Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI DALAM

KEPERAWATAN

MAKALAH DAUR KEHIDUPAN NEMATODA USUS


(SOIL TRANSMITTED HELMINT)

oleh:
Kelompok 3
Kelas C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
TUGAS MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI DALAM
KEPERAWATAN

MAKALAH DAUR KEHIDUPAN NEMATODA USUS


(SOIL TRANSMITTED HELMINT)

Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi dan


Parasitologi dalam Keperawatan dengan dosen pengampu Ns.
Rismawan Adi Y, M.Kep

oleh:
Kelompok 3
Adinda Karin Agustiana 192310101030
Dewi Azhahra Rohmatul Lutfi 192310101032
Sri Ambar Sari 192310101035
Aliya Nuri Andiny 192310101102
Nimas Raditya Vandani 192310101169
Teysya Dwi Ningrum 192310101174
Iftitahus Sa’adah 192310101180

Kelas C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas limpahan nikmat,
rahmat, taufik, serta hidayatnya kepada kami semua, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Daur Kehidupan Nematoda Usus
(Soil Transmitted Helmint) ” dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini
ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi dan Parasitologi
dalam Keperawatan dengan dosen pengampu Ners Rismawan Adi Y, M.Kep.
Kami telah menyusun makalah ini dengan maksimal dan memperoleh
bantuan dari berbagai pihak sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Ns. Rismawan Adi Y, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah
Mikrobiologi dan Parasitologi dalam Keperawatan.
2. Ns. Ana Nistiandani, M.Kep selaku dosen pembimbing kami.
3. Anggota Kelompok 3 Mikrobiologi dan Parasitologi Kelas C
Kami menyadari bahwa hasil dari makalah ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran guna menjadikan makalah ini
lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jember, 9 Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………….i

Daftar Isi………………………………………………………………………….ii

BAB I Pendahuluan……………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………...1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..1

1.3 Tujuan…………………………………………………………………2

1.4 Manfaat………………………………………………………………..2

BAB II Pembahasan………………………………………………………………3

2.1 Pengertian Nematoda………………………………………………….3

2.2 Morfologi Nematoda Usus……………………………………………3

2.3 Habitat Nematoda……………………………………………………..4

2.4 Siklus Hidup Nematoda Usus Patogen………………………………..4

2.5 Pencegahan Penyakit Akibat Ascaris Lumbricoides, Trichuris


Trichiura,Dan Cacing Tambang………………………………………5

BAB III Penutup…………………………………………………………………..6

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………6

Daftar Pustaka

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik
tidak bersegmen, dan tubuhnya bilateral. Nematoda pada manusia
digolongkan menjadi dua menurut tempat hidupnya, yaitu nematoda
usus dan nematoda jaringan.
Nematoda usus yang ditemukan pada manusia yaitu Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, Oxiuris vermicularis, Strongyloydes
stercoralis, Ancylostoma duodenale, Ancylostoma Braziliense,
Ancylostoma caninum, Necator americanus, Toxocaracanis, dan
Toxocaracati.
Morfologi nematoda adalah cacing yang hidup dan
berkembang secara bebas diair dan tanah serta sebagian besar spesies
yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuhan.
Dalam siklus hidup nematoda sendiri manusia berperan
sebagai tuan rumah definitif. Nematoda usus pada umumnya tidak
membutuhkan tuan rumah perantara.
Proses infeksi pada umumnya melalui media tanah yang
terkontaminasi feses yang mengandung telur cacing (Soil Transmitted
Helminths) misalnya, Askariasis, Trikuriasis, dan Cacing Tambang.
Upaya pencegahan dengan melakukan pengobatan secara
individu atau masal, dapat dilakukan dengan menghindari kontak
debu, tidak defekasi disembarang tempat, memasaksayuran hingga
matang, memakai alas kaki, menghindari berdekatan dengan anjing
atau kucing.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan nematoda?
2. Bagaimana morfologi nematoda usus?
3. Dimana habitat nematoda usus?
4. Bagaimana siklus hidup nematoda usus patogen?

1
5. Bagaimana pencegahan penyakit akibat Ascaris lumbricoides,
Trichuris trichiura, dan cacing tambang?
1.3 Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
nematoda.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui morfologi nematoda usus.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui habitat nematoda usus.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup nematoda usus.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui pencegahan penyakit akibat
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang.
1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
nematoda.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui morfologi nematoda usus.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui habitat nematoda usus.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui siklus hidup nematoda usus.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui pencegahan penyakit akibat
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nematoda
Nematoda adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik
tidak bersegmen, dan tubuhnya bilateral. Nematoda pada manusia
digolongkan menjadi dua menurut tempat hidupnya, yaitu
nematoda usus dan nematoda jaringan.
Nematoda usus yang ditemukan pada manusia yaitu Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, Oxiuris vermicularis,
Strongyloydes stercoralis, Ancylostoma duodenale, Ancylostoma
Braziliense, Ancylostoma caninum, Necator americanus,
Toxocaracanis, dan Toxocaracati.
2.2 Morfologi Nematoda Usus
Morfologi nematoda adalah cacing yang hidup dan
berkembang secara bebas diair dan tanah serta sebagian besar
spesien yang hidup sebagai parasit pada hewan dan tumbuhan.
Nematoda dewasa merupakan cacing gelang dewasa yang
bentuknya mirip dengan cacing tanah berwarna kuning kecoklatan.
Berikut beberapa morfologi nematoda :
a. Nematoda berbentuk bulat dan tidak bersekmen
b. Memiliki morfologi berbentuk silindris, memanjang, dan
meruncing pada kedua ujungnya
c. Ditutupi oleh kutikula yang hanya terlihat secara mikroskopik
d. kutikula relatif tebal dan menyelubungu permukaan luar serta
melapisi rongga bukal, esofagus, vagina, lubang ekskretori,
kloaka dan rektum. Pada klasis nematioda,kutikulanya polos
atau bercincin-cincin. Terdapat tiga lapisan dibawah kutikula
yaitu lapisan korteks yang berada di permukaan, lapisan
matriks ditengah, dan juga lapisan basal (chenge,1974).
e. Rongga badan nematoda dilapisi dengan selaput seluler yang
disebut pseudoseloma atau pseudosel

3
f. Cacing jantan berukuran 10-30cm dan yang betina berukuran
23-35cm
g. Cacing betina dapat bertelur sekitar 100.000-200.000 per
hari. Telur-telur ini dapat dibuahi dan tidak dibuahi. Telur
yang dibuahi harus berada dalam keadaan yang sesuai dan
berkembang menjadi bentuk yang infektif dalam waktu kurag
lebih tiga minggu.

2.3 Habitat Nematoda


Hosbes definitifnya adalah manusia dapat menimbulkan
oxyuriaris atau enterobiasi, cacing dewasa berhabitat di caecum.

2.4 Siklus Hidup Nematoda Usus Patogen


Dalam siklus hidup nematoda manusia berperan sebagai
tuan rumah definitif. Bentuk infektif telur berisi embrio, bisa
tertelan oleh manusia, dan menetas di usus halus. Jika terjadi
infeksipada manusia parasit tidak akan berkembang menjadi cacing
dewasa, melainkan akan mengembara ke organ visceral atau pada
kulit orang tersebut, yang disebut larva migrans. Dalam hal ini
manusia berperan sebagai tuan rumah paratenik. Larva yang
menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran
limfe, kemudian dialirkan ke jantung, lalu mengikuti aliran darah
ke paru. Larva di paru-paru menembus pembuluh darah kapiler
alveoli, lalu dinding alveoli, kemudian masuk rongga alveoli, dan
naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini
menuju faring, dan menimbulkan rangsangan pada faring. Klien
kemudian batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan pada
eksofagus lalu menuju ke usus halus. Didalam usus halus manusia
larva diubah menjadi cacing dewasa dan pada usia dua bulan akan
bertelur. Telur yang dihasilkan dapat keluar dari tubuh host
bersama tinja.

4
Nematoda usus pada umumnya tidak membutuhkan tuan
rumah perantara. Perjalanan larva sebelum sampai dihabitatnya
terdapat dua cara. Cara pertama, larva harus bermigrasi ke paru-
paru melalui aliran darah sebelum siap jadi dewasa di usus.
Sedangkan cara yang kedua, larva tidak perlu bermigrasi ke paru-
paru untuk jadi dewasa.

2.5 Pencegahan Penyakit Akibat Ascaris Lumbricoides, Trichuris


Trichiura, Dan Cacing Tambang
Pengobatan penyakit ini harus disertai dengan upaya
peningkatan higiene dan sanitasi. Proses infeksi pada umumnya
melalui media tanah yang terkontaminasi feses yang mengandung
telur cacing (Soil Transmitted Helminths) misalnya, Askariasis,
Trikuriasis, dan Cacing Tambang.
Upaya pencegahan dengan melakukan pengobatan secara
individu atau masal, dapat dilakukan dengan menghindari kontak
debu, tidak defekasi disembarang tempat, memasaksayuran hingga
matang, memakai alas kaki, menghindari berdekatan dengan anjing
atau kucing.
Ascaris Lumbricoides (Large Roundworm of Man), hospes
definitif dari Ascaris Lumbricoides hanya manusia dan tidak
memiliki hospes perantara, penyebab penyakit ini disebut
Askariasis. Telur Ascaris Lumbicoides berkembang sangat baik
pada tanah liat dengan kelembaban tinggi, membutuhkan waktu 2-
3 minggu agar telur menjadi infektif. Prevalensi di Indonesia tinggi
terutama pada anak-anak yang sampai mencapai 60-90%.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan meningkatkan
kesadaran penggunaan jamban keluarga oleh masyarakat dan juga
perlu dilakukan penyuluhan kesehatan untuk mengubah perilaku
masyarakat dalam menggunakan jamban keluarga yang benar.

5
Pencemaran feses pada tanah disekitar halaman rumah, dan tempat
pembuangan sampah harus dihindari.
Trichuris Trichiura (Whip worm), hospes difinitif Trichuris
Trichiura adalah manusia dan sering ditemukan bersama Ascaris
lumbricoides. Cacing dewasa hidup di usus besar (sekum dan
kolon), kadang kala di apendiks dan ileum bagian diskal. Nama
penyakitnya disebut trikuriasis. Kerusakan meknik di mukosa usus
oleh cacing dewasa dan respon alergi disebabkan oleh jumlah
cacing yang banyak, lama infeksi, usia, dan status kesehatan umum
hospes. Infeksi berat dan menahun terutama terjadipada anak-anak.
Secara klinis infeksi lama atau kronis dapat menimbulkan anemia
hipokromik. Gejala klinis terjadinya diare disertai sindrom disentri,
anemia, prolaps rektal, dan berat badan menurun. Infeksi parasit ini
dapat diobati dengan menggunakan pirantelpamoat, mebendazol,
dan levamisol. Penyebaran geografisnya sama dengan Ascaris
lumbricoides sehingga sering ditemukan bersama-sama dalam satu
hospes. Upaya tindakan pencegahandapat dilakukan seperti pada
kasus askariasis.
Cacing tambang, infeksi yang disebabkan oleh cacing
tambang merupakan salah satu penyakit yang menumbulkan
kerusakan pada masa anak-anak. Setiap anak yang tampak
kekurangan darah, sangat pucat atau makan tanah mungkin
menderita infeksi cacing tambang. Untuk pengobatannya dapat
menggunakan thiabendazole, mebendazole, tetrachloroethylene
(T.C.E.), atau bephenium. Untuk kekurangan darahnya bisa
diantisipasi dengan cara makan makanan yang kaya akan zat besi
jika diperlukan dapat juga minum tablet zat besi. Untuk mencegah
penyakit akibat cacing tambang dapat dilakukan dengan membuat
dan menggunakan jamban yang bersih. Jangan biarkan anak-anak
tanpa menggunakan alas kaki dalam aktifitasnya.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa nematoda


adalah cacing yang bentuknya panjang, silindrik tidak bersegmen,
dan tubuhnya bilateral. Morfologi nematoda itu sendiri cacing yang
hidup dan berkembang secara bebas diair dan tanah serta sebagian
besar spesien yang hidup sebagai parasit pada hewan dan
tumbuhan. Manusia dapat menimbulkan oxyuriaris atau
enterobiasi, cacing dewasa berhabitat di caecum. Siklus hidup
nematoda bermula saat telur yang berisi embrio tertelan oleh
manusia dan menetas diusus halus. Upaya pencegahan dengan
melakukan pengobatan secara individu atau masal, dapat dilakukan
dengan menghindari kontak debu, tidak defekasi disembarang
tempat, memasak sayuran hingga matang, memakai alas kaki,
menghindari berdekatan dengan anjing atau kucing.

7
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, R., & Natadisastra, D. (2009). Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Diserang. EGC.

Muslim, H. M. (2009). Parasitologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran ECG.

Nurhasanah, S., & Santoso, H. (2014). Identifikasi Nematoda Parasit pada Saluran
Pencernaan Marmut ( Cavia cobaya ) Sebagai Sumber Belajar Biologi pada
Materi Invertebrata. Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1.

Werner, D., Thuman, C., & Maxwell, J. (2010). Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada
Dokter. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Anda mungkin juga menyukai