Anda di halaman 1dari 4

Identifikasi Parasit Pada Binatang Pengerat

Rodent atau binatang pengerat merupakan bagian dari lingkungan hidup manusia. Beberapa
diantaranya hidup berdampingan dengan manusia. Binatang itu bukan saja berbahaya bagi
kesehatan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan besar pada bangunan, bahan makanan,
dan komoditas lain. Binatang tersebut selain dapat menyebar penyakit, juga merugikan karena
sering merusak tanaman ( mis., padi ), merusak pakaian, dan barang-barang lain.
Salah satu binatang pengerat adalah tikus. Tikus merupakan binatang pengerat yang
merugikan. Binatang pengerat ini lebih suka pada tempat-tempat yang gelap,lingkungan yang
kotor, dan tempat yang terdapat bahan makanan. Binatang ini juga senang bersarang dengan
membuat terowongan didaerah pemukiman manusia. Dengan demikian pindahnya penyakit yang
dibawa tikus ke manusia cukup besar.
Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, tikus sangat berbahaya karena dapat
menularkan beberapa macam penyakit seperti pes, salmonelosis, murine typhus, scrub typhus,
arbovirosis dan beberapa penyakit menular lainnya. Penyakit tersebut dapat ditularkan kepada
manusia melalui serangga atau tungau sebagai vektor.
Beberapa jenis parasit yang hidup di dalam tubuh tikus :
1)                 Ascaris Lumbricoides
Cacing ini banyak ditemukan di usus halus dan usus besar tikus. Hal ini disebabkan habitat
cacing jenis ini berada diusus karena diusus merupakan tempat makanan bagi cacing jenis
Ascaris lumbricoides untuk dapat mempertahankan hidupnya yaitu dengan menyerap sari-sari
makanan pada usus inangnya.
Nama Penyakit :
Host : Tikus Rattus norvegicus
n : Penularan ascariasis pada tikus sama halnya pada manusia dapat dilihat dari siklus hidup
cacing: telur dikeluarkan melalui tinja dalam lingkungan yang sesuai akan berkembang menjadi
embrio dan menjadi larva yang infektif dalam telur. telur tertelan oleh manusia dalam usus larva
akan menetas larva keluar dan menembus dinding usus halus menuju sistem peredaran darah
larva menuju ke paru trakea, faring, dan tertelan masuk ke esofagus hingga ke usus halus
menjadi dewasa di usus halus. (Siklus hidup cacing belangsung selama 65-70 hari).
Pencegahan : Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi.

2)                 Enterobius vermicularis


Hasil yang didapat dari pembedahan tubuh tikus Rattus norvegicus yang dilihat dibawah
mikroskop dengan perbesaran 40 x10 terlihat cacing parasit dengan ukuran tubuh kecil yaitu 1-3
mm, warna tubuh putih banyak ditemukan di usus halus dan rectum tikus. Pada ujung posterior
jantan melingkar ke ventral, Pada ujung posterior betina ekor berbentuk lurus dan runcing. Dari
ciri-ciri tersebut diduga bahwa cacing parasit ini tergolongan jenis Enterobius vermicularis dari
filum nematoda.
Nama Penyakit : Enterobiasis
Host : tikus Rattus norvegicus
n : Cara penularan penyakit cacing kremi adalah melalui telur yang tertelan. Larva menetas dalam
usus, yang kemudian menembus dan tumbuh dalam mukosa usus menjadi dewasa. Cacing
dewasa akan mengembara ke sekitar dubur dan bertelur.
: Mengingat bahwa Enterobiasis adalah masalah kesehatan keluarga maka lingkungan hidup
keluarga harus diperhatikan, selain itu kebersihan perorangan merupakan hal yang sangat penting
dijaga. Perlu ditekankan pada anak-anak untuk memotong kuku, membersihkan tangan sesudah
buang air besar danmembersihkan daerah perianal sebaik-baiknya serta cuci tangan sebelum
makan. Di samping itu kebersihan makanan juga perlu diperhatikan. Hendaknyadihindarkan dari
debu dan tangan yang terkontaminasi telur cacing E.vermicularis

3)                 Trichinella spiralis


Nama penyakit : Trichinosis
Host : Tikus
Cara penularan : Tidak langsung dengan cara memakan hewan pemakan tikus
Pencegahan : Kontrol ketat terhadap binatang pengerat, khususnya tikus
yang merupakan reservoir infeksi penting pada ternak babi dan Sanitasi pada pemeliharaan babi
yang baik dan hewan liar.

4)                 Leptospira
Nama Penyakit : Leptospirosis
Host : Tikus
Cara Penularan : Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air,
tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri
masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet
atau atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi
selama 4 - 19 hari.
Pencegahan :
       Membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

       Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.

       Mencucui tangan dengan sabun sebelum makan.

       Mencucui tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/
kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.

       Melindungi pekerja yang berisiko tinggi terhadap leptospirosis (petugas kebersihan, petani,
petugas pemotong hewan, dan lain-lain) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.

       Menjaga kebersihan lingkungan


       Membersihkan tempat-tempat air dan kolam renang.

       Menghindari adanya tikus di dalam rumah/gedung.

       Menghindari pencemaran oleh tikus.

       Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus

       Meningkatkan penangkapan tikus.

5)                 Capillaria hepatica


Jenis nematoda ini sering ditemukan dalam hati tikus. Cacing dewasa ini dan telur-telurnya
menyebabkan reaksi granulomatosa intensif dalam hati tikus dan hewan pengerat lainnya.
Nama Penyakit : Capillariasis
Host : TIkus
Cara penularan : Cacing dewasa memproduksi telur yang matang dan hidup
di hati hingga binatang hospes mati. Ketika hati yang terinfeksi ini dimakan, maka telur-telur
dilepas melalui proses pencernaan, mencapai tanah melalui tinja dan berkembang menjadi
infektif dalam waktu 2 – 4 minggu. Ketika hospes yang tepat memakan telur yang telah menjadi
embrio, telur kemudian menetas didalam saluran pencernaan, larva bergerak menuju dinding
usus dan melalui sistem vena portae menuju ke hati. Disana larva menjadi dewasa dan
menghasilkan telur. Infeksi semu terjadi pada manusia ketika ditemukan telur cacing dalam tinja
sesudah mengkonsumsi hati yang terinfeksi, baik mentah maupun matang. Karena telur-telur
tidak menjadi embrio, maka penularan tidak terjadi.
Pencegahan : Hindari tertelannya debu tanah, yang mencemari makanan
atau yang mengotori tangan. Kebiasaan menutup makanan dan mencuci tangan sebelum
menjamah makanan adalah kebiasaan yang baik yang membantu mencegah penularan. Lindungi
persediaan air minum dan makanan dari kontaminasi tanah.

6)                 Angiostrongylus cantonensis


Angiostrongylus cantonensis adalah cacing yang hidup di paru-paru tikus dan diotak tikus.
Nama Penyakit : Angiostongiliasis
Host : Tikus
Cara penularan : Dengan cara memakan sejenis keong yang menjadi inang
perantata penyakit ini
Pencegahan & Pemberantasan :
1).     Memberi penyuluhan kepada masyarakat umum tentang cara-cara menyiapkan
makanan mentah dan  makanan yang berasal dari siput baik siput darat maupun laut. 
2).     Pengendalian tikus.  
3).     Rebus siput, udang, ikan dan kepiting selama 3 – 5 menit atau bekukan pada
– 15 oC (5oF) selama 24 jam; tindakan ini efektif membunuh larva. 
4).   Hindari makan makanan mentah yang terkontaminasi oleh siput dan mollusca,
membersihkan salada dan sayur-sayuran dengan seksama untuk menghilangkan mollusca tidak
selalu dapat menghilangkan larva yang infektif. Radiasi dan pasturisasi akan sangat efektif.

7)                 Hymenolepis nana


Cacing ini dikenal sebagai cacing pita kerdil pada manusia, walaupun biasa hidup pada tubuh
tikus.
Nama Penyakit : Himenolepiasis nana
Hospes : Manusia dan tikus
Cara penularan : Infeksi oleh cacing pita ini umumnya terjadi secara langsung dari tangan ke mulut.
Pada manusia infeksi selalu disebabkan oleh telur yang tertelan dari benda yang terkontaminasi
tanah, dari tempat-tempat defekasi atau langsung dari anus ke mulut.
Pencegahan : Karena penularan cacing pita ini secara langsung dan manusia sebagai sumber infeksi utama
maka pencegahannya agak sulit dilakukan. Untuk menekan dan menghindari infeksi cacing pita
ini, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan, kebersihan perorangan terutama pada keluarga
besar, meningkatkan kesadaran dan higienes pada anak-anak, mengobati penderita sehingga
tidak menjadi sumber penularan serta memberantas hospes reservoar sebagai sumber infeksi
seperti tikus dan hewan pengerat lainnya.

8)                 Toxoplasma gondii


Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu yang disebut protozoa. Protozoa ini merupakan
parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis,
yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Terdapat diseluruh sel tubuh tikus
kecuali sel darah merah.
Nama Penyakit : Toxoplasmosis.
Toxoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit zoonosis,
yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Hospes : Tikus. Selain tikus, Toxoplasma Gondii juga ada pada sapi, anjing, hamster,
burung, domba, kuda, kucing, ayam, babi.
Cara penularan : Cara pertama merupakan penularan terbanyak,
yaitu manusia memakan daging yang mengandung toxoplasma hidup.  Yang dimaksud adalah
Manusia tertular toxoplasma akibat memakan daging mentah atau daging setengah matang atau
daging yang tidak dimasak dengan sempurna,dimana daging tersebut mengandung Toxoplasma.
Pencegahan : Untuk mencegah hal ini maka masaklah daging dengan
sempurna, minimal dengan suhu 70 derajat celcius.

Anda mungkin juga menyukai