DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, atas
limpahan rahmat dan karunianya-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Dalam makalah helmintologi ini menejelaskan tentang nematoda
darah dan jaringan (Wuchereria bancrofti,Brugia malayi,Brugia timori dan Loa-
loa) yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah helmintologi.
Selain itu juga dimaksudkan untuk menambah pengetahuan pembaca
khususnya tentang nematoda darah dan jaringan. Penulisan dalam makalah ini
belum sempurna, untuk itu kami sebagai penulis mengharapkan kritikan positif
yang membangun demi menyempurnakan makalah ini.
Demikian kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua.
Penulis,
30 Januari 2020
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
2.1 Pengetian Nemathelmintes....................................................................... 2
2.2 Ciri-ciri Nemathelmintes.......................................................................... 3
2.3 Klasifikasi dariNemathelmintes............................................................... 4
2.4 Penyebaran, morfologi dan daur hidup Nematoda darah dan jaringan .... 6
2.5 Cara Penularan.......................................................................................... 19
2.6 Diagnosa dan Pemeriksaan....................................................................... 20
2.7 Cara Pencegahan....................................................................................... 21
BAB III PENUTUP............................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 7
3.2 Saran.......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8
PENDAHULUAN
Cacing gilik tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (triploblastik), yaitu lapisan luar
(ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Pada
lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh lapisan lilin atau kutikula. Rongga yang
terdapat pada tubuhnya merupakan rongga semu atau tidak sejati
(pseudoselomata). Cacing ini memiliki simetri tubuh bilateral. Cacing ini bersifat
dioesius, yaitu cacing jantan dan cacing betina. Nemathelminthes memiliki sistem
pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai ke
anus dan cacing ini belum memiliki sistem peredaran darah.
Oleh karena itu, di makalah ini kami akan membahas tentang filum
nematoda jaringan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Nemathelmintes
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Nemathelmintes
3. Untuk mengetahui morfologi, dan daur hidup dari jenis-jenis nematode
darah dan jaringan
4. Untuk mengetahui cara penularan, diagnosis dan pemeriksaan Nematoda
darah dan jaringan
Klasifikasi
a. Wuchereria bancrofti
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Class : Secernentea
Ordo : Spirurida
Upaordo : Spirurina
Famili : Onchocercidae
Genus : Wuchereria
Spesies : Wuchereria bancrofti
c. Loa-loa
Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathoda
Kelas : Chromadorea
Subkelas : Secernantea
Ordo : Filarioidae
Family : Onchocercidae
Genus : Loa
Species : Loa- loa
NEMATODA JARINGAN
Vektor
Lalat Chrysops
Vektor Vektor
Nyamuk Culex Nyamuk Culex,Anopheles,Aedes
Anopheles,Aedes
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
0
2.4 Penyebaran, morfologi dan daur hidup Nematoda darah dan jaringan
1. Wuchereria bancrofti (Cacing Rambut)
a. Penyebaran
Ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, india,cina selatan,jepang ,
kepulauan Pasifik,Australia,Afrika Barat dan tengah ,Amerika Selatan dan
Indonesia ditemukan di daerah-daerah endemik.
b. Hospes dan Habitatnya
Hospes definitive adalah manusia yang dapat menimbulkan filariasis dan
habitatnya adalah kelenjar limfa
c. Morfologi dan Daur Hidup
Cacing jantan dan betina hidup di saluran kelenjar limfe bentuk halus
seperti benang dan berwarna putih susu.Yang betina berukuran 65-100 mm X
0,25 mm dan yang jantan 40 mm X 0,1 mm.Cacing betina mengeluarkan
microfilaria yang bersarung dengan ukuran 250-300 mikron X 7-8
mikron.Mikrofilaria ini hidup di dalam darah dan terdapat di aliran darah tepi
pada waktu-waktu tertentu saja, mempunyai periodesitas.Pada umunya
microfilaria W.bancrofti periodesitas nocturna artinya microfilaria banyak
terdapat di dalam darah tepi pada waktu malam. Pada siang hari , microfilaria
terdapat di kapiler ata dalam ( paru-paru jantung dan ginjal ) bersifat subperiodik
nocturna sedangkan factor yang mempengaruhi periodesitas adalah zat asam dan
zat lemah di dalam darah aktivitas hospes jadi microfilaria ini bergantung
terhadap hospes
Mengapa sub nocturna di karenakan pada saat hospes memproduksi zat
asam dan zat lemas microfilaria akan bergmigrasi ke tempat yang rendah kadar
asam dan zat lemas.Vektor dari W.bancrofti adalah nyamuk culex
quinquefasciatus untuk daerah perkotaan dan nyamuk anopheles atau aedes. Daur
hidup parasit ini memerlukan waktu yang sangat panjang masa pertumbuhan
parasit di dalam nyamuk kurang lebih 2 minggu.
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
1
Ciri-ciri filaria Wuchereria bancrofti :
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
2
larva stadium I berbentuk pendek menyerupai sosis.Selanjutnya dalam waktu
kurang lebih seminggu larva ini bertukar kulit tumbuh menjadi lebih gemuk dan
panjang di sebut larva stadium II .Pada hari kesepuluh dan selanjutnya bertukar
kulit lagi tubuh menjadi makin panjang dan kurus larva stadium III.Gerak larva
ini akan aktif mula-mula ke abdomen kemudian kepala dan alat tusuk
nyamuk.Bila nyamuk yang mengandung larva stadium III menggigit manusia
maka larva tersebut akan masuk melalui tusukan dari nyamuk ke dalam tubuh
hospes dan bersarang di saluran limfe. Di dalam tubuh hospes larva ini mengalami
dua kali pergantian kulit, tumbuh menjadi larva stadium IV,stadium V atau cacing
dewasa.Umur cacing dewasa filarial 5-10 tahun.
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
3
manusia menyebabkan filariasis timori kedua penyakit tersebut juga di sebut
filariasis brugia.
c. Morfologi dan daur Hidup
Cacing dewasa jantan dan berina hidup di saluran dan pembuluh limfe
bentuk halus seperti benang dan berwarna putih susu.Yang betina berukuran
55mmmX 0,16 mmm (B.Malayi),21-39 X 0,1 mm (B.Timori) dan yang jantan 22-
23 mm X 0,09 mm ( B.Malayi) dan 13-23 mm X 0,08 mm (B.Timori).Cacing
Betina mengeluarkan microfilaria yang bersarung ukuran microfilaria B.malayi
adalah 200-260 mikron X 8 mikron dan B timori 280-310 mikron X
7mikron.Periodisitas microfilaria B.malayi adalah nocturna sedangkan
microfilaria B.Timoti adalah nocturna juga. B malayi yang hidup pada manusia
dan hewan ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostis dan yang hidup pada
manusia dan hewan dituarlkan oleh nyamuk mansonia. B Timori di turalkan oleh
nyamuk Anopheles barbirostis.
Gambaran Brugia Timori
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
4
Daur hidupnya cukup panjang tetapi lebih pendek dari pada wuchereia
bancrofti. Masa pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari pada
manusia kurang lebih 3 bulan .Di dalam tubuh nyamuk parasit ini juga
mengalamin 2 kali pergantian kulit berkembang dari larva stadium i menjadi larva
stadium II dan III.Dilanjutkan perkembangan yang sama dengan W.Bancrofti.
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
5
Daur hidup parasit brugia malayi dan timori ini cukup panjang, masa
pertumbuhannya di dalam tubuh nyamuk kurang lebih 3 bulan. Mikrofilaria yang
terhisap oleh nyamuk, melepaskan sarungnya di dalam lambung, menembus
dinding lambung dan bersarang dalam otot-otot toraks. Mula-mula parasit ini
memendek disebut L1, kemudian berganti kulit tumbuh lebih gemuk dan panjang
disebut L2, selanjutnya jadi L3 yang lebih kurus dan makin panjang, L3 ini
kemudian bermigrasi mula-mula ke abdomen, kemudian ke kepala dan alat tusuk
nyamuk. Bila nyamuk yang mengandung L3 (bentuk infekti) menggigit manusia
maka secara aktif larva tersebut masuk melalui luka dan masuk ke tubuh hospes
dan bersarang di saluran limfe setempat. Di dalam tubuh hospes larva mengalami
pergantian kulit dan menjadi cacing dewasa.
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
6
Penyebaran terutama di Afrika barat dan Afrika Tengah. Parasit ini
tersebar di daerah khatulistiwa di hutan yang berhujan dan sekitarnya.
b. Hospes dan Habitat
Parait ini hanya di temukan pada manusia penyakit ini di sebuat loaiasis
atau calabar swelling.Cacing dewasa hidup di jaringan subkutan manusia dan
sering ditemukan di jaringan subkonjunktiva pada mata.
c. Morfologi dan daur hidup
Cacing dewasa betina berukuran 6 x 0,5 cm dan yang jantan berukuran
3cm x 0,35 mm. Umur parait ini dapat mencapai 15 tahun atau lebih.Cacing
betina mengelurakan microfilaria ke darah tepi pada siang hari,sedangkan waktu
malam microfilaria berada dalam pembuluh darah paru.Mikrofilaria mempunyai
sarung dan ukurannya 300 x 7 mikron dengan inti pada ekornya terdapat sampai
ujung.Mikrofilaria ini kadang-kadang dapat ditemukan pada urine,sputum dan
cairan sumsum tulang belakang.Vektor parasit ini adalah chrysops betina yang
menghisap darah pada siang hari.Setelah 10 hari dalam tubuh lalat ini, Larva akan
menjadi infektif.Vektornya yang penting adalah C.Silaeca dan C.dimidiata.Bila
lalat ini menggigit manusia maka orang ini akan terinfeksi dan microfilaria akan
tumbuh menjadi cacing jantan dan betina dalam waktu 3 sampai 4 tahun.Setelah
kopulasi loa-loa betina akan mengeluarkan microfilaria
Ciri-ciri mikrofilaria :
1. ukuran : panjang 250 – 300 μm dan lebar 6 – 8,5 μm
2. mempunyai sheath / bersarung
3. inti tubuh teratur sampai ujung posterior
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
7
Gambaran loa-loa pada konjungtiva mata
Vektor dari parasit ini adalah Chrysops betina yang mengisap darah pada
siang hari. Setelah 10 hari dalam tubuh lalat ini, larva akan menjadi infektif.
Vektornya yang penting adalah C. silacea dan C. dimidiata. Bila lalat ini
menggigit manusia maka orang ini akan terinfeksi dan i-mikrofilaria akan tumbuh
menjadi cacinig jantan dan betina dalam waktu 3 sampai 4 tahun. Setelah kopulasi
Loa loa betina akan mengeluarkan mikrofilaria.
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
8
2.5. Cara Penularan
a. Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timore.
Fillariasis disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis
nyamuk, seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timore.
Filariasis masuk ke tubuh manusia dan menular melalui gigitan nyamuk yang
terinfeksi. Parasit filaria tumbuh dewasa dalam bentuk cacing dan bertahan hidup
selama 6 - 8 tahun, lalu terus berkembang biak dalam jaringan limfa manusia.
Infeksi ini biasanya terjadi sejak masa kanak-kanak dan menyebabkan kerusakan
pada sistem limfatik yang tidak disadari jingga munculnya gejala, yakni berupa
pembengkakan pada kelenjar getah bening.
Gejala filariasis terbagi dalam tiga kategori, yaitu kondisi tanpa gejala, akut, dan
kronis. Meskipun filariasis masih dalam kondisi tanpa gejala, infeksi ini tetap bisa
menyebabkan kerusakan pada jaringan limfa dan ginjal, serta memengaruhi
sistem kekebalan tubuh. Sementara pada fase akut, pengidap filariasis akan
mengalami:
1
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
9
Limfangitis filaria akut (AFL). Gejalanya berupa munculnya benjolan-benjolan
kecil pada bagian tubuh tempat cacing-cacing sekarat terkumpul, seperti pada
sistem getah bening dalam skrotum.
Fase ketiga adalah filariasis kronis. Pada kondisi ini, penumpukan cairan
menyebabkan pembengkakan pada kaki dan lengan. Penyebab infeksi ini adalah
lemahnya kekebalan tubuh yang berujung pada kerusakan dan penebalan lapisan
kulit.
b. Loa loa
Loa loa infective larvae (L3) ditransmisikan ke manusia oleh vektor lalat rusa
Chrysops silica dan C. dimidiata . Pembawa ini menghisap darah dan menggigit
sehari, dan mereka ditemukan di lingkungan seperti hutan hujan di Afrika barat
dan tengah. Larva infektif (L3) matang sampai dewasa (L5) dalam jaringan
subkutan inang manusia, setelah itu cacing dewasa — dengan asumsi adanya
cacing jantan dan betina — kawin dan menghasilkan mikrofilaria. Siklus infeksi
berlanjut ketika mangga atau lalat rusa yang tidak terinfeksi mengambil
makanan darah dari inang manusia mikrofilaremik, dan tahap penularan ini
dimungkinkan karena kombinasi periodisitas mikrofilaria diurnal dan
kecenderungan menggigit sehari pada hari itu. Chrysops spp
2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
0
cara mengambil 1 ml darah tersangka yang dicampur dengan 10 cc larutan
formalin 2%. Endapan darah diambil dan diperiksa langsung atau diwarnai. Disini
bias diketahui densitas mikrofilaria dalam darah.
Dalam darah penderita dengan gejala filariasis tidak selalu ditemukan
mikrofilaria. Kira-kira setelah satu tahun pascainfeksi, larva menjadi cacing
dewasa dan mengeluarkan mikrofilaria. Pada bulan pertama terjadi gejala
filariasis yang disertai peradangan. Pada gejala ini tidak ditemukan microfilaria
dalam darah. Ada kemungkinan, pada stadium lanjut setelah terjadi gejala
elephantiasis, biasanya cacing dewasa dan microfilaria sudah mati. Tes
intradermal dengan menggunakan antigen Dirofilaria, reaksi ikatan komplemen,
hemaglutinasi, dan flokulasi juga baik untuk diagnosis bila microfilaria sulit
ditemukan dalam darah. Bila mikrofilaria W. boncrofti dapat ditemukan dalam
urin penderita kiluria, mikrofilaria ini dapat dipisahkan dengan cara sentrifugasi.
Mikrofilaria akan banyak ditemukan bila urin penderita banyak mengandung
cairan kiluria.
2) Brugia malayi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang dikonfirmasi dengan
menemukan mikrofilaria dalam darah perifer. Pada stadium awal, belum
ditemukan mikrofilaria dalam darah perifer. Untuk mengetahui potongan cacing
dewasa, dapat dilakukan pemeriksaan dari bahan biopsi kelenjar limfe yang
membengkak. Untuk keperluan diagnosis, sekarang telah dikembangkan tes
imunologik, tetapi masih dalam penelitian, terutama untuk meningkatkan
kepekaan cara diagnosis ini.
3) Loa-loa
Diagnosis dibuat dengan menemukan microfilaria dalam darah yang
diambil pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa dari konjungtiva
mata ataupun dalam jaringan subktan.
2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
1
2.7. Cara Pencegahan
4) Wuchereria bancrofti
Pencegahan terhadap wuchereriasis di daerah endemic meliputi
pemberantasan nyamuk dan mematikan parasit dalam badan manusia yang
merupakan sumber infeksi. Penyemprotan residu di dalam rumah dan pemakaian
larvisida dapat berhasil terhadap Culex quinquefasciatus dan nyamuk domestic
lainnya. Akan tetapi cara pemberantasan ini tidak efektif terhadap nyamuk yang
hidup di daerah rimba seperti Aides polynesiensis. Pemberian Hetrazan secara
masal untuk membasmi microfilaria di dalam darah para pengandung dan
pemakaian insektisida untuk pemberantasan nyamuk berhasil baik di St.Croix,
Virgin Islands dan Tahiti. Perlindungan manusia dengan menutup ruangan dengan
kasa kawat, kelambu tempat tidur, “repellent” nyamuk, pakaiann yang
melindungi, merupakan persoalan ekonomi dan pendidikan. Obat DEC tidak
mempunyai khasiat pencegahan oleh sebab itu penduduk perlu dididik untuk
melindungi dirinya dari gigitan nyamuk (Djaenudin, 2009).
2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
2
sebagian besar belahan dunia terutama di negara berkembang sulit dilaksanakan
sehubungan dengan biaya, perilaku masyarakat, dan fakta yang menunjukkan
bahwa infeksi filarial memerlukan waktu yang lama antara 10 – 20 tahun.
Berbagai penelitian berbasis komunitas menunjukkan bahwa pemberian antifilaria
DEC setiap tahun dalam dosis tunggal atau melalui garam yang mengandung
DEC ( DEC medicated salt ) selama 4 – 6 tahun menunjukkan penurunan
penularan , bahkan bukan tidak mungkin suatu saat dapat mengeradikasi penyakit.
Pemberian DEC medicated salt terbukti berhasil dalam pemberantasan filariasis
di China dan Taiwan.
6) Loa-loa
Pencegahan agar tidak terkena infeksi parasit ini dapat dilakukan dengan
cara menghindari gigitan Lalat, pemberian obat-obatan sebulan sekali, dan jangan
sering-sering masuk hutan. Sedangkan untuk pengobatan jika terkena infeksi
cacing jenis ini adalah dengan langkah-langkah, seperti penggunaan
dietilkarbamasin (DEC) dosis 2 mg/kg BB/hari, 3 x sehari selama 14 hari, cacing
dewasa didalam mata harus dikeluarkan dengan pembedahan yang dilakukan oleh
seorang ahli, saat ini mulai dicoba pengobatan dengan invermectin.
2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.
2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
4
DAFTAR PUSTAKA
http://makeyousmarter.blogspot.com/2012/06/nemathelminthes-make-you-
smarter-blog.html
http://id.scribd.com/doc/60007936/7-filum-nemathelminthes
2
HELMINTOLOGI (NEMATODA DARAH DAN JARINGAN)
5