Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2011) kecacingan merupakan infestasi satu atau lebih
cacing parasit usus yang terdiri dari golongan nematoda usus. Nematoda usus
penyebab kecacingan umumnya berasal dari golongan Soil Transmitted
Helmints (STH), yaitu cacing yang membutuhkan tanah dengan kondisi
tertentu untuk mencapai stadium infektifnya, Cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus), cacing benang (Strongyloides stercoralis) dan cacing cambuk
(Trichuris trichiura) merupakan spesies Nematoda STH yang bertanggung
jawab terhadap kejadian kecacingan. Nematoda non STH lain yang juga sering
menginfeksi adalah cacing kremi (Oxyuris vermicularis).
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
berupa cacing. Infeksi pada manusia terjadi apabila manusia tertelan telur
cacing yang infektif pada infeksi cacing Ascaris lumbricoides dan Trichuris
trichiura, atau larva menembus kulit pada infeksi cacing tambang.
Prevalensi kecacingan di dunia masih tinggi, terutama pada daerah
beriklim tropis dan sub tropis, termasuk Indonesia. Berdasarkan data
Kementerian Kesehatan, prevalensi kecacingan untuk semua umur berkisar
antara 40 % - 60 % dan sebanyak 195 juta jiwa penduduk indonesia tinggal di
daerah endemis kecacingan. Harhay et al menyatakan bahwa 80 % infeksi
kecacingan ditemukan di daerah yang memiliki sanitasi dan higienitas yang
buruk, air yang terkontaminasi, lingkungan padat penduduk, serta cuaca yang
panas dan lembab.
World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 1,5 milyar
penduduk atau 24% dari populasi dunia terinfeksi STH. Tidak hanya pada
anak-anak, STH juga dapat menginfeksi orang dewasa yang berisiko tinggi
misalnya orang yang tinggal di daerah kumuh dan sanitasi buruk, orang dengan
imunodefisiensi, dan orang yang banyak beraktivitas dengan tanah seperti
petani. Kepadatan penduduk, kondisi geografis, dan iklim juga berpengaruh
terhadap penularan STH.6,7 Penderita yang terinfeksi STH bisa tidak
4
menunjukkan gejala yang mencolok, hal tersebut menyebabkan infeksi STH
disepelekan padahal infeksi STH yang tidak ditangani dapat menyebabkan
penurunan kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan, dan produktivitas kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana patogenesis infeksi helmin ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui patogenesis infeksi helmin
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ascaris Lumbricoides
Telur yang berisi larva ini infektif. Kemudian Telur tertelan, menetas
dalam lumen usus, dan larva keluar, dibagian atas usus halus.Selanjutaya
Migrasi larva keparu-paru ( Lung Migration ). Larva yan baru menetes
menembus dinding usus halus, sampai ke vena porta, kejantung kanan, keparu
dan berhenti serta tumbuh dan mengalami moulting 2 kali dalam alveoni
paru. Migrasi ini berlangsung selama 10-15 hari. Setelah itu Dari alveoli
bermigrasi menuju bronkhus, pharynx, larynx dan akhimya ikut tertelan
masuk kedalam lambung dan Di usus halus moulting satu kali lagi, cacing
tumbuh menjadi dewasa dan setelah jantan dan betina kawin, beina sudah
dapat menghasilkan telur kurang lebih 2 bulan sejak inveksi pertama. Periode
ini disebut dengan periode prepatent.
2. Ancylostoma Duodenale
3. Trichuris Trichiura
Perkembangan telur Trichuris trichiura membutuhkan 10 hingga 14 hari
di tanah lembab untuk bermaturasi dan melakukan embrionisasi. Setelah 14
hingga 21 hari, telur matang dan memasuki tahap infektif. Dalam tanah, telur
berkembang menjadi tahap 2 - sel, kemudian masuk ke tahap pembelahan
lanjut, dan kemudian embryonate telur menjadi infektif dalam 15 hingga 30
hari.
7
Trichuris trichiura ditransmisikan melalui siklus feses-oral, dengan telur
berembrio dicerna melalui makanan atau tangan, dan menetas menjadi larva
yang bergerombol di usus kecil. Cacing Trichuris trichiura tidak bermigrasi
melalui paru-paru tetapi larva menempel pada vili usus dan berkembang
menjadi cacing dewasa, yang berada di caecum dan usus besar ascending.
Cacing betina bertelur ribuan telur setiap hari selama beberapa tahun.
4. Strongyloides Stercoralis
Terjadi dalam tubuh manusia, yang dimulai dari masuknya filariform
larva kedalam tubuhmanusia yang siklusnya sesuai dengan siklus hidup hidup
cacing tambang. Filariform larva yang masuk menembus kulit akan mengiuti
aliran darah dan sampai di paru-paru ( lung migration ) dan seterusnya seperti
cacing tambang dan akan menjadi dewasa di dalam usus halus. Baik bentuk
parasitik maupun yang free living setalah kawin dan yang betina
menghasilkan telur, telur tersebut dengan segera menetas menjadi
rhabditiform larva dalam beberapa jam sehingga jarang kita temukan tekumya
dalam faeces penderita. Larva akan dikeluarkan bersama faeces ke dunia luar
untuk mengikuti kehidupan yang free living atau parasitik lag bila keadaan
tersebut tak memungkinkan.
8
B. Pola Penularan Penyakit Infeksi Helmin
1. Ascaris Lumbricoides
9
2. Ancylostoma Duodenale
3. Trichuris Trichiura
4. Strongyloides Stercoralis
10
C. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Helmin
1. Ascaris Lumbricoides
1) Penatalaksanaan
2) Pencegahan
Berdasarkan kepada siklus hidup dan sifat telur cacing ini, maka
upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan sanitasi yang baik dan tepat
guna, hygiene pribadi seperti:
11
2. Ancylostoma Duodenale
1) Penatalaksanaan
2) Pencegahan
3. Trichuris Trichiura
1) Penatalaksanaan
2) Pencegahan
12
dapat membunuh telur infektif cacing Trichuris trichiura.
4. Strongyloides Stercoralis
1) Penatalaksanaan
2) Pencegahan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit cacingan termasuk dalam
infeksi yang di sebabkan oleh parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang
menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di
dalam tubuh) dan mengambil nutrisi daritubuh inangnya.
Jenis-jenis cacing yang dapat menginfeksi adalah :
Pencegahan infeksi ini relative mudah, yaitu dengan pola hidup bersih dan
sehat, menjaga kesehatan diri dan lingkungan, mengkonsumsi obat cacing setiap
6 bulan sekali, dan konsultasi kesehatan apabila ada gejala yang tidak beres di
dalam tubuh kita dan keluarga kita
B. Saran
Diharapkan agar mahasiswa dapat :
14
DAFTAR PUSTAKA
15