Anda di halaman 1dari 18

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kementerian Kesehatan RI
 Banyak terdapat di Indonesia
 Dapat menghinggapi semua umur 
paling banyak pada anak balita
 Cacing hidup di rongga usus halus
 Ukuran :
• Cacing jantan: 10 – 30 cm
• Cacing betina: 22 – 35 cm
• Jumlah telur : 100.000-200.000/hari
 Di dalam usus, cacing bertelur  telur
keluar bersama tinja  jika telur
kontak dengan tanah, telur menjadi
matang/infektif  jika manusia
kontak dg tanah yang tercemar atau
telur terbawa angin dan hinggap di
makanan  telur tertelan manusia 
menetas di usus halus  larva
menembus dinding usus halus 
masuk peredaran darah  paru 
trakea  tenggorokan  batuk 
larva tertelan  masuk usus dan
menetap lalu menjadi cacing
 Tanah yang cocok: tanah liat
 Waktu yg dibutuhkan: 2-3 bulan
Larva (anak cacing)
- demam - perdarahan kecil di paru
- Batuk - sesak napas

Cacing di dalam usus


 ringan (jumlah cacing sedikit): mual, tidak napsu makan, diare
 berat (jumlah cacing banyak): kurang gizi, sulit konsentrasi,
kecerdasan menurun, pertumbuhan
 usus tersumbat  harus dioperasi
 cacing masuk ke saluran empedu dan usus buntu  harus
dioperasi  jika tidak  meninggal
 Bentuk seperti cambuk
 Jumlah telur 3000 - 10.000
per hari
 Ukuran :
• Cacing jantan: ± 4cm
• Cacing betina: ± 5 cm
 Di dalam usus, cacing bertelur  telur
keluar bersama tinja  jika telur
kontak dengan tanah, telur menjadi
matang/infektif  jika manusia
kontak dg tanah yang tercemar atau
telur terbawa angin dan hinggap di
makanan  telur tertelan manusia 
menetas di usus halus  menetap
sampai menjadi cacing dewasa 
turun ke kolon distal dan sekum
 Tanah yang cocok: tanah lembab dan
teduh
 Waktu yg dibutuhkan: 1-3 bulan
 Kurang dari 10 cacing  tanpa
gejala
 Infeksi berat:
- diare, disentri
- nyeri perut hebat
- nyeri anus
- usus besar keluar 
menonjol di anus
 Anemia
- cacing mengisap darah
- cacing menggigit/melukai
dinding usus  perdarahan
usus
 Cacing betina: 1 cm
 Cacing jantan: 0.8 cm
 N.americanus:
menyerupai huruf S
A.duodenale:
menyerupai huruf C
mempunyai 2 pasang
gigi
 Rhabditiform: 250 mikron
 Makan bakteri dan bahan organik
 Filariform: 600 mikron, tidak makan
 Larva hidup di tempat lembab, berpasir,
humus dan terlindung sinar matahari
 Tidak tahan kering dan basah
 Mati dalam 1 jam pd suhu 45oC
 Mati dlm 6 minggu kecuali ada reinfeksi
Larva filariform

Larva rhabditiform
 Esofagus: 1/3 panjang badan  Bentuk: halus panjang dengan
panjang: 600 mikron
 Mulut sempit panjang  Esofagus: ¼ panjang badan
 Mulut tertutup
 Ekor: lancip
 Telur  larva rhabditiform
larva filariform menembus
kulit kapiler  jantung 
paru bronkus trakea
laring  usus halus
 Larva menembus kulit sampai
ke usus: 1 minggu, sampai
dewasa 5-6 minggu
 N.americanus menghisap
darah: 0.005 - 0.1 cc/hari,
dapat menetap di usus 4-5
tahun
 A.duodenale menghisap darah:
0.08 – 0.34 cc/hari, dapat
menetap di usus 6-8 tahun
 prevalensi tinggi di perkebunan dan
pertambangan karena tidak ada WC
 prevalensi meningkat sesuai umur
 pemakaian tinja sebagai pupuk
 defekasi di kebun, pekarangan rumah
 tidak memakai alas kaki dan sarung tangan
ketika bekerja di kebun
Larva:
 Gatal hebat infeksi sekunder
 Paru: batuk, bronkhitis, pneumonitis

Cacing dewasa
 Gejala tergantung spesies cacing, jumlah
cacing, status gizi
 Gastroenteritis: 6 minggu setelah infeksi 
mual, muntah, nyeri epigastrium, diare,
melena, anemia
 Cacing mengisap darah (protein dan zat besi)
dan substansi mukosa
 Antikoagulan
 Berat anemia sesuai dengan berat infeksi
 Akibat anemia: pusing, lemah, nafsu makan
berkurang, daya tahan menurun,
produktivitas menurun, edema, gangguan
perkembangan fisik, mental dan seksual
terhambat
 Bila gizi baik maka gejala ringan/tidak
nampak
 Menemukan telur dalam tinja
segar
 Menemukan larva pada tinja
lama
 Cacing keluar sendiri
melalui mulut atau anus pada
waktu buang air besar
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai