Anda di halaman 1dari 45

Pengenalan Zoonosis di NTT

dr. Ika Febianti Buntoro, M. Sc


Zoonosis : adalah penyakit yang dapat ditularkan secara
alamiah antara manusia dan hewan domestik atau satwa liar
(Slingenbergh et al , 2004)

Zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi yang ditularkan


secara alami antara hewan vertebrata dan manusia (WHO)

Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan


kepada manusia atau sebaliknya.
(Perpres RI No.30 tahun 2011)
Zoonotic Diseases
Adanya perubahan iklim global, perubahan
lingkungan dapat menimbulkan
terjadinya epidemi zoonotic disease
Interaksi antara hewan dan manusia
ada dari dahulu kala
Pemeliharaan hewan interaksi
semakin sering dan dekat
zoonotic disease
Significant Zoonitic Pandemics
1700s, Mongols menyerang negara
negara di Eropa
Mongols membawa penyakit pes
Terjadilah black death or pandemic
Menyebabkan kematian 1/3 populasi
di negara negara di Eropa
Significant Zoonitic Pandemics

Early 1900s
Spanish flu transmitted from pigs to
humans
20 million people worldwide
KLASIFIKASI AGEN / ORGANISME

Lebih dari 1415 mikroba pathogen (species) yg mengancam


kesehatan manusia
Virus dan prion (217)
Bakteri dan rickettsia (538)
Jamur (307)
Cacing (287)

68 % (868) berasal dari hewan (zoonosa)


What are zoonoses?

Saat ini banyak penelitian menunjukkan >70% of emerging


infectious diseases pada manusia berasal dari hewan.
Sebagian besar dari penyakit ini berawal dari hewan liar yang
dapat menular dengan sangat mudah ke seluruh dunia, karena
pruduk dari binatang tersebut merupakan bahan pangan bagi
manusia
Contohnya :
viral hemorrhagic fevers, like Ebola
novel influenza viruses, like pandemic H1N1
What kind of animals transmit
zoonoses?
Farm Animals Wild Animals

Cattle Ticks
Swine Squirrels
Goats Raccoons
Cats & dogs Mice/rodents
Poultry others
Zoonosis
Pelihara hewan tertentu yang tidak biasa, seperti
reptile, rodent, anthropoda, bird, chicken

Dapat beresiko terhadap kesehatan manusia,


terutama bila ada anak kecil di dalam rumah

jenis amfibi dan reptil secara normal mempunyai bakteri


seperti Salmonella, tetapi tidak menimbulkan penyakit
pada hewan pemeliharaan tetapi dapat menyebabkan
penyakit pada manusia

Perlu penanganan yang benar pada kandang dan


perawatan sehari harinya
KLASIFIKASI BERDASARKAN POLA PENULARAN

DIRECT ZOONOSIS : Penularan dari induk semang


vertebrata ke induk semang vertebrata peka secara
kontak langsung, kontak tidak langsung atau melalui
vektor (mekanis),seperti rabies.
CYCLO ZOONOSIS : Penularan memerlukan lebih dari
satu induk semang vertebrata tetapi tidak
memerlukan induk semang invertebrata (taeniasis
pada manusia dan echinococcosis).
META ZOONOSIS : Perkembangbiakan dan / atau
pertumbuhan agen penyakit terjadi pada induk
semang invertebrata sebelum terjadi penularan pada
vertebrata . Ex. Arbovirus (West Nile encphalitis,
Epidemic Polyarthritis, dll) dan schistosomiasis
KLASIFIKASI BERDASARKAN POLA PENULARAN
SAPRO ZOONOSIS : Proses penularan memerlukan
perkembangan bukan pada hewan, seperti tanaman
pangan, tanah atau bahan organik lainnya. Ex.
Beberapa penyakit jamur

EMERGING ZOONOSIS : Agen penyebab baru atau


tampaknya baru atau penyebabnya telah diketahui
sebelumnya namun muncul di tempat lain atau pada
species yang tidak pernah dilaporkan pada masa lalu
juga termasuk yang tidak diketahui induk
semangnya.
Bagaimana bisa tertular zoonosis?
Kontak yang sangat sering dengan binatang,
kontak langsung : rabies
Melalui produk dari binatang (urine/feses),
leptospirosis
Karena gigitan binatang, rabies
Tanah yang terkontaminasi, antraks
Daging yang terkontaminasi, antrak
Susu yang tidak dipasteurisasi
Transporting carcasses
FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP

KEMUNCULAN PENYAKIT
NTB

BALI

PROVINSI NTT
Dampak Akibat Zoonosis
Timbulnya kesakitan (morbidity) dan kematian
(mortality), baik pada manusia maupun hewan
Dampak ekonomi :
Kehilangan tenaga kerja karena sakit,
Menurunnya jumlah wisatawan ke daerah yang
terjadi wabah,
Turunnya produksi ternak dan produk ternak,
pemusnahan ternak sakit dan tersangka sakit,
Pembatasan dan penurunan perdagangan
internasional
PENYAKIT ZOONOSIS PENTING DI NTT
(Hasil Kesepakatan Pertemuan Zoonosis
di Bandung, Des 2006)

1. Rabies 9. Listeriosis
2. AI 10. Tuberculosis
3. Anthrax 11. Colibasilosis
4. Brucellosis 12. Toxoplasmosis
5. Salmonellosis 13. Taeniasis .

6. Leptospirosis 14. BSE/TSE


7. Japanese Encephalitis*)
8. Campylobacteriosis
Public health of zoonosis
Kesehatan masyarakat berperan penting pada
zoonosis untuk mencegah penularan dari penyakit
ini.
Seseorang dengan infeksi zoonosis tertentu seperti
rabies follow up suspected patient & asal hewan
peliharaan no follow up & prevention fatal
Seharusnya ada pencatatan khusus untuk kasus
zoonosis baik pada hewan dan manusia mencegah
outbreak
Pekerjaan yang rentan dg zoonosis
Petani
Peternak
Pemotong daging
Dokter hewan
Karena kontak dengan hewan lebih banyak
Prevention and Control
Sumber air

Bangunan sumur yang baik dan benar


Pemberian chlorin pada air
Terdapat sumber air
Tempat sampah atau pembuangan yang
tepat
Hindari kontaminasi
makanan
1. Pasteurisasi susu
2. Cuci tangan
3. Disinfect dapur
4. Mencuci buah dan sayur sebelum dimasak
5. Hindari makanan yang setengah matang
atau mentah
6. Gunakan alat dapur yang berbeda untuk
makanan yang setengah matang atau
mentah dengan yang matang
Cooking guidelines
Memasak telur hingga matang
Hindari makanan dengan campuran telur
setengah matang
Memasak daging hinggabenar benar masak
Poultry internal temp of 180 degrees
Beef internal temp of 160 degrees
Ikan harus dimasak sampai masak (putih)
Hindari kontak dengan hewan sakit
Membuang bangkai binatang dengan benar

Gunakan sarung tangan dan kain waktu


membuang atau mengubur bangkai binatang
Semprot dengaan desinfektan sebelum
membuang
Cuci tangan setelah melakukannya
Protect pets from
getting & transmitting diseases

Vaccinasi anjing dan kucing terhadap rabies


Jangan memeliharan binatang liar seperti
binatang peliharaan
Jangan mengijinkan binatang peliharaan minum
dari toilet
Membersihkan kandang binatang minimal 1 kali
seminggu
Membersihkan tempat sampah minimal sekali
sehari
Ibu hamil jangan
membersihkan
tempat sampah
Rawatlah hewan ternak seperti anda merawat
hewan dengan rabies
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan binatang
Menutup kotak pasir bila tidak digunakan
Hindari gigitan kutu atau serangga
gunakan repellent
Gunakan pakaian yang menutup bila berada di
tempat yang rentan
Merawat luka bekas gigitan binatang
dengan serius

Membersihkan dengan air dan sabun


Berikan anti bakteri
Balut luka dengan baik
Sebisa mungkin konsul ke dokter
Pencegahan lain
Pemeriksaan berkala pada dokter hewan untuk hewan peliharaan

Pemeriksaan dan pengobatan termasuk vaksinasi untuk hewan yang baru saja
dipelihara

Tidak bersentuhan dengan binatang yang belum dikenal sebelumnya

Tidak kontak dengan binatang bila anda imunosuppressed

Tidak makan daging dari hewan yang mati mendadak

Menggunakan sarung tangan saat berkebun dan mencuci tangan setelah selesai
berkebun

Tidak berbagi makanan bersama dengan hewan peliharaan

Memotong kuku kucing dan anjing untuk menghindari cengkraman

Meminimalisir anjing dan kucing untuk kontak dengan dunia luar, sehingga
memperkecil kemungkinan dia untuk memakan hewan lain.
Rabies

Common Carriers

Cats
Dogs
Raccoons
Skunks
Bats
Foxes
RABIES
Dilaporkan pertama kali di Flores tahun 1997

1997

2000 2000 1999

1998
1999

7-Dec-17 31
Rabies
Transmission Clinical presentation
Fever
Animal Bite Headache
Agitation
Contact with infected Confusion
tissue, fluids or feces Seizures
Excessive salivation
BRUCELLOSIS
PERTAMA KALI DILAPORKAN PADA TAHUN 1986 DI BELU DAN TTU

TIMLICO
(1972)
BELU

TTU

TTS

KUPANG
ANTRAKS
ANTHRAX
Sejarah Anthrax di Indonesia
Di Indonesia penyakit ini merupakan zoonosis penting sejak tahun
1884 di Telukbetung, Bali dan Palembang (1885)
Di Bogor tahun 2001 dan 2004
1996 2001 : hanya di temukan di 4 propinsi : Jabar, Jateng, NTB
dan NTT
ANTHRAX
Sejarah Anthrax di NTT
1906-1942 : Sumba, Flores, Timor, Rote, Sabu.
1943 : Sumba Timur Kec. Haharu
1954 : Flores Kab. Ngada Kec. Aesesa
(Desa Ameaba s/d Nanganumba)
1963 : Sumba Timur Kecamatan Pahunga Lodu
1965 : Sumba Timur Kecamatan Pahunga Lodu
1980 : Sumba Timur Kecamatan Karera ;
1987 : Wabah terjadi di Pulau Sabu
- Kematian puluhan ternak sapi, kerbau, kambing, domba
dan babi
- Manusia meninggal 1 orang
- Puluhan orang menderita malignant pustula / karbunkel
2007: Sumba Barat
DISTRIBUSI PENYAKIT ANTHRAX DI NTT
TAHUN 2004 - 2009

MANGGARAI

MGGRAI
BARAT
NGADA
ENDE

SUMBA
BARAT

SABU BARAT
KOTA
KUPANG

ROTE
PENYEBARAN KASUS ANTHRAX DI PROVINSI NTT
TAHUN 1994 2008
DISTRIBUSI LAPORAN KASUS
WILAYAH
TAHUN TERNAK MANUSIA
(MENINGGAL)
PULAU TIMOR
Kota Kupang 2003 2 -
Kupang - - -
Timor Tengah Selatan - - -
Timor Tengah Utara - - -
Belu - - -
PULAU SUMBA
Sumba Timur - - -
Sumba Barat 2007 60 22 (5)
PULAU FLORES
Manggarai Barat 2008 36 -
Manggarai 1994, 1996, 1997, 1998, 1999,2001 528 9
Ngada 1995, 1997, 2000, 2002, 2003, 518
2005,2006, 2008
Ende 2004,2007 49 24(2)
Sikka 2000, 2002,2003,2007 60 22
Flores Timur - - -
PULAU LEMBATA - - -
PULAU PANTAR - - -
PULAU ALOR - - -
PULAU ROTE - - -
PULAU SABU - - -
JUMLAH 1.253 77 (7)
DISTRIBUSI JUMLAH WILAYAH DAN KASUS ANTHRAX DI PROVINSI NTT
TAHUN 1994 2008
Kabupaten Kecamatan Desa / Kelurahan Kasus Kasus
ternak manusia
Manggarai Reok Kel. Baru 28 -
Ruteng Desa Bulan -
Satarmese Desa Hilihintir 9
Ngada Bajawa Lindi 518 -
Soa Waipana
Riung Barat Benteng Tana
Aesesa
Wolowae
Boawae
Nangaroroi
Ende Wewaria Detubela 6 14 (2)
Kota Baru Kota Baru 43 10
Sikka Nita Magepanda 60 22
Reroroja
Hone
Kolisia A
Kolisia B
Magepanda Koro
Kota Kupang Kelapa Lima Liliba 2 -
Sunba barat Kodi Kapaka Madeta 43 12 (5)
Kawango Hari 17 10
Manggarai Boleng, Welar, 36
Barat Komodo,
Lembor,
Sanongowang,
Macan Pacar,
Kuwus
Jumlah 23 17 1.253 77 (7)
Virus Influenza
Family orthomyxovirus
Memiliki 3 tipe : A, B, dan C
Virus influenza tipe A : pejamu alaminya unggas
Subtipe H1, 2, 3 dan N1, 2 Human Influenza
Subtipe H5N1 AVIAN INFLUENZA
HIGHLY PATOGENIC AVIAN INFLUENZA
Sifat virus : dapat bertahan hidup di air selama 4
hari pada suhu 22C dan 30 hari pada suhu 0C
Mati pada pemanasan 60C selama 30 menit dan
80C selama 1 menit
Mati dengan detergen, formalin, dan cairan yang
mengandung iodin dan alkohol 70%
Terkonfirmasi Dicurigai Diduga Terpapar Jumlah
Bukan Flu
No. Propinsi (Confirmed) (Probable) (Suspect) (Exposed) Kasus
Burung
K M K M K M K M K M
1 . DKI Jakarta 18 16 3 1 46 15 67 32 200
2 . Banten 9 7 2 1 14 5 25 13 56
3 . Jawa Barat 25 20 6 2 55 15 86 37 127
4 . Jawa Tengah 4 3 12 6 16 9 33
5 . Daerah Istimewa Yogyakarta 1 1 1 1 6
6 . Jawa Timur 5 3 9 0 14 3 26
7 . Bali 0 0 0 0 3
8 . Nanggroe Aceh Darussalam 1 0 1 0 1
9 . Sumatera Utara 7 6 5 2 12 8 24
10 . Sumatera Selatan 3 0 3 0 3
11 . Sumatera Barat 2 2 0 4 0 4
12 . Riau 3 0 3 0 4
13 . Jambi 0 0 0 0 2
14 . Lampung 3 6 0 9 0 14
15 . Kalimantan Timur 1 1 1 1 4
16 . Sulawesi Tenggara 1 0 1 0 6
17 . Sulawesi Selatan 1 1 1 10 1 1 13 2 23
18 . Sulawesi Utara 0 0 0 0 1
19 . Gorontalo 0 0 0 0 1
20 . Papua 0 0 0 0 1
21 . Bangka Belitung 1 1
Jumlah Kasus 74 56 12 4 170 47 1 0 257 107 539
Case Fatality Rate (CFR)/Angka Kematian Kasus : 75.68 %
30
25
25

18
Jumlah Kasus

20

15
9
10 7
5 4
5 3 2 1
0
Jawa Barat DKI Jakarta Banten Sumatera Jawa Timur Jawa Lampung Sumatera Sulawesi
Utara Tengah Barat Selatan
Propinsi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai