Anda di halaman 1dari 50

PATOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI

KECACINGAN

Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung


Cacingan
- Ascaris
- Cacing kremi
lumbricoides - Migrasi larva
- Trichuris trichiura - Taeniasis, himenolepis
- Cacing tambang
KECACINGAN
(Soil-Transmitted Helminths / STH)

Cacing Gelang Cacing Cambuk


Ascaris lumbricoides Trichuris trichiura

Cacing Tambang
Necator americanus Ancylostoma duodenale
Penularan Kecacingan
Ascaris lumbricoides
 Banyak terdapat di Indonesia
 Dapat menghinggapi semua umur 

paling banyak pada anak balita


 Cacing hidup di rongga usus halus
 Ukuran :

- Cacing jantan: 10 – 30 cm
- Cacing betina: 22 – 35 cm
- Jumlah telur: 100.000-200.000/hari
Lingkaran Hidup
- Di dalam usus, cacing bertelur  telur keluar bersama
tinja  jika telur kontak dengan tanah, telur menjadi
matang/infektif  jika manusia kontak dg tanah yang
tercemar atau telur terbawa angin dan hinggap di
makanan  telur tertelan manusia  menetas di usus
halus  larva menembus dinding usus halus  masuk
peredaran darah  paru  trakea  tenggorokan 
batuk  larva tertelan  masuk usus dan menetap
lalu menjadi cacing
- Tanah yang cocok: tanah liat

- Waktu yg dibutuhkan: dua bulan


A. lumbricoides
Gejala

 Larva (anak cacing):


- Demam
- Perdarahan kecil di paru
- Batuk
- Sesak napas
Gejala
 Cacing di dalam usus
- Ringan (jumlah cacing sedikit):
mual, tidak napsu makan, diare
- Berat (jumlah cacing banyak):
kurang gizi, sulit konsentrasi,
kecerdasan menurun,
pertumbuhan
- Usus tersumbat  harus
dioperasi
- Cacing masuk ke saluran empedu
dan usus buntu  harus
dioperasi  jika tidak 
meninggal
Diagnosis
 Menemukan telur dalam tinja pada
pemeriksaan mikroskopis
 Cacing keluar sendiri
melalui mulut atau anus
pada waktu buang air besar
Cara diagnosis
Pengobatan
Obat cacing
- Pirantel pamoat 10 mg/kgBB atau
- Mebendazol 500 mg atau
- Albendazol 400 mg

 dosis tunggal (hanya sekali minum)


Trichuris trichiura
 Bentuk seperti cambuk
 Ukuran cacing betina 5 cm, jantan 4 cm
 Jumlah telur 3000 - 10.000 per hari  keluar
bersama tinja  kontak dengan tanah 
tertelan  masuk ke usus  hidup di usus
besar
Gejala klinis
 Kurang dari 10 cacing 
tanpa gejala
 Infeksi berat:
- Diare, disentri
- Nyeri perut hebat
- Nyeri anus
- Usus besar keluar 
menonjol di anus
 Anemia
- Cacing mengisap darah
- Cacing menggigit/melukai
dinding usus 
perdarahan usus
Trichuris trichiura
 Diagnosis: menemukan telur di tinja
 Pengobatan
- Mebendazol 200 mg (dewasa), 100 mg
(anak-anak) selama tiga hari
- Albendazol 400 mg dosis tunggal
 Tidak dapat diobati dengan obat cacing
yang ada di pasaran (pirantel pamoat)
Pencegahan cacingan

- Makanan & minuman


selalu ditutup
- Minum air yang sudah
dimasak sampai
mendidih
- Gunting kuku secara
teratur
Pencegahan
cacingan
 Buang air besar di WC
yang ada septic tank
 Jangan dialirkan ke
got atau kali
Pencegahan
cacingan
- Cuci tangan
sebelum makan
- Cuci tangan sesudah
kontak dengan
tanah
- Cuci bersih dengan
air mengalir sayuran
mentah/lalap
Cacing tambang
 Cacing betina: 1 cm
 Cacing jantan: 0.8 cm
 N.americanus: menyerupai huruf S
A.duodenale: menyerupai huruf C
mempunyai 2 pasang gigi
Gigi cacing tambang

Necator americanus Ancylostoma duodenale


1 pasang benda kitin 2 pasang gigi
Morfologi
Telur
 Ukuran: 60x40 mikron

 Jumlah telur
- A.duodenale 20.000/hari

- N.americanus 10.000/hari

 Telur mati pada suhu 45oC


Telur Cacing
Ascaris & cacing tambang Trichuris & cacing tambang
Larva
 Rhabditiform: 250 mikron
 Makan bakteri dan bahan organik
 Filariform: 600 mikron, tidak makan
 Larva hidup di tempat lembab, berpasir,
humus dan terlindung sinar matahari
 Tidak tahan kering dan basah
 Mati dalam 1 jam pd suhu 45oC
 Mati dlm 6 minggu kecuali ada reinfeksi
Larva filariform
Larva rhabditiform

 Bentuk: halus panjang dengan


panjang: 600 mikron
 Esofagus: 1/3 panjang badan  Esofagus: ¼ panjang badan
 Mulut tertutup
 Mulut sempit panjang
 Ekor: lancip
Siklus Hidup
 Telur  larva rhabditiform larva
filariform menembus kulit kapiler 
jantung  paru bronkus trakea
laring  usus halus
 Larva menembus kulit sampai ke usus: 1
minggu, sampai dewasa 5-6 minggu
 A. duodenale dapat menetap di usus 6-8
tahun
 N. americanus 4-5 tahun
Cara infeksi

- Larva filariform menembus kulit: folikel


rambut, pori, kulit utuh  bagian tubuh
yang kontak dg tanah
- Menelan larva filariform: makanan &
minuman tercemar larva
Patologi dan gejala klinis
 Larva:
- Gatal hebat infeksi sekunder

- Paru: batuk, bronkhitis, pneumonitis


 Cacing dewasa
- Gejala tergantung spesies cacing, jumlah
cacing, status gizi
- Gastroenteritis: 6 minggu setelah infeksi 
mual, muntah, nyeri epigastrium, diare,
melena, anemia
Anemia
- Cacing mengisap darah (protein dan zat
besi) dan substansi mukosa
- Antikoagulan
- Berat anemia sesuai dg berat infeksi
- Akibat anemia: pusing, lemah, napsu makan
berkurang, daya tahan menurun,
produktivitas menurun, edema,
perkembangan fisik, mental dan seksual
terhambat
- Gejala ringan/tidak nampak bila gizi baik
Mengisap darah
 N.americanus: 0.005 - 0.1 cc/hari
 A.duodenale: 0.08 – 0.34 cc/hari

Bila:
 Seekor cacing mengisap darah 0.2 cc/hari

 Jumlah cacing/pasien rata-rata 20 ekor

 Prevalensi cacingan 50%, penduduk Indonesia


230 juta jiwa
 jumlah darah yang diisap = ± 460.000 liter
Diagnosis

 Menemukan telur dalam tinja segar


 Menemukan larva dalam tinja lama
Pengobatan

 Pirantel pamoat 10 mg/kg bb dosis


tunggal. Khusus untuk A.duodenale
diberikan 3 hari berturut-turut
 Mebendazol 500 mg/dosis tunggal atau
2x100 mg, 3 hari berturut-turut
 Albendazol 400 mg/dosis tunggal
 Atasi anemia
Epidemiologi
cacing tambang
 Prevalensi tinggi di perkebunan dan
pertambangan karena tidak ada WC
 Prevalensi meningkat sesuai umur
 Pemakaian tinja sebagai pupuk
 Defekasi di kebun, pekarangan rumah
 Tidak memakai alas kaki dan sarung
tangan ketika bekerja di kebun
Pencegahan
dan pemberantasan
- Makanan minuman ditutup
- Minum air masak
- Cuci tangan
- Cuci bersih sayuran mentah/lalap
- Gunting kuku secara teratur
- Buang air besar di WC  septic tank  jangan
dialirkan ke got atau kali
- Pakai sendal/sepatu, sarung tangan ketika
berkebun
- Penyuluhan kesehatan
Cacing tambang binatang

 Ancylostoma braziliense
 Ancylostoma caninum

 Creeping eruption/creeping disease/


cutaneus larva migrans
 migrasi larva nematoda yang biasanya
tidak menginfeksi manusia
Creeping eruption

 Dermatitis: kelainan intrakutan serpiginosa


 Papul merah keras ditempat larva
menembus kulit, dalam 2-3 hari terbentuk
terowongan intrakutan sempit, tampak sbg
garis merah dan sedikit menimbul dg
diameter 1-2 mm
 Lesi bertambah panjang sesuai gerakan
larva, larva bergerak 1 inci/hari, tetapi
jarang melebihi bbrp inci dari tempat
penetrasi awal
Gejala Klinis

 Gatal: infeksi sekunder


 Lesi terutama pada kaki tetapi dapat
mengenai lengan, bokong punggung
 Lesi menetap bbrp minggu sp tahun bila
tidak diobati
Diagnosis:
 Gambaran klinis yang khas

 Biopsi

Pengobatan:
 Semprotan kloretil

 Salep albendazol/mebendazol 2%

 Albendazol oral 400 mg


Pencegahan
 Hindarkan kontak dg tanah yang tercemar,
pakai alas kaki dan sarung tangan ketika
berkebun
 Cegah pencemaran tanah dg tinja kucing,
anjing
 Pemberian antelmintik utk anjing dan
kucing
 Tutup rapat kotak pasir tempat defekasi
kucing, anjing
Cacing kremi =
Oxyuris vermicularis

 Ukuran: 0,5-13 mm
 Habitat: usus besar 
bertelur di anus
sebanyak 11.000-15.000 butir
Siklus hidup cacing kremi
 Cacing bertelur di
sekitar anus:
 Gatal  garuk  telur
nempel di tangan atau
di pakaian dalam
atau di seprei/kasur
terbang  nempel di
lantai/perabot rumah/
bulu binatang 
mudah tersebar di
rumah, asrama, sekolah
Gejala
 Gatal di sekitar anus  anak jadi rewel dan
sukar tidur
 Cacing dapat masuk ke usus buntu, vagina

 Pengobatan:

pirantel pamoat, mebendazol, albendazol


Diagnosis: menemukan telur oxyuris
dengan anal swab
Batang gelas.

Prop Kayu

Tape pengikat

Celotape

Tabung gelas
Penularan melalui
- Debu
- Tangan
- Pakaian tidur, seprei dan perlengkapan
tidur lainnya
- Bulu binatang (kucing, anjing)
Pencegahan
 Jaga kebersihan

 Makanan ditutup, jangan kena debu

 Cuci tangan sebelum makan dan


sesudah buang air besar
 Pakaian tidur dan perlengkapan tidur
dicuci dan disetrika tiap hari
5 saat penting untuk melakukan
kebiasaan sehat adalah:

- Cuci Tangan Pakai Sabun


sebelum makan pagi
- Cuci Tangan Pakai Sabun
sebelum makan siang
- Cuci Tangan Pakai Sabun
sebelum makan malam
- Cuci Tangan Pakai Sabun
setelah dari toilet
- Mandi dengan memakai
sabun
7 Langkah Mencuci Tangan
Peran cuci tangan

 Menghilangkan secara mekanik kotoran,


bakteri, dan parasit yang melekat di
tangan
 Anak sering terinfeksi melalui tangan yang
tercemar tanah yang mengandung telur
cacing karena:
- Anak sering memasukkan jari ke mulut
- Makan tanpa mencuci tangan
Cacing lain :
• Cacing pita
• Cacing filaria
Maturnuwun

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai