Disusun Oleh :
KELOMPOK 34 :
Pertama-tama, kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan
karunia-Nya, memberikan kelancaran kelompok kami untuk menyusun tugas terstruktur berupa
makalah yang berjudul “Pencegahan dan Penanganan Cacingan”. Makalah ini sebagai bentuk
refleksi diri atas berbagai sumber dan pengetahuan akan problematika penyakit cacingan.
Dimana cacingan sudah menjadi penyakit yang cukup familiar, dianggap sepele karena
implikasinya terkesan tidak begitu mematikan. Padahal jika dittelusuri lebih dalam, ternyata
cacingan juga dapat menjadi penyakit yang serius jika dibiarkan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas secara sederhana mengenai apa itu
cacingan dan bagaimana cara untuk pencegahan serta penanganannya. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Walaupun, masih terdapat banyak kekurangan
dalam penyusunan dan tata penulisan, penulis sangat terbuka dalam menerima saran, masukan
dan koreksi. Demi tercapainya makalah yang lebih baik.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................................................2
BAB II HASIIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Kecacingan.......................................................................................................3
B. Jenis-jenis Cacing yang Menginfeksi Manusia................................................................3
C. Penyebab Kecacingan.........................................................................................................5
D. Cara Mencegah dan Menaggulangi Kecacingan.............................................................6
BAB III PENUTUP........................................................................................................................8
A. Simpulan..............................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit cacingan atau kecacingan menjadi masalah yang cukup serius di
Indonesia. Penyakit cacingan sering dianggap sebagai penyakit yang sepele oleh sebagian
besar kalangan masyarakat. Padahal penyakit ini dapat menurunkan tingkat kesehatan,
misal anemia, gangguan tumbuh kembang, gangguan perkembangan kognitif, malas
beraktifitas serta berat badan rendah. Untuk kasus infeksi berat dapat berakibat fatal.
Kecacingan dapat ditularkan melalui berbagai cara, salah satunya melalui makanan atau
minuman yang tercemar telur cacing atau melalui tanah. Berkembangnya penyakit ini
dipengaruhi banyak factor mulai dari iklim tropis, kebersihan tubuh yang buruk, sanitasi
lingkungan yang jelek, pemukiman yang padat dan lembab. Selain itu, air yang kurang
bersih, makan dengan kuku kotor, serta benda-benda yang terkontaminasi dapat
membantu penyebaran cacing atau larva.
Data dari World Health Organization (WHO) 2016, sekitar lebih dari 1,5 milyar
orang atau sekitar 24% penduduk dunia terinfeksi STH. Angka kejadian terbesar berada
di sub-Sahara Afrika, Amerika, China dan Asia Timur. Menyebutkan 55 juta anak
Indonesia masih membutuhkan tindakan pencegahan cacingan. Cacingan dapat
menyerang semua orang, akan tetapi anak-anak paling rentan. Cacingan juga bukan untuk
orang kurus dan tidak ada hubungannya dengan kemiskinan.
Infeksi yang terjadi pada saluran cerna dapat memberikan pengaruh terhadap
status gizi, salah satunya yaitu infeksi kecacingan yang diaibatkan kelompok cacing Soil
Transmitted Helminthes (STH) yatu cacing gelang (ascaris lumbricoides), cacing cambuk
(Trichuris trichuira), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Nectar
americanus). Anak dengan infeksi cacing ini akan mengalai malabsorbsi, inflaasi dan
penurunan asupan makan karena nafsu makan yang kurang saat infeksi.
World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 1 milyar penduduk
terinfeksi Ascaris, 740 juta terinfeksi cacing tambang, 795 juta terinfeksi trichuris.
Prevalensi tertinggi ditemukan di negara negara yang sedang berkembang. Prevalensi
kecacingan di Indonesia masih tinggi, yatu 45 65%. Wilayah wilayah tertentu dengan
sanitasi yang buruk, prevalensi kecacingan dapat mencapai 80%. Aceh merupakan
dengan provinsi tertinggi kedua terinfeksi kecacingan di Indonesia, dengan prevalensi
59,2%. Pemerintah Indonesia menetapakan program penanggulangan cacingan dengan
target reduksi cacingan berupa penurnan prevalensi kecacingan sampai dengan angka di
setiap daerah kabupaten/kota. Hal tersebut yang melatarbelakangi disusunnya makalah
ini, karena banyaknya prevalensi angka kecacingan bak di dunia maupun di Indonesia.
Adanya makalah ini, akan membahas dan mengedukasi secara sederhana mengenai
kecacingan ditinjau dari definisi dan penjelasannya serta bagaimana cara untuk
melakukan penanggulangan dan pencegahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecacingan dan siapa yang dapat terinfeksi
kecacingan?
2. Apa saja jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia?
3. Apa saja penyebab kecacingan?
4. Apa dampak dan gejala yang dirasakan oleh orang yang kecacingan?
5. Bagaimana cara untuk mencegah dan menanggulangi kecacingan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kecacingan dan mengetahui siapa yang dapat teinfeksi
kecacingan.
2. Untuk mengetahui macammacam/jenis cacing yang dapat menyebabkan
kecacingan
3. Untuk mengetahui penyebab kecacingan pada manusia
4. Untuk mengetahui dampak dan gejala orang yang terinfeksi kecacingan
5. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi kecacingan
D. Manfaat
1. Menjadi eduksi bagi para pembaca terkait wawasan akan penyakit kecacingan.
2. Dapat dijadikan sebagai bahan persuasif untuk pembaca akan pentingnya hidup
sehat terhindar dari kecacingan
3. Untuk melengkapi tugas terstruktur pada mata kuliah Gizi & Diet
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecacingan
Cacing adalah salah satu parasite yang bisa masuk ke dala tubuh sehingga
menyebabkan gejala penyakit. Kondisi ini disebut cacingan. Cacingan sendiri merujuk
pada infeksi cacing dala tubuh manusia. Kecacingan adalah infestasi satu arah atau lebih
cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematode usus (WHO, 2011). Penyakit
cacingan merupakan kondisi tubuh manusia yang terinfeksi cacing atau parasit yang
tinggal di dalam usus. Cacingan merupakan parasite manusia dan hewan yang sifatnya
merugikan, manusia merupakan hospesbeberapa nematoda usus. Sebagian besar daripada
nematoda ini menyebabkan maslah kesehatan masyarakat di Indonesia (Yulianto, 2007).
Kecacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit usus dengan
prevalensi yang cukup tinggi dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia. Kecacingan
dilaporkan jarang menyebabkan kematian namun mapu mempengaruhi kesehatan dan
produktivitas penderita melalui penurunan status gizi.
Kecacingan dapat menyerang manusia tidak mendang bulu, siapa saja dan semua
kategori usia. Tetapi, anak-anak usia sekolah dasar dilaporkan sebagai penderita yang
mendominasi dalam kasus kecacingan. Kondisi ini disebabkan anak-anak senang bermain
di tanah, mereka senang berinteraksi dengan teman mereka, berbagi permainan, pelukan
dan banyak hal lain yang sering dilakukan anak dalam perkembangan sosialnya (Fardan,
2013). Cacing yang masuk ke tubuh dapat menyerap nutrisi dan berkembang biak dala
jumlah banyak. Itulah mengapa, pengidap cacingan akan mengalami kekurangan nutrisi
dan gangguan kesehatan lainnya. Bukan hanya menyerang sistem pencernaan, cacingan
pada anak juga kerap menyerang organ lainnya seperti paru-paru, kulit, bahkan otot.
5. Cacing Pipih
Cacing ini hidup di darah, usus atau jaringan tubuh manusia. Sebenarnya
cacing pipih lebih benyak menginfeksi hewan daripada manusia. Telur cacing
piph juga bisa masuk ke dala tubuh manusia melalui air minum yang terkontainasi
telur acaing.
6. Cacing Trichinella
Cacing trichinella merupakan salah satu jenis cacing gelang yang dapat
menyebabkan penyakit trichinosis. Jenis cacing ini terdapat pada daging matang
yang sudah dihinggapi larva cacing. Setelah masuk ke dalam tubuh, larva berdia
di usus manusia dan tumbuh menjadi dewasa. Setelah itu, larva akan berkembang
biak dan berpindah dari usus ke otot atau jaringan tubuh yang lain.
C. Penyebab Kecacingan
Faktor risiko penyebab tingginya prevalensi penyakit cacingan adalah rendahnya
tingkat sanitasi pribadi (perilaku hidup bersih dan sehat) dan buruknya sanitasi
lingkungan. Perilaku yang dimaksud pada anak sering tidak mencuci tangan sebelum
makan dan setelah buang air besar, tidak menjaga kebersihan kuku, jajanan di
sembarangan tempat yang kebersihannya tidak terpelihara, BAB tidak di WC seingga
oleh feses yang mengandung telur cacing mencemari tanah serta kurangnya ketersediaan
sumber air bersih. Kecacingan dapat ditularkan melalui berbagai cara, salah satunya
melalui makanan atau minuman yang tercemar telur cacing atau melalui tanah.
Berkembangnya penyakit ini dipengaruhi banyak factor mula dari iklim tropis,
kebersihan tubuh yang buruk, sanitasi lingkungan yang jelek, pemukiman yang padat dan
lembab. Selain itu, air yang kurang bersih, makan dengan kuku kotor, serta benda benda
yang tekontaminasi dapat membantu penyebaran cacing atau larva.
Prevalensi penyakit kecacingan masih tinggi terutama di daerah beriklim tropis
dan subtropis. Hal ini disebabkan telur dan larva cacing dapat berkembang dengan baik di
tanah yang basah dan hangat. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis yang
memiliki kelembaban udara yang tinggi. Tingkat ekonomi dan sosial masyarakat
Indonesia belum merata sehingga pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk menjaga
kebersihan diri dan lingkungan bersih belum baik. Hal ini yang menyebabkan penularan
telur cacing lebih mudah di Indonesia sehingga masyarakat dapat mengalami penyakit
kecacingan (Kusmi, 2014). Berikut beberapa cara bagaimana cacing dapat masuk ke
dalam tubuh dan menyebabkan seseorang mengalami cacingan :
1. Menyentuh benda yang telah terkontaminasi telur (larva) cacing lalu
memasukkan tangan ke mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
2. Mengkonsumsi makanan atau cairan yang terkontaminasi telur (larva) cacing,
misalnya air minum yang berasal dari tanah, sungai, atau danau.
3. Menyentuh tanah yang terkontaminasi telur (larva) cacing secara langsung
tanpa menggunakan alas kaki atau sarung
4. Mengonsumsi daging sapi atau babi yang mentah atau tidak dimasak hingga
matang
5. Bertempat tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk
6. Tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
8. Kurangnya kesadaran dan edukasi akan pentingnya menjaga kebersihan dan
kesehatan akan penyakit atau infeksi seperti cacingan
A. Simpulan
Penyakit cacingan merupakan kondisi tubuh manusia yang terinfeksi cacing atau
parasit yang tinggal di dalam usus. Cacingan merupakan parasite manusia dan hewan
yang sifatnya merugikan, manusia merupakan hospesbeberapa nematoda usus. Sebagian
besar daripada nematoda ini menyebabkan maslah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Kecacingan dapat menyerang manusia tidak mendang bulu, siapa saja dan semua kategori
usia. Tetapi, anak-anak usia sekolah dasar dilaporkan sebagai penderita yang
mendominasi dalam kasus kecacingan. Kecacingan dapat ditularkan melalui berbagai
cara, salah satunya melalui makanan atau minuman yang tercemar telur cacing atau
melalui tanah. Berkembangnya penyakit ini dipengaruhi banyak factor mulai dari iklim
tropis, kebersihan tubuh yang buruk, sanitasi lingkungan yang jelek, pemukiman yang
padat dan lembab. Selain itu, air yang kurang bersih, makan dengan kuku kotor, serta
benda-benda yang terkontaminasi dapat membantu penyebaran cacing atau larva.
Pencegahan terhadap infeksi cacingan cukup mudah dilakukan dengan menerapkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu cuci tangan pakai sabun setelah buang air
besar, sebelum makan, menggunting kuku, dan menggunakan alas kaki, menggunakan air
bersih untuk kebutuhan rumah tangga, menjaga kebersihan dan keamanan makanan,
menggunakan jamban sehat, mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat.
B. Saran
Tentunya penyusun menyadari jika dala penyususnan makalah di atasmasih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya akan segera dilakukan
perbakan susunan maklaah dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan
kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Annida, Deni Fakhrizal, Juhariyah, Budi Harani, 2018. GAMBARAN STATUS GIZI DAN
FAKTOR RISIKO KECACINGAN PADA ANAK CACINGAN DI MASYARAKAT
DAYAK MARATUS, KECAMATAN LOKASODO, KABUPATEN HULU SUNGAI
SELATAN. Journal Of Health Epidemology And Communicable Diseases, 28 Desember,
Volume 4, p. 54 64.
Ganda Sigalingging, Selli Dosriani Sitopu, Dita Wiranti Daeli, 2019. PENGETAHUAN
TENTANG CACINGAN DAN UPAYA PENCEGAHAN KECACINGAN. JURNAL
DARMA AGUNG HUSADA, 2 Oktober, Volume VI, p. 96 104.