Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH HELMINTOLOGI

NEMATODA DARAH DAN JARINGAN


(Wuchereria bancrofti,Brugia malayi,Brugia timori dan Loa-loa)
Dosen Pengampu Yusin Nur Khoiriyah, M.Sc.

DISUSUN OLEH :

AHMAD ILHAM MAULANA (1913353002)


CINTHIA BELA MONICA (1913353005)
RENDY KURNIA (1913353020)
ALISYA GITA PUTRI TAJUDDIN (1913353028)
YUNIAR FATMA (1913353025)
R.AGFI ARVIANTI (1913353046)
NI PUTU WINDA DIAH. P (1913353008)
ERMALA DEWI (1913353033)
TRIANTKA SHAFIRA (1913353016)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas
limpahan rahmat dan karunianya-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Dalam makalah helmintologi ini menejelaskan tentang nematoda
darah dan jaringan (Wuchereria bancrofti,Brugia malayi,Brugia timori dan Loa-
loa) yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah helmintologi.
Selain itu juga dimaksudkan untuk menambah pengetahuan pembaca
khususnya tentang nematoda darah dan jaringan. Penulisan dalam makalah ini
belum sempurna, untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan kritikan positif
yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.
Demikian kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua.

Penulis,

30 Januari 2020

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 2


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
2.1 Pengetian Nemathelmintes....................................................................... 2
2.2 Ciri-ciri Nemathelmintes.......................................................................... 3
2.3 Klasifikasi dariNemathelmintes............................................................... 4
2.4 Penyebaran, morfologi dan daur hidup Nematoda darah dan jaringan .... 6
2.5 Cara Penularan.......................................................................................... 19
2.6 Diagnosa dan Pemeriksaan....................................................................... 20
2.7 Cara Pencegahan....................................................................................... 21
BAB III PENUTUP............................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 7
3.2 Saran.......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nemathelminthes umumnya cacing yang hidupnya parasit dan merugikan


manusia. Pada umumnya  merugikan, sebab parasit pada manusia maupun hewan,
dan sampai sekarangpun belum ada satu pakar yang menemukan sisi positif yang
ditimbulkan oleh cacing Nemathelminthes ini. Nemathelminthes (cacing giling)
merupakan jenis cacing yang hidupnya menyerap sari-sari makanan dari inangnya
jadi cacing ini sangatlah berbahaya karena merupakan parasit. Parasit pada usus
halus manusia, hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran
pencernaan yang baik namun tidak ada sistem peredaran darah.

Cacing gilik tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (triploblastik), yaitu lapisan luar
(ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Pada
lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh lapisan lilin atau kutikula. Rongga yang
terdapat pada tubuhnya merupakan rongga semu atau tidak sejati
(pseudoselomata). Cacing ini memiliki simetri tubuh bilateral. Cacing ini bersifat
dioesius, yaitu cacing jantan dan cacing betina. Nemathelminthes memiliki sistem
pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai ke
anus dan cacing ini belum memiliki sistem peredaran darah.

Nematoda merupakan cacing silindris tidak bersegmen memilki rongga


tubuh trpoblastik (pseudoselom) dan hidup bebas maupun parasitik. Nematoda
memilki sistem pencernaan yang sempurna, tidak memiliki sistem sirkulasi dan
bernapas dengan cara difusi. Cacing jantan umumnya lebih kecil daripada cacing
betina. Reproduksi dilakukan secara seksual dan terjadi di dalam tubuh. Nematoda
mempunyai jumlah spesies terbesar diantara cacing-cacing yang hidup sebagai
parasit dan dari beberapa spesies yang ada. Seluruh spesies cacing ini berbentuk
memanjang, silindris, tidak bersegmen dan tubuhnya bilateral. Lapisan tubuh
tampak seperti kutikula sehingga tampak mengkilat untuk melindungi diri. Dan

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 4


biasanya kedua ujung tubuhnya meruncing, contoh spesies filum ini adalah
Wuchereria bancrofti, Brugia Maly, Brugia timori ini merupakan 3 spesies yang
di temukan di Indonesia dan loa-loa, Oncocerta Valvulus, dan Dipetalenema
perstans

Oleh karena itu, di makalah ini kami akan membahas tentang filum
nematoda jaringan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Nemathelmintes ?
2. Apa ciri-ciri dari Nemathelmintes ?
3. Bagaimana morfologi dan daur hidup dari jenis-jenis Nematoda darah
dan jaringan ?
4. Bagaimana cara penularan, diagnosis dan pemeriksaan Nematoda darah
dan jaringan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Nemathelmintes
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Nemathelmintes
3. Untuk mengetahui morfologi, dan daur hidup dari jenis-jenis nematode
darah dan jaringan
4. Untuk mengetahui cara penularan, diagnosis dan pemeriksaan Nematoda
darah dan jaringan

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 5


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengetian Nemathelmintes


Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes=
cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan
rongga tubuh sejati.
Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung), sebuah
ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik, membantu
dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki rongga
tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata. Filum
Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies, kebanyakan hidup bebas
meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda kurang dalam sistem peredaran
darah namun memiliki sistem pencernaan yang berkembang dengan baik.

Klasifikasi
a. Wuchereria bancrofti
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Class : Secernentea
Ordo : Spirurida
Upaordo : Spirurina
Famili : Onchocercidae
Genus : Wuchereria
Spesies : Wuchereria bancrofti

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 6


b. Brugia malayi dan Brugia Timori
Kingdom : Animalia
Phylum   : Nematoda
Class       : Secernentea
Order      : Spirurida
Family    : Onchocercidae
Genus     : Brugia
Species    : Brugia malayi  (Binomial name BuRg, 1927)
Brugia timori   (Binomial name Partono et al, 1777)

c. Loa-loa
Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathoda
Kelas : Chromadorea
Subkelas : Secernantea
Ordo : Filarioidae
Family : Onchocercidae
Genus : Loa
Species : Loa- loa

Nematoda jaringan sendiri periodesitas dimana merupakan istilah yang di


pakai dalam menegakkan diagnosis dan infeksi nematode jaringan pada manusia.
Periodesitas adalah periode saat microfilaria berada dalam darah tepi,periodesitas
ini ada beberapa macam yaitu Periodesitas nocturna yaitu saat microfilaria berada
dalam darah tepi di malam hari, Periodesitas Diurna yaitu saat microfilaria berada
dalam darah tepi di siang hari.Sub-periodesitas nocturna sendiri adalah saat
microfilaria berada dalam darah tepi malam hari lebih banyak dari pada siang hari
dan Sub-Periodesitas Diurna merupakan kebalikan dari Sub-Periodesitas
Nocturna. Nematoda jaringan sendiri adalah nematoda atau cacing yang berada di
dalam jaringan tubuh manusia mereka masuk dibawah oleh vector berupa
serangga.

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 7


Gambaran Nematoda Jantan dan Betina

Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai


sampahorganik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari
makanan dandarah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek
dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam
inangnya.

2.2 Ciri-ciri Nemathelmintes


Ciri-Ciri dari filum Nemathelminthes sendiri antara lain adalah sebagai berikut :
a) Memiliki tubuh yang berbentuk bulat panjang seperti benang dengan ujung-
ujung yang meruncing, berbentuk gilig/silindris memanjang , tidak beruas-
ruas, tidak bersilia, dan simetris bilateral
b) Merupakan anggota dari kelompok hewan pseudoselomata ( Hewan yang
memiliki rongga tubuh (selom) yang bersifat semu )
c) Tergolong triploblastik karena tubuhnya terdiri dari 3 lapisan yaitu ektoderm ,
mesoderm dan endoderm denga rongga tubuh / selom yang masih bersifat
semu.
d) Nemathelminthes sudah memiliki sistem pencernaan tubuh yang lengkap
mulai dari mulut, faring, usus, dan anus

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 8


e) Alat ekskresi berupa protonefridia (Tubulus/pembuluh bercabang-cabang
yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan disepanjang tubuh Sel )
f) Belum memiliki sistem peredaran darah, jantung, dan sistem pernafasan
g) Pertukaran gas pada filum Nemathelminthes ini berlangsung di seluruh
permukaan tubuh
h) Dalam tubuhnya terdapat cairan tubuh yang mirip dengan darah
i) Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut
j) Hidupnya ada yang bebas dan ada pula yang bersifat parasit pada manusia,
hewan, dan tumbuhan lain. Nemathelminthes yang hidup secara bebas
berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang hidup secara
parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh
inangnya.
k) Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, mulai dari yang bersifat mikroskopis
hingga yang panjangnya 1 meter. Umumnya, Individu betina berukuran lebih
besar daripada individu jantan
l) Permukaan tubuh pada Nemathelminthes dilapisi oleh lapisan kutikula yang
berfungsi untuk melindungi diri dari enzim pencernaan inang
m) Sistem Pencernaan MakananSistem pencernaanya sudah lengkap dan
memiliki cairan pseudoselom yang membantu sirkulasi makanan ke seluruh
tubuh. Saluran pencernaan berupa pipa lurus yang dimulai dari kerongkongan
(esofagus) dilanjutkan ke usus (intestinum) dan berakhir di anus.
n) Sistem ekskresi hewan ini terdiri atas 2 saluran lateral yang bermuara di
sebuah lubang di bagian ventral.
o) Sistem Pernapasan dengan pertukaran gas secara difusi melalui permukaan
tubuh.
p) Sistem Reproduksibereproduksi secara seksual. Umumnya cacing betina lebih
besar daripada cacing jantan. Perbedaan lain terdapat pada bagian ekor. Pada
hewan jantan, di dekat lubang anal terdapat tonjolan yang disebut penial setae
yang digunakan untuk kopulasi, sedangkan pada betina tidak ada. Fertilisasi
berlangsung secara interna

HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN) 9


2.3 Klasifikasi dari Nemathelmintes
Klasifikasi dari nematehelminthes golongan nematode jaringan adalah
wuchereria bancrofti,brugia malay,brugia timori,loa-loa dan oncocerta
valvulus.Dari beberapa nematode jaringan ini hanya beberapa jenis nematode
yang penyebarannya di asia seperti wuchereria bancrofti,brugia malay,brugia
timori ,nematode jaringan ini menyerang manusia dengan perantara vector seperti
nyamuk dan serangga untuk nematode jaringan wuchereria bancrofti,brugia
malayi,brugia timori vector utamanya adalah nyamuk Anopheles dan aides serta
culex yang biasanya menyebabkan penyumbatan kelenjar limfe di dalam tubuh
.Sedangkan untuk nematode jaringan loa-loa dan oncocerta valvulus melalui
lalat.Biasanya menyerang konjungtiva mata manusia

NEMATODA JARINGAN

Wuchereria bancrofti brugia malay,


brugia timori Loa-loa

Vektor

Lalat Chrysops
Vektor Vektor
Nyamuk Culex Nyamuk Culex,Anopheles,Aedes
Anopheles,Aedes

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
0
2.4 Penyebaran, morfologi dan daur hidup Nematoda darah dan jaringan
1. Wuchereria bancrofti (Cacing Rambut)
a. Penyebaran
Ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, india,cina selatan,jepang ,
kepulauan Pasifik,Australia,Afrika Barat dan tengah ,Amerika Selatan dan
Indonesia ditemukan di daerah-daerah endemik.
b. Hospes dan Habitatnya
Hospes definitive adalah manusia yang dapat menimbulkan filariasis dan
habitatnya adalah kelenjar limfa
c. Morfologi dan Daur Hidup
Cacing jantan dan betina hidup di saluran kelenjar limfe bentuk halus
seperti benang dan berwarna putih susu.Yang betina berukuran 65-100 mm X
0,25 mm dan yang jantan 40 mm X 0,1 mm.Cacing betina mengeluarkan
microfilaria yang bersarung dengan ukuran 250-300 mikron X 7-8
mikron.Mikrofilaria ini hidup di dalam darah dan terdapat di aliran darah tepi
pada waktu-waktu tertentu saja, mempunyai periodesitas.Pada umunya
microfilaria W.bancrofti periodesitas nocturna artinya microfilaria banyak
terdapat di dalam darah tepi pada waktu malam. Pada siang hari , microfilaria
terdapat di kapiler ata dalam ( paru-paru jantung dan ginjal ) bersifat subperiodik
nocturna sedangkan factor yang mempengaruhi periodesitas adalah zat asam dan
zat lemah di dalam darah aktivitas hospes jadi microfilaria ini bergantung
terhadap hospes
Mengapa sub nocturna di karenakan pada saat hospes memproduksi zat
asam dan zat lemas microfilaria akan bergmigrasi ke tempat yang rendah kadar
asam dan zat lemas.Vektor dari W.bancrofti adalah nyamuk culex
quinquefasciatus untuk daerah perkotaan dan nyamuk anopheles atau aedes. Daur
hidup parasit ini memerlukan waktu yang sangat panjang masa pertumbuhan
parasit di dalam nyamuk kurang lebih 2 minggu.

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
1
Ciri-ciri filaria Wuchereria bancrofti :

1. berwarna putih kekuningan


2. bentuk seperti benang ujung anterior dan posterior tumpul
3. mempunyai lapisan kutikula yang halus
4. ukuran cacing betina : panjang ± 80 mm dan lebar ± 0,24 mm
5. ukuran cacing jantan : panjang ± 40 mm dan lebar ± 0,1 mm
6. ujung posterior cacing betina tumpul
7. ujung posterior cacing jantan runcing, melengkung ke arah ventral, dan
mempunyai 2 buah spicula

Gambar Cacing Wuchereria bancrofti

Mula-mula nyamuk menggigit manusia yang di dalam darahnya terdapat


microfilaria kemudian masuk dan menembus dinding lambung nyamuk menjadi

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
2
larva stadium I berbentuk pendek menyerupai sosis.Selanjutnya dalam waktu
kurang lebih seminggu larva ini bertukar kulit tumbuh menjadi lebih gemuk dan
panjang di sebut larva stadium II .Pada hari kesepuluh dan selanjutnya bertukar
kulit lagi tubuh menjadi makin panjang dan kurus larva stadium III.Gerak larva
ini akan aktif mula-mula ke abdomen kemudian kepala dan alat tusuk
nyamuk.Bila nyamuk yang mengandung larva stadium III menggigit manusia
maka larva tersebut akan masuk melalui tusukan dari nyamuk ke dalam tubuh
hospes dan bersarang di saluran limfe. Di dalam tubuh hospes larva ini mengalami
dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV,stadium V atau cacing
dewasa.Umur cacing dewasa filarial 5-10 tahun.

Daur Hidup Cacing Wuchereria bancrofti

2. Brugia Malayi dan Brugia Timori


a. Penyebaran
B.Malayi hanya terdapat di Asia dari India sampai jepang .Di Indonesia di
temukan di daerah endemic dengan frekunsi yang berbeda-beda.
b. Hospes dan Habitat
B.malayi hospesnya manusia, kera,lutanf, kucing,anjing,menyebabkan
filariasis malayi,Habibat di saluran dan kelenjar limfe B.Timori,hospesnya

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
3
manusia menyebabkan filariasis timori kedua penyakit tersebut juga di sebut
filariasis brugia.
c. Morfologi dan daur Hidup
Cacing dewasa jantan dan berina hidup di saluran dan pembuluh limfe
bentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu.Yang betina berukuran
55mmmX 0,16 mmm (B.Malayi),21-39 X 0,1 mm (B.Timori) dan yang jantan 22-
23 mm X 0,09 mm ( B.Malayi) dan 13-23 mm X 0,08 mm (B.Timori).Cacing
Betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung ukuran microfilaria B.malayi
adalah 200-260 mikron X 8 mikron dan B timori 280-310 mikron X
7mikron.Periodisitas microfilaria B.malayi adalah nocturna sedangkan
microfilaria B.Timoti adalah nocturna juga. B malayi yang hidup pada manusia
dan hewan ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostis dan yang hidup pada
manusia dan hewan dituarlkan oleh nyamuk mansonia. B Timori di turalkan oleh
nyamuk Anopheles barbirostis.
Gambaran Brugia Timori

Gambaran Brugia Malayi

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
4
Daur hidupnya cukup panjang tetapi lebih pendek dari pada wuchereia
bancrofti. Masa pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari pada
manusia kurang lebih 3 bulan .Di dalam tubuh nyamuk parasit ini juga
mengalamin 2 kali pergantian kulit berkembang dari larva stadium i menjadi larva
stadium II dan III.Dilanjutkan perkembangan yang sama dengan W.Bancrofti.

Ciri-ciri mikrofilaria Brugia malayi :


1. ukuran : panjang 170 – 260 μm dan lebar ± 6 μm
2. mempunyai sarung / sheath
3. ujung anterior membulat / tumpul dengan 2 buah stylet (alat pengebor)
4. ujung posterior runcing cephalic space → panjang : lebar = 2 : 1 inti tubur kasar,
tersusun tidak teratur sampai
5. ujung posterior dengan 2 buah nukleus terminalis

Ciri-ciri cacing dewasa / filaria Brugia malayi :


1. ukuran lebih kecil daripada Wuchereria bancrofti
2. ukuran cacing betina : ± 160 μm dan lebar ± 55 μm
3. ukuran cacing jantan : ± 90 μm dan lebar ± 25 μm
4. bentuk seperti benang halus berwarna putih kekuningan
5. cacing jantan mempunyai sepasang papila yang besar di sebelah anterior kloaka
dan sepasang lagi di belakangnya dengan ukuran yang lebih kecil, spicula satu
pasang dengan ukuran yang tidak sama panjang
6.
Daur Hidup Brugia Malayi dan Brugia Timori

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
5
Daur hidup parasit brugia malayi dan timori ini cukup panjang, masa
pertumbuhannya di dalam tubuh nyamuk kurang lebih 3 bulan. Mikrofilaria yang
terhisap oleh nyamuk, melepaskan sarungnya di dalam lambung, menembus
dinding lambung dan bersarang dalam otot-otot toraks. Mula-mula parasit ini
memendek disebut L1, kemudian berganti kulit tumbuh lebih gemuk dan panjang
disebut L2, selanjutnya jadi L3 yang lebih kurus dan makin panjang, L3 ini
kemudian bermigrasi mula-mula ke abdomen, kemudian ke kepala dan alat tusuk
nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung L3 (bentuk infekti) menggigit manusia
maka secara aktif larva tersebut masuk melalui luka dan masuk ke tubuh hospes
dan bersarang di saluran limfe setempat. Di dalam tubuh hospes larva mengalami
pergantian kulit dan menjadi cacing dewasa.

3. Loa-loa (Cacing mata)


a. Penyebaran

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
6
Penyebaran terutama di Afrika barat dan Afrika Tengah. Parasit ini
tersebar di daerah khatulistiwa di hutan yang berhujan dan sekitarnya.
b. Hospes dan Habitat
Parait ini hanya di temukan pada manusia penyakit ini di sebuat loaiasis
atau calabar swelling.Cacing dewasa hidup di jaringan subkutan manusia dan
sering ditemukan di jaringan subkonjunktiva pada mata.
c. Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa betina berukuran 6 x 0,5 cm dan yang jantan berukuran
3cm x 0,35 mm. Umur parait ini dapat mencapai 15 tahun atau lebih.Cacing
betina mengelurakan microfilaria ke darah tepi pada siang hari,sedangkan waktu
malam microfilaria berada dalam pembuluh darah paru.Mikrofilaria mempunyai
sarung dan ukurannya 300 x 7 mikron dengan inti pada ekornya terdapat sampai
ujung.Mikrofilaria ini kadang-kadang dapat ditemukan pada urine,sputum dan
cairan sumsum tulang belakang.Vektor parasit ini adalah chrysops betina yang
menghisap darah pada siang hari.Setelah 10 hari dalam tubuh lalat ini, Larva akan
menjadi infektif.Vektornya yang penting adalah C.Silaeca dan C.dimidiata.Bila
lalat ini menggigit manusia maka orang ini akan terinfeksi dan microfilaria akan
tumbuh menjadi cacing jantan dan betina dalam waktu 3 sampai 4 tahun.Setelah
kopulasi loa-loa betina akan mengeluarkan microfilaria
Ciri-ciri mikrofilaria :
1. ukuran : panjang 250 – 300 μm dan lebar 6 – 8,5 μm
2. mempunyai sheath / bersarung
3. inti tubuh teratur sampai ujung posterior

Ciri-ciri cacing dewasa / filaria :

1. berbentuk seperti benang


2. ukuran cacing betina : panjang 5 – 7 mm dan lebar ± 0,5 mm
3. ukuran cacing jantan : panjang 3 – 4 mm dan lebar ± 0,5 mm
4. kutikula berbenjol-benjol seperti tetesan embun (dew drops)
5. ujung posterior cacing jantan melengkung ke ventral dan mempunyai 8
pasang papila perianal, spicula tidak sama panjang

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
7
Gambaran loa-loa pada konjungtiva mata

Gambaran Daur Hidup Loa-loa

Vektor dari parasit ini adalah Chrysops betina yang mengisap darah pada
siang hari. Setelah 10 hari dalam tubuh lalat ini, larva akan menjadi infektif.
Vektornya yang penting adalah C. silacea dan C. dimidiata. Bila lalat ini
menggigit manusia maka orang ini akan terinfeksi dan i-mikrofilaria akan tumbuh
menjadi cacinig jantan dan betina dalam waktu 3 sampai 4 tahun. Setelah kopulasi
Loa loa betina akan mengeluarkan mikrofilaria.

Gambar Lalat Chrysops

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
8
2.5. Cara Penularan
a. Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timore.

Fillariasis disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis
nyamuk, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timore.

Filariasis masuk ke tubuh manusia dan menular melalui gigitan nyamuk yang
terinfeksi. Parasit filaria tumbuh dewasa dalam bentuk cacing dan bertahan hidup
selama 6 - 8 tahun, lalu terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.
Infeksi ini biasanya terjadi sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan
pada sistem limfatik yang tidak disadari jingga munculnya gejala, yakni berupa
pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Gejala filariasis terbagi dalam tiga kategori, yaitu kondisi tanpa gejala, akut, dan
kronis. Meskipun filariasis masih dalam kondisi tanpa gejala, infeksi ini tetap bisa
menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal, serta memengaruhi
sistem kekebalan tubuh. Sementara pada fase akut, pengidap filariasis akan
mengalami:

Fase adenolimfangitis akut (ADL). Ditandai dengan demam, pembengkakan noda


limfa atau kelenjar getah bening. Cairan yang menumpuk pada lima bisa memicu
infeksi jamur dan merusak kulit.

1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
9
Limfangitis filaria akut (AFL). Gejalanya berupa munculnya benjolan-benjolan
kecil pada bagian tubuh tempat cacing-cacing sekarat terkumpul, seperti pada
sistem getah bening dalam skrotum.

Fase ketiga adalah filariasis kronis. Pada kondisi ini, penumpukan cairan
menyebabkan pembengkakan pada kaki dan lengan. Penyebab infeksi ini adalah
lemahnya kekebalan tubuh yang berujung pada kerusakan dan penebalan lapisan
kulit.

b. Loa loa
Loa loa infective larvae (L3) ditransmisikan ke manusia oleh vektor lalat rusa
Chrysops silica dan C. dimidiata . Pembawa ini menghisap darah dan menggigit
sehari, dan mereka ditemukan di lingkungan seperti hutan hujan di Afrika barat
dan tengah. Larva infektif (L3) matang sampai dewasa (L5) dalam jaringan
subkutan inang manusia, setelah itu cacing dewasa — dengan asumsi adanya
cacing jantan dan betina — kawin dan menghasilkan mikrofilaria. Siklus infeksi
berlanjut ketika mangga atau lalat rusa yang tidak terinfeksi mengambil
makanan darah dari inang manusia mikrofilaremik, dan tahap penularan ini
dimungkinkan karena kombinasi periodisitas mikrofilaria diurnal dan
kecenderungan menggigit sehari pada hari itu. Chrysops spp

2.6. Diagnosa dan Pemeriksaan


1) Wuchereria bancrofti
Diagnosis filariasis hasilnya lebih tepat bila didasarkan pada anamnesis
yang berhubungan dengan vektor di daerah emdemis dan di konfirmasi dengan
hasil pemeriksaan laboratorium. Bahan pemeriksaan adalah darah yang diambil
pada malam hari. Sediaan darah tetes tebal yang diperoleh dari tersangka,
langsung diperiksa dengan mikroskop untuk melihat adanya mikrofilaria yang
masih bergerak aktif, sedangkan untuk menetapkan spesies filarial dilakukan
dengan membuat sediaan darah tetes tebal dan halus tipis yang diwarnai dengan
larutan Giemsa atau Wright. Untuk mengetahui infeksi ringan, dilakukan dengan

2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
0
cara mengambil 1 ml darah tersangka yang dicampur dengan 10 cc larutan
formalin 2%. Endapan darah diambil dan diperiksa langsung atau diwarnai. Disini
bias diketahui densitas mikrofilaria dalam darah.
Dalam darah penderita dengan gejala filariasis tidak selalu ditemukan
mikrofilaria. Kira-kira setelah satu tahun pascainfeksi, larva menjadi cacing
dewasa dan mengeluarkan mikrofilaria. Pada bulan pertama terjadi gejala
filariasis yang disertai peradangan. Pada gejala ini tidak ditemukan microfilaria
dalam darah. Ada kemungkinan, pada stadium lanjut setelah terjadi gejala
elephantiasis, biasanya cacing dewasa dan microfilaria sudah mati. Tes
intradermal dengan menggunakan antigen Dirofilaria, reaksi ikatan komplemen,
hemaglutinasi, dan flokulasi juga baik untuk diagnosis bila microfilaria sulit
ditemukan dalam darah. Bila mikrofilaria W. boncrofti dapat ditemukan dalam
urin penderita kiluria, mikrofilaria ini dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi.
Mikrofilaria akan banyak ditemukan bila urin penderita banyak mengandung
cairan kiluria.
2) Brugia malayi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang dikonfirmasi dengan
menemukan mikrofilaria dalam darah perifer. Pada stadium awal, belum
ditemukan mikrofilaria dalam darah perifer. Untuk mengetahui potongan cacing
dewasa, dapat dilakukan pemeriksaan dari bahan biopsi kelenjar limfe yang
membengkak. Untuk keperluan diagnosis, sekarang telah dikembangkan tes
imunologik, tetapi masih dalam penelitian, terutama untuk meningkatkan
kepekaan cara diagnosis ini.
3) Loa-loa
Diagnosis dibuat dengan menemukan microfilaria dalam darah yang
diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa dari konjungtiva
mata ataupun dalam jaringan subktan.

2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
1
2.7. Cara Pencegahan
4) Wuchereria bancrofti
Pencegahan terhadap wuchereriasis di daerah endemic meliputi
pemberantasan nyamuk dan mematikan parasit dalam badan manusia yang
merupakan sumber infeksi. Penyemprotan residu di dalam rumah dan pemakaian
larvisida dapat berhasil terhadap Culex quinquefasciatus dan nyamuk domestic
lainnya. Akan tetapi cara pemberantasan ini tidak efektif terhadap nyamuk yang
hidup di daerah rimba seperti Aides polynesiensis. Pemberian Hetrazan secara
masal untuk membasmi microfilaria di dalam darah para pengandung dan
pemakaian insektisida untuk pemberantasan nyamuk berhasil baik di St.Croix,
Virgin Islands dan Tahiti. Perlindungan manusia dengan menutup ruangan dengan
kasa kawat, kelambu tempat tidur, “repellent” nyamuk, pakaiann yang
melindungi, merupakan persoalan ekonomi dan pendidikan. Obat DEC tidak
mempunyai khasiat pencegahan oleh sebab itu penduduk perlu dididik untuk
melindungi dirinya dari gigitan nyamuk (Djaenudin, 2009).

5) Brugia malayi dan Brugia Timori


Pencegahannya adalah dengan cara berusaha menghindarkan diri dari
gigitan nyamuk vektor, mengurangi kontak dengan vektor, misalnya dengan
menggunakan kelambu bula akan sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan
kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar,
mengoles kulit dengan obat anti nyamuk atau dengan cara memberantas nyamuk,
dengan membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat
perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air
sebagai tempat perindukan nyamuk, membersihkan semak-semak di sekitar
rumah.
Perlindungan terhadap filariasis dapat dilaksanakan melalui penghindaran
dari gigitan nyamuk yang mengandung larva cacing filaria. Metoda yang dapat
dilakukan antara lain dengan memakai kelambu, terutama yang mengandung
insektisida seperti permethrin. Yang paling ideal adalah melalui pengendalian/
eradikasi vektor nyamuk dilingkungan pemukiman. Namun kedua cara ini di

2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
2
sebagian besar belahan dunia terutama di negara berkembang sulit dilaksanakan
sehubungan dengan biaya, perilaku masyarakat, dan fakta yang menunjukkan
bahwa infeksi filarial memerlukan waktu yang lama antara 10 – 20 tahun.
Berbagai penelitian berbasis komunitas menunjukkan bahwa pemberian antifilaria
DEC setiap tahun dalam dosis tunggal atau melalui garam yang mengandung
DEC ( DEC medicated salt ) selama 4 – 6 tahun menunjukkan penurunan
penularan , bahkan bukan tidak mungkin suatu saat dapat mengeradikasi penyakit.
Pemberian DEC medicated salt terbukti berhasil dalam pemberantasan filariasis
di China dan Taiwan.

6) Loa-loa
Pencegahan agar tidak terkena infeksi parasit ini dapat dilakukan dengan
cara menghindari gigitan Lalat, pemberian obat-obatan sebulan sekali, dan jangan
sering-sering masuk hutan. Sedangkan untuk pengobatan jika terkena infeksi
cacing jenis ini adalah dengan langkah-langkah, seperti penggunaan
dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kg BB/hari, 3 x sehari selama 14 hari, cacing
dewasa didalam mata harus dikeluarkan dengan pembedahan yang dilakukan oleh
seorang ahli, saat ini mulai dicoba pengobatan dengan invermectin.

2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes= cacing)


disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati.
2. Nematoda jaringan di bagi menjadi 2 katagori yaitu yang terdapat di Asia
adalah wuchereria bancrofti,brugia malay,brugia timori. Sedangkan
nematode yang tidak terdapat di Indonesia adalah loa-loa dan oncocerta
valvulus. Biasanya penyebaran infeksi ini di bawa oleh vector yaitu nyamuk
culex, Anopheles, dan aedes serta terdapat vector lain seperti lalat Chrysops
dan Simulium,Dengan periodesita yang berbeda-beda tergantung dari hospes
dan parasitnya.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.

2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
4
DAFTAR PUSTAKA

Tambayong, Jan.2000. Mikrobiologi Untuk Keperawatan Jan Tambayong,


Monica Ester. Jakarta:Widya Medika.

Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung:PT.Citra Aditya


Bakti.

http://makeyousmarter.blogspot.com/2012/06/nemathelminthes-make-you-
smarter-blog.html

http://id.scribd.com/doc/60007936/7-filum-nemathelminthes

2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
5

Anda mungkin juga menyukai