Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN FGD

SKENARIO 2 ASCARIASIS

Disusun oleh: Kelompok 2


Talitha Ivana Astri Islamey

15700021

Kharisma Citra Pangestu

15700023

Oktaviani Fajrin Arindi

15700025

Diah Puryantari

15700027

Ardan Mulyarajasa Hanifullah 15700029


Ida Bagus Putu Astika

15700031

Eka Putri Prahastuti

15700033

Puspita Deasy Rahmadiany

15700035

Merry Aini Rahmawati

15700039

Dymas Dermawan Putra

15700161

PEMBIMBING TUTOR : Ayu Cahyani Noviana,dr.,M.KKK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ASCARIASIS. Laporan ini
diajukan guna memenuhi hasil diskusi kami pada Focus Group Discussion.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Ayu yang telah membimbing kami dalam
menganalisa kasus pada skenario 3 ini serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna mengembangkan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat berguna di kemudian hari
bagi kita semua.

Surabaya, Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantarii
Daftar Isiiii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.1
B. Tujuan..3
C. Rumusan Masalah3
BAB II Analisis dan Pembahasan
A. Analisis4
B. Pembahasan.9
BAB III Rencana Program13
BAB IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan16
B. Saran..16
BAB V Daftar Pustaka17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang dalam
usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan gangguankeseimbangan
fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu
gerakan peristaltik dan penyerapan makanan. Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit
yaitu tersebar diseluruh dunia, lebih banyak di temukan di daerah beriklim panas dan
lembab.Di beberapa daerah tropik derajat infeksi dapat mencapai 100% dari penduduk. Pada
umumnya lebih banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5 10 tahun sebagai host
(penjamu) yang juga menunjukkan beban cacing yang lebih tinggi (Haryanti, E, 1993).
Cacing dapat mempertahankan posisinya didalam usus halus karena aktivitas otot-otot
ini.Jika otot-otot somatik di lumpuhkan dengan obat-obat antihelmentik, cacing akan
dikeluarkan dengan pergerakan peristaltik normal.
Infeksi cacing usus masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pedesaan atau daerah
perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan sasaran yang mudah terkena infeksi
cacing (Moersintowarti, 1992).Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization)
memperkirakan lebih dari 1 milyar penduduk dunia terinfeksi dengan cacing usus, terutama
yang penularannya melalui tanah, dan kira-kira 400 juta diantaranya menyerang anak-anak
(WHO, 1996)
Pada

golongan

penduduk

kurang

mampu

yang

tinggal didaerah kumuh

mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini, hal ini disebabkan karenakurangnya
kesadaranakan pentingnya hidup sehat. Anak kecil yangmengandung parasit merupakan
sumber terpenting untuk kontaminasi tanah,karena kebiasaan bermain dihalaman rumah
dan di rumah yang berlantai tanah, tempat telur-telur yang resisten dapat hidup untuk
waktu yang lama. Telur yang infektif terutama dipindahkan dari tangan ke mulut oleh anakanak yang berhubungan dengan tanah yang terkontaminasi secara langsung, melalui mainan
atau makanan kotor.
Akan tetapi, anak usia sekolah dasar (SD) merupakan kelompok umur yang paling
sering terinfeksi oleh cacing usus yang ditularkan melalui tanah, hal ini disebabkan karena
1

anak SD paling sering berkontak dengan tanah sebagai sumber infeksi (Pasaribu, 2003,
Ezeamama dkk, 2005). Hal ini disebabkan oleh karena kesadaran anak-anak akan kebersihan
dan kesehatan masih rendah ataupun mereka tidak berpikir sampai ke tahap itu. Sehinga
anak-anak lebih mudah diinfeksi oleh larva cacing Ascaris misalnya melalui makanan,
ataupun infeksi melalui kulit akibat kontak langsung dengan tanah yang mengandung telur
Ascaris lumbricoides. Faktor host merupakan salah satu hal yang penting karena manusia
sebagai sumber infeksi dapat mengurangi kontaminasi ataupun pencemaran tanah oleh telur
dan larva cacing, selain itu manusia justru akan menambah tercemarnya lingkungan
sekitarnya.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Berdasarkan siklus hidup cacing dan sifat
telur cacing ini, maka upaya pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna,
Hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti:
- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
- Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan serta sesudah buang air besar,
tangan dicuci terlebih dahulu dengan menggunkan sabun.
- Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah dicuci bersih
dan disiram lagi dengan air hangat.
- Sebaiknya makan makanan yang dimasak.
- Biasakan memakai jamban/WC.
- Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerahyang
rawan terhadap penyakit askariasis.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum : Meningkatkan status kesehatan masyarakat Desa Asih di wilayah
Kecamatan Bandara, Kabupaten Cendana melalui program kesehatan lingkungan
(kesling).
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kesehatan anak-anak SDN Asih.
b. Melaksanakan pelengkapan fasilitas kebersihan (tempat sampah, sumur,
kakus) yang memenuhi syarat.
c. Meningkatkan kesadaran pihak sekolah dan anak-anak tentang bahaya
makanan yang kurang bersih.
d. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan Puskesmas Bandara dan UKS
dalam upaya penanganan ascariasis.
e. Menurunkan prevalensi ascariasis pada anak-anak SDN Asih.
C. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana cara menurunkan prevalensi penyakit ascariasis pada anak-anak SDN


Asih?

2.

Bagaimana cara meningkatkan jumlah keluarga yang mempunyai sarana


prasarana kebersihan yang memadai?

BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS
SKENARIO II
Ascariasis
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Asih terletak dan melayani anak-anak di desa
Asih di wilayah Kecamatan Bandara, Kabupaten Cendana.Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Mahasiswa FK UWKS menghasilkan data bahwa 25% siswa di
sekolah tersebut positif telur Ascariasis lumbricoides pada feces-nya.Survei pada
masyarakat desa tersebut menunjukkan bahwa 72% kepala keluarga (KK) telah
memiliki fasilitas penyediaan air bersih (sumur) yang umumnya sudah cukup
memenuhi syarat.Tempat penyimpanan sampah baru dimiliki oleh 63% KK, itupun
sebagian besar tidak dilengkapi dengan tutup, atau tutup yang tersedia tidak
difungsikan dengan baik.Membuang air besar di tempat terbuka (open defecation/OD)
sudah menjadi kebiasaan dari sebagian masyarakat, karena baru 61% KK yang
memiliki jamban keluarga (kakus).Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani
atau buruh tani, sebagian lainnya sebagai wiraswasta atau karyawan di perusahaan
yang ada di desa tetangga.Hanya sedkit yang bekerja di lembaga formal seperti
Instansi Pemerintah.Tingkat pendidikan masyarakat (KK) sebagian besar tamat
Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Pertama.Sedikit yang menyelesaikan Sekolah
Lanjutan Atas atau Perguruan Tinggi.Perhatian Puskesmas Bandara terhadap Usaha
Kesehatan Sekolah cukup baik khususnya terhadap pemeriksaan mata dan gigi.
Sekolah membebaskan murid-murid membeli makanan yang dijajakan pedagang kaki
lima yang berjualan di depan sekolah. Mahasiswa FK UWKS tersebut ingin
menyelesaikan penelitiannya agar dapat memberi sumbangan pemikiran dalam
memecahkan masalah penyakit kecacingan tersebut.Bantulah mereka.

1. Learning Object (LO)

Pengertian dari istilah-istilah yang berhubungan dengan ascariasis

Penyakit cacingan : penyakit yang menyerang sistem pencernaan


manusia yang di pengaruhu beberapa faktor.

Ascaris lumbricoides :satu jenis cacing nematoda intestinalis dengan


ukuran terbesar yang menginfeksi manusia.

Kakus : Sarana fasilitas toilet umum yang digunakan semua orang atau
bersama

Jamban : Suatu ruangan yang memiliki tempat untuk pembuangan


tinja.

Feses : produk buangan dari pencernaan.

Open Defecation : istilah dimana orang atau masyarakat buang air


besar sembarangan.

Tujuan Program

Umum: Meningkatkan status kesehatan masyarakat Desa Asih di


wilayah Kecamatan Bandara, Kabupaten Cendana melalui program
kesehatan lingkungan (kesling).

Khusus:
Meningkatkan kesehatan anak-anak SDN Asih.
Melaksanakan pelengkapan fasilitas kebersihan (tempat sampah,

sumur, kakus) yang memenuhi syarat.


Meningkatkan kesadaran pihak sekolah dan anak-anak tentang

bahaya makanan yang kurang bersih.


Meningkatkan kinerja petugas kesehatan Puskesmas Bandara dan

UKS dalam upaya penanganan ascariasis.


Menurunkan prevalensi ascariasis pada anak-anak SDN Asih.

Sasaran Program
Langsung: Anak-anak di desa Asih.
Tidak Langsung:
Masyarakat desa Asih.
Petugas kesehatan Puskesmas Bandara.
Petugas kesehatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Kader kesehatan.
Pejabat pemerintahan setempat.
Distributor pembangunan

Kegiatan operasional penanggulangan Ascariasis pada anak-anak serta


masyarakat di desa Asih
Kegiatan operasional penanggulangan penyakit kecacingan
pada anak-anak dan masyarakat desa Asih menggunakan peningkatan
program

kesehatan

lingkungan

oleh

PKM

(Petugas

Kesehatan

Masyarakat).Peningkatan program kesehatan lingkungan ini berfokus


kepada program bertajuk Arisan Jamban Sehat.Kegiatan ini bertujuan
untuk melengkapi kebutuhan masyarakat desa Asih dalam hal kebersihan
lingkungan seperti sumur dan tempat sampah yang memenuhi syarat, serta
kakus keluarga. Selain untuk meningkatkan kebutuhan warga setempat
akan hal kebersihan lingkungan, juga untuk meningkatkan kesadaran
warga dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

Program Arisan Jamban Sehatini akan dilakukan rutin dua


minggu sekali dengan iuran per dua minggu ditentukan oleh kesepakatan
masyarakat desa Asih. Undian akan dilakukan 6 bulan sekali yang akan
didapatkan oleh 2 KK.

PROSES

Fish Bone

JAJAN SEMBARANGAN DI
PERBOLEHKAN

NAKES HANYA FOKUS


PADA MATA DAN GIGI

Menurunka
n angka
ASCARIASI
S

JAMBAN TIDAK ADA


KEBIASAN OPEN DEFICATION

TEMPAT SAMPAH
TIDAK DI TUTUP

PENGGUNAAN
JAMBAN RENDAH, DAN
OD MASIH TINGGI

TINGAKAT PENDIDIKAN
KURANG
SOSEK RENDAH
KEPEMILIKAN JAMBAN
BELUM MAKSIMAL

LINGKUNGAN
MASUKAN

SOSEK RENDAH

B. Pembahasan
Penjelasan Fish Bone
A. Kelompok Lingkungan (Environment)

1. Tempat sampah tidak di tutup


Tempat sampah yang ada di Desa Asih baru dimiliki 63% KK , itupun
sebagian besar tidak dilengkapi dengan tutup , atau tutup yang tersedia tidak
difungsikan dengan baik. Hal ini diduga Karena masyarakat tidak begitu
paham akibat dari tempat sampah yang tidak ditutup. Akibatnya adalah bibit
penyakit mudah tersebar , adanya aroma yang kurang sedap disekitar
lingkungan , dan lingkungan terkesan kurang bersih .

B. Kelompok Masukan ( Input )


1. Penggunaan jamban rendah dan OD (Open Defecation) masih tinggi
Hal ini disebabkan jumlah jamban yang ada masih sekitar 61% . Lalu diikuti
kebiasaan OD yang susah dihilangkan dari masyarakat karena telah mendarah
daging sehingga membutuhkan waktu yang optimal untuk merubah pola pikir
masyarakat sambil meningkatkan jumlah jamban yang ada di desa tersebut.
2. Kepemilikan Jamban belum maksimal
Kepemilikan jamban masih belum maksimal

karena factor sosek (sosial

ekonomi ) masyarakat tersebut masih rendah karena sebagian masyarakat


bekerja sebagai petani atau buruh tani , wiraswasta , karyawan di perusahaan
yang ada di desa tetangga. Sehingga pemerintah juga perlu ikut andil dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Asih.

3. Tingkat Pendidikan Kurang


Tingkat pendidikan di Desa Asih masih rendah karena masyarakat sebagian
besar tamat SD atau SMP .Sedikit yang bisa menyelesaikan SMA atau
Perguruan Tinggi.Sehingga masyarakat minim pengetahuan mengenai
kesehatan.Rendahnya tingkat pendidikan ini diakibatkan juga oleh salah satu
faktornya yaitu rendahnya factor sosial ekonomi karena untuk jenjang SDSMP mayoritas gratis dan SMA hingga perguruan tinggi membutuhkan biaya
yang banyak.

C. Kelompok Proses ( Process)


1. Tenaga Kesehatan hanya focus pada mata dan gigi
Tenaga kesehatan harus diberi tambahan pengetahuan mengenai kesehatan
sehingga tidak terfokus pada masalah mata dan gigi . Jika hal ini dapat
dilakukan dengan baik , terjadi pemerataan pengetahuan tenaga kesehatan
mengenai semua hal .
2. Jajan Sembarangan diperbolehkan
Jajan sembarangan diperbolehkan merupakan salah satu kebiasaan yang harus
diganti.Seharusnya pihak sekolah juga menyeleksi penjual makanan dan
minuman yang berjualan disekitar sekolah sehingga siswa-siswi nya banyak
yang tidak terkena penyakit.

10

MASALAH :
1
2
3
4
5

Sosial Ekonomi rendah.


Kesadaran akan kebersihan dan juga penggunaan jamban rendah, dipicu karena pendidika
yang rendah
Fokus Kesehatan bukan pada lingkungan
Sarana kebersihan kurang
Edukasi pemilihan makanan bergizi

Alternatif
1
2
3
4

Memberdayakan masyarakat melalui kerjasama lintas sektoral


Penyuluhan tentang kebersihan dan penggunaan jamban
Program kesehatan lingkungan yaitu Arisan Jamban
Meningkatkan jumlah sarana kebersihan

Kegiatan

1. Memberdayakan
masyarakat untuk
meningkatkan ekonomi
dengan melalui kerjasama
lintas sektoral.

(5 x 3 x 3) / 4 =
11,25

2. Penyuluhan tentang
kebersihan dan
penggunaan jamban.

(5 x 4 x 2) / 3 =
13,3

3. Peningkatan program
Kesehatan LIngkungan
dari PKM dengan Arisan
Jamban

(5 x 3 x 4) / 4 =
15

4. Meningkatkan jumlah
sarana kebersihan yang
memenuhi syarat.

(5 x 2 x 3) / 4 =
7,5

11

Keterangan
P
M
I
V
C

:Prioritas jalan keluar


:Maknitude, besarnya masalaah yang bisa diatasi apabila solusi ini Dilaksanakan
turunnya prevalensi dan besarnya masala
:Implementasi ,kelanggenganselesainnyamasalah
:Viliability ,sensitifnya dalam mengatur masalah
:Cost, Biaya yang diperlukan

12

16

12

KEGIATAN 1

KEGIATAN 2

KEGIATAN 3

RENCANA PROGRAM

13

KEGIATAN 4

BAB III

NO

KEGIATAN

RINCIAN
KEGIATAN

- MENENTUKAN
TEMPAT DAN
SASARAN
PROGRAM
- MENENTUKAN
RANCANGAN
PROGRAM
PERENCANA
AN
- MENENTUKAN
ESTIMASI
WAKTU, BIAYA
DAN
KEBERHASILA
N DISTIAP
PROGRAM

- MEMBERIKAN
SURAT IZIN KE
DESA
BANDARA
- MEMBERIKAN
SURAT IZIN KE
KABUPATEN
- PENDEKATAN
KE
MASYARAKAT

PERIZINAN

SASARAN /
PESERTA
KEGIATAN

TARGET

LOKASI
PELAKSANA
AN

- SELURUH
PETUGAS
PKM
90% dari
- MASYARAKAT
- PEJABAT
DESA

KANTOR PKM

- PEMERINTAH
DESA
- PEMERINTAH
KABUPATEN
- MASYARAKAT

- DESA
BANDARA
- KANTOR
BUPATI
- KANTOR
KEPALA
DESA

90%

14

TENAGA
PELAKSANA

PETUGAS
PKM

PETUGAS
PKM

JADWAL

KEBUTUHAN
PELAKSANAAN

26 APRIL

RAPAT SELURUH
PETUGAS PKM

27-28 APRIL

RAPAT PENENTUAN
SASARAN PROGRAM
DAN
RANCANGANNYA

30 APRIL
1-3 MEI

SURAT PERIZINAN
DAN PROPOSAL
KEGIATAN YANG
AKAN DI BERIKAN
PADA KEPALA DESA
DAN PEMERINTAH
KABUPATEN

NO

KEGIATAN

SURVEI
CEPAT

RINCIAN
KEGIATAN

SASARAN /
PESERTA
KEGIATAN

- MENDATA
MASYARAKAT
YANG BELUM
MEMLIKI
JAMBAN
- MEMBERIKAN
QUISIONER
YANG
- MASYARAKAT
BERISIKAN
DESA ASIH
TENTANG
KECAMATAN
PENGGUNAAN
BANDARA
JAMBAN DAN
- SEKOLAHKEBIASAAN
SEKOLAH
MASYARAKAT
- TIAP KK DI
(OD)
DESA
- MEMBERIKAN
QUISIONER
TENTANG
AGENDA KERJA
BAKTI
- MENYATUKAN
HASIL DARI
QUISIONER.

KERJABAKTI - MEMBERSIHKA
N
LINGKUNGAN

MASYARAKAT
DESA ASIH
KECAMATAN

TARGET

LOKASI
PELAKSANA
AN

90%

DESA ASIH
KECAMATAN
BANDARA

PETUGAS
PKM

DESA ASIH
KECAMATAN
BANDARA

MASYARAKA
T DAN
PETUGAS

85%

15

TENAGA
PELAKSANA

JADWAL

11-14 MEI

1 MINGGU
SEKALI

KEBUTUHAN
PELAKSANAAN

- QUISIONER
- BOLPOINT
- DATA
MASYARAKAT

ALAT-ALAT
KEBERSIHAN

NO

KEGIATAN

RINCIAN
KEGIATAN

DI DESA ASIH

ARISAN
JAMBAN

EVALUASI

- ARISAN
JAMBAN
- PEMBUATAN
JAMBAN

- EVALUASI
RENCANA
PROGRAM
- EVALUASI
KEGIATAN

SASARAN /
PESERTA
KEGIATAN

TARGET

LOKASI
PELAKSANA
AN

BANDARA
- KELUARGA
YANG
TERKAIT
- PETUGAS
PKM
- DISTRIBUTOR
PEMBANGUN
AN

PETUGAS PKM
DAN
MASYARAKAT

TENAGA
PELAKSANA

JADWAL

KEBUTUHAN
PELAKSANAAN

PKM

85%

90%

16

DESA ASIH
KECAMATAN
BANDARA

KANTOR PKM
DAN PER
RUMAH KK

MASYARAKA 2 MINGGU
T DESA ASIH SEKALI
DAN
PETUGAS
6 BULAN
PKM
SEKALI

PETUGAS
PKM

1 TAHUN
SEKALI

- ALAT DAN BAHAN


BANGUNAN
- DANA IURAN

- DATA KK YANG
MENDAPAT
ARISAN
- DATA KK YANG
BELUM
MENDAPAT
ARISAN

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang dalam
usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan gangguankeseimbangan
fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu
gerakan peristaltik dan penyerapan makanan.
Pada golongan penduduk kurang mampu yang tinggal didaerah kumuh mempunyai
risiko tinggi terjangkit penyakit ini, hal ini disebabkan karenakurangnya kesadaranakan
pentingnya hidup sehat.
Program yang direncanakan yaitu mengadakan arisan jamban dan kerja bakti dengan target
85% .
B. SARAN
Kegiatan penganggulangan ascariasis harus ditingkatkan agar
menurun dan tingkat kesehatan di daerah tersebut meningkat .

17

angka acariasis

BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1

Brown, Harold, W. 1983. Dasar Parasitologi Klinis. Gramedia. Jakarta.

Brotowidjoyo, MD, 1987. Parasit dan Parasitisme. Media Sarana Press. Jakarta.

Faust E.c., Beaver P.C and Jung RC,: Animal Agents and Vector of Human diasease
4th edition (Lea & Febiger, Philadelphia, 1975).

Haryanti,E. 1993. Helmitologi Kedokteran. Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran


USU, Medan.

Hoeprich, Pul D: Infections Diseases 2nd Edition (Harper and Row, Maryland 1977).

Moersintowarti, B. 1992. Pengaruh cacingan Pada Tumbuh Kemabang Anak.


Makalah disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Penanggulangan Cacingan. Fakultas
Kedokteran Unair. Surabaya Viqar Zaman, Loh Ah Keong: Buku Penuntun
Parasitologi Kedokteran. Penerbit Binacipta.

Rangkuman laporan Penelitian Tentang Anak Indonesia. Dicetak Pusat Dokumentasi


dan Informasi Ilmiah LIPI Jakarta.

Soedarto, 1995. Helmintologi Kedokteran. Edisi ke 2. EGC. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai