Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN KIMIA DARAH

“ASAM URAT,UREUM DAN KREATININ”

Dosen Pengampu : Mimi Sugiarti,S.Pd., M.Kes

DISUSUN OLEH :

Diah Kusumaning Ayu P. (1913353027)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN 2021/2022
 Pengertian Asam Urat, Ureum, Kreatinin

Gout Arthitis atau Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yangmerupakan hasil
akhir dari metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein ), yaitusalah satu komponen asam
nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup yaknimakanan dan tanaman (sayur, buah, kacang-
kacangan) atau hewan (daging, ikan, dll). Jadi asam urat merupakan hasil metaboliisme di
dalam tubuh, dimana kadarnya tidak boleh berlebihan. Setiap orang memiliki asam urat dalam
tubuh, karena pada setiap metabolismenormal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya
adalah makanan, dan senyawa lainyang banyak mengandung purin. Dalam tubuh telah
menyediakan85% senyawa purinuntuk kebuutuhan setiap hari, yang berarti bahwa kebutuhan
purin dari makanan hanya sekitar 15%

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah
amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gramsehari.

Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati dan terdapatdalam
hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin
phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosinetriphosphate)
dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatindengan katalisasi
enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK ). Seiring dengan pemakaianenergi, sejumlah kecil
diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasioleh glomerulus dan
diekskresikan dalam urin.

Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otottotal
daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya
jugamenimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi
cederafisik yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada
otot.

Kreatinin adalah produk katabolisme dari keratin fosfat yang ada di dalam otot. Hasil
katabolisme tersebut memiliki nilai yang konstan dalam tiap individu setiap harinya.
Secarakimiawi, kreatinin merupakan derivat dari kreatin. Biosintesis kreatin sendiri juga
berasaldari glisin, arginin,dan metionin. Pemindahan gugus guanidino dari arginin kepada
glisin,yang membentuk senyawa guanidoasetat (glikosiamina), berlangsung di dalam ginjal
dantidak terjadi di hati atau otot jantung. Sintesis kreatin diselesaikan lewat reaksi
metilasiguanidoasetat oleh senyawa S-adenosilmetionin di hati.Kreatinin diangkut melalui
aliran darah ke ginjal. Ginjal menyaring sebagian besarkreatinin dan membuangnya dalam urin.
Bila ginjal terganggu, kreatinin akan meningkat.Tingkat kreatinin abnormal tinggi
memperingatkan kemungkinan kerusakan atau kegagalanginjal, kadang-kadang bahkan
sebelum pasien melaporkan gejala apapun. Itulah mengapakreatinin dihitung dalam standar
pemeriksaan darah dan urin rutin.

 Kadar Nilai Normal Kreatinin ,Asam Urat dan Ureum

Kreatin

1. DEWASA :Laki-laki : 0,6-1,3 mg/dl. Perempuan : 0,5-1,0 mg/dl. (Wanita sedikit


lebihrendah karena massa otot yang lebih rendah daripada pria).
2. ANAK : Bayi baru lahir : 0,8-1,4 mg/dl. Bayi : 0,7-1,4 mg/dl. Anak (2-6 tahun): 0,3-
0,6mg/dl.Anak yang lebih tua : 0,4-1,2 mg/dl. Kadar agak meningkat seiring dengan
bertambahnya usia, akibat pertambahan massa otot.
3. LANSIA : Kadarnya mungkin berkurang akibat penurunan massa otot dan penurunan
produksi kreatininUreumKadar ureum darah yang normal adalah 20 mg

Asam urat normal

pada perempuan, yaitu 2,5-7,5 mg/dL. dan kadar asam urat normal pada laki-laki adalah 4,0-
8,5 mg/dL. Untuk seseorang yang sering merasakan nyeri sendi, idealnya harus memiliki kadar
asam urat kurang dari 6,0 mg/dL

Ureum

Kadar ureum darah yang normal adalah 20 mg-40 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal
initergantung dari jumlah normal protein yang di makan dan fungsi hati dalam
pembentukanureum

Metabolisme Asam Urat

Asam urat disintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim xantin
oksidase. Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin. Purin (adenine dan guanine)
merupakan salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel. Dalam tubuh,
perputaran purin terjadi secara terus-menerus seiring dengan sintesis dan penguraian
deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA), sehingga walaupun tidak ada asupan
purin, asam urat tetap terbentuk (Sacher dan Mc-Pherson, 2004).
Nukleotida purin diuraikan melalui metabolisme, dimana gugus fosfat dibebaskan oleh kerja 5’-
Nukleotidase, adenilat menghasilkan adenosine yang kemudian mengalami deaminasi menjadi
inosin oleh enzim adenosine deaminase. Inosin yang dikatalisis oleh enzim nukleosida purin
fosforilase akan melepas senyawa D-Ribosa dan basa purin hipoksantin. Hipoksantin
membentuk xantin dalam reaksi yang dikatalisis oleh enzim xantin oksidase. Untuk katabolisme
Guanosin 5- Monofosfat (GMP), GMP dihidrolisis menjadi nukleosida guanosin, kemudian
diuraikan menjadi guanin bebas oleh enzim nukleosida purin fosforilase. Guanin kemudian
membentuk xantin dalam reaksi yang dikatalisis oleh enzim guanin deaminase. Xantin yang
terbentuk kemudian diubah menjadi asam urat dengan bantuan enzim xantin oksidase (Palupi,
2007). Asam urat kemudian mengalir melalui darah menuju ke ginjal, tempat zat ini akan
difiltrasi, direabsorpsi sebagian, dan diekskresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan
melalui urine (Sacher dan Mc-Pherson, 2004).

Metabolisme dan pembentukan ureum

Ureum adalah produk limbah dari pemecahan protein dalam tubuh. Siklus urea (disebut juga
siklus ornithine) adalah reaksi pengubahan ammonia (NH3) menjadi urea (CO(NH2)2) (Weiner
D, et. al. 2015 dalam Loho, dkk., 2016). Keseimbangan nitrogen dalam keadaan mantap akan
diekskresikan ureum kira-kira 25 mg per hari (Hines, 2013).

Reaksi kimia ini sebagian besar terjadi di hati dan sedikit terjadi di ginjal. Hati menjadi pusat
pengubahan ammonia menjadi urea terkait fungsi hati sebagai tempat menetralkan racun.Urea
bersifat racun sehingga dapat membahayakan tubuh apabila menumpuk di dalam tubuh.
Meningkatnya urea dalam darah dapat menandakan adanya masalah pada ginjal (Loho, dkk.,
2016).

Metabolisme kreatinin

Menurut Banerjee A (2005), kreatinin merupakan hasil metabolisme dari kreatin dan
fosfokreatin. Kreatinin memiliki berat molekul 113-Da (Dalton). Kreatinin difiltrasi di glomerulus
dan direabsorpsi di tubular. Kreatinin plasma disintesis di otot skelet sehingga kadarnya
bergantung pada massa otot dan berat badan

 Metode Pemeriksaan Asam Urat, Kreatinin dan Ureum Dalam Darah Dan Urine
Metode Pemeriksaan Asam Urat
1) Metode Tes Strip Strip tes UASure menggunakan katalis bersama dengan teknologi
biosensor yang dirancang khusus untuk pemeriksaan asam urat. Tes strip dirancang
sedemikian rupa sehingga ketika darah dimasukkan ke dalam zona reaksi strip,
katalis asam urat memicu oksidasi asam urat dalam darah. Intensitas elektron yang
terbentuk diukur dengan sensor UASure dan setara dengan kadar asam urat dalam
sampel.

Metode tes strip memiliki kelebihan waktu pemeriksaan lebih cepat, kurang dari ima
menit, tidak memerlukan sampel dalam jumlah besar, dan pengopedarionalan alat
mudah. Tetapi harga alat dan strip sedikit lebih mahal dan hasil pemeriksaan
dipengaruhi kualitas sampel. Selain itu, limitasi alat hanya mampu membaca kadar
asam urat 3,0 – 20,0 mg/dL, sehingga pada kadar dibawah 3,0 mg/dL tidak akan
mampu terbaca (Palupi, 2007).

2) Metode Enzimatik Fotometri Pemeriksaan asam urat menggunakan metode


pemeriksaan enzimatis dengan prinsip asam urat dioksidasi oleh urikase menjadi
allantoin dan hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dengan adanya enzim
peroksidase, akan bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan N-ethyl-N-(hydroxy-3-
sulfopropyl)-m-toluidin (TOOS) menghasilkan senyawa berwarna biru keunguan
(DiaSys, 2015)
Metode enzimatik fotometri mempunyai kelebihan berupa harga reagen yang lebih
murah tetapi, kekurangannya metode enzimatik fotometri memerlukan sampel
dalam jumlah besar karena menggunakan serum atau plasma (Palupi, 2007).

Metode Pemeriksaan Kadar Ureum


Pemeriksaan ureum sangat membantu menegakkan diagnosis gagal ginjal
akut.Pengukuran ureum serum dapat dipergunakan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal, status hidrasi, menilai keseimbangan nitrogen, menilai progresivitas penyakit
ginjal, dan menilai hasil hemodialisa (Verdiansah, 2016).
Ureum dapat diukur dari bahan pemeriksaan plasma, serum, ataupun urin. Jika
bahan plasma harus menghindari penggunaan antikoagulan natrium citrate dan
natrium fluoride, hal ini disebabkan karena citrate dan fluoride menghambat
urease.Ureum urin dapat
dengan mudah terkontaminasi bakteri.Hal ini dapat diatasi dengan menyimpan
sampel di dalam refrigerator sebelum diperiksa (Verdiansah, 2016). Kadar ureum
dalam serum mencerminkan keseimbangan antara produksi dan eksresi.Metode
penetapannya adalah denganmengukur nitrogen atau sering disebut Blood Urea
Nitrogen (BUN). Nilai BUN akan meningkat apabila seseorang mengkonsumsi protein
dalam jumlah banyak, namun pangan yang baru disantap tidak berpengaruh
terhadap nilai ureum pada saat manapun. Hal ini yang menyebabkan adanya
hubungan asupan protein dengan kadar ureum (Benz, RL. 2008 dalam Anwar, 2017)

Metode Pemeriksaan Kadar Kreatinin


Metode yang sering digunakan dalam pemeriksaan kadar kreatinin dalam serum
adalah metode Jaffe Reaction. Metode ini dibagi menjadi 2 yaitu dengan
deproteinasi dan tanpa deproteinasi. Metode pemeriksaan kreatinin di laboratorium
menggunakan metode Jaffe tanpa deproteinasi. Prinsip dari metode ini adalah
kreatinin membentuk kompleks berwarna merah-orange dalam larutan pikrat basa.
Perbedaan absorbansi pada waktu yang tetap
selama konversi sebanding dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel.
Reaksi :
Kreatinin + Pikrat Kreatinin pikrat complex
Nilai normal kadar kreatinin pada wanita adalah 0,8 – 0,9 mg/dL sedangkan pada
laki-laki adalah 0,91 – 1,1 mg/dL (Diasys, 2008).
Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah menjadi salah satu parameter yang
digunakan untuk menilai fungsi ginjal dikarenakan konsentrasi dalam plasma dan
ekresinya di urin dalam 24 jam relative konstan. Kreatinin diekresikan oleh ginjal
melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relative konstan dalam plasma
dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya
gangguan fungsi ginjal (Alfarisi, 2012).

 Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan asam urat menurut Kee (2007),
antara lain:

1. Stres dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat serum.


2. Makanan yang banyak mengandung purin.
3. Obat-obatan seperti diuretic tiazid, aspirin, atau alopurinol.

Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar ureum :


1. Hasil palsu dapat terjadi pada spesimen yang mengalami hemolisis.
2. Nilai-nilai agak terpengaruh oleh hemodilusi.
3. Berbeda dengan tingkat kreatinin, asupan protein (diet rendah protein)
dapat mempengaruhi kadar urea nitrogen sehingga menurunkan nilai BUN.
4. Kadar kreatinin dan kadar urea nitrogen harus dipertimbangkan ketika
mengevaluasi fungsi ginjal. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan yang
signifikan, hasil dapat dibandingkan dengan rasio BUN : Kreatinin sebelum
mengevaluasi fungsi ginjal (Chernecky dan Berger, 2013).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin

Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin di dalam darah antar lain :

1) Perubahan massa otot


2) Diet kaya daging dapat meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam
setelah makan.
3) Obat-obatan seperti sefalosporin, aldacton, Aspirin dan cotrimexazole dapat
mengganggu sekresi kreatinin sehingga dapat meningkatkan kadar kreatinin
darah.
4) Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah
5) Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal
6) Usia dan jenis kelamin, pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi dari pada
yang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin akan lebih tinggi dari pada
perempuan (Sukandar E, 1997 dalam Rinawati 2008). Sampel yang digunakan
untuk pemeriksaan kreatinin dapat berupa serum maupun plasma ( WHO,
2002)

 Faktor Resiko
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Riwayat keluarga
4. Hipertensi
5. Konsumsi alcohol
6. Pola makan

 Cara menurunkan kadar asam urat,ureum,dan kreatinin

1.Mengenali makanan yang dikonsumsi. Salah satu cara adalah dengan


meminimalkankonsumsi makanan yang mengandung purin melalui pengaturan diet.
Adapun penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin yaitu :

A. Golongan A
Makanan yang mengandung purin tinggi 150-800mg/100 gram makanan) adalahhati,
ginjal, otak, jantung, paru, udang, remis, kerang, sarden, ekstrak daging,,alkohol,
makanan kaleng dan lainnya
B. Golongan B
Makanan yang mengandung purin sedang (50-100mg/100 gram makanan)
adalahikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-
kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun
singkong,daun pepaya, kangkung
C. Golongan C
Makanan yang mengandung purin lebih ringan (50-100mg/100 gram
makanan)adalah keju, susu, telur, sayuran, buah-buahan

2. Menggunakan sepatu yang nyaman. Sepatu yang terlalu ketat dapat membuat
traumaringan pada ibu jari kaki sehingga dapat memicu nyeri
3. Mengurangi berat badan. elebihan berat badan sangat berkaitan dengan kadar
asamurat dalam darah. Penurunan berat badan dapat mengurangi flare-up.Namun jika
penurunan terlalu cepat ddapat memicu terjadinya serangan asam urat.
4. Mengenali obat yang dikonsumsi.Beberapa obat penurun tekanan darah dapat
meningkatkan kadar asam urat,dan beberapa obat asam urat tidak dapat bekerjadengan
baik apabila diminum bersamaan dengan obat lain
5. Istirahat yang teratur dapat enurunkan risiko datangnya nyeri
6. Menggunakan kompres dingin saat sendi sedang bengkak merah dan terasa panas
7. Tidak memijat daerah yang bengkak

Cara menurunkan kadar ureum

1. Penuhi asupan cairan tubuh


Kekurangan asupan cairan tidak hanya membuat Anda mudah mengalami dehidrasi, tapi
juga bisa menyebabkan tingginya kadar ureum dalam darah. Pasalnya, air dibutuhkan
sebagai pembawa zat-zat sisa dari darah untuk kemudian disaring oleh ginjal menjadi
urine. Jika tubuh kekurangan air, penyaringan zat sisa pada ginjal akan terhambat.
2. Batasi asupan protein
Mengonsumsi makanan tinggi protein memang baik untuk tubuh. Di sisi lain, konsumsi
protein berlebihan juga menambah proses pemecahan protein yang kemudian akan
meningkatkan kadar ureum dalam darah. Itulah sebabnya, Anda perlu membatasi
asupan protein untuk mengurangi kadar ureum dalam darah tetap.
3. Konsumsi banyak serat
Tak hanya mencegah sembelit, konsumsi makanan berserat juga terbukti mampu
menurunkan kadar ureum, bahkan pada penderita gagal ginjal. Inilah sebabnya
penderita penyakit ginjal kronis dianjurkan untuk mengonsumsi makan berserat tinggi.
Cara menurunkan kadar kreatinin

1. Mengurangi olahraga berat


Cara menurunkan kreatinin yang pertama adalah berolahraga. Berolahraga secara
teratur adalah aktivitas menyehatkan untuk tubuh. Walau demikian, jika olahraga berat
dilakukan secara berlebihan, kadar kreatinin dalam darah bisa meningkat.
2. Menghindari suplemen kreatin
Biasanya, atlet dan olahragawan mengonsumsi suplemen kreatin untuk menambah
kadar kreatinin di dalam tubuh, untuk meningkatkan performa fisik dan otot
3. Menjaga hidrasi tubuh
Dehidrasi bukanlah kondisi medis yang patut disepelekan. Selain bisa membuat haus,
pusing, dan lemah, dehidrasi dapat mengancam kesehatan jantung dan organ penting
lainnya. Bahkan, dehidrasi juga mampu meningkatkan kadar kreatinin dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai