Anda di halaman 1dari 28

KEHADIRAN/KONTAMINASI MIKROORGANISME

PATOGEN PADA TANAH

Apa sumber-sumber pencemaran mikroorganisme patogen


di tanah?
KEHADIRAN/KONTAMINASI MIKROORGANISME PATOGEN
DI LINGKUNGAN TANAH
Kehadiran mikroorganisme patogen di tanah dapat terjadi
melalui:
1. Pencemaran tanah oleh kotoran/tinja manusia
Antara lain karena memakai lumpur IPAL sebagai pupuk.
Lumpur (sludge) dari IPAL dapat digunakan untuk memupuk
tanah/lahan pertanian karena mengandung unsur N dan P.
Namun dalam lumpur ini mungkin ditemukan
mikroorganisme yang bersifat patogen, logam berat dan
senyawa-senyawa organik yang bersifat
toksid/karsinogenik/B3.
Senyawa-senyawa ini dapat secara langsung mencemari
petani/pekerja atau secara tidak langsung mencemari
konsumen yang memakan hasil pertanian yang tercemar
oleh senyawa-senyawa ini.
Khusus untuk sayur-sayuran yang dimakan mentah, maka
kehadiran mikroorganisme patogen dalam lumpur IPAL
dapat membahayakan kesehatan konsumen.

2. Irigasi lahan pertanian dengan effluen dari IPAL.


Adakalanya effluen dari suatu IPAL digunakan untuk
meng-irigasi lahan pertanian.

3. Defekasi (BAB) di tanah


Apa jenis-jenis mikroorganisme patogen/parasit yang
dapat ditemukan di lingkungan tanah yang tercemar
secara mikrobiologis?
Beberapa mikroganisme patogen/parasit yang dapat
disebarkan melalui lingkungan tanah yang tercemar

1. Cacing Ascaris lumbricoides


• Diperkirakan bahwa cacing Ascaris lumbricoides telah
menginfeksi  1 milyard orang (22% penduduk bumi,
CDC 2013), terutama penduduk negara-negara tropis
dan subtropis.
• Infeksi di daerah Asia Tenggara diperkirakan telah
mencapai sekitar 72 -73% dari jumlah penduduknya.
• Infeksi pada manusia terjadi karena menelan telur-telur
cacing ini yang telah dibuahi.
Bagaimana daur hidup dari cacing Ascaris lumbricoides?
• Telur yang telah tertelan akan menetas di usus kecil.
• Larva cacing akan tumbuh dan berkembang, kemudian
menembus dinding usus dan masuk ke dalam sistem
pembuluh darah.
• Masuk sistem pernafasan (paru-paru) dan terus tumbuh,
kemudian akan masuk batang tenggorok, tertelan, dan
masuk kembali ke dalam usus kecil.
• Di usus kecil tumbuh menjadi cacing dewasa.
• Cacing-cacing dewasa kawin, kemudian bertelur di usus
kecil.
• Telur-telur keluar tubuh manusia bersama materi feces.
• Panjang cacing dewasa bisa mencapai 30 cm.
• Setiap tahunnya diperkirakan sebanyak 20.000 orang
meninggal dunia karena cacing mengakibatkan
penyumbatan usus.
• Tanda penyakit ini pada anak-anak a.l. kehilangan nafsu
makan, dan berat badan turun.
• Cacing dewasa dapat menghasilkan lebih dari 200.000
telur per hari.
• Di lingkungan tanah bila kondisinya memadai
(kelembaban dan suhu sesuai) dalam waktu 2 – 4 minggu
telur akan membentuk embrio; embrio ini bersifat infektif.
• Bila kondisi kurang memadai maka telur-telur tidak
menjadi embrio namun dapat bertahan untuk jangka
waktu lama sekali.
• Telur-telur resisten terhadap suhu rendah, senyawa
kimia, larutan disinfektan dan pengolahan air limbah.
• Penelitian menunjukkan bahwa telur-telur dapat
bertahan sampai 10 tahun.
• Diagnosa: deteksi telur-telur cacing dalam kotoran/tinja
manusia.
2. Cacing Trichuris trichiura

• Cacing menyerupai cambuk dengan panjang 30 –50 mm.


• Diperkirakan bahwa lebih dari 1 milyard manusia terinfeksi
oleh cacing nematoda ini.
• Di tanah telur-telur dapat bertahan sampai 18 bulan.
• Bila kondisi optimal (tanah yang lembab, hangat dan teduh)
maka telur menjadi embrio.
• Infeksi pada manusia terjadi karena menelan tanah atau
badan air yang tercemar.
• Cacing ini sering menyerang anak-anak atau balita yang
kurang menjaga kebersihan karena anak-anak senang
bermain di atas tanah & lupa mencuci tangan ketika makan.
• Juga didasari oleh pola hidup di masyarakat.
• Penderita yang terinfeksi antara lain menderita diarea,
anemia, muntah-muntah dan perut kembung.
• Akibat anemia: organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen
sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah
• Cacing ini dapat hidup bertahun-tahun dalam tubuh
inangnya.
• Diagnosa: mendeteksi telur atau cacing dewasa pada
tinja/kotoran penderita.
3. Cacing Necator americanus dan Ancylostoma duodenale
• Disebut cacing tambang karena zaman dahulu banyak
ditemukan pada buruh tambang di Eropa
• Cacing tambang (hookworm) menginfeksi usus kecil dan
menghisap darah serta lendir pada usus, sehingga
menyebabkan anemia pada tubuh penderita.
• Penderita juga mengalami defisiensi besi.
• Panjang Necator anericanus adalah 7 –10 mm dan
dalam sehari dapat bertelur sebanyak 10.000 telur.
• Masuk tubuh manusia melalui jaringan kulit.
• Dalam sehari setiap cacing dapat menghisap sampai
0.03 ml darah.
• Ancylostoma duodenale lebih panjang, yaitu 10 –12 mm.
• Dalam sehari dapat menghisap 0,26 ml darah dan
bertelur sampai 28.000 telur.
• Necator americanus banyak ditemukan di Amerika, Sub-
Sahara Afrika, Asia Tenggara, Tiongkok dan Indonesia.
• Ancylostoma duodenale lebih banyak di Timur Tengah,
Afrika Tengah, Afrika Utara, India & Eropa bagian selatan.
• Sekitar seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing
tambang.
• Infeksi paling sering ditemukan di daerah yang hangat
dan lembab, dengan tingkat kebersihan/sanitasi yang
buruk.
• Bentuk infektif dari cacing tersebut adalah bentuk
filariform. Setelah cacing tersebut menetas dari telurnya,
muncullah larva rhabditiform yang kemudian akan
berkembang menjadi larva filarifor.

Bagaimana daur hidup cacing tambang?


• Telur cacing keluar bersama kotoran/tinja manusia dan dalam
waktu 48 jam di tanah berpasir atau lanau yang lembab serta
panas tumbuh menjadi larva. Larva menginfeksi manusia
melalui jalur mulut dan kulit manusia.
• Dalam tubuh manusia larva bermigrasi sampai paru-paru,
masuk batang tenggorok, tertelan masuk perut dan usus kecil.
• Di usus kecil larva tumbuh menjadi cacing dewasa, kawin dan
bertelur di usus kecil.
• Cacing ini tahan hidup sampai 5 tahun; pernah dilaporkan
sampai 15 tahun. Di tanah berpasir atau berlanau yang lembab
serta teduh telur cacing dapat bertahan sampai 6 minggu.
• Tidak dapat hidup dengan baik di tanah liat, kondisi yang
kering atau suhu dingin (< titik beku) atau >45 C.
4. Toxoplasma gondii
• Penyebab penyakit toxoplasmosis.
• Merupakan parasit yang hidup dalam usus hewan
kucing.
• Diperkirakan 13 % penduduk bumi terinfeksi parasit ini.
• Infeksi dapat terjadi karena kontak dengan kotoran
kucing yang menderita toxoplasmosis ini.
• Dapat menyebabkan kerusakan janin pada ibu yang
hamil.
• Oocyst yang menginfeksi orang hanya ditemukan dalam
kotoran kucing, walau manusia, hewan satwa dan
hewan rumah dapat terinfeksi.
• Oocyst yang keluar bersama kotoran kucing yang
menderita toxoplasmosis bertahan di lingkungan tanah
dan badan air.
• Di tanah dapat bertahan sampai 18 bulan (pada suhu:
– 20 sampai 33 C) dan lebih dari 410 hari di badan air.
5. Cacing pita Taenia saginata

• Cacing pita hidup dalam usus berbagai hewan bertulang


belakang, termasuk sapi.
• Transmisi ke tubuh manusia terjadi karena makan
daging yang berasal dari hewan sapi yang sakit dimana
daging tidak dimasak sampai matang.
• Hewan sapi sendiri terinfeksi karena makan rumput atau
tanah yang tercemar oleh feces/tinja/kotoran manusia
yang menderita penyakit cacing pita.
• Telur cacing pita di tanah dapat bertahan sampai
beberapa minggu, bahkan pada rumput dapat bertahan
sampai 159 hari.
• Tanda manusia terinfeksi cacing pita antara lain:
sakit perut, pusing, mual, diarea, penyumbatan usus
dan nafsu makan hilang.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi terinfeksinya manusia
bila mengirigasi lahan pertanian dengan efluen dari IPAL
atau memupuk lahan pertanian dengan lumpur dari IPAL?
Menggunakan lumpur dan effluen IPAL pada lahan
pertanian
Bila memupuk lahan pertanian dengan lumpur dari IPAL atau
mengirigasi lahan pertanian dengan effluen dari IPAL maka
kemungkinan manusia terinfeksi oleh mikroorganisme patogen
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
• Daya tahan mikroorganisme patogen dalam tanah.
Makin lama mikroorganisme patogen atau parasit itu dapat
bertahan dalam tanah, makin tinggi resiko terjadinya infeksi
pada tubuh manusia.
Telur-telur cacing parasit mempunyai daya tahan yang
cukup lama, misalnya telur cacing Ascaris dapat bertahan
sampai 1 tahun.
Daya tahan virus hepatitis A dalam lingkungan tanah
juga lama.
• Jenis tanaman yang dibudidayakan. Sayur mayur yang
dikonsumsi oleh manusia berpotensi menyebabkan
manusia dan petani terinfeksi oleh mikroorganisme
patogen/parasit.
• Risiko terbesar adalah dari sayuran yang dimakan
secara mentah.
• Perilaku petani/pekerja tanah pertanian.
Perlindungan diri dengan memakai sepatu pada saat
bekerja di lahan.
Mencuci tangan/membersihkan tangan sebelum makan
atau berjabatan tangan dengan orang lain.
Apa rekomendasi dari WHO (World Health Organization/
Organisasi Kesehatan Dunia) bila akan menggunakan air
limbah untuk meng-irigasi lahan pertanian?
Penggunaan air limbah untuk tujuan irigasi lahan
pertanian

Rekomendasi dari WHO ( World Health Organization/


Organisasi Kesehatan Dunia) bila akan menggunakan air
limbah untuk meng-irigasi lahan pertanian:

• Untuk jenis-jenis tanaman/sayur yang dimakan secara


mentah atau untuk mengairi lapangan olah raga maka air
limbah harus diolah dalam kolam stabilisasi.
Standard kualitas: Cacing nematoda:  1 telur/l
Fecal coliform :  1000 sel/100 ml
• Irigasi tanaman sereal seperti gandum, makanan ternak,
lahan untuk menggembala ternak maka air limbah harus
diolah dalam kolam stabilisasi selama 8 – 10 hari.
Standard kualitas/baku mutu:  1 telur cacing
nematoda/l

Anda mungkin juga menyukai