Disusun Oleh:
MUHAMMAD KHATAMI
201714401110051
SEMESTER III
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Pada kesempatan kali ini saya membahas
“KONSEP CACING ASCARIASIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN”. Dalam menulis
makalah ini,saya mengalami beberapa kesulitan. Namun dengan usaha dan kesungguhan saya
dalam mengerjakan penyususnan makalah ini akhirnya saya dapat menyajikan makalah ini.
Saya berharap makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya yang
membaca, sehingga apa bila kita bila menjumpai klien dengan resiko dekubitus kita bisa
mencegah dan menangganinya sejak awal.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna maka,
saya sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang dapat membangun demi kesempurnaan
makalah yang saya susun.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Hormat Saya
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................................................. 1
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 3
C. Tujuan...................................................................................................................................... 3
BAB II Tinjaun Teori
A. Pengertian Cacing ascariasis.................................................................................................... 5
B. Etiologi .................................................................................................................................... 5
C. Patofisiologi............................................................................................................................. 7
D. Pathway.................................................................................................................................... 8
E. Cara pencegahan...................................................................................................................... 9
F. Tanda dan gejala...................................................................................................................... 9
G. Pemeriksaan fisik dan diagnostik............................................................................................. 11
H. Terapi medis ............................................................................................................................ 14
I. Penatalaksanaan
J. Diagnosa keperawatan............................................................................................................. 15
K. Evaluasi.................................................................................................................................... 16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya
bersarang dalam usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan gangguan
keseimbangan fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga
mengganggu gerakan peristaltik dan penyerapan makanan.
Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar diseluruh
dunia, lebih banyak di temukan di daerah beriklim panas dan lembab. Di beberapa daerah tropik
derajat infeksi dapat mencapai 100% dari penduduk. Pada umumnya lebih banyak ditemukan
pada anak-anak berusia 5 – 10 tahun sebagai host (penjamu) yang juga menunjukkan beban
cacing yang lebih tinggi (Haryanti, E, 1993).
Cacing dapat mempertahankan posisinya didalam usus halus karena
aktivitas otot-otot ini. Jika otot-otot somatik di lumpuhkan dengan obat-obat antelmintik, cacing
akan dikeluarkan dengan pergerakan peristaltik normal. Tantular, K (1980) yang dikutip oleh
Moersintowarti. (1992) mengemukakan bahwa 20 ekor cacing Ascaris lumbricoides dewasa
didalam usus manusia mampu mengkonsumsi hidrat arang sebanyak 2,8 gram dan 0,7 gram
protein setiap hari.Dari hal tersebut dapat diperkirakan besarnya kerugian yang disebabkan oleh
infestasi cacing dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan keadaan kurang gizi
(malnutrisi).
B. ETIOLOGI
a. Umur
Umur balita terendah 1 tahun, tertinggi 4 tahun dengan rata-rata 2,76. Frekuensi terbanyak pada
umur 3 tahun yaitu senbanyak 49,1%.
b. Jenis Kelamin
Distribusi anak menurut jenis kelamin hampir berimbang walaupun lebih banyak anak laki- laki
dari pada perempuan.
c. Kebiasaan Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah aktifitas yang dilakukan sebelum makan, setelah bermain dan setelah
BAB, berdasarkan hasil penelitian dari 54 anak hanya 3,7% yang terbiasa melakukan kebiasaan
mencucitangan.
d. Kebiasaan Memakai Alas Kaki
Kebiasaaan memakai alas kaki adalah kebiasaan anak memakai sandal atau sepatu setiap
bermain didalam dan diluar rumah. berdasarkan hasil penelitian dari 54 anak hanya 1,9% yang
terbiasa memakai alas kaki.
e. Kebersihan Kuku Kebersihan kuku aktifitas yangdilakukan dengan memangkas dan memotong
kuku satu minggu sekali dan membersihkan sela-sela kuku setiap mencuci tangan. Berdasarkan
hasil penelitian dari 54 anak sebanyak 88,9% memiliki kuku kotor.
C. PATOFISIOLOGI
Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif Ascaris lumbricoides,
jika tertelan telur yang infektif, maka didalam usus halus bagian atas telur akan pecah dan
melepaskan larva infektif dan menembus dinding usus masuk kedalam vena porta hati yang
kemudian bersama dengan aliran darah menuju jantung kanan dan selanjutnya melalui arteri
pulmonalis ke paru-paru dengan masa migrasi berlangsung selama sekitar 15 hari.
Dalam paru-paru larva tumbuh dan berganti kulit sebanyak 2 kali,kemudian keluar dari
kapiler, masuk ke alveolus dan seterusnya larva masuk sampai ke bronkus, trakhea, laring dan
kemudian ke faring, berpindah ke osepagus dan tertelan melalui saliva atau merayap melalui
epiglottis masuk kedalam traktus digestivus. Terakhir larva sampai kedalam usus halus bagian
atas, larva berganti kulit lagi menjadi cacing dewasa. Umur cacing dewasa kira-kira satu tahun,
dan kemudian keluar secara spontan.
Siklus hidup cacing ascaris mempunyai masa yang cukup panjang, dua bulan sejak
infeksi pertama terjadi, seekor cacing betina mulai mampu mengeluarkan 200.000 – 250.000
butir telur setiap harinya, waktu yang diperlukan adalah 3 – 4 minggu untuk tumbuh menjadi
bentuk infektif.
MenurutMenurut penelitian stadium ini merupakan stadium larva, dimana telur tersebut
keluar bersama tinja manusia dan diluar akan mengalami perubahan dari stadium larva I sampai
stadium III yang bersifat infektif. Telur-telur ini tahan terhadap berbagai desinfektan dan dapat
tetap hidupbertahun-tahun di tempat yang lembab. Didaerah hiperendemik, anak-anak terkena
infeksi secara terus-menerus sehingga jika beberapa cacing keluar, yanglain menjadi dewasa dan
menggantikannya. Jumlah telur ascaris yang cukup besar dan dapat hidup selama beberapa tahun
maka larvanya dapat tersebar dimana- mana, menyebar melalui tanah, air, ataupun melalui
binatang. Maka bila makanan atau minuman yang mengandung telur ascaris infektif masuk
kedalam tubuh maka siklus hidup cacing akan berlanjut sehingga larva itu berubah menjadi
cacing. Jadi larva cacing ascaris hanya dapat menginfeksi tubuh melalui makanan yang tidak
dimasak ataupun melalui kontak langsung dengan kulit.
D. PATHWAY
I. Penatalaksanaaan
a. Pengkajian
Identitas klien
i. Nama
ii. Usia
iii. Alamat
iv. Jenis kelamin
v. Agama
vi. Status
Dasar data pengkajian menurut Doenges (1999) adalah :
1. Aktivitas dan istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalam karena diare.
Merasa gelisah dan ansietas.
2. Sirkulasi
Tanda : tachikardia ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri)
3. Nutrisi / cairan
Gejala : mual, muntah, dan anoreksia.
Tanda : hipoglikemia, pot belly, dehidrasi, BB turun.
4. Eliminasi
Tanda : diare, penurunan haluaran urin.
5. Nyeri
Gejala : nyeri epigastrik, nyeri daerah pusat, kolik.
6. Integritas ego
Gejala : ansietas.
7. Keamanan
Tanda : kulit kemerahan, kering, panas, suhu meningkat
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder terhadap diare. (Carpenito,
2000: 104).
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan spasme otot polos sekunder akibat migrasi
parasit di lambung.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akan hilang atau berkurang dengan
kriteria klien tidak menunjukkan kesakitan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat dan karakteristik nyeri.
b. Beri kompres hangat di perut.
c. Ajarkan metoda distraksi selama nyeri akut.
d. Atur posisi yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
e. Kolaburasi untuk pemberian analgesik.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan muntah
(Carpenito, 2000: 260).
Tujuan : Nutrisi terpenuhi dengan kriteria klien menunjukkan nafsu makan meningkat, berat
badan sesuai usia.
Intervensi:
a. Beri diit makanan yang adekuat, nutrisi yang bergizi.
b. Timbang BB setiap hari.
c. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat.
d. Pertahankan kebersihan mulut yang baik.
Intervensi :
a. Ajarkan klien dan keluarga pentingnya masukan adekuat.
b. Monitor intake dan output cairan
c. Monitor suhu dan tanda vital
d. Lakukan kompres.
5. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal – epidermal sekunder
akibat cacing gelang (Carpenito, 2000 ; 300)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan integritas kulit teratasi dengan
kriteria tidak terjadi lecet dan kemerahan.
Intervensi :
a. Beri bedak antiseptik.
b. Anjurkan untuk menjaga kebersihan diri / personal hygiene.
c. Anjurkan untuk tidak menggaruk .
d. Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang meresap keringat.
L. EVALUASI
1. Diare dapat teratasi
2. Nyeri berkurang
3. Kebutuhan nutrisi dalam tubuh dapat terpenuhi
4. Hipertermi dapat teratasi
5. Intake cairan tubuh dapat terpenuhi
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN