Anda di halaman 1dari 14

Penyakit zoonosis

Pengertian Zoonosis
Zoonosis adalah penyakit yg dapat menular dari hewan ke
manusia dan sebaliknya, disebut juga Anthropozoonosis
(UU No. 6/1967).

Zoonosis adalah suatu penyakit atau infeksi yang secara


alami ditularkan dari hewan vertebrata (WHO).

 Lebih dari 1415 mikroba patogen yg mengancam kesehatan


manusia dan 61,6 % berasal dari hewan.

 Jumlah Zoonosis yang ditetapkan sebagai zoonosis penting


di dunia 156 jenis (dan akan terus bertambah : Emerging
Infectious Disease/EID).
Dampak Akibat Zoonosis
1. Timbulnya kesakitan (morbidity) dan kematian
(mortality), baik pada manusia maupun hewan.

2. Dampak ekonomi akibat kehilangan tenaga kerja


karena sakit, menurunnya jumlah wisatawan ke
daerah terjadinya wabah, turunnya produksi ternak
dan produk ternak, pemusnahan ternak sakit dan
tersangka sakit, serta pembatasan dan penurunan
perdagangan internasional.
 Perdagangan dunia (International Trade), tidak mengenal
batas-batas wilayah antar negara (Borderless Country)
 Sanitary and Pythosanitary Agreement (SPS) – WTO
 Negara bebas Penyakit Mulut dan Kuku ,OIE, Oktober 1990.
(Indonesia, Amerika Serikat (USA), Kanada, Australia dan
Selandia Baru.
 Indonesia bebas PHM Rinderpest, sapi gila (Mad Cow
Disease/Bovine , Spongiform Encephalopathy), Contagius
Bovine Pleuropneumonie (CBPP), Demam Lembah Rift (Rift
Valley Fever/RVF), Nipah Virus, Hendra Virus dan penyakit
lainnya.
 Penyakit zoonosis endemik di Indonesia diantaranya
anthrax, rabies, leptospirosis, brucellosis, toksoplasmosis
dan lain-lainnya.
Tinjauan Penyakit Zoonosis di Indonesia
 Beberapa penyakit zoonosis telah dikenal di Indonesia dan
beberapa diantaranya sangat ditakuti karena menyebabkan
kematian dan kerugian ekonomi yang sangat besar.

 Salah satu penyakit zoonosis yang berbahaya adalah rabies


yang penyebarannya cenderung makin meluas di Indonesia
sampai kedaerah atau pulau yang tadinya bebas..

 Terjadinya second outbreak wabah flu burung (Avian


Influenza) pada unggas di Tangerang bulan Juni 2005 dan
ditemukannya agen Virus H5N1 pada ternak babi serta
adanya kematian pada manusia yang diduga penyebabnya
adalah Virus Flu Burung.
Beberapa penyakit zoonosis penting di Indonesia
1. Rabies (penyakit anjing gila/lyssa) oleh virus (Anjing,
kucing, primata, hewan berdarah panas  zoonosis)
2. Avian influenza (flu burung) oleh virus (unggas, babi, 
zoonosis)
3. Japanese encephalitis oleh virus (babi, kuda  zoonosis
4. Anthrax oleh bakteri (ruminansia, kuda marmut,
mencit)  zoonosis
5. Brucellosis (kluron) oleh bakteri (sapi, kambing, kuda,
babi, anjing )  zoonosis
6. Leptospirosis oleh bakteri (mamalia)  zoonosis
7. Tubercullosis oleh bakteri (sapi, kambing, domba, babi,
primata)  zoonosis
8. Plaque (pes) oleh bakteri (tikus, anjing, kucing) 
zoonosis
9. Trikinosis (trichinellosis) oleh parasit cacing (babi, sapi )
 zoonosis
10. Schitosomiasis parasit (babi, sapi, kuda, kerbau, domba )
 zoonosis
11. Taeniasis dan sistiserkosis oleh parasit (sapi, babi) 
zoonosis
12. Hidatidosis (echinococcosis) oleh parasit (anjing, kucing,
babi, herbivora )  zoonosis
13. Toksoplasmosis oleh parasit protozoa (kucing, kambing,
domba )  zoonosis
14. Psitakosis oleh chlamydia (unggas,terutama unggas
berparuh bengkok)  zoonosis
15. Histoplasmosis oleh jamur (aning, kucing)  zoonosis
16. Aspergillosis olehy jamur (unggas, sapi, mamalia) 
zoonosis
Menurut cara penularan penyakit zoonosis dibedakan
• Direct zoonosis (Zoonosis langsung ), bila siklus
penularannya dapat berlangsung dialam hanya
dengan satu vertebrata saja.
• Siklo Zoonosis bila siklus penularannya memerlukan
lebih dari satu vertebrata untuk menyempurnakan
siklus hidup agens penyebab penyakit
• Meta Zoonosis bila siklus penularannya
memerlukan baik vertebrata maupun invertebrata.
• Sapro Zoonosis bila siklus penularan golongan ini
tergantung kepada benda benda bukan hewan (non
animals)
Menurut reservoir penyakit zoonosis dibedakan menjadi :

• Anthropozoonosis : bila penyakit dapat secara bebas


berkembang dialam diantara hewan-hewan lair maupun
domestic. Manusia hanyalah kadangkadang terinfeksi
dan merupakan titik akhir (dead end), contoh penyakit
rabies.
• Amphixenosis: manusia dan hewan sama-sama
merupakan reservoir yang cocok untuk penyebab
penyakit dan infeksi tetap berjalan secara bebas biarpun
tanpa adanya campur tangan atau keterlibatan grup lain.

• Zooanthroponosis: bila penyakit secara bebas di


manusia atau merupakan penyakit manusia dan hanya
kadangkadang saja menyerang hewan secara cul de sac,
contoh tuberculosis.
Menurut agen penyebab penyakit zoonosios dibedakan

• Bacterial Zoonosis, disebabkan oleh bakteri


(Antrhax, Brucellosis, Leptospirosis)

• Viral Zoonosis , disebabkan oleh virus (Rabies, Flu


burung )

• Protozoic Zoonosis, disebabkan oleh protozoa


Trypanosomiasis, simian malarie)

• Parazitic Zoonosis, disebabkan oleh parasit yaitu


cacing (Trikhinosis, Taeniasis, sistiserkosis)
Kerugian Sosial dan Ekonomi
1. Kerugian pada saat wabah
2. Biaya penanggulangan penyakit, pengobatan ternak dan
manusia yang sakit, kematian ternak bahkan menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat, turunnya pendapatan
peternak.
3. Kerugian pengendalian pasca wabah
4. Biaya rehabilitasi lingkungan, biaya produksi yang
menjadi tinggi, menurunnya investasi pada budidaya
peternakan, kredit macet, engangguran dan ekspor
peternakan yang ditolak di luar negeri.
5. Kerugian akibat pemulihan public awareness
6. Adanya ketakutan masyarakat untuk mengkonsumsi hasil
peternakan menyebabkan kerugian bagi industri peternakan
baik dari hilir maupun hulu, adanya penurunan wisatawan
pada daerah terjadi wabah menyebabkan kerugian industri
pariwisata.
Pengertian Kesmavet (kesehatan masyarakat veteriner ) ,

1. Menurut UU No 18 2009 ttg Peternakan dan PP No 22


1983, adalah segala urusan yang berhubungan dengan
hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak
langsung memengaruhi kesehatan manusia

2. Menurut WHO, FAO, OIE, WHO/ FAO Collaborating


Centre for Research and Training in Veterinary
Epidemiology and Management (1999), ruang lingkup dan
fungsi kesmavet antara lain :
Pertama; memberikan masukan teknis dalam penyusunan
peraturan perundangan, kebijakan, petunjuk, perencanaan
strategi, dan pelaksanaan dalam bidang pengendalian dan
pencegahan penyakit hewan dan manusia, sanitasi,
higienitas, dan lingkungan.
Kedua; pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis.
Ketiga; kesmavet bersifat multidisiplin, artinya tidak saja
melibatkan dokter hewan tetapi juga bidang lain seperti
dokter, perawat, ahli lingkungan, ahli pertanian, dan
profesi lain yang berkaitan dengan pengobatan,
pengendalian, dan pencegahan penyakit zoonosis serta
penyakit yang ditularkan oleh makanan (foodborne illnes).

 Peraturan mengenai kesmavet di Indonesia sudah ada sejak


zaman penjajahan Belanda, di antaranya Staatblaad tahun
1938 yang menyatakan hewan yang akan dipotong tidak
boleh dibawa dengan posisi kepala di bawah.
 Setelah Indonesia merdeka aturan tentang kesmavet
berkembang lebih baik lagi, termasuk dukungan instansi
dan aparatnya.
 [BARANTAN] BADAN KARANTINA PERTANIAN. 2004. Rencana Strategik Pembangunan Badan
Karantina Pertanian 2005 – 2009. Jakarta :
 Badan Karantina Pertanian. [PKH] PUSAT KARANTINA HEWAN. 2002. Rencana Strategis dan
Kebijakan Teknis Karantina Hewan. Jakarta :
 Pusat Karantina Hewan. [PKH] PUSAT KARANTINA HEWAN. 2003. Buku Saku Peraturan Perundang-
undangan Karantina Hewan. Jakarta : Pusat Karantina Hewan.
 SOEJOEDONO RR. 2000. Bahan Mata Ajaran Zoonosis. Bogor : Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

 Sumber: Direktorat Kesmavet, Ditjennak, Deptan


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai