HELMINTOLOGI
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Dosen Pembimbing:
Novinovrita, M. M.Si
(IAIN) KERINCI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa juga kita curahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, karena beliaulah yang telah menghantarkan kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman yang penuh berkah. Adapun judul makalah kami
“ Helmintologi”.
Kami sangat berharap semoga dengan adanya makalah ini, kami dapat
memberikan sedikit gambaran dan memperluas wawasan ilmu yang kami miliki
dan dapat bermanfaat bagi pembaca . Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen
Pembimbing Ibu Novinovrita, M. M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Parasitologi, yang telah memberikan ilmu dan arahan pada tugas makalah ini. Dan
tanpa bimbingan beliau mungkin tugas ini tidak dapat terselesaikan dengan tepat.
Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang mungkin
tidak kami sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi pembaca sangat kami
harapkan guna perbaikan tugas makalah- makalah selanjutnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 12
B. Saran .......................................................................................................... 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa
cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi dua macam, yaitu
nemathelminthes (cacing gilik) dan platyhelminthes (cacing pipih).
Stadium dewasa cacing-cacing yang termasuk nemathelminthes (kelas
nematoda) berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transversal
tampak rongga badan dan alat-alat. Cacing ini mempunyai alat kelamin
terpisah. Cacing dewasa yang termasuk platyhelmintes mempunyai badan
pipih, tidak mempunyai rongga badan dan biasanya bersifat hemafrodit.
Penyakit karena cacing (helminthiasis), banyak tersebar di seluruh
dunia,terutama di daerah tropis. Hal ini berkaitan dengan faktor cuaca dan
tingkat ekonomi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Helmintologi?
2. Apa saja pembagian Helmintologi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Helmintologi
2. Untuk mengetahui pembagian Helmintologi
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Helmintologi
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing.
Berdasarkan taksonomi, helmin dibagi menjadi : nemathelminthes (cacing
gilik ; nema = benang) dan platyhelmintes (cacing pipih). Stadium dewasa
cacing yang termasuk nemathelminthes (kelas nematoda) berbentuk bulat
memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga badan dan alat-
alat dengan kelamin terpisah (Susanto dkk, 2011). Soil Transmitted
Helminth (STH), yaitu nematoda yang dalam siklus hidupnya untuk
mencapai stadium infektif, memerlukan tanah dengan kondisi tertentu.
(Safar, 2010)
4
B. Pembagian Helmintologi
Berdasarkan taksonomi, helmintologi dibagi menjadi:
1. Nemathelminthes (cacing gilik)
Nemathelminthes ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit pada
manusia. Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat di tanah becek
dan di dasar perairan, berperan untuk menguraikan sampah organik,
sedangkan yang parasit akan hidup di tubuh inangnya dan memperoleh
makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Hampir
seluruh hewan dapat menjadi inang bagi Nemathelminthes.
(Winnepennickx, 1995)
5
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena
sistem reproduksinya bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan
betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi dilakukan
secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari 100.000 telur
per hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka
telur dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya.
6
d) Wuchereria bancrofti (cacing rambut), penyebab penyakit kaki
gajah
7
tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap
cahaya. Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering
ditemukan di balik batuan (panjang 2–3 cm), Bipalium yang hidup di
balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis,
cacing hati, dan cacing pita.
8
lebih. Sedangkan, sisa metabolisme tubuhnya dikeluarkan secara difusi
melalui dinding sel. Cacing pipih dapat bereproduksi secara aseksual
dengan fragmentasi dan secara seksual dengan perkawinan silang,
walaupun hewan ini tergolong hermafrodit.
9
c) Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak
tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit
pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. saginata.
Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus
inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah
dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer.
10
spesies platyhelminthes (cacing pipih) yang tidak merugikan manusia
atau hewan yaitu planaria. Planaria memiliki peranan yang
dimanfaatkan sebagai makanan ikan. Platyhelminthes (cacing pipih)
lebih banyak memberikan dampak kerugian bagi manusia dan hewan.
Ketika manusia mengkonsumsinya, dampaknya dapat merugikan
manusia karena terinfeksi cacing yang dapat menyebabkan masalah-
masalah bagi kesehatan manusia. (Entjang, 2003)
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa
cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi dua macam yaitu
nemathelminthes (cacing gilik) dan platyhelminthes (cacing pipih).
Stadium dewasa cacing-cacing yang termasuk Nemathelminthes (kelas
Nematoda) berbentuk bulat memanjang dan pada potongan transversal
tampak rongga badan dan alat-alat. Cacing ini mempunyai alat kelamin
terpisah. Dalam parasitologi Kedokteran diadakan pembagian nematoda
menjadi nematoda usus yang hidup di rongga usus dan nematoda jaringan
yang hidup di jaringan berbagai alat tubuh. Macam-macam Helmintologi
dibagi menjadi 4, yaitu Toxcara (Jenis Cacing yang terdapat pada hewan),
Nematoda ( cacing yang bentuknya panjang, silindrik (gilig) tidak
bersegmen dan tubuhnya bilateral simetrik. Panjang cacing ini mulai dari 2
mm sampai 1 meter. ), Trematoda (cacing daun yang berparasit pada
hewan ), dan Cestoda (Cacing pita ).
B. Saran
Diharapkan untuk lebih mendalami tentang helmintologi agar tercipta
peserta didik yang paham mengenai helmintologi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13