Anda di halaman 1dari 24

Pratikum Metabolisme zat gizi ke- 10

Metabolisme Protein- Keseimbangan


Nitrogen

Tim Pengajar :
Khoirul Anwar, SGz, Msi
Almira Nuraelah, SGz, MSi

Program Studi Gizi


Fakultas Teknologi Pangan dan Kesehatan
Universitas Sahid Jakarta
2022
Outline

01 Pendahuluan

02 Tujuan Pratikum
03 Pengamatan Pratikum
Pendahuluan

Overview of protein metabolism. Dietary


protein intake can either be metabolized
quickly to essential and nonessential amino
acids or to metabolic waste products and ions.
Essential and nonessential amino acids are
interconvertible with body protein stores.
Amino acids may also be metabolized through
the liver to form urea, which is then excreted in
the urine. Body protein stores can be converted
back to essential and nonessential amino acids
or may be metabolized, forming waste products
and ions, which, as previously detailed, are
excreted in the urine.
Pendahuluan

 Kreatinin adalah produk antara hasil peruraian kreatinin otot dan fosfokreatinin yang
diekskresikan melalui ginjal.
 Produksi kreatinin konstan selama masa otot konstan. Kreatinin diekskresi oleh
ginjal dan konsentrasinya dalam darah sebagai indikator fungsi ginjal.

 Penurunan fungsi ginjal akan menurunkan ekskresi kreatinin.


 Serum kreatinin berasal dari masa otot, tidak dipengaruhi oleh diet, atau aktivitas dan
diekskresi seluruhnya melalui glomerulus.

 Tes kreatinin berguna untuk mendiagnosa fungsi ginjal karena nilainya


mendekati glomerular filtration rate (GFR).
 Nilainya akan meningkat pada penurunan fungsi ginjal.
Pendahuluan

 Kreatin fosfat diubah menjadi kreatinin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (CK)
dalam sintesis Adenosin Triphospat (ATP) dari Adenosin Diphosphat (ADP).
 Sejumlah kecil kreatin diubah secara irreversibel menjadi kreatinin, yang akan
dikeluarkan oleh ginjal.
Pendahuluan

 Pemeriksaan Kreatinin

 Klirens suatu zat adalah membersihkan


plasma atau serum dari zat tersebut
dalam waktu tertentu. Klirens kreatinin
 Klirens kreatinin adalah pengukuran
Laju Filtrasi Glomerulus (GFR) yang
tidak absolut karena sebagian kecil
kreatinin direabsorpsi oleh tubulus
Jenis
ginjal dan kurang lebih 10% kreatinin Pemeriksaan
urin disekresikan oleh tubulus. Estimated glomerular
 Satuan klirens kreatinin adalah mL/menit. Filtration Rate (eGFR)
 Untuk melakukan pemeriksaan ini, cukup
mengumpulkan spesimen urin 24 jam
dan spesimen darah yang diambil 24 jam
yang sama
Pendahuluan

 Pemeriksaan Estimated
glomerular Filtration Rate
(eGFR)

 The National Kidney Foundation Klirens kreatinin


merekomendasikan bahwa eGFR dapat
diperhitungkan sesuai dengan kreatinin
serum. Jenis
Pemeriksaan
 Klirens kreatinin merupakan pemeriksaan Estimated glomerular
yang mengukur kadar kreatinin yang
difiltrasi di ginjal, sedangkan GFR
Filtration Rate (eGFR)
dipergunakan untuk mengukur fungsi
ginjal.
Pendahuluan

 Peningkatan urea plasma menunjukkan kegagalan ginjal dalam melakukan fungsi filtrasinya.

 Kondisi gagal ginjal yang ditandai dengan kadar ureum plasma sangat tinggi dikenal dengan istilah
uremia.

 Keadaan ini dapat berbahaya dan memerlukan hemodialisa atau tranplantasi ginjal.

 Pemeriksaan ureum sangat membantu menegakkan diagnosis gagal ginjal akut.

 Pengukuran ureum serum dapat dipergunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal, status hidrasi,
menilai keseimbangan nitrogen, menilai progresivitas penyakit ginjal, dan menilai hasil
hemodialisa.
Pendahuluan

 Ureum adalah produk limbah dari pemecahan protein dalam tubuh. Siklus urea
( disebut juga siklus ornithine) adalah reaksi pengubahan ammonia (NH3)
menjadi urea (CO(NH2)2).

 Keseimbangan nitrogen dalam keadaan mantap akan diekskresikan ureum kira-kira 25


mg per hari.
 Reaksi kimia ini sebagian besar terjadi di hati dan sedikit terjadi di ginjal.

 Hati menjadi pusat pengubahan ammonia menjadi urea terkait fungsi hati
sebagai tempat menetralkan racun.
 Urea bersifat racun sehingga dapat membahayakan tubuh apabila menumpuk
di dalam tubuh.
 Meningkatnya urea dalam darah dapat menandakan adanya masalah pada
ginjal.
Tujuan

a. Menggunakan alat dan memahami prosedur pemeriksaan


Kreatinin dan Ureum
b.Menginterpretasikan data hasil praktikum Kreatinin dan
Ureum
c. Memahami Metabolisme Keseimbangan Nitrogen
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

A. Metode, Teknik Pengukuran dan Prinsip


Teknik Pengukuran : enzimatik

Reaksi Pemeriksaan Kreatinin


Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

B. Pengambilan Darah
• Darah vena
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

C. Alat dan Bahan

Serum/Plasma Reagen kit


Kreatinin/ BUN Aquadest Mikrosentrifuse

Vortex
Mikropipet Fotometer klinikal
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

D. Pembuatan Serum Darah


Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

E. Prosedur BUN
Reagen 1 diambil sebanyak 400 μl dengan mikropipet masukan ke dalam
mikrotube, kemudian ditambahkan dengan reagen 2 sebanyak 100 μl,
homogenkan menggunakan vortex, lalu ditambahkan 5 μl serum darah
lalu di vortex kemudian diukur dengan spektrofotometer klinikal.
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

E. Prosedur BUN
Reagen 1 diambil sebanyak 400 μl dengan mikropipet masukan ke dalam
mikrotube, kemudian ditambahkan dengan reagen 2 sebanyak 100 μl,
homogenkan menggunakan vortex, lalu ditambahkan 5 μl serum darah
lalu di vortex kemudian diukur dengan spektrofotometer klinikal.
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

F. Kadar Pemeriksaan Kreatinin


Kategori Usia Metode Jaffe Metode Sampel
Enzimatik

Pria Dewasa 0,7-1,3 mg/dL 0,6-1,1 mg/dL Plasma/Serum

800-2.000 mg/hari - Urin

Wanita Dewasa 0,6-1,1 mg/dL 0,5-0,8 mg/dL

600-1.800 mg/hari Urin

Anak 0,4-0,7 mg/dL 0,0-0,6 mg/dL Plasma/Serum


Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

G. Kadar Pemeriksaan BUN


Kategori Usia BUN (mg/dl) BUN (mmol/L)

Dewasa muda < 40 tahun 5-18 1.8 – 6.5

Dewasa 40-60 tahun 5-20 1.8 – 7.1

Lansia > 60 tahun 8-21 2.9 – 7.5

Referensi Kadar Ureum (Blood Urea Nitrogen / BUN)


berdasarkan Kategori Usia
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

H. Implikasi Klinik Kreatinin


 Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi ginjal baik karena
gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis, penyumbatan saluran urin, penyakit
otot atau dehidrasi akut.
 Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat distropi otot, atropi, malnutrisi atau
penurunan masa otot akibat penuaan.
 Obat-obat seperti asam askorbat, simetidin, levodopa dan metildopa dapat
mempengaruhi nilai kreatinin pada pengukuran laboratorium walaupun tidak berarti
ada gangguan fungsi ginjal.
 Nilai kreatinin boleh jadi normal meskipun terjadi gangguan fungsi ginjal pada
pasien lanjut usia (lansia) dan pasien malnutrisi akibat penurunan masa otot.
 Kreatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan fungsi ginjal yang menurun 50 % hingga 30
% dari fungsi ginjal normal.
 Konsentrasi kreatinin serum juga bergantung pada berat, umur dan masa otot.
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

I. Faktor Pengganggu Kreatinin


 Olahraga berat, angkat beban dan prosedur operasi yang merusak otot rangka dapat
meningkatkan kadar kreatinin
 Alkohol dan penyalahgunaan obat meningkatkan kadar kreatinin
 Atlet memiliki kreatinin yang lebih tinggi karena masa otot lebih besar
 Injeksi IM berulang dapat meningkatkan atau menurunkan kadar kreatinin
 Banyak obat dapat meningkatkan kadar kreatinin
 Melahirkan dapat meningkatkan kadar kreatinin
 Hemolisis sampel darah dapat meningkatkan kadar kreatinin
 Obat-obat yang meningkatkan serum kreatinin: trimetropim, simetidin, ACEI/ARB
Prosedur Pemeriksaan Kreatinin dan BUN

J. Faktor yang Mempengaruhi Ureum


 Hasil palsu dapat terjadi pada spesimen yang mengalami hemolisis.
 Berbeda dengan tingkat kreatinin, asupan protein (diet rendah protein) dapat
mempengaruhi kadar urea nitrogen sehingga menurunkan nilai BUN.

 Kadar kreatinin dan kadar urea nitrogen harus dipertimbangkan ketika mengevaluasi
fungsi ginjal. Apabila terjadi peningkatan atau penurunan yang signifikan, hasil dapat
dibandingkan dengan rasio BUN : Kreatinin sebelum mengevaluasi fungsi ginjal
Pengamatan

TUGAS 1. Reviewlah video sebagai berikut :

- Tuliskan tahapan dari setiap metode, SECARA DETAIL dan BENAR.


- Kerjakan di PPT, dikumpulkan secara kolektif via PJ minggu depan
ke Dosen
- Tugas akan dipresentasikan minggu depan.

- Video Kreatinin 1: https://www.youtube.com/watch?v=meEOI0jM4fQ


- Video Kreatinin 2 : https://www.youtube.com/watch?v=jf92ZHe-oF8
Pengamatan

TUGAS 2. Reviewlah Jurnal sebagai berikut :


Tugas akan dipresentasikan minggu depan.

Jurnal :

Judul : Impaired Amino Acid Metabolism and Its Correlation with Diabetic
Kidney Disease Progression in Type 2 Diabetes Mellitus
Penulis : Huanhuan Zhu, Mengqiu Bai, Xishao Xie, Junni Wang, Chunhua
Weng, Huifen Dai, Jianghua Chen, Fei Han, and Weiqiang Lin
Jurnal : Nutrients 2022, 14, 3345. https://doi.org/10.3390/nu14163345
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai