Oleh:
Kelas K3
Kelompok 3
Winandela B. V. J1A117161
KENDARI
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul
Helmintologi. Makalah ini berisikan tentang informasi Helmintologi, diharapkan
Makalah ini dapat bermafaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan
terima kasih kepada Allah SWT Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita Amin.
Penyusun
ii
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nemathelminthes
Nemathelminthes berasal dari bahasa yunani, nema=benang,
helminthes=cacing) disebut sebagai cacing gilig ukaran tubuhnya berbentuk
bulat panjang atau seperti benang. Berbeda dengan Platyhelminthes yang
belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga
tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan
tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai
sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari
makanan dan darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah
becek dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup
dalam inangnya. Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
5
seksual. Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan
dan betina terpisah pada individu yang berbeda. Fertilisasi terjadi secara
internal. Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan. Adapun
klasifikasi nematoda menurut lokasinya adalah sebagai berikut:
1. Nematoda usus.
Contoh :
1. T. Spiralis
2. Cacing tambang
3. E. Vermicularis
4. A. Lumbricoides
5. T. Trichiura
2. Nematoda jaringan (saluran limfa / darah).
Contoh :
1. B. Bancrofti.
2. B. Malayi
3. B. Timori
2. Platyhelminthes
Platyhelminthes(dalam bahasa yunani, platy=pipih, helminthes=cacing)
atau cacing pipih adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya sudah
lebih maju dibandingkan porifera dan Coelenterata. Tubuh Platyhelminthes
memiliki tiga lapisan sel (triploblastik), yaitu ekstoderm, mesoderm, dan
endoderm. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.
Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan
kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes
parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat
Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-
tempat yang lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh
inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan
aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi
ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat
6
dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual
tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok
Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan
cara membelah diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh
tersebut menjadi individu baru. Adapun klasifikasi Platyhelminthes
adalah sebagai berikut:
1. Kelas Trematoda
a. Yang termasuk Trematoda Hati:
1. Clonorchis sinensis
2. Opistorchis felineus
3. Opistorchis viverini
4. Fasciola hepatica
b. Yang termasuk Trematoda Paru:
1. Parogonimus westremani
c. Yang termasuk Trematoda Usus:
1. Keluarga Fasciolidae
2. Keluarga Echinostomatidae
3. Keluarga Heterophydae
d. Yang termasuk Termatoda Darah:
1. Schistosoma haematobium
2. Schistosoma japonicum
3. Schistosoma manson
2. Kelas Cestoda:
1. Diphyllobothrium latum
2. Hymenolepis nana
3. Echinococus granulosus
Filum: Nematoda
7
Kelas: Secernentea
Ordo: Strongiloidae
Famili: Ancylostomatidae
8
di bagian usus halus dan juga bagian usus besar manusia. Tapi, ada pula
cacing tambang yang juga bisa hidup di bagian tubuh yang lain,
seperti bagian paru-paru, bagian lambung dan bagian yang lainnya. Telur
cacing yang telah siap, akan keluar bersama dengan fases manusia. Dan
setelah satu sampai dua hari di dalam tanah, telur tersebuat akan menetas.
Telur tersebut akan menetas di sekitar fases, dan menjadi Larva Rabditiform.
Selanjutnya, dalam waktu sekitar empat hari, llarva tersebut akan tumbuh
dan menjadi larva dewasa, atau disebut Larva Filariform.
Larva Filariform ini biasanya bertahan hidup di dalam tanah sekitar 7-9
pekan. Larva ini memiliki panjang sekitar 600 mikron. Dan jika larva ini
sudah terinfeksi dengan manusia, makan larva ini akan menembus kulit dan
ikut kedalam mekanisme aliran darah manusiayang mengarah ke bagian
jantung dan terus ke Alveolus paru-paru. Setelah berada di dalam bagian
paru-paru ini, Larva tersebut akan menembus pembuluh darah dan begerak
ke saluran bronchus lalu ke Trachea, dan berakhir di Faring. Di dalam faring
ini larva tersebut akan bergerak kedalam kerongkongan dan ikut masuk
tertelan ke dalam bagian usus halus. Di dalam bagian usus halus itu Larva
Filariform ini akan tumbuh menjadi cacing tambang dewasa.
c. Gejala
Ruam yang menonjol dan terasa gatal (ground itch) bisa muncul di
tempat masuknya larva pada kulit. Demam, batuk dan bunyi nafas mengi
(bengek) bisa terjadi akbiat berpindahnya larva melalui paru-paru. Cacing
dewasa seringkali menyebabkan nyeri di perut bagian atas.
Anemia karena kekurangan zat besi dan rendahnya kadar protein di dalam
darah bisa terjadi akibat perdarahan usus. Kehilangan darah yang berat dan
berlangsung lama, bisa menyebabkan pertumbuhan yang lambat, gagal
jantung dan pembengkakan jaringan yang meluas pada anak-anak.
9
d. Pencegahan
Tindakan umum yang perlu dilakukan adalah mentaati aturan higiena
dengan tegas dan konsekuen, terutama oleh anak-anak, seperti :
1) Selalu mencuci tangan sebelum makan atau sebelum mengolah bahan-
makanan.
2) Jangan memakan sesuatu yang telah jatuh di tanah tanpa mencucinya
terlebih dahulu dengan bersih.
3) tindakan higiena umum yang mencakup perbaikan perumahan,
lingkungan hidup dan sosial ekonomi. Dengan demikian infeksi melalui
mulut yang paling sering terjadi, dapat dihindarkan. Selanjtnya untuk
pemberantasan infeksi cacing perlu diambil
10
gelang. Dalam periode hidupnya cacing ini memerlukan tanah untuk
berkembang dan penularan cacing ini melalui perantara tanah.
11
Ascaris lumbricoides dewasa hidup di dalam usus, cacing betina
mampu bertelur rata-rata 200.000 butir perhari, telur ini kemudian keluar
dari tubuh hospes bersama tinja. Apabila ditanah kondisinya
menguntungkan dalam jangka waktu 3 minggu akan menjadi infektif.
Apabila telur infektif tertelan manusia telur akan menetas menjadi larva
rhabditiform di usus, kemudian larva akan menembus dinding usus dan
masuk ke vena atau pembuluh limfe, ikut dalam sirkulasi darah, ke jantung
dan kemudian sampai paru-paru. Dalam kapiler alveoli larva rhabditiform
kemudian menembus dinding alveoli, masuk ke rongga alveoli, bergerak ke
atas menuju bronkhus dan sampai glottis. Kemudian dari glottis larva
tertelan masuk esofagus dan tumbuh menjadi dewasa di usus. Lama siklus
hidup cacing ini dari terjadinya infeksi sampai cacing dewasa bertelur
memerlukan waktu sekitar 2 bulan, dan cacing dewasa dapat hidup selama
12 – 18 bulan.
Nama binomial Ascaris lumbricoides Linnaeus, 1758. Askariasis
adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh Nemathelminthes Ascaris
lumbricoides. Askariasis adalah penyakit kedua terbesar yang disebabkan
oleh makhluk parasit.
b. Gejala
Perut terasa tidak enak, lesu, tidak nafsu makan, muka pucat, mual,
badan kurus, perut buncit, fesesnya encer kadang bercampur lender dan
darah hingga cacing tampak keluar dalam feses.
c. Pencegahan :
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan serta cuci
dan kupas atau masak sayuran dan buah-buahan sebelum dimakan.
Mengajarkan pada anak-anak jangan bermain ditanah terutama tanah yang
kemungkinan terdapat kotoran manusia.
d. Pengobatan
Obat Anthelminthic (obat yang membersihkan tubuh dari cacing
parasit) seperti albendazole dan mebendazole merupakan obat pilihan
untuk pengobatan penyakit ascariasis. Ascariasis pada umumnya diobati
12
selama 1-3 hari. Obat ini efektif mengobati ascariasis dan memiliki sedikit
efek samping.
13
Daur hidup cacing pita secara umum adalah:
1) Telur cacing lepas ke lingkungan – Cacing pita dewasa hidup dan
berkembangbiak dalam bagian bagian usus halus manusia. Cara
berkembangbiak hewan ini adalah dengan bertelur. Telur cacing mengalami
perkembangan menjadi larva onchosphere. Perkembangan hingga tahap itu
terjadi dalam uterus dari gravid proglottid (bagian tubuh yang banyak
mengandung telur). Gravid proglottid kemudian terlepas dari tubuh cacing
pita dewasa dan keluar dari anus.
2) Infeksi hewan ternak – Saat telur telur cacing pita keluar dari tubuh
manusia, ada kemungkinan telur cacing ini dapat berpindah ke inang lain.
Salah satunya adalah babi dan sapi. Kedua hewan vertebrata ini adalah
hewan yang sering menjadi inang dari cacing pita (Baca juga artikel
terkait: hewan vertebrata dan invertebrata).
3) Embrio cacing menginfeksi otot hewan ternak – saat telur cacing pita
masuk ke tubuh hewan ternak, maka larva cacing pita akan menembus
dinding usus halus dan masuk dalam sistem peredaran darah pada
hewan tersebut. Melalui jantung, larva kemudian menyebar ke bagian
bagian tubuh hewan yang lain, seperti pada otot lidah, jantung, hati, dan
bahu.
4) Infeksi manusia – Saat manusia mengonsumsi daging yang belum matang
dari hewan yang terinfeksi, maka ada kemungkinan manusia itu juga akan
terinfeksi. Oleh karena itu sebaiknya hindari daging sapi atau babi yang
dimasak setengah matang.
5) Menempel pada usus halus – setelah larva cacing masuk ke dalam sistem
pencernaan pada manusia, kepala (scolex) cacing pita akan menempel kuat
pada dinding usus halus. Larva cacing tumbuh menjadi cacing dewasa.
Kemudian daur hidup ini akan berulang kembali
b. Penyakit yang Ditimbulkan
Cacing pita Taenia dapat menimbulkan penyakit yang disebut taeniasis
dan sistiserkosis. Taeniasis adalah Penyakit Cacing Pita. Parasit penyebabnya
Taenia saginata (daging sapi) atau Taenia soleum (daging babi) dapat
14
menimbulkan keluhan mual, muntah, diare atau sembelit serta dapat pula keluar
cacing seperti lembaran pita ketika BAB.
c. Gejala
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya tidak menyebabkan gejala. Infeksi
yang berat oleh kista bisa menyebabkan nyeri otot, lemah dan demam, Bila
infeksi sampai ke otak dan selaputnya, bisa menimbulkan peradangan, dan bisa
terjadi kejang. Pengendalian cacing pita Taenia dapat dilakukan dengan
memutuskan siklus hidupnya. Pemutusan siklus hidup cacing Taenia sebagai
agen penyebab penyakit dapat dilakukan melalui diagnosa dini dan pengobatan
terhadap penderita yang terinfeksi. Beberapa obat cacing yang dapat digunakan
yaitu Atabrin, Librax danNiclosamide dan Praziquantel. Untuk mengurangi
kemungkinan infeksi oleh Taenia ke manusia maupun hewan diperlukan
peningkatan daya tahan tubuh inang. Hal ini dapat dilakukan melalui vaksinasi
pada ternak, terutama sapi di daerah endemis taeniasis serta peningkatan
kualitas dan kecukupan gizi pada manusia. (Anonim. 2012).
d. Pencegahan
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari cacing
pita sapi ini diantaranya adalah memasak daging dengan baik hingga benar-
benar matang, melindungi makanan dari kontaminasi kotoran, memilah dengan
benar daging sapi yang akan dikonsumsi, yaitu dengan memeprhatikan
teksturnya dan warnanya, meningkatkan sarana sanitasi, pencegahan
kontaminasi tanah dan tinja pada makanan dan minuman, pembangunan sarana
sanitasi, misalnya kakus dan septic tank, serta penyediaan sumber air bersih,
dan pemusatan pemotongan ternak di rumah potong hewan (RPH) yang
diawasi oleh dokter hewan.
e. Pengobatan
Umumnya pengobatan cacing pita adalah dengan pemberian obat
pembunuh cacing dalam sediaan tablet minum. Obat ini akan membasmi
cacing pita dan cacing dikeluarkan lewat mulut. Salah satu jenis obat yang
akan diberikan adalah praziquantel.
15
5. Cacing kremi
Kingdom: Animalia
Filum: Nematoda
Kelas: Secernentea
Upakelas: Spiruria
Ordo: Oxyurida
Famili: Oxyuridae
Genus: Enterobius
Species :Enterobius vermicularis
lurus meruncing, memiliki tiga lapisan tubuh yaitu eksoterm, mesoterm, dan
endoterm, memiliki rongga semu disebut pseudoaselomata, ukuran jantan lebih
kecil dibanding ukuran betina. Ukuran cacing kremi jantan sekitar 2-5 mm
sedangkan betina 8-13 mm.
16
a. Morfologi dan Daur Hidup
Manusia merupakan inang utama cacing kremi. Daur hidup cacing kremi
terjadi dalam sistem pencernaan pada manusia khususnya dibagian usus dan
anus. Tahapan siklus hidup cacing kremi antara lain:
1) Telur menetas – telur cacing kremi menetas pada bagian bagian usus
halus, khususnya pada usus duabelas jari. Setelah menetas, larva cacing
berkembang didalam usus halus hingga ukuran 150 µm. selanjutnya
cacing kremi bermigrasi menuju kolon.
2) Perkawinan – pada perjalanan ke kolon, cacing jantan dan betina kawin
pada bagian ileum. Setelah perkawinan biasanya cacing jantan akan mati.
Sedangkan cacing betina akan menempel pada mukosa bagian bagian usus
besar dan menyerap makanan yang ada di kolon.
3) Bertelur – satu cacing betina biasanya bertelur sebanyak 11.000-16.000.
Diperkirakan cacing betina memerlukan waktu 5 minggu dari mulai
menetas hingga waktunya bertelur. Saat waktunya bertelur, cacing akan
berjalan keluar dari anus dan meletakkan telur dibagian anus. Hal ini
dilakukan karena telur memerlukan oksigen untuk pematangannya. Pada
saat ini, kita akan melihat cacing cacing dengan bentuk seperti kelapa
parut ada disekitar anus.
4) Pematangan telur – telur telur yang diletakkan pada anus memerlukan
waktu sekitar 4-6 jam untuk matang. Disaat ini kulit sekitar anus akan
terasa gatal. Apabila digaruk, telur akan menempel pada tangan dan ada
kemungkinan termakan kembali apabila inang tidak higienis.
5) Telur masuk kedalam tubuh – telur dapat menempel ditangan, celana, atau
sprei. Dari sini telur dapat berpindah ke mainan dan benda benda lain
sampai dapat masuk lagi kedalam tubuh manusia. Telur dapat masuk
kedalam tubuh melalui tangan, makanan/minuman yang terinfeksi, atau
karena kontak dengan inang cacing kremi.
Penyebaran infeksi ini dilakukan oleh telur cacing kremi yang menempel
pada tangan, pakaian, tempat tidur, atau tempat makan. Telur juga dapat
berpindah dari inang melalui kontak langsung misalnya pada ibu yang anaknya
terinfeksi. Telur cacing dapat bertahan selama 3 minggu atau lebih apabila kondisi
17
lingkungannya mendukung. Dengan demikian makanan yang dibiarkan terbuka
biasanya mudah menjadi sumber infeksi bagi manusia.
Infeksi Cacing Kremi (Oksiuriasis, Enterobiasis) adalah suatu infeksi parasit
yang terutama menyerang anak-anak, dimana cacing Enterobius vermicularis
tumbuh dan berkembangbiak di dalam usus.
18
5. Fasciola Hepatica (Cacing Hati)
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Klas : Trematoda
Ordo : Echinostomida
Genus : Fasciola
Spesies : Fasciola Hepatica
Hospes Definitif : Manusia, kambing dan sapi
Hospes Perantara : I. Keong air (Lymnea) II. Tanaman air
19
Telur - Mirasidium - Sporokis - Redia - Serkaria - Metaserkaria - Cacing Dewasa
20
d. Pencegahan
e. Pengobatan
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Class : Trematoda
Ordo : Plagiorchiida
Family : Troglotrematidae
Genus : Paragonimus
Spesies : Paragonimus westermani
21
pada manusia yang ditemukan di Formosa, banyak cara bagaimana cacing
paru tersebut dapat menular pada manusia,dan penyebarannya pun yang
sangat beranekaragam.
meluas di seluruh daerah lateral Porus genitalis terletak di dekat tepi belakang
ventral sucker
Cacing dewasa hidup di jaringan paru-paru → bertelur kemudian telur
akan melalui bronkus dan keluar dengan dua cara →dibatukkan bersama
sputum yang haemorrhagia, jika sputum tertelan maka telur akan masuk ke
dalam saluran pencernaan dan akan keluar bersama tinja → telur yang belum
mengalami embrionisasi jika jatuh ke air akan matang (berisi mirasidium) →
dalam 3 – 4 minggu menetas dan keluar mirasidium → mirasidium masuk ke
hospes perantara 1 (Melania sp.) → berkembang menjadi sporokista → redia
1 → redia 2 → cercaria → cercaria keluar kemudian masuk ke hospes
perantara 2 → didalam insang hospes perantara 2 cercaria membungkuskan
diri dalam kista buat dan di sebut metaserkaria → metaserkaria dalam hospes
perantara 2 tertelan manusia → mengalami enkistasi dalam usus halus →
menerobos dinding usus → menembus diafragma dan rongga pleura →
22
menjadi dewasa dalam paru-paru. Kadang-kadang dapat mengembara ke
otak dan menjadi dewasa di situ. Cacing ini dapat hidup selama 5 – 6 tahun.
e. Pengobatan
Obat yang akan digunakan adalah praziquantel dengan dosis
25mg/kg/hari secara oral, tiga dosis per hari selama dua hari.
23
BAB III
PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari khusus tentang
cacing. Cacing dalam bahasa ilmiahnya disebut sebagai Helminthes,
berasal dari Bahasa Yunani Helmins atau Helminthos (Greek) yang secara
umum berarti organisme yang tubuhnya memanjang dan lunak. Parasit
cacing yang penting bagi manusia dapat dikelompokkan ke dalam dua
golongan besar yaitu filum Platyhelminthes dan filum Nemathelminthes
Makalah ini juga menjelaskan tentang macam-macam cacing penyebab
penyakit pada manusia yaitu cacing tambang, cacing kremi, cacing pita,
cacing hati, cacing perut, dan cacing paru. Dalam makalah ini juga
dijelaskan siklus hidup cacing, serta pencegahan yang di lakukan untuk
terhindar dari penyakit cacing.
2.4. Saran
1) Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan
daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuciber sih dengan
air.
2) Minum air yang sudah dimasak mendidih.
3) Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
4) Tidak boleh buang air kecil atau besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air
24
DAFTAR PUSTAKA
Admin.https://ekspektasia.com/jenis-jenis-cacing-dalam-tubuh-
manusia/.(Diakses 19 September 2018).
Admin.https://2regblog.wordpress.com/2016/10/03/10-cacing-parasit-
yang-hidup-di-dalam-tubuh/. (Diakses pada tanggal 19 September
2018).
Admin.file:///C:/Users/megacelluler/Downloads/daur-hidup-cacing-
pita.htm. (Diakses pada tanggal 19 September 2018).
Admin.https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/daur-hidup-cacing-
tambang. (Diakses pada tanggal 19 September 2018).
Admin.http://www.generasibiologi.com/2016/03/siklus-daur-hidupcacing-
hati.html. (Diakses pada tanggal 19 September 2018).
Admin.https://dosenbiologi.com/makhluk-hidup/daur-hidup-cacing-kremi.
(Diakses pada tanggal 19 September 2018).
Anonym.2012. http://dtzranzy03.blogspot.co.id/2012/06/10-cacing-
parasit-yang-hidup-di-dalam.html. (Diakses pada tanggal 1
Oktober 2016).
Craig, C.F., et al. 1970. Craig and Faust’s Clinical Parasitology. Michigan
: Lea & Febiger
Harjana,D.2013. http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/06/gejala-
malaria-penyebab-pencegahan-pengobatan-
penyakit.html.(Diakses pada tanggal 19 September 2018).
25