Disusun Oleh;
Diana saputri 170105014
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Virologi dan Parasitologi yang berjudul “Cacing
Parasite Usus Golongan Soil Transmitted Helminth”. Kemudian shalawat beserta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan
umat di dunia. Terima kasih kepada Dosen yang telah membantu memberikan
arahan dan petunjuk untuk pembuatan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Contents
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................4
A. Definisi cacing usus dari Soil transmitted helminth................................................4
B. Ascaris Lumbricoides (Cacing Gelang)..................................................................4
C. Trichuris trichiura (Cacing Cambuk)...................................................................10
D. Cacing Tambang / Hookworm (Ancylostoma duodenale dan Nectator
americanus)..................................................................................................................13
BAB III............................................................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa faktor resiko lain seperti kebersihan perorangan dan sanitasi yang
yang tinggi serta kebiasaan hidup yang kurang baik (Noviastuti, 2015).
STH banyak ditemukan pada daerah yang beriklim tropis dan subtropics
seperti Asa Tenggara, karena telur dan larvanya lebih dapat berkembang di
tanah yang hangat dan basah. Indonesia merupakan salah satu Negara
1
iklim tropis yang lembab, kebersihan perorangan dan sanitasi yang kurang
penduduk yang tinggi serta kebiasaan hidup yang kurang baik (Noviastuti,
2015)
adalah sebanyak 795 juta orang dan penderita infeksi cacing tambang adalah
sebanyak 740 juta orang.4 Diperkirakan lebih dari dua milyar orang yang
terinfeksi cacing di seluruh dunia, sekitar 300 juta orang menderita infeksi
B. Rumusan masalah
helminth?
C. Tujuan
helminth
2. Untuk mengetahui siklus hidup dari cacing usus dari soil transmitted
helminth
2
3. Untukmengetahui patologi dari cacing usus dari soil transmitted helminth
transmitted helminth
3
BAB II
PEMBAHASAN
dengan telur ataupun larva parasit itu sendiri yang berkembang di tanah yang
(Bethony,et al.2006)
2014).
gelang. Predileksi cacing terdapat didalam lumen usus halus manusia tetapi
kecoklatan atau kuning pucat. Cacing jantan mempunyai ukuran 10-31 cm,
4
Sedangkan cacing betina mempunyai ukuran 22-35 cm terkadang sampai
39 cm dengan diameter 3-6 mm, ekor lurus pada bagian 1/3 anterior, dan
mulut terdiri atas tiga buah bibir yaitu satu bibir di bagian dorsal dan dua
bibir lainnya terletak subventral. Selain ukurannya lebih kecil dari betina,
(conical) dengan ukuran badan yang lebih besar dan lebih panjang
daripada cacing jantan dan bagian ekor yang lurus, tidak melengkung
(Suwarno. 2016)
dibuahi tetapi tidak ada lapisan albuminnya) dan telur infektif (telur yang
mikron x 35-50 mikron dengan kulit telur tak berwarna. Unfertilized egg
dapat ditemukan jika dalam usus penderita jika dalam usus penderita
hanya terdapat cacing betina saja. Bentuk telur ini lebih lonjong dan lebih
5
panjang dibanding ukuran fertilized egg dengan ukuran sekitar 80-55
2016).
b. Siklus Hidup
cacing yang dibuahi jatuh di tanah yang lembab dan suhunya optimal, telur
selama 20 – 24 hari dengan suhu optimal 300C. Bentuk ini bila tertelan
manusia akan menetas menjadi larva diusus halus, khususnya pada bagian
usus halus bagian atas. Dinding telur akan pecah kemudian larva keluar,
menembus dinding usus halus dan memasuki vena porta hati. Dengan
6
aliran darah vena, larva beredar menuju dinding paru, lalu menembus
menjadi cacing dewasa. Migrasi larva cacing dalam darah mencapai organ
paru disebut “lung migration”. Dua bulan sejak masuknya telur infektif
c. Patologi
yang timbul bervariasi, bisa dimulai dari gejala yang ringan seperti batuk
7
sampai dengan yang berat seperti sesak nafas dan perdarahan. Gejala yang
memperlihatkan gejala berupa perut buncit, pucat, lesu, dan rambut yang
d. Epidemiologi
seluruh dunia, biasa terjadi di daerah tropis dan subtropis di mana sanitasi
dan kebersihan buruk. Sekitar 1,5 miliar orang terinfeksi Askaris pada
tahun 2002. Kasus pada anak lebih sering terjadi dibandingkanpada orang
dewasa, yaitu dengan kelompok usia yang paling umum antara 3-8 tahun.
Status gizi buruk: infeksi yang lebih serius Askariasis mungkin ada
sebagai infeksi zoonosis yang terkait dengan babi dan penggunaan kotoran
8
askariasis. Di sebagian besar daerah endemis, kemungkinan besar
buang air besar di luar ruangan dan sistem pembuangan limbah yang
Berdasarkan kepada siklus hidup dan sifat sel telur cacing ini,
9
Karena telur cacing ascari dapat hidup didalam tanah selama
Trichuris trichiura, salah satu cacing yang dalam kelompok STH. Cacing
ini mempunyai tubuh mirip cambuk, sehingga cacing ini disebut cacing
daerah berhawa panas, lembab dan hanya dapat ditularkan dari manusia ke
cacing ini dapat ditemukan hidup di apendiks dan ileum bagian distal
(Sumanto, 2013).
a. Morfologi
mirip cambuk dengan tiga per lima panjang tubuh bagian anterior
berbentuk langsing seperti tali cambuk, sedangkan dua per lima bagian
10
tubuh posterior lebih tebal mirip pegangan cambuk. Cacing jantan
Dinding telur terdiri atas dua lapis, bagian dalam berwarna jernih
b. Siklus Hidup
matang, tidak infektif. Telur ini perlu pematangan dalam tanah selama
11
usus halus dinding telur pecah dan larva keluar menuju sekum lalu
halus, telur menetas keluar larva dan menetap 3-10 hari. Setelah
dewasa cacing akan turun ke usus besar dan menetap selama beberapa
c. Patologi
12
gejala yaitu trauma oleh cacing dan dampak toksik. Trauma pada
dinding usus. Cacing ini biasanya menetap pada sektum. Pada infeksi
2016).
d. Epidemiologi
dimana fasilitas sanitasi tidak ada. Infeksi terbanyak pada anak – anak,
reinfeksi pada mereka melalui telur dari tanah ke mulut. Telur tidak
e. Pencegahan
memenuhi syarat
americanus)
sub tropis yang bersuhu tropis dan mempunyai kelembaban tinggi. Cacing
13
Ancylostoma duodenale menimbulkan ankilostomiasis, cacing dewasa
dan Jepang. Infeksi ini banyak dijumpai pada pekerja tambang. Cacing
menggunakan giginya dan menghisap darah yang keluar dari luka gigitan
(Suwarno. 2016).
besi. Pada anemia defisiensi besi ini yang berlangsung terus menerus
a. Morfologi
14
kopulatriksnya. Nectator americanus menyerupai bentuk S sedangkan
telur berbagai spesies cacing tambang mirip satu dengan yang lainnya,
tubuhnya sekitar 600 mikron. Selain itu bentuk rongga mulut (buccal
15
rhabditiform pendek ukurannya dan membesar di bagian posterior
(Suwarno. 2016).
b. Siklus hidup
hospes reservoir. Telur keluar bersama tinja pada tanah yang cukup
baik, suhu optimal 23-33°C, dalam 24-48 jam akan menetas, keluar
terbuka dan aktif makan sampah organik atau bakteri pada tanah
16
selanjutnya masuk kedalam darah mengikuti aliran darah menuju
Dari eosofagus larva masuk ke usus halus berganti kulit yang keempat
kalinya lalu tumbuh menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Dalam
c. Patologi
d. Epidemiologi
17
Sekitar 900 juta manusia saat ini terinfeksi, 50.000–60.000
e. Pencegahan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
gejala klinis yang jelas dan dampak yang ditimbulkan baru terlihat dalam
yang infeksinya dapat ditularkan melalui tanah. Jenis cacing STH yang sering
dan gangguan kognitif pada anak. Apabila terjadi pada orang dewasa akan
sanitasi keluarga dan lingkungan, sebelum makan dan sesudah makan cuci
tangan terlebih dahulu menggunakan air mengalir, dan untuk sayuran mentah
19
DAFTAR PUSTAKA
Alcantara-Neves NM, Badaro SJ, Santos MCA, Carvalho L, Barreto ML. 2010.
The Presence of Serum Anti-Ascaris lumbricoides IgE Antibodies and of
Trichuris trichiura Infection are Risk Factors for Wheezing and/or Atopy
in Preschool-Aged Brazilian Children. BioMed Central, 11(114):111- 114.
Sumanto, 2013. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Edisi Ke 2. Bagian
Penerbit IDAI, Jakarta.
Suwarno dkk. 2016. Gambaran Basofil, TNF-α dan IL-9 pada petani terinfeksi.
Jurnal Biosains Pascasarjana. No. 3(18)
20