Anda di halaman 1dari 6

Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

PENYAKIT UTAMA YANG SERING DITEMUKAN PADA


RUMINANSIA KECIL (KAMBING DAN DOMBA)

(Common Diseases for Small Ruminants Goat and Sheep)


DARMONO dan HARDIMAN

Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata No. 30, Bogor 16114

ABSTRACT

Goat and sheep are commonly found as small animal farm in the villages. They have simple management
and benefit for the farmers. On the other hand several diseases can cause decreased production and death
Disease such as anthrax and scabies can be transmitted to human as zoonotic agents. The diseases of small
ruminant were devided into two categories namely infectious and non-infectious diseases. The infectious
diseases are cause by bacterial, virus, parasite and fungal agents. The most common non-infectious diseases
were metabolism disturbances and toxicity. The viral infectious diseases which commonly foud were Orf and
bluetongue; the common bacterial agents found were anthrax and slmonellosis while common parasitic
diseases were scabies and worm. In order to prevent the disease infections, management system such as
hyegenes and feed are very important also vaccination program for certain disease. If the animal showing
clinical sign of the disease, the animal should be isolated and antibiotic treatment is needed to prevent
bacterial infection, the anthelmintic drug also shoud be routinly be given.
Key Words: Disease, Goat, Sheep

ABSTRAK

Kambing dan domba adalah ternak yang sangat disukai untuk dipelihara oleh peternak tradisional di
pedesaan, karena metode pemeliharaannya yang tidak rumit dan mudah dijual bila peternak membutuhkan
uang. Di lain pihak penyakit merupakan kendala utama dalam peternakan kambing dan domba, tidak hanya
kerugian yang dialami para peternak tetapi juga penyakit yang zoonosis dapat menular ke peternak maupun
pemeliharanya. Penyakit pada ternak ruminansia kecil dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit infeksi dan
penyakit non-infeksi. Penyakit infeksi terdiri dari penyakit asal virus, bakteri, parasit dan jamur, sedangkan
penyakit non-infeksi adalah penyakit oleh gangguan metabolisme dan keracunan. Penyakit asal virus yang
sering ditemukan pada ternak domba dan kambing adalah Orf dan bluetongue, penyakit asal bakteri adalah
antraks dan salmonelosis, penyakit asal parasit adalah scabies dan cacingan, dan penyakit non-infekisius
seperti kembung dan keracunan makanan. Usaha pencegahan penyakit tersebut yang paling utama adalah
sistem manajemen pemeliharaan, yaitu kebersihan kandang dan pemberian pakan yang baik disertai dengan
vaksinasi, bila hewan sudah menunjukkan gejala penyakit bakterial perlu diberikan obat antibiotik, obat
cacing dan obat lainnya bergantung pada gejala yang terlihat.
Kata Kunci: Penyakit, Kambing, Domba

PENDAHULUAN berbagai jenis galur yang kebanyakan


dipelihara secara tradisional. Pada sistem
Domba dan kambing adalah ternak yang pemeliharaan tradisional, ternak ini dianggap
bersifat kosmopolitan yaitu tersebar di mana- sebagai tabungan dan segera akan dijual bila
mana di seluruh dunia dari berbagai perbedaan peternak membutuhkan uang. Kebanyakan
iklim. Mereka dipelihara secara tradisional penjualan ternak domba dan kambing
sampai dengan sistem pemeliharaan yang dilakukan setiap hari raya korban dimana harga
modern dengan sistem manajemen yang baik. jual ternak dapat bernilai lebih tinggi. Tentu
Di Indonesia yang beriklim tropis ternak saja ternak yang dijual harus memenuhi syarat
tersebut dapat berkembang dengan baik dari kesehatan yang baik sehingga bila dipotong

33
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

untuk korban kualitas dagingnya juga baik. Penyakit asal virus


Untuk memenuhi standar kelayakan untuk
korban ternak harus terhindar dari berbagai Penyakit virus yang sering menyerang
penyakit yang sering menyerang, terutama bila ternak domba dan kambing adalah Orf dan
kondisi iklim yang basah dan banyak hujan. bluetongue. Orf dapat menyebabkan gejala
Kematian ternak sering ditemukan bila kondisi melepuh (exanthemous) pada kulit terutama
yang basah tersebut terjadi, yang berakibat daerah mulut, sering menyerang ternak domba
pada kerugian bagi peternak. Beberapa dan kambing. Agen virus yang menyerang
penyakit infeksius seperti Orf dan bluetongue termasuk jenis virus pox, di mana virus ini
yang disebabkan oleh virus biasanya sering sangat menular dan bersifat zoonosis dan
menunjukkan gejala bila hewan sakit, tetapi menyebabkan lepuh pada kulit orang. Pada
penyakit yang sering mengakibatkan kematian domba dan kambing lepuh kulit sering
mendadak adalah penyakit antraks, gangguan ditemukan pada daerah mulut, hidung, bibir,
metabolisme dan keracunan, misalnya daerah sekitar mata, vulva, ambing dan ketiak.
kembung rumen dan keracunan makanan. Tetapi untungnya pada banyak kasus penyakit
Ada beberapa faktor yang dapat ini dapat sembuh dengan sendirinya walaupun
menyebabkan terjadinya penyakit pada penyakit mengalami keparahan dalam waktu
ruminansia kecil yaitu: manajemen satu minggu setelah gejala timbul. Pada saat
pemeliharaan, kualitas lingkungan, dan wabah gejala timbul ternak akan menderita karena
(outbreak). Manajemen pemeliharaan termasuk gelisah sulit makan, nafsu makan turun
sistem perkandangan, pakan, pemeriksaan sehingga bobot badan menurun sehingga dapat
hewan dan sebagainya. Lingkungan juga mempengaruhi produksi daging ternak.
sangat penting untuk dicermati misalnya Disamping itu, penyakit ini cepat menyebar
kebersihan, dekat daerah industri ataupun dekat diantara hewan domba dan kambing di
dengan pencemaran oleh limbah. Sementara sekitarnya (Gambar 1).
itu, wabah dapat terjadi tidak terduga, hal ini Penyakit asal virus lainnya yang
sangat bergantung pada kondisi peternakan menyerang domba adalah virus Bluetongue
pada lokasi tertentu atau hal yang tak terduga (BTV), termasuk dalam genus Orbivirus dalam
lainnya. Penyakit yang menyerang kambing famili Reoviridae. Virus ditularkan melalui
dan domba dibagi menjadi dua bagian yang nyamuk Colicoides sp., dan nfeksi virus ini
penting yaitu penyakit yang disebabkan oleh dapat menyebabkan terjadinya mortalitas dan
infeksi agen penyakit (virus, bakteri, parasit, morbiditas yang tinggi. Gejala yang timbul
jamur) dan penyakit yang disebabkan oleh adalah: demam tinggi, air ludah meleleh,
agen non-infeksius yaitu penyakit gangguan pembengkanan pada muka dan lidah, dan juga
metabolisme dan penyakit keracunan pakan. cyanosis (kebiruan) pada lidah. Penyakit
Pada tulisan ini diuraikan mengenai jenis berlanjut dengan timbulnya radang pada kuku,
penyakit yang sering ditemukan pada ternak lameness sehingga cenderung bejalan dengan
ruminansia kecil yang dapat menyebabkan kaki ditekuk/berjalan dengan lutut (Gambar 2).
kerugian dan usaha penanggulangannya.
Penyakit asal bakteri
PENYAKIT INFEKSI
Infeksi bakteri yang paling berbahaya pada
Penyakit infeksi pada ternak ruminansia domba dan kambing adalah bakteri antraks,
kecil yang sering menjangkiti adalah infeksi Bacillus anthracis. Penyakit ini sering
virus, bakteri, dan parasit. Penyakit asal virus menyerang ternak ruminansia dan bersifat
dan bakteri pada umumnya bersifat akut dan zoonosis, dengan gejala perdarahan yang
kadang dapat menimbulkan kematian keluar dari seluruh lubang tubuh dan terjadinya
mendadak, sedangkan penyakit asal parasit kematian mendadak baik pada hewan maupun
kebanyakan bersifat kronis. manusia.Spora antraks dapat bertahan sampai

34
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

Gambar 1. Penyakit Orf pada domba terlihat lepuh di sekitar hidung dan mulut (kiri) dan
penyakit menyerang pada jari manusia yang merawatnya (kanan)

Gambar 2. Pembengkakan pada muka dan lidah berwarna kebiruan

bertahun-tahun di dalam tanah yang tercemar gelisah karena rasa gatal, nafsu makan
dan bila tertelan oleh hewan ternak spora akan menurun, kurus, bila penyakit sangat parah dan
aktif dan berkembang menjadi penyakit yang tidak segera diobati dapat menyebabkan
mematikan. Infeksi dapat juga terjadi melalui kematian. Penyakit ini sangat menular ke
inhalasi pada saluran nafas bila spora terhirup hewan lain dan ke manusia (zoonosis)
ke dalam saluran nafas dan menimbulkan (Gambar 4).
anthrax pulmonum (Gambar 3). Parasit cacing nematoda gastro-intestinal
yang menyerang ternak ruminansia kecil
adalah Haemonchus contortus. Penyakit ini
Penyakit asal parasit dapat menimbulkan gejala diare, nafsu makan
turun dan kekurusan pada ternak penderita daur
Ada tiga jenis parasit menyerang ternak hidup cacing Haemonchus contortus dapat
domba dan kambing yang sering ditemukan dilihat pada Gambar 5. Sementara itu, parasit
yaitu: penyakit kudis pada kulit (scabies), cacing trematoda, Fasciola hepatica, dapat
penyakit parasit pada saluran pencernaan menyebabkan kerusakan hati yang parah pada
(haemonchosis), dan penyakit cacing hati hewan penderita. Gejala yang ditimbulkan
(fascioliasis). Penyakit kudis yang disebabkan tidak begitu terlihat, tetapi kehilangan nafsu
infeksi Sarcoptes scabei sering menyerang makan dan kekurusan. Bila penyakit sudah
ternak kambing menyebabkan luka keropeng berjalan lama dan kerusakan hati sudah meluas
pada kulit di seluruh tubuh. Hewan menjadi hewan dapat mati mendadak, dan pada post

35
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

Gambar 3. Penyakit antraks pada ruminansia, terlihat pembesaran perut, perdarahan dan kuman Bacillus
anthracis

Gambar 4. Parasit scabies menyerang domba (kiri) dan Sarcoptes scabei (kanan)

Gambar 5. Daur hidup cacing H. contortus (kiri) dan bentuk cacing dewasanya (kanan)

36
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

Gambar 6. Hati yang terinfeksi cacing Fasciola sp. (kiri) dan bentuk cacing dewasanya

mortum terlihat hati rusak dan banyak cacing sangat beracun dan dapat menimbulkan
dewasa ditemukan (Gambar 6). kematian yang mendadak.

PENYAKIT NON-INFEKSI

Terjadinya penyakit pada ternak domba dan


kambing yang tidak melibatkan agen infeksi
sangat erat hubungannya dengan manajemen
pemeliharaan dan lingkungan. Sistem
pemeliharan dan pemeberian pakan erat
hubungannya dengan penyakit gangguan
metabolisme dan keracunan makanan. Penyakit
ini sering ditemukan pada hewan yang
digembalakan daripada pada hewan yang
dikandangkan. Penyakit kembung rumen atau
disebut bloat sering terjadi bila hewan
mengkonsumsi tanaman legumes dalam jumlah
yang banyak. Gejala timbul apabila gas dalam
rumen tidak dapat ke luar karena cairan rumen
tertutup oleh buih dari hasil fermentasi pakan Gambar 7. Domba mati setelah menderita bloat
dalam rumen. Pada kondisi tersebut gas yang
terbentuk dapat menekan organ dalam
termasuk jantung dan paru-paru sehingga PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
kematian dapat terjadi dengan tiba-tiba
(Gambar 7).
Upaya pencegahan adalah hal yang lebih
Penyakit non-infeksi lainnya yang dapat
penting daripada pengobatan, tetapi bila sudah
menyebabkan kematian yang mendadak adalah
terjadi penyakit maka pengobatan harus segera
keracunan sianida. Beberapa tanaman hijauan
dilakukan. Usaha pencegahan ini dapat
seperti daun cassava (ketela) mengandung
meliputi manajemen pemeliharaan, termasuk
beberapa komponen cyanogenic seperti
sistem perkandangan yang selalu dibersihkan,
amigdalin, linamarin dan sebagainya. Bila
cukup ventilasi, tidak lembab dan populasinya
daun tanaman ini dimakan ternak terlalu
tidak terlalu padat. Di samping itu pemberian
banyak maka komponen tersebut akan
pakan yang cukup dan berkualitas, perlu
terhidrolisis oleh H2O membentuk HCN yang
diberikan, konsentrat termasuk mineral yang

37
Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

sesuai komposisinya. Disamping itu, juga perlu DARMONO. 1982. Persentase kejadian haemonchosis
diberikan vaksinasi penyakit seperti vaksin serta perbandingan jumlah cacing jantan
antraks terutama yang berlokasi di daerah dengan cacing betina Haemonchus contortus
endemik. Pemberian obat cacing secara rutin pada domba di rumah potong hewan Kodya
Bogor. Penyakit Hewan 15(24): 43 – 46.
juga perlu diberikan terutama pada domba dan
kambing yang digembalakan. Bila terlihat ada DARMONO. 1989. Status mineral pada domba di
tanda gejala penyakit pada salah satu atau lebih Cirebon dan hubungannya dengan penyakit
hewan yang sakit perlu segera diisolasi dan defisiensi Bull. Fakultas Kedokteran Hewan
dikonsultasikan kepada dokter hewan. Universitas Gadjah Mada 9(2): 16 – 18.
DARMONO, S. PARTOUTOMO, SUKARSIH dan G.
ADIWINATA. 1982. Pengaruh pengobatan
DAFTAR PUSTAKA dengan kombinasi disophenol dan thebenzole
terhadap cacing nematoda saluran pencernaan
ADAMS, D.B. 1995. Assessing the importance of pada domba. Penyakit Hewan 15(24): 31 – 33.
infectious and non-infectious disease in small
ruminants in Australia. Breeding for resistance DO, T.T.V. and T.M. NGUYEN. 2003. Cassava as
to infectious diseases in small ruminants. small ruminant feed in the hilly and
GRAY, G.D., R.R. WOOLASTON and B.T. moutainous area of Bavi district in North
EATON (Eds.) ACIAR pp. 309 – 322. Vietnam.
BARLOW, R.M. 1982. Infectious diseases of sheep NGUYEN, T.H. and Q.S. NGUYEN. 1994.
and goats. Sheep and goat production. I. E. Investigation results on infestation of
Coop. pp. 151 – 174. helminths of digestive tract of goats.
Veterinary Sciences and Techniques I(5): 64 –
BEVERIDGE, W.I.B. 1983. Bacterial diseases of cattle 69.
sheep and goats. Animal Health in Australia.
Canberra. I: 196.

DISKUSI

Pertanyaan:
Bagaiman cara pencegahan penyakit scabies domba yang efektif?

Jawaban:
Untuk mencegah penyakit scabies hanya dapat dilakukan dengan cara mengisolasikan ternak dari
ternak yang lain untuk mencegah penularan. Vaksin untuk mencegah penyakit scabies belum ada.
Saat ini sedang dalam tahap penelitian. Pengobatan secara tradisional menggunakan oli bekas
dan obat-obatan herbal.

38

Anda mungkin juga menyukai