SKENARIO 2 ASCARIASIS
15700021
15700023
15700025
Diah Puryantari
15700027
15700031
15700033
15700035
15700039
15700161
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ASCARIASIS. Laporan ini
diajukan guna memenuhi hasil diskusi kami pada Focus Group Discussion.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Ayu yang telah membimbing kami dalam
menganalisa kasus pada skenario 3 ini serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini sehingga laporan ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna mengembangkan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan dapat berguna di kemudian hari
bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantarii
Daftar Isiiii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.1
B. Tujuan..3
C. Rumusan Masalah3
BAB II Analisis dan Pembahasan
A. Analisis4
B. Pembahasan.9
BAB III Rencana Program13
BAB IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan16
B. Saran..16
BAB V Daftar Pustaka17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang dalam
usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan gangguankeseimbangan
fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu
gerakan peristaltik dan penyerapan makanan. Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit
yaitu tersebar diseluruh dunia, lebih banyak di temukan di daerah beriklim panas dan
lembab.Di beberapa daerah tropik derajat infeksi dapat mencapai 100% dari penduduk. Pada
umumnya lebih banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5 10 tahun sebagai host
(penjamu) yang juga menunjukkan beban cacing yang lebih tinggi (Haryanti, E, 1993).
Cacing dapat mempertahankan posisinya didalam usus halus karena aktivitas otot-otot
ini.Jika otot-otot somatik di lumpuhkan dengan obat-obat antihelmentik, cacing akan
dikeluarkan dengan pergerakan peristaltik normal.
Infeksi cacing usus masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pedesaan atau daerah
perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan sasaran yang mudah terkena infeksi
cacing (Moersintowarti, 1992).Badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization)
memperkirakan lebih dari 1 milyar penduduk dunia terinfeksi dengan cacing usus, terutama
yang penularannya melalui tanah, dan kira-kira 400 juta diantaranya menyerang anak-anak
(WHO, 1996)
Pada
golongan
penduduk
kurang
mampu
yang
mempunyai risiko tinggi terjangkit penyakit ini, hal ini disebabkan karenakurangnya
kesadaranakan pentingnya hidup sehat. Anak kecil yangmengandung parasit merupakan
sumber terpenting untuk kontaminasi tanah,karena kebiasaan bermain dihalaman rumah
dan di rumah yang berlantai tanah, tempat telur-telur yang resisten dapat hidup untuk
waktu yang lama. Telur yang infektif terutama dipindahkan dari tangan ke mulut oleh anakanak yang berhubungan dengan tanah yang terkontaminasi secara langsung, melalui mainan
atau makanan kotor.
Akan tetapi, anak usia sekolah dasar (SD) merupakan kelompok umur yang paling
sering terinfeksi oleh cacing usus yang ditularkan melalui tanah, hal ini disebabkan karena
1
anak SD paling sering berkontak dengan tanah sebagai sumber infeksi (Pasaribu, 2003,
Ezeamama dkk, 2005). Hal ini disebabkan oleh karena kesadaran anak-anak akan kebersihan
dan kesehatan masih rendah ataupun mereka tidak berpikir sampai ke tahap itu. Sehinga
anak-anak lebih mudah diinfeksi oleh larva cacing Ascaris misalnya melalui makanan,
ataupun infeksi melalui kulit akibat kontak langsung dengan tanah yang mengandung telur
Ascaris lumbricoides. Faktor host merupakan salah satu hal yang penting karena manusia
sebagai sumber infeksi dapat mengurangi kontaminasi ataupun pencemaran tanah oleh telur
dan larva cacing, selain itu manusia justru akan menambah tercemarnya lingkungan
sekitarnya.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Berdasarkan siklus hidup cacing dan sifat
telur cacing ini, maka upaya pencegahannya dapat dilakukan sebagai berikut:
Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik dan tepat guna,
Hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti:
- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk tanaman.
- Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan serta sesudah buang air besar,
tangan dicuci terlebih dahulu dengan menggunkan sabun.
- Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah dicuci bersih
dan disiram lagi dengan air hangat.
- Sebaiknya makan makanan yang dimasak.
- Biasakan memakai jamban/WC.
- Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerahyang
rawan terhadap penyakit askariasis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum : Meningkatkan status kesehatan masyarakat Desa Asih di wilayah
Kecamatan Bandara, Kabupaten Cendana melalui program kesehatan lingkungan
(kesling).
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kesehatan anak-anak SDN Asih.
b. Melaksanakan pelengkapan fasilitas kebersihan (tempat sampah, sumur,
kakus) yang memenuhi syarat.
c. Meningkatkan kesadaran pihak sekolah dan anak-anak tentang bahaya
makanan yang kurang bersih.
d. Meningkatkan kinerja petugas kesehatan Puskesmas Bandara dan UKS
dalam upaya penanganan ascariasis.
e. Menurunkan prevalensi ascariasis pada anak-anak SDN Asih.
C. Rumusan Masalah
1.
2.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS
SKENARIO II
Ascariasis
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Asih terletak dan melayani anak-anak di desa
Asih di wilayah Kecamatan Bandara, Kabupaten Cendana.Suatu penelitian yang
dilakukan oleh Mahasiswa FK UWKS menghasilkan data bahwa 25% siswa di
sekolah tersebut positif telur Ascariasis lumbricoides pada feces-nya.Survei pada
masyarakat desa tersebut menunjukkan bahwa 72% kepala keluarga (KK) telah
memiliki fasilitas penyediaan air bersih (sumur) yang umumnya sudah cukup
memenuhi syarat.Tempat penyimpanan sampah baru dimiliki oleh 63% KK, itupun
sebagian besar tidak dilengkapi dengan tutup, atau tutup yang tersedia tidak
difungsikan dengan baik.Membuang air besar di tempat terbuka (open defecation/OD)
sudah menjadi kebiasaan dari sebagian masyarakat, karena baru 61% KK yang
memiliki jamban keluarga (kakus).Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani
atau buruh tani, sebagian lainnya sebagai wiraswasta atau karyawan di perusahaan
yang ada di desa tetangga.Hanya sedkit yang bekerja di lembaga formal seperti
Instansi Pemerintah.Tingkat pendidikan masyarakat (KK) sebagian besar tamat
Sekolah Dasar atau Sekolah Lanjutan Pertama.Sedikit yang menyelesaikan Sekolah
Lanjutan Atas atau Perguruan Tinggi.Perhatian Puskesmas Bandara terhadap Usaha
Kesehatan Sekolah cukup baik khususnya terhadap pemeriksaan mata dan gigi.
Sekolah membebaskan murid-murid membeli makanan yang dijajakan pedagang kaki
lima yang berjualan di depan sekolah. Mahasiswa FK UWKS tersebut ingin
menyelesaikan penelitiannya agar dapat memberi sumbangan pemikiran dalam
memecahkan masalah penyakit kecacingan tersebut.Bantulah mereka.
Kakus : Sarana fasilitas toilet umum yang digunakan semua orang atau
bersama
Tujuan Program
Khusus:
Meningkatkan kesehatan anak-anak SDN Asih.
Melaksanakan pelengkapan fasilitas kebersihan (tempat sampah,
Sasaran Program
Langsung: Anak-anak di desa Asih.
Tidak Langsung:
Masyarakat desa Asih.
Petugas kesehatan Puskesmas Bandara.
Petugas kesehatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Kader kesehatan.
Pejabat pemerintahan setempat.
Distributor pembangunan
kesehatan
lingkungan
oleh
PKM
(Petugas
Kesehatan
PROSES
Fish Bone
JAJAN SEMBARANGAN DI
PERBOLEHKAN
Menurunka
n angka
ASCARIASI
S
TEMPAT SAMPAH
TIDAK DI TUTUP
PENGGUNAAN
JAMBAN RENDAH, DAN
OD MASIH TINGGI
TINGAKAT PENDIDIKAN
KURANG
SOSEK RENDAH
KEPEMILIKAN JAMBAN
BELUM MAKSIMAL
LINGKUNGAN
MASUKAN
SOSEK RENDAH
B. Pembahasan
Penjelasan Fish Bone
A. Kelompok Lingkungan (Environment)
10
MASALAH :
1
2
3
4
5
Alternatif
1
2
3
4
Kegiatan
1. Memberdayakan
masyarakat untuk
meningkatkan ekonomi
dengan melalui kerjasama
lintas sektoral.
(5 x 3 x 3) / 4 =
11,25
2. Penyuluhan tentang
kebersihan dan
penggunaan jamban.
(5 x 4 x 2) / 3 =
13,3
3. Peningkatan program
Kesehatan LIngkungan
dari PKM dengan Arisan
Jamban
(5 x 3 x 4) / 4 =
15
4. Meningkatkan jumlah
sarana kebersihan yang
memenuhi syarat.
(5 x 2 x 3) / 4 =
7,5
11
Keterangan
P
M
I
V
C
12
16
12
KEGIATAN 1
KEGIATAN 2
KEGIATAN 3
RENCANA PROGRAM
13
KEGIATAN 4
BAB III
NO
KEGIATAN
RINCIAN
KEGIATAN
- MENENTUKAN
TEMPAT DAN
SASARAN
PROGRAM
- MENENTUKAN
RANCANGAN
PROGRAM
PERENCANA
AN
- MENENTUKAN
ESTIMASI
WAKTU, BIAYA
DAN
KEBERHASILA
N DISTIAP
PROGRAM
- MEMBERIKAN
SURAT IZIN KE
DESA
BANDARA
- MEMBERIKAN
SURAT IZIN KE
KABUPATEN
- PENDEKATAN
KE
MASYARAKAT
PERIZINAN
SASARAN /
PESERTA
KEGIATAN
TARGET
LOKASI
PELAKSANA
AN
- SELURUH
PETUGAS
PKM
90% dari
- MASYARAKAT
- PEJABAT
DESA
KANTOR PKM
- PEMERINTAH
DESA
- PEMERINTAH
KABUPATEN
- MASYARAKAT
- DESA
BANDARA
- KANTOR
BUPATI
- KANTOR
KEPALA
DESA
90%
14
TENAGA
PELAKSANA
PETUGAS
PKM
PETUGAS
PKM
JADWAL
KEBUTUHAN
PELAKSANAAN
26 APRIL
RAPAT SELURUH
PETUGAS PKM
27-28 APRIL
RAPAT PENENTUAN
SASARAN PROGRAM
DAN
RANCANGANNYA
30 APRIL
1-3 MEI
SURAT PERIZINAN
DAN PROPOSAL
KEGIATAN YANG
AKAN DI BERIKAN
PADA KEPALA DESA
DAN PEMERINTAH
KABUPATEN
NO
KEGIATAN
SURVEI
CEPAT
RINCIAN
KEGIATAN
SASARAN /
PESERTA
KEGIATAN
- MENDATA
MASYARAKAT
YANG BELUM
MEMLIKI
JAMBAN
- MEMBERIKAN
QUISIONER
YANG
- MASYARAKAT
BERISIKAN
DESA ASIH
TENTANG
KECAMATAN
PENGGUNAAN
BANDARA
JAMBAN DAN
- SEKOLAHKEBIASAAN
SEKOLAH
MASYARAKAT
- TIAP KK DI
(OD)
DESA
- MEMBERIKAN
QUISIONER
TENTANG
AGENDA KERJA
BAKTI
- MENYATUKAN
HASIL DARI
QUISIONER.
KERJABAKTI - MEMBERSIHKA
N
LINGKUNGAN
MASYARAKAT
DESA ASIH
KECAMATAN
TARGET
LOKASI
PELAKSANA
AN
90%
DESA ASIH
KECAMATAN
BANDARA
PETUGAS
PKM
DESA ASIH
KECAMATAN
BANDARA
MASYARAKA
T DAN
PETUGAS
85%
15
TENAGA
PELAKSANA
JADWAL
11-14 MEI
1 MINGGU
SEKALI
KEBUTUHAN
PELAKSANAAN
- QUISIONER
- BOLPOINT
- DATA
MASYARAKAT
ALAT-ALAT
KEBERSIHAN
NO
KEGIATAN
RINCIAN
KEGIATAN
DI DESA ASIH
ARISAN
JAMBAN
EVALUASI
- ARISAN
JAMBAN
- PEMBUATAN
JAMBAN
- EVALUASI
RENCANA
PROGRAM
- EVALUASI
KEGIATAN
SASARAN /
PESERTA
KEGIATAN
TARGET
LOKASI
PELAKSANA
AN
BANDARA
- KELUARGA
YANG
TERKAIT
- PETUGAS
PKM
- DISTRIBUTOR
PEMBANGUN
AN
PETUGAS PKM
DAN
MASYARAKAT
TENAGA
PELAKSANA
JADWAL
KEBUTUHAN
PELAKSANAAN
PKM
85%
90%
16
DESA ASIH
KECAMATAN
BANDARA
KANTOR PKM
DAN PER
RUMAH KK
MASYARAKA 2 MINGGU
T DESA ASIH SEKALI
DAN
PETUGAS
6 BULAN
PKM
SEKALI
PETUGAS
PKM
1 TAHUN
SEKALI
- DATA KK YANG
MENDAPAT
ARISAN
- DATA KK YANG
BELUM
MENDAPAT
ARISAN
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang dalam
usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan gangguankeseimbangan
fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi setempat sehingga mengganggu
gerakan peristaltik dan penyerapan makanan.
Pada golongan penduduk kurang mampu yang tinggal didaerah kumuh mempunyai
risiko tinggi terjangkit penyakit ini, hal ini disebabkan karenakurangnya kesadaranakan
pentingnya hidup sehat.
Program yang direncanakan yaitu mengadakan arisan jamban dan kerja bakti dengan target
85% .
B. SARAN
Kegiatan penganggulangan ascariasis harus ditingkatkan agar
menurun dan tingkat kesehatan di daerah tersebut meningkat .
17
angka acariasis
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1
Brotowidjoyo, MD, 1987. Parasit dan Parasitisme. Media Sarana Press. Jakarta.
Faust E.c., Beaver P.C and Jung RC,: Animal Agents and Vector of Human diasease
4th edition (Lea & Febiger, Philadelphia, 1975).
Hoeprich, Pul D: Infections Diseases 2nd Edition (Harper and Row, Maryland 1977).
18