TINJAUAN TEORI
pada tali pusat bayi setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput
(Paisal, 2008).
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikatan tali pusat
yang
menyebabkan
pemisahan
fisik
terakhir
antara
ibu
bayi,
sebelum
bayi tidak
keadaan
d). Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah
atau kotor. (Arin & Akbar, 2009).
Hasil penelitian Sri Mutia Batu Bara (2009) di desa Kota Datar
Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang menyebutkan
bahwa jumlah infeksi pada tali pusat pada tahun 2008 berjumlah 65%
kemudian meningkat menjadi 80% pada tahun 2009, kondisi ini
menunjukkan bahwa angka infeksi tali pusat semakin meningkat.
Rendahnya pengetahuan tentang perawatan tali pusat diduga turut
menjadi faktor penyebab tingginya angka kematian akibat infeksi tali
pusat, (Iis Sinsin, 2008).
Infeksi tali pusat pada dasarnya dapat dicegah dengan melakukan
perawatan tali pusat yang baik dan benar, yaitu dengan prinsip perawatan
kering dan bersih. Pemakaian antimikrobial topikal pada perawatan tali
pusat dapat mempengaruhi waktu pelepasan tali pusat, yaitu merusak
flora normal sekitar tali pusat sehingga memperlambat pelepasan tali
pusat (Retniati, 2010;4). Pemberian antiseptik pada tali pusat tidak
diperlukan, karena resiko terjadinya kontaminasi adalah kecil, yang
penting terjaga kebersihannya. Berbeda dengan bayi yang dirawat di
rumah
sakit,
penggunaan
antiseptik
mungkin
diperlukan
untuk
manusia
pada
hakikatnya
tindakan
manusia
itu sendiri
Organisme
Bloom
(1908)
dalam
(Notoatmodjo,2010)
pada
waktu
penginderaan
sampai
menghasilkan
menyatakan
telah
disebutkan
di
atas
bahwa
Sikap
adalah
yaitu dengan prinsip kering dan bersih. Maka ibu tersebut akan
bertindak sesuai dengan prinsip yang dimilikinya. Dan tindakan
tersebut dapat terjadi oleh adanya faktor pendukung seperti lingkungan
tempat tinggal yang bersih, keadaan yang memungkinkan, dan sarana
prasarana
faktor-
yang
mendukung
kebersihan
bayi.
Tanpa
adanya
faktor pendukung tersebut maka meskipun ibu itu tahu dan memiliki
sikap, tidak akan timbul tindakan yang diinginkan.
Praktik atau Tindakan dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan
menurut kualitasnya, yaitu
1) Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi
masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.
Misalnya seorang ibu yang bisa melakukan perawatan tali pusat
tetapi masih harus diingatkan dan dibimbing bidan, atau
keluarganya.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila
subjek
atau
seseorang
telah
melakukan
atau
atau
mekanisme
saja,
tatapi
sudah
dilakukan
sekedar
perawatan
tali pusat
biasa
(sebisanya),
3. Pengukuran Perilaku
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu
dengan wawancara terhadap kegiatan- kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari atau bulan lalu (dengan pendekatan recall). Namun
untuk memperoleh data praktik atau perilaku yang paling akurat adalah
melalui pengamatan secara langsung (observasi) tindakan atau kegiatan
responden (Notoatmodjo, 2003,p.128).
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,hidung,
Memahami
diartikan
secara
sebagai
benar
suatu
tentang
kemampuan
objek
dan
untuk
dapat
(sebenarnya).
atau
kondisi rill
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampaun untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didominan
suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata
kerja, dapat membedakan dan mengelompokkan.
e. Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukkan
suata kemampaun
untuk menyusun
tua
umur
seseorang
maka
proses-proses
berpengaruh
diperolehnya,
akan
pada
tetapi
pertambahan
pengetahuan
pada umur-umur
tertentu
yang
atau
untuk
adalah
suatu
kegiatan
mengembangkan
atau
atau
proses
meningkatkan
merup akan
anggapan
yang dilanjutkan
diartikan
bahwa
pengalaman
merupakan
sumber
suatu
proses
belajar
dan
memperoleh
suatu
pengetahuan.
3). Sumber Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai
media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan
dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
3. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin
diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan
pengetahuan dalam domain kognitif. (Notoatmodjo, 2003).
Adapun pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran
pengetahuan secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Pertanyaan Subjektif
Contoh dari jenis pertanyaan subjektif adalah jenis pertanyaan
essay. Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif
karena
D. Kerangka Teori
Internal
Umur
Pendidikan
Motivasi
Persepsi
Pengalaman
Perilaku
Pengetahuan
Sikap
Tindakan/
Praktik
Eksternal
Lingkungan
Sosial Budaya
Sumber Informasi
E. Kerangka Konsep
Independent
Pengetahuan Ibu
Tentang Cara
Perawatan Tali Pusat
Dependent
Praktik Perawatan Tali
Pusat