Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH GIZI DIET

KECACINGAN

Disusun Oleh :

1. Virginia Princess Wibowo (221FK06131)

2. Resti widiawati (221FK06118)

3 . Nata prawira (221FK06111)

4. Siti Rohimah ( 221FK06129 )

5.Hizaz Muhamad sidiq (221fk06102)

6. Heri Setiawan (221FK06101)

7. Ikpi Abdul J ( 221FK06103)

8. Haura Al banina (221FK06100)

9. Shalva nur shafitri (221FK06126)

10. Jala Kurnia Rachmat (221FK06106)

11. Bunga aura lestari (221fk06134)


Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan judul "Kecacingan/Cacingan"

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari cara penulisannya penggunaan tata bahasa dan dalam pernyataanya sehingga penulis
menerima saran dan kritik kanstruktif dari semua pihak. Namun terlepas dari semua kekurangan yang
ada semoga dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah gizi diet , yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterima
kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama membantu menyusun makalah ini.

Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang keperawatan, Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayah Nya
kepada kita semua Aamiin.
Daftar Isi

Contents
Kata Pengantar.........................................................................................................................................3
BAB 1......................................................................................................................................................4
Latar Belakang.....................................................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................................................4
Tujuan Penulisan..................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................................................5
A. Konsep Dasar.............................................................................................................................5
1. Pengertian...............................................................................................................................5
2. Etiologi....................................................................................................................................5
3. Klasifikasi...............................................................................................................................5
4. Tanda dan Gejala...................................................................................................................6
5. Faktor Resiko.........................................................................................................................7
6. Penularan Penyakit Cacingan..............................................................................................7
7. Penatalaksanaan Medis.........................................................................................................7
8. Pencegahan Terhadap Penyakit Kecacingan......................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
Kesimpulan..........................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di banyak negara
berkembang, termasuk Indonesia. Infeksi cacing usus dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan, terutama pada anak-anak, seperti gangguan pertumbuhan, kekurangan gizi, dan gangguan
kognitif. Selain itu, infeksi cacing usus juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, anemia, dan
penurunan daya tahan tubuh

Penyakit cacingan disebabkan oleh cacing usus yang ditularkan melalui tanah. Beberapa jenis cacing
usus yang sering ditemukan di Indonesia antara lain Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator
americanus, Ancylostoma duodenale, dan Strongyloides stercoralis. Penyebaran penyakit cacingan
terjadi melalui terkontaminasinya tanah dengan tinja yang mengandung telur cacing. Metode
pemeriksaan telur cacing pada sayuran dapat dilakukan dengan metode sedimentasi dan flotasi. Upaya
kebersihan dan pengelolaan sampah sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit cacingan.

Rumusan Masalah

1) Apa itu cacingan?


2) Apa jenis cacing penyakit cacingan?
3) Seperti apa tanda dan gejala bagi seseorang yang terjangkit cacingan?
4) Apa faktor resiko penyakit cacingan?
5) Bagaimana cara penularan penyakit cacingan?
6) Jelaskan mengenai penatalaksanaan medis terhadap cacingan
7) Adakah pencegahan untuk terhindar dari penyakit cacingan?

Tujuan Penulisan

Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah tidak lain untuk menambah wawasan penulis serta anggota
kelompok yang terkait, juga menambah wawasan teman-teman sekalian mengenai penyakit cacingan
yang masih menjadi masalah umum di Indonesia.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Cacingan adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh adanya cacing
di dalam usus manusia ( Mufidah, 2012 ). Cacingan adalah gejala gangguan kesehatan
akibat adanya cacing parasit di dalam tubuh. Cacingan sendiri merupakan salah satu jenis
penyakit yang banyak menginfeksi anak-anak. Manusia merupakan hospes defenitif
beberapa nematode usus ( cacing perut ). Cacingan adalah segala macam cacing yang
hidup parasit di lambung serta di dalam pencernaan manusia. ( Saydam, 2011 ).

2. Etiologi
Penyebab utama penyakit cacingan yaitu pola kebersihan diri, kebersihan makanan
serta kebersihan lingkungan yang buruk. Penyakit cacingan dapat disebabkan sebagai
berikut :
 Tangan bersentuhan dengan tinja atau tanah yang mengandung telur cacing
kemudian terbawa ke dalam mulut ketika sedang makan.

 Mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak higienis. Dimana makanan


dan minuman tersebut sudah terkontaminasi dengan telur cacing.

 .Mengkonsumsi daging dan ikan yang tidak dimasak secara matang. Hal ini
terjadi karena kemungkinan adanya cacing di dalam tubuh ikan maupun
daging sehingga apalagi tidak diolah atau dimasak secara matang makan
cacing yang terdapat di makanan tersebut tidak mati dan ketika dimakan
maka cacing yang terdapat di makanan itu dapat berkembang dan hidup di
saluran pencernaan manusia.

 Bermain ditempat yang kotor tanpa menggunakan alas kaki.

 .Tidak mencuci tangan dengan benar setelah melalukan aktivitas yang


bersentuhan dengan tanah tanpa pelindung.

 .Kebersihan lingkungan dan sanitasi yang buruk.

3. Klasifikasi
Beberapa jenis cacing penyebab cacingan yaitu sebagai berikut :
a. Cacing Pita ( Cestodes )
Cacing Pita dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti pita yaitu
pipih dengan ruas-ruas pada seluruh tubuhnya. Panjang cacing Pita dewasa dapat
mencapai 4,5 hingga 9 meter. Cacing pita ini memasuki tubuh manusia ketika
bersentuhan dengan tinja atau tanah yang mengandung telur cacing kemudian
terbawa ke dalam mulut ketika sedang makan. Selain itu, bisa melalui konsumsi
makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing ataupun makanan
mentah yang dimasak kurang matang juga menyebabkan masuknya cacing pita ke
dalam tubuh manusia.

b. Cacing Tambang
Cacing tambang dalam bentuk larva dan dewasa dapat hidup dalam usus
halus manusia. Infeksi cacing tambang terjadi saat larva cacing masuk keda dalam
tubuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Infeksi ini
juga bisa terjadi jika cacing tambang masuk ke dalam tubuh melalui kulit saat
bersentuhan langsung dengan tanah yang terkontaminasi cacing tambang. Cacing
tambang dewasa dengan panjang 5-13 milimiyer dapat menembus kulit, misalnya
melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas, kemudian masuk ke sirkulasi
darah dan ikut terbawa ke dalam paru-paru dan tenggorokan. Jika tertelan maka
cacing ini akan memasuki usus. Infeksi cacing tambang masih umum terjadi di daerah
iklim tropis dan lembap dengan sanitasi lingkungan yang buruk, termasuk Indonesia.

c. Cacing Kremi
Cacing Kremi adalah infeksi cacing yang menyerang usus besar manusia.
Penularan cacing kremi terjadi melalui sentuhan langsung dengan kulit atau benda
yang terkontaminasi dengan cacing kremi. Cacing kremi berwarna putih dan halus,
dengan panjang sekitar 5-13 milimeter. Infeksi cacing kremi paling banyak dialami
oleh anak-anak usia sekolah. Biasanya disebabkan karena menelan telur cacing kremi
yang sangat kecil secara tidak sengaja. Telur cacing ini mudah menyebar. Bisa
melalui makanan, minuman atau jari tangan yang terkontaminasi. Cacing kremi dapat
bertahan dalam usus manusia hingga 13 minggu. Telur cacing yang berhasil menetas
pada lipatan kulit di sekitar anus, akan masuk kembali ke dalam usus dan
menyebabkan infeksi apabila tidak segera ditangani. Jika telur cacing mencapai anus
dan digaruk, maka telur cacing dapat berpindah ke jari, lalu menyentuh permukaan
benda atau orang lain.

d. Cacing Gelang ( Ascariasis )


Cacing gelang adalah parasit yang berkembang biak di dalam usus manusia.
Cacing ini berukuran cukup besar, dengan panjang sekitar 10-35 cm. Cacing gelang
dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui tanah yang terkontaminasi telur cacing.
Telur yang masuk ke dalam tubuh akan menetas di usus dan menjadi larva. Kemudian
masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau getah bening dannmasuk ke
tenggorokan. Pada tahap ini, penderita akan batuk sehingga larva itu keluar, atau bisa
juga larva kembali tertelan dan masuk ke usus berkembang biak menjadi cacing
jantan dan betina.

4. Tanda dan Gejala


Beberapa tanda dan gejala yang dapat terjadi akibat penyakit cacingan yang
disebabkan cacing diantaranya :
a. Mual
b. Sakit perut atau nyeri perut
c. Badan lemas
d .Anemia
e .Demam
f.Sakit kepala
g .Batuk kering
h .Kehilangan nafsu makan
i. Diare
j. Berat badan turun karena adanya masalah dalam penyerapan nutrisi makanan
k. Gatal pada bagian anus, terasa sakit dan terdapat ruam.

5. Faktor Resiko
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terkena cacingan
antara lain kurangnya sanitasi dan kebersihan lingkungan, kepadatan penduduk yang
tinggi, kurangnya akses terhadap air bersih, kebiasaan makan makanan mentah atau
kurang dimasak, serta kurangnya pengetahuan tentang praktik kebersihan pribadi dan
lingkungan . Selain itu, faktor risiko lainnya meliputi kebiasaan berjalan telanjang kaki di
tanah yang terkontaminasi, kekurangan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak, serta
kurangnya program pemberantasan cacingan di masyarakat .

6. Penularan Penyakit Cacingan


Penyakit cacingan dapat ditularkan melalui beberapa cara. Salah satunya adalah
melalui tanah yang terkontaminasi oleh telur cacing. Penularan juga dapat terjadi melalui
konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing, serta penularan
melalui air yang terkontaminasi.

Perilaku hidup yang kurang bersih, seperti buang air besar sembarangan, bermain
tanpa alas kaki, dan jarang mencuci tangan juga dapat meningkatkan risiko penularan
penyakit cacingan. Selain itu, cara penularan yang paling sering terjadi adalah
dikarenakan memakan sayur-sayuran yang tidak dimasak, kurang matang, tidak dicuci
atau dikupas dengan baik, sumber air yang terkontaminasi terutama sumber air yang
dekat dengan jamban, anak-anak yang bermain di tanah tidak menggunakan alas kaki, dan
tidak mencuci tangan setelah bermain.

7. Penatalaksanaan Medis
Meliputi pemberian obat antiparasit yang sesuai dengan jenis cacing yang
menyebabkan infeksi. Obat-obatan seperti albendazole, mebendazole, atau ivermectin
sering digunakan untuk mengobati infeksi cacingan. Selain itu, penting juga untuk
melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada seluruh anggota keluarga atau individu
yang terinfeksi untuk mencegah penularan kembali. Sebagai tambahan, pemberian
suplemen zat besi dan vitamin juga dapat diberikan untuk mengatasi anemia dan
kekurangan gizi yang disebabkan oleh infeksi cacingan.

8. Pencegahan Terhadap Penyakit Kecacingan


Upaya pencegahan penyakit cacingan yaitu dengan pengendalian faktor risiko
cacingan berupa upaya menjaga kebersihan perorangan ( individu ), menjaga kebersihan
makanan, menjaga kebersihan lingkungan, serta pemberian obat cacing secara masal.
Kegiatan pencegahan yaitu sebagai berikut :
a. Menjaga Kebersihan Individu

• Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

• Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun pada 5 waktu penting
yaitu sebelum makan, setelah ke jamban, sebelum menyiapkan makanan,
setelah menceboki anak, sebelum memberi makan anak.

• Menggunakan air bersih untuk keperluan mandi


• Mencuci dan memasak bahan pangan sebelum dimakan
membersihkan badan pakai sabun paling sedikit dua kali sehari
• Memotong dan membersihkan kuku jika panjang
• Memakai alas kaki jika keluar rumah dan akan bersentuhan dengan tanah
b. Menjaga Kebersihan Makanan dan Minuman
• Menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga
• Mengkonsumsi air yang memenuhi syarat untuk diminum
• Memasak daging dan ikan hingga matang
• Mencuci sayur dan buah
• Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu, lalat serta telur
cacing yang dapat mencemari makanan tersebut
c. Menjaga Kebersihan Lingkungan
• Tidak buang air besar sembarangan
• Membuat saluran pembuangan air limbah
• Membuang sampah pada tempat sampah
• Menjaga kebersihan rumah, sekolah/madrasah dan lingkungannya
• Pembuatan jamban yang memadai dan menggunakan jamban sehat
d. Pemberian obat pencegah Cacingan
Pelaksanaan pemberian obat pencegahan masal cacingan harus diikuti dengan
penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Obat yang diberikan biasanya berupa
albendazole, mebendazole, atau ivermectin
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang dapat menimbulkan


kekurangan gizi berupa kalori dan protein, serta kehilangan darah yang berakibat menurunnya daya
tahan tubuh dan menimbulkan gangguan tumbuh kembang anak. Sanitasi lingkungan yang belum
memadai, keadaan ekonomi yang rendah didukung oleh iklim yang sesuai untuk pertumbuhan cacing
merupakan beberapa faktor penyebab tingginya orang yang terjangkit cacingan.
Daftar Pustaka
https://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/view/597

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KECACINGAN.pdf

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KECACINGAN.pdf

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/KECACINGAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai