat kita mencoba untuk hidup minim sampah, maka pilihan makanan adalah
sebisa mungkin yang tidak berkemasan. Sebagian makanan berkemasan yang kita
biasa temukan di supermarket adalah makanan instan atau yang mengandung
pengawet dan bahan-bahan kimia. Pilihan masak pun akan jatuh ke makanan yang
tidak berkemasan dimana biasanya pasti fresh atau segar seperti sayuran, buah,
daging segar dan lain-lain. Selain itu jadi lebih banyak minum air putih karena
menjauhi minuman-minuman berkemasan.
Untuk kesehatan reproduksi dan popok pun begitu, dengan kain dan bahan
yang berkelanjutan, kulit tidak menjadi sensitif dan terkontaminasi ‘racun’ yang
terkandung dalam bahan-bahan penyerap sintetis di dalamnya. Sabun, shampoo,
pembersih rumah pun seperti itu, perlengkapan yang zero waste adalah perlengkapan
yang tanpa kemasan dan alami.
 Penanganan sampah dalam pelaksanaan zero waste
Banyak cara untuk menanggulangi berbagai masalah lingkungan dari banyak
segi. Menyelamatkan lingkungan diperlukan adanya peningkatan perilaku proteksi
terhadap lingkungan (environmentally protective behaviour) seperti daur ulang dan
membuang sampah pada tempatnya serta penurunan perilaku destruktif terhadap
lingkungan (environmentally destructive behaviour) seperti membuang sampah
sembarangan. Yang harus diperhatikan ialah bahwa perilaku lingkungan yang protektif
dan destruktif memiliki dampak yang kompleks. Ada strategi terbaik untuk mencegah
masalah-masalah membuang sampah sembarangan ialah dengan tiga hal :
1. Pendidikan lingkungan (environmental education). Pendidikan akan mendorong
orang untuk berubah sikap yang kemudian akan merubah perilaku. Pendidikan
lingkungan dapat diperoleh dari sekolah maupun media massa, di sekolah
pengetahuan lingkungan diberikan sedikit demi sedikit sejak kecil.
2. Arahan dan Stimulus (prompts and cues)
a. Signage adalah ajakan yang mendorong orang untuk membuang sampah di
tempatnya yang terdapat dibungkus suatu produk yang terbukti efektif.
b. Peringatan verbal, hal ini berkaitn dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
c. Lingkungan yang bersih ini membuat orang segan untuk membuang sampah
sembarangan. Bersih atau tidaknya sebuah lingkungan menjadi panduan
bagaimana manusia berperilaku di lingkungan tersebut.
d. Tersedianya tempat sampah, dimana lebih banyak tempat sampah yang tersedia
maka lebih banyak orang yang akan membuang sampah di tempatnya.
3. Strategi reinforcement (Reinforcement strategis)
a. Positive reinforcement
Orang diberi stimulus/rangsangan yang bersifat positif (biasanya
menyangkut uang atau penghargaan) untuk suatu perilaku yang konstruktif.
Contohnya ialah pemberian uang jika mendaur ulang sampah.
b. Negative reinforcement
Orang diberi stimulus/rangsangan yang bersifat negatif, misalnya denda
jika melakukan sesuatu yang salah.
 Pengolahan sampah
Di Nusa Tenggara Barat (NTB), jumlah banyaknya sampah menjadi
permasalahan besar atau masalah yang sangat urgent dan memang membutuhkan
penanganan extra dari pemerintah daerah itu sendiri. Saat ini masyarakat membutuhkan
kebijakan dari pemerintah untuk mengatasi sampah secara keseluruhan. Selain
penanganan diharapkan pemerintah juga dapat menciptakan suatu terobosan yang dapat
mengantisipasi peningkatan volume sampah yang semakin meningkat dari tahun ke
tahunnya. Upaya untuk mengatasi masalah sampah ini sebenarnya memang sudah cukup
lama dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, antara lain melalui
Perda No. 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah. Sebanyak 2.795 ton atau 80
persen dari total sampah di Nusa Tenggara Barat tidak terurus dengan baik. Sekretaris
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB Syamsudin menyatakan volume sampah
di 10 Kabupaten/Kota di NTB mencapai 3.388 Ton dan sampah yang dibuang per hari
mencapai 6,5 Ton. Sedangkan yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah 641,92 ton dan sudah di daur ulang hanya 51,21 ton per hari

Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Sangat Penting dilakukan oleh


pemerintah daerah dengan memberikan pelatihan dan adanya pelayanan Pemerintah
Provinsi NTB merancang NTB Zero Waste bukan hanya untuk upaya penanganan
permasalahan sampah semata. Karena dalam pelaksanaan programnya NTB Zero Waste
bukan hanya bertujuan untuk mengurangi kuantitas sampah, namun juga menjadikan
sampah menjadi peluang yang bisa di eksploitasi.
Dengan inovasi dan investasi yang tepat di bidang teknologi dan pengelolaan
limbah maka dua raksasa industri olahraga ini berhasil meraup banyak keuntungan.
Gerakan Zero Waste yang Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat usung pun semakin
menarik minat para pecinta olahraga dan menjadikan keduanya tidak tersaingi dalam
dunia industri olahraga. NTB Zero Waste pula mencoba menempuh cara yang sama dari
peluang yang tersedia, tentunya dimulai dari kawasan lokal. Hal ini mencangkup
pengelolaan sampah organik dan non organik. Limbah organik yang dihasilkan dari
lingkungan bisa menjadi pundi pendapatan bagi pihak terkait dan menjadi keuntungan
bagi pemerintah provinsi dalam hal ini yaitu dapat menjadi bahan baku pembuatan pelet
RDF yang merupakan alternatif bahan bakar terbarukan.
Inovasi Masyarakat Prov NTB dalam upaya pengelolaan sampah di antaranya
yaitu kerajinan tangan, paving block plastik, kompos, ecobrick wall dan lain-lain.
Keberhasilan Inovasi kebijakan bisa dilihat dari komunikasi pelaksana kebijakan, di
mana Pemerintah harus mengetahui apa yang akan dilakukan, apa yang menjadi tujuan
dan sasaran kebijakan yang harus di transmisikan kepada kelompok sasaran kebijakan.
Sehingga dengan adanya hal tersebut dalam jalannya kebijakan akan mengurangi adanya
Masalah. Berkaitan dengan komunikasi, berdasarkan hasil temuan Penulis bahwa
komunikasi antara pembuat kebijakan dengan pelaksana kebijakan sudah cukup baik.
Untuk Menjalankan program bebas sampah (zero waste) diperlukan tenaga yang sangat
ahli. Staf yang ahli biasanya dapat dilihat dari kualifikasi pendidikannya, karena
biasanya kualifikasi pendidikan mempengaruhi persepsi orang atau masyarakat dalam
menjalankan program kebijakan. Di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan provinsi
Nusa Tenggara Barat, ketersediaan staf sudah cukup memadai. Hal itu diharapkan
mampu memberikan efektivitas terhadap pelaksanaan program bebas sampah (zero
waste).
 SAMPAH SEBAGAI BAHAN PENCEMARAN TERHADAP
LINGKUNGAN
Tentunya untuk sampah ini akan sangat menjadi masalah dan gangguan seseorang ,bahkan jika
kita tidak bisa mengelolanya dengan baik maka penyebab nya akan sangat mengganggu kita
tentunya pada sebuah lingkungan.karena sampah yang mungkin terlihat jorok dan menumpuk
sampai mendatangkan hewan seperti lalat bangkai tentunya itu menimbulkan kesan yang jorok
dan sangat kotor.sehingga penilaian terhadap permukiman dan sekitar kita tentunya akan juga
menjadi sangat rendah.jika hujan sudah mulai dan memasuki musim nya maka sampah yang
padat akan menimbulkan terjadinya banjir dan disaat kemarau datang sampah tadi lebih mudah
terbakar.pencemaran udara ini yang dilakukan mereka dengan membakar sampah tentunya tidak
ada baiknya melainkan menjadi masalah tercemar nya udara sekitar serta sebagai ancaman bagi
permukiman . A. Pencemaran udara Pada pencemaran udara dari adanya sampah organik yang
bentuknya padat mengeluarkan sebuah gas seperti methan ( CH4) dan karbon dioksida (CO2)
serta pada senyawa lainnya.bahwasannya secara global gas ini merupakan salah satu penyebab
dari penurunan nya kualitas terhadap lingkungan udara serta efek dari rumah kaca ini lah akan
datang nya penyebab pada peningkatan suhu lalu memunculkan hujan asam. Pada hal nya ini
bersifat senyawa jika dilihat secara lokal,oleh karena itu sangat mengganggu pada Kesehatan
manusia serta akan menimbulkan bau busuk yang tidak sedap untuk kita sekitar.bahkan ada
sampah yang sudah di buang di TPA tapi masih kurang baik karena terkadang sampah ini masih
tertimbun sehingga gas methn nya tertumpuk dan tidak bisa keluar ke udara. B. Pencemaran air
Proses dengan ada pencucian yang padat di permukaan air akibat sampah ini akan menjadi salah
satu hambatan bagi pencemaran, entah itu air yang di permukaan maupun dari dalam tanah ,serta
adanya pembangunan sebuah sumur yang sering digunakan untuk kehidupan manusia nya dalam
sehari-hari di dekat pemukiman ini akan sangat mengakibatkan kurang nya tingkat Kesehatan
pada manusia dan penduduk setempat. Pada intinya tidak hanya tentang itu saja dan berpatokan
dengan benda padat tetapi tercemarnya suatu ini timbulnya bermacam macam sumber pabrik
serta industri-industri yang lain.dan tentunya terjadi sebuah pencemaran tidak hanya di
permukaan air saja melainkan sampai ke tanah yang akan membuat air menjadi berubah
sehingga hal ini tentunya akan beresiko bagi manusia. C. Penyebab Banjir Bencana menurut
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 merupakan peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana dapat mengakibatkan hilangnya
nyawa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan akibat psikologis akibat faktor alam dan
non alam (aktivitas manusia). Deasy, A. (2017).
 SAMPAH SEBAGAI SALAH SATU SUMBER DARI PENYAKIT
Sampah ini bahwasannya bersifat parasit serta berkembang nya pada bakteri bakteri, baik itu
secara langsung maupun tidak langsung, yang dinamakan sampah secara tidak langsung ini
contohnya seperti hewan yang meletakkan dan membangun sarang tentunya ini akan
menimbulkan penyakit yang tak terduga jika tidak diatasi yang lebih sering terjadi di rumah
seperti tikus,nyamuk,kecoa dan lalat ,dan yang maupun membusuk kaleng dan botol.dari kedua
nya ini lebih mudah dijadikan sarang tentunya akan menimbulkan penyakit bukan. Bahkan
adanya sebuah penyakit yang sering dialami akibat sampah yang disekitar kurang dikelola dan
diperhatikan dengan baik sehingga seseorang mudah terkena penyakit Diare, disentri, cacingan,
malaria, kaki gajah, dan demam berdarah. Perlu diketahui dan pemahaman lebih lanjut
bahwasanya pada penyakit tersebut sangat menjadi sebuah ancaman bagi kita dan tentunya bisa
menyebabkan kematian.
 SAMPAH SEBAGAI BAHAN BAKU YANG BISA DIMANFAATKAN
Sampah bagi manusia sekarang tentunya memang lah sebuah sesuatu yang sudah tidak
bermanfaat bagi kita dan harus dibuang pada bak sampah yang seharusnya .adapun sampah
seperti non organik nya contoh kaleng, kardus ,besi atau logam ini bisa di daur ulang dan
dimanfaatkan Kembali.bahkan sekarang banyak juga masyarakat yang memanfaatkan semua itu
sebagai mata pencaharian mereka lalu mengumpulkan sampah non organik yang terserak di
jalan.tidak hanya itu di tempat TPA lain pun juga.namun sampah ini masih belum bisa
dipecahkan mengapa bisa dikatakan begitu karena lebih banyak jumlah nya yaitu sampah dari
organik dan ini lah yang sulit diatasi dan sangat memiliki tingkat kerawanan serta kekhawatiran
kita sebab ini bisa menimbulkan penyakit bagi kehidupan manusia.tentunya organik yang sering
kita lihat di daerah pasar dan rumah tangga ,seperti halnya ada manfaat juga bagi sisa sisa
sampah tersebut ada sayuran atau sisa buah dan itu juga berguna dan dimanfaatkan untuk
pembuatan kompos organik.tidak hanya mengetahui manfaat saja tetapi masyarakat juga harus
bijak dan berhati hati agar tidak adanya bahan yang bersifat beracun bagi yang beternak.apabila
masyarakat membuat sampah ini sebagai bahan baku,maka sampah tidak lagi akan perlu dibuang
melainkan harus dikumpulkan dan di Kelola serta diolah.bahwasannya ada nya pemanfaatan
pada sampah ini tidak akan selalu berdampak positif bagi peliharaan baik kualitas lingkungan
dan Kesehatan namun juga ini menjadikan sebuah sumber bagi masyarakat dalam membangun
sebuah perekonomian untuk meningkatkan mutu cara dapat bertahan hidup.

2.4 STRATEGI ZERO WASTE


Strategi zero waste adalah menolak praktik pembakaran sampah, menolak Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) raksasa untuk mewujudkan gaya hidup masyarakat yang
berkelanjutan. Meskipun terdengar seperti tujuan idealis, kita dapat memasukkannya ke
dalam kerangka waktu yang realistis.
Para aktivis zero waste tentu tidak berharap untuk mencapai nol limbah dalam satu tahun
ke depan, tetapi mereka mengkampanyekan aksi-aksi antisipasi dan memperkenalkan
solusi lain dari gaya hidup konsumtif. Gaya hidup minimalis yang dibawa oleh zero
waste berupaya untuk memaksimalkan penggunaan barang, menghindari penggunaan
barang berbahan ka nad, dan meminimalisir sampah rumah tangga.
Banyak ka nad-langkah mudah yang dapat kita lakukan, untuk memulai gaya hidup zero
waste.
 Mengurangi Penggunaan Plastik
Langkah ini sudah diterapkan oleh sejumlah pusat perbelanjaan, maka kita juga dapat
turut serta dengan mulai membawa kantong belanja sendiri. Tidak hanya kantong belanja
saja, penggunaan ka nad seperti sedotan dan kemasan ka nad minuman juga salah
satunya yang dapat mulai kita kurangi
 Mendaur Ulang Barang yang Sudah Tidak Terpakai
Jika mempunyai barang yang tidak terpakai, maka dapat dikreasikan ulang dengan
membuat banyak hal dari sampah ka nad, kayu, dan kaleng.

Untuk yang tidak memiliki banyak waktu luang, kamu dapat memilahnya terlebih dahulu
dan serahkan pada organisasi maupun pada TPA yang bertanggung jawab terhadap
pengolahan sampah secara berkelanjutan. Tidak hanya barang saja yang dapat di daur
ulang, bahan-bahan ka nad di rumah seperti sayur dan buah juga dapat di daur ulang
menjadi pupuk atau ditanam ulang.
 Gunakan Bahan dan Barang yang Lebih Ramah Lingkungan
Beberapa bahan pangan siap saji berpengawet tidak dapat di daur ulang, seperti bahan ka
nad. Selain itu, penggunaan bahan pembersih di rumah juga didominasi komposisi kimia
yang dapat berbahaya pada lingkungan.

Agar gaya hidup zero waste semakin komplit, maka mulailah mempelajari mana bahan
yang lebih aman pada lingkungan dan memiliki dampak yang lebih dapat diminimalisir,
karena tidak dapat dipungkiri sejumlah bahan kimia memang lebih ampuh ka nada bahan
ka nad. Seperti halnya penggunaan deterjen dan sabun, sejumlah deterjen mempunyai
dampak yang buruk pada lingkungan, sabun yang berlimpah ternyata merusak ekosistem
selokan di lingkungan.
 Hindari Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif ternyata tidak hanya berdampak ka nada pada isi dompet, tetapi
juga di lingkungan sekitar. Salah satu cara menerapkan zero waste yakni dengan menjadi
smart consumer yang mampu membatasi pembelian barang serta menolak penggunaan
bungkus ka nad berlebihan.

 Gunakan Layanan Pesan Antar Makanan Secukupnya


Tidak bisa dipungkiri bahwa layanan pesan antar makanan selalu membutuhkan wadah
berupa ka nada atau ka nad untuk setiap pengantaran produknya. Apabila ini dilakukan
secara terus-menerus, tentu jumlah sampah anorganik akan meningkat. Oleh karena itu,
kita dapat mencoba memasak sendiri atau datang langsung ke restorannya. Dengan
begitu, tentunya dapat dengan menerapkan zero waste dan ka nada banyak manfaat yang
akan kita peroleh. Selain itu, pastinya kita turut berkontribusi dalam meminimalisirkan
jumlah sampah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Zero waste bukan konsep gaya hidup yang sempurna, tetapi jangan menjadikan alasan ini untuk
tidak memulainya. Jika akan memulainya, lakukan dari hal-hal kecil, seperti lebih bijak dalam
berbelanja jika tidak terlalu penting, maka sebaiknya jangan dibeli.

Mulai memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik, membawa botol minuman dan
bekal ke sekolah maupun ke tempat kerja. Hal sederhana tersebut termasuk bagian gaya hidup
zero waste yang dapat kita terapkan dan sangat banyak manfaatnya jika kita konsisten
melakukannya dan turut berkontribusi dalam menjaga lingkungan.

Jadi, yang dapat didaur ulang yaitu sampah anorganik seperti botol plastik bekas, ember bekas
yang sudah tidak layak digunakan, bekas bungkusan makanan bisa didaur ulang menjadi barang
yang bernilai ekonomis. Selain dapat mengurangi dampak kerusakan lingkungan juga dapat
membantu perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/best-seller/zero-waste/
https://www.gramedia.com/products/why-recycle-daur-ulang?
utm_source=bestseller&utm_medium=bestsellerbuku&utm_campaign=seo&utm_content=Best
SellerRekomendasi
https://bebassampah.id/files/uploads/jurnal-
Deasy, A. (2020). Studi Efektifitas Bank Sampah Sebagai Salah Satu Pendekatan dalam
Pengelolaan Sampah Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Banjarmasin. JPG (Jurnal
Pendidikan Geografi), 3(5), 22-37. Hasibuan, R .(2016). Analisis dampak limbah/sampah rumah
tangga terhadap pencemaran lingkungan hidup. Jurnal Ilmiah Advokasi, 4(1), 42-52

Anda mungkin juga menyukai