Anda di halaman 1dari 33

ASSALAMUALAIKUM

KELOMPOK 2
1. Ajeng Andini
2. Katrina Chika Ramadhani
3. Evita Rose
4. Siti Nur’aini
5. Vallerisia Karua
6. Pitri Anisa
7. Azzahra Cahya Fadila
8. Viola
9. M. Ismail
10. Saimin
TRICHURIS
TRICHIURA
PENGERTIAN

Trichuris trichiura adalah termasuk


Nematoda usus yang di namakan cemeti atau
cacing cambuk, karena tubuhnya menyerupai
cemeti dengan bagian depan yang tipis dan
bagian belakangnya yang jauh lebih tebal.
Cacing ini pada umumnya hidup di sekum
manusia, sebagai penyebab trichuriassis
dan tersebar secara cosmopolitan. 
TAKSONOMI

• Kingdom : Animalia 
• Filum : Nemathelminthes 
• Kelas : Nematoda 
• Sub-Kelas : Aphasmida 
• Ordo : Enoplida 
• Super Famili : Trichuroidea 
• Famili : Trichuridae 
• Genus : Trichuris 
• Spesies : Trichuris trichiura 
MORFOLOGI

1. Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan jantan 4


cm.
2. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira
3/5 dari panjang seluruh tubuh.
3. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina
bentuknya membulat tumpul dan cacing jantan melingkar dan
terdapat suatu spikulum.
4. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan
bagian anteriornya masuk ke dalam mukosa usus.
5. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap
hari antara 3000-10.000 butir.
6. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron Cacing dewasa
Trichuris trichiura Telur T. trichiura 
Siklus Hidup

1. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja,


2. telur menjadi matang (berisi larva dan infektif) dalam waktu
3 – 6 minggu di dalam tanah yang lembab dan teduh.
3. Cara infeksi langsung terjadi bila telur yang matang
tertelan oleh manusia (hospes),
4. kemudian larva akan keluar dari telur dan masuk ke dalam
usus halus
5. sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian
distal dan masuk ke kolon ascendens dan sekum.
6. Masa pertumbuhan mulai tertelan sampai menjadi cacing
dewasa betina dan siap bertelur sekitar 30 – 90 hari.
GAMBAR TELUR
TRICHURIS TRICHIURA
GAMBAR
CACING DEWASA
VEKTOR
Penyakit ini biasanya menyebar ketika orang makan makanan atau
minum air yang mengandung telur cacing ini. Hal ini dapat terjadi ketika
sayuran yang terkontaminasi tidak sepenuhnya dibersihkan atau
dimasak.
Seringkali telur-telur ini berada di tanah di tempat orang buang air besar
di luar dan tempat kotoran manusia yang tidak diolah digunakan sebagai
pupuk .
Telur ini berasal dari kotoran orang yang terinfeksi. Anak-anak kecil
bermain di tanah seperti itu dan memasukkan tangan ke mulut juga
mudah terinfeksi.
Cacing-cacing itu hidup di usus besar dan panjangnya sekitar empat
sentimeter. Whipworm didiagnosis dengan melihat telur ketika
memeriksa feses dengan mikroskop . Telur berbentuk tong. Trichuriasis
termasuk dalam kelompok cacing yang ditularkan melalui tanah .
HOSPES
DAN DIAGNOSIS
• HOSPES : MANUSIA

• DIAGNOSIS
• Hasil pemeriksaan dengan mikroskop diagnosis
didapatkannya telur didalam tinja hospes.
Pencegahan
• Cara pencegahan penyakit trichuriasis tidak beda jauh dengan
pencegahan penyakit ascariasis caranya seperti berikut :
•  Individu
• 1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
• 2. Mencuci sayuran yang di makan mentah
• 3. Memasak sayuran di dalam air mendidih
•  Lingkungan
• 1. Menggunakan jamban ketika buang air besar
• 2. Tidak menyiram jalanan dengan air got
• 3. Dalam mebeli makanan, kita harus memastikan bahwa penjual
makanan memperhatikan aspek kebersihan dalam mengolah
makanan
Cara penularan

• Untuk penyebaran infeksi ini yang paling penting merupakan


kontaminasi tanah dengan tinja.
• Telur cacing trichuris trichiura ini tumbuh didaerh tanah liat, tempat
yang lembab dan teduh dengan suhu rata-rata 30˚C. pada daerah
yang banyak menggunakan tinja sebagai pupuk merupakan jalur
infeksi yang tepat. Frekuensi infeksi cacing ini diindonesia sangat
tinggi. Diberbagai daerah pedesaan diindonesia frekunsi infeksinya
hingga mencapai 30-90%. Didaerah sangat endemik infeksi dapat
dicegah dengan cara pengobatan pada penderita trikuriasis.
• Pencegahan dapat dengan cara pembuatan jamban yang baik dan
diberikan pengetahuan tentang sanitasi dan terutama kebersihan
perorangan terutama pada anak-anak, dengan mencuci tangan
sebelum makan, mencuci dengan baik sayuran yang dikonsumsi tanpa
pemasakan terutama daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk.
Enterobius vermicularis
Pengertian
• Enterobius vermicularis atau yang lebih dikenal sebagai cacing
kremi merupakan parasit pada manusia yang paling sering
terjadi. Cacing ini menyebabkan penyakit yang disebut
enterobiasis atau oxyuriasis.
• Oxyuriasis dapat menyerang berbagai golongan umur, tapi
lebih sering menyerang anak – anak. Enterobiasis juga
merupakan penyakit keluarga yang disebabkan oleh mudahnya
penularan telur, baik melalui pakaian maupun alat rumah
tangga lainnya.
• Cacing ini diklasifikasikan dalam kelas Nemathelminthes,
adalah cacing berbentuk benang, memiliki intestine, dan tidak
memiliki proboscis.
TAKSONOMI

• Phylum : Nematoda
• Class : Secernentea
• Subclass : Spiruria
• Ordo : Oxyurida
• Family : Oxyuridae
• Genus : Enterobius
• Spesies : Enterobius vermicularis
Morfologi

1. Ukuran telur E. vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20-30


mikron (rata-rata 55 x 26 mikron).
2. Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai
dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar.
3. Telur ini mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis
yaitu : lapisan luar berupa lapisan albuminous, translucent,
bersifat mechanical protection.
4. Di dalam telur terdapat bentuk larvanya.
5. Seekor cacing betina memproduksi telur sebanyak
11.000 butir setiap harinya selama 2 sampai 3 minggu,
sesudah itu cacing betina akan mati. (Soedarto, 1995).
Cacing kremi memiliki ciri – ciri yang spesifik yaitu:
1. berukuran sangat kecil, berwarna putih, dan bentuk
seperti benang,
2. ukuran betina lebih besar daripada yang jantan yakni 8
– 13 mm x 0,3 – 0,5 mm dan cacing jantan 2 – 5 mm x
0,1 – 0,2 mm.
3. Kepala cacing kremi memiliki cervical alae.
4. Cacing kremi betina memiliki ekor panjang, lurus, dan
runcing seperti jarum, vulva terdapat pada 1/3 bagian
dari anterior badan cacing.
5. Sedangkan cacing kremi jantan memiliki ekor melingkar
ke ventral seperti parutan kelapa yang dilengkapi
dengan spekulum.
6. Di daerah anterior sekitar leher, kutikulum cacing melebar.
Pelebaran yang khas pada cacing ini disebut sayap leher
(cervical alae).
7. Usufagus cacing ini juga khas bentuknya oleh karena
mempunyai bulbus esophagus ganda (double-bulp-
oesophagus).
8. Tidak terdapat rongga mulut pada cacing ini, akan tetapi
dijumpai adanya tiga buah bibir.
9. Di daerah ujung posterior ini dijumpai adanya spikulum dan
papil – papil. Cacing jantan jarang dijumpai oleh karena sesudah
mengadakan kopulasi dengan betinanya ia akan segera mati.
10. Mereka umumnya tinggal di dalam cecum dari usus besar,
dari sana cacing betina bermigrasi pada malam hari lalu
meletakkan 11.000 - 15.000 telur setiap harinya selama 2 – 3
minggu di perineum. Sesudah itu cacing betina akan mati. Telur
di dalam uterus akan dikeluarkan melalui vulva.
• 
Daur Hidup
• Cacing dewasa terutama hidup di dalam sekum dan di sekitar apendiks
manusia. Manusia merupakan satu – satunya hospes perantara. Cacing
dewasa betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan
melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah perianal dan perinium.
Migrasi ini disebut Nocturnal Migration. Di daerah perinium tersebut
cacing – cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur
melekat di daerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infekti pada tempat
tersebut, terutama pada temperatur optinak 23 – 26 oC dalam waktu
enam jam. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. 
• Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur
matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi kedaerah
perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin
daurnya hanya berlangsung kira-kira I bulan karena telur-telur cacing
dapat ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah
pengobatan. (Srisari G, 2006).
• Selain itu, dapat pula terjadi autoinfeksi dan retrofeksi terhadap
diri penderita sendiri. Telur yang masuk ke mulut atau juga bisa
melalui jalan nafas, di dalam duodenum akan menetas. Larva
rabditiform kemudian akan tumbuh menjadi cacing dewasa di
jejunum dan bagian atas ileum. Untuk melengkapi siklus
hidupnya, dibutuhkan waktu antara dua hingga delapan meinggu
lamanya. 
• Perkawinan atau persetubuhan cacing jantan dan betina
kemungkinan terjadi di sekum, usus besar dan usus yang
berdekatan dengan sekum. Mereka memakan isi usus
penderitanya. Cacing jantan akan mati setelah kopulasi,
sedangkan cacing betina akan mati setelah bertelur. 
• Pertumbuhan telur cacing tergantung pada tingkat pertumbuhan,
temperatur, dan kelembapan udara. Telur yang belum masak
lebih mudah rusak dibandingkan dengan telur yang masak. Telur
cacing rusak pada temperatur 45oC dalam waktu enam jam.
Udara yang dingin dan ventilasi yang kurang baik merupakan
kondisi yang baik untuk pertumbuhan telur cacing.
GAMBAR TELUR
FERTIL
GAMBAR TELUR
INFERTIL
Diagnosis
• Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada
anus penderita, terutama dalam waktu 1-2 jam setelah
anak tertidur pada malam hari. Cacing kremi berwarna
putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak.
• Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara
menempelkan selotip di lipatan kulit di sekitar anus, pada
pagi hari sebelum anak terbangun. Kemudian selotip
tersebut ditempelkan pada kaca objek dan diperiksa
dengan mikroskop.
HOSPES
DAN VEKTOR

• Ascariasis terjadi bila telur cacing Ascaris lumbricoides masuk ke dalam tubuh. Telur


cacing tersebut dapat ditemukan di tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia. Oleh
karena itu, bahan makanan yang tumbuh di tanah tersebut, dapat menjadi penyebab
ascariasis.
• Telur yang masuk ke dalam tubuh akan menetas di usus dan menjadi larva. Kemudian,
larva akan masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau aliran getah bening. Setelah
berkembang di paru-paru selama satu minggu, larva akan menuju ke tenggorokan. Pada
tahap ini, penderita akan batuk sehingga larva tersebut keluar, atau bisa juga larva
kembali tertelan dan kembali ke usus.
• Larva yang kembali ke usus akan tumbuh menjadi cacing jantan dan betina, serta
berkembang biak. Cacing betina dapat tumbuh sepanjang 40 cm, dengan diameter 6 mm,
dan dapat menghasilkan 200.000 telur cacing per hari.
• Cacing ascariasis dapat hidup di dalam tubuh hingga 1-2 tahun. Bila tidak diobati, siklus di
atas akan terus berlanjut. Sebagian telur akan keluar melalui feses dan mengkontaminasi
tanah. Sedangkan sebagian telur lain akan menetas, berkembang, dan berpindah ke paru-
paru. Seluruh siklus tersebut dapat berlangsung sekitar 2-3 bulan.
•  
• HOSPES: MANUSIA
Cara Penularan
•  Penyakit ini bisa menular. Penularan cacing kremi terjadi autoinfeksi . karena
telurnya bisa nempel dimana aja, di pakaian, sprei or debu , sehingga akibat
tidak hygienisnya tangan / kuku sehingga bersama makanan masuk ke mulut
dari tangannya yang penuh telur / debu. Infeksi cacingan ini disebabkan oleh
kontak langsung dengan telur cacing kremi infekti melalui tangan, dari dubur
selanjutnya ke mulut sendiri atau ke orang lain atau secara tidak langsung
melalui pakaian, tempat tidur, makanan, atau bahan – bahan lain yang
terkontaminasi oleh telur cacing kremi tersebut. Penularan melalui debu biasa
terjadi pada rumah tangga dan asrama yang terkontaminasi berat. 
• Larva cacing biasanya menyebar ke berbagai tempat untuk menginvasi tubuh
manusia dengan memasuki tubuh melalui dua jalan yakni mulut saat makan
makanan yang tidak dicuci bersih dan dimasak setelah terkontaminasi lalat
yang membawa larva cacing, serta lewat pori – pori saat anak tidak memakai
alas kaki ketika berjalan di tanah. Lewat cara ini larva masuk ke pembuluh
darah dan sampai di tempat yang memungkinkan perkembangannya seperti
di usus, paru – paru, hati, dan sebagainya.
• Telur cacing menjadi infekti beberapa jam setelah diletakkan dipermukaan
dubur oleh cacing betina, telur dapat hidup kurang dari dua minggu diluar
tubuh penjamu. Larva dari telur cacing kremi menetas di usus kecil. Cacing
muda menjadi dewasa si secum dan bagian atas dari usus (cacing betina yang
pada masa gravid bermigrasi ke anus dan vagina menyebabkan pruritus
setempat). Cacing kremi yang gravid biasanya bermigrasi di rectum dan dapat
masuk ke lubang – lubang yang berdekatan.
• Perkembangan membutuhkan waktu 1 – 3 minggu di tubuh manusia. Proses
berpindahnya cacing ini akan menimbulkan sensasi gatal pada daerah sekitar
anus penderita. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari sehingga
penderita sering terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Tahap selanjutnya
penderita biasanya mengalami penurunan kondisi gizi sehingga kesehatan
mereka terganggu. Bila dibiarkan akan terlihat tanda seperti kulit menjadi
pucat, tubuh kurus, serta perut membuncit karena kekurangan protein. Pada
kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan paru – paru
yang ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki
gajah, dan perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tidak lagi membantu
secara optimal. Cacingan banyak didapati pada daerah dimana kondisi
kebersihan di bawah standart. Anak – anak berumur 5 – 14 tahun lebih sering
mengalami infeksi cacingan dibandingkan dengan orang dewasa yang
biasanya lebih dapat menjaga kebersihan dibandingkan dengan anak – anak. 
• Penularan cacing kremi dapat terjadi pada satu keluarga
atau kelompok-kelompok yang hidup di lingkungan yang
sama, seperti asrama, rumah piatu, dll. Proses
penularannya dapat terjadi melalui :
• ·                Penularan dari tangan ke mulut sesudah
menggaruk darerah sekitar anus
• ·    Penularan dari tangan dapat menyebarkan telur
kepada orang lain karena memegang benda-benda lain
yang terkontaminasi telur cacing ini
• Telur cacing dapat ditemukan di debu ruangan sekolah,
asrama, kafetaria, dan lainnya. Telur cacing di debu ini
akan mudah diterbangkan oleh angin dan dapat tertelan.
Telur yang telah menetas di sekitar anus dapat berjalan
kembali ke usus besar melalui anus.
• 
PENCEGAHAN
• 1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air
besar
• 2.Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
• 3.Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
• 4.Mencuci jamban setiap hari
• 5.Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa
mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang
dipegang/disentuhnya
• 6.Menjauhkan tangan dan jari tangan dari hidung dan
mulut
•  
SEKIAN TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT YAAA
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai