Anda di halaman 1dari 27

KIMIA KLINIK

NON PROTEIN NITROGEN


(NPN)

dr. Lucyana T, M.Sc, Sp.PK


Non protein nitrogen (NPN) merupakan senyawa yang
mengandung nitrogen namun bukan protein. Pengukuran
zat-zat ini banyak dihubungkan dengan fungsi ginjal.

Ada banyak senyawa yang tergolong dalam NPN, yaitu :

Komponen NPN % dari total NPN plasma


Ureum 45
Asam amino 20
Asam urat 20
Kreatinin 5
Kreatin 1-2
Amonia 0.2
1. UREUM

Ureum merupakan produk akhir dari metabolisme


protein, disintesis di hati dari CO2 dan amonia dari
proses deaminasi asam amino.

Ureum yang terbentuk akan sampai di ginjal melalui


peredaran darah → untuk difiltrasi di glomerulus.
Sebagian besar ureum akan diekskresi oleh ginjal, hanya
40% yang akan diserap kembali.
Urea Nitrogen (Blood) BUN

Diekskresi mel. ginjal,


40%nya direabsorbsi kembali

< 10% diekskresi melalui


tr. Gastrointestinal dan kulit

Kadar dalam darah dipengaruhi oleh:


 Fungsi ginjal
 Intake makanan
 Tingkat katabolisme protein
Prosedur pemeriksaan

Penderita dianjurkan untuk puasa terlebih dulu selama 8


(delapan) jam sebelum pengambilan sampel darah untuk
mengurangi pengaruh diet terhadap hasil laboratorium.

Untuk mengukur kadar ureum diperlukan sampel serum


atau plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml darah vena pada
tabung bertutup merah atau bertutup hijau (heparin),
hindari hemolisis. Lalu darah disentrifus dan kemudian
pisahkan serum atau plasma-nya untuk diperiksa.
Kadar ureum (BUN) diukur dengan metode kolorimetri
menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi.

Pengukuran berdasarkan atas reaksi enzimatik dengan


diasetil monoksim yang memanfaatkan enzim urease yang
sangat spesifik terhadap urea.

Konsentrasi urea umumnya dinyatakan sebagai


kandungan nitrogen molekul, yaitu nitrogen urea darah
(blood urea nitrogen, BUN).
Di beberapa negara, konsentrasi ureum dinyatakan
sebagai berat urea total. Nitrogen menyumbang 28/60
dari berat total urea, sehingga konsentrasi urea dapat
dihitung dengan mengalikan konsentrasi BUN dengan
60/28 atau 2,14.

Nilai normal

Nilai normal ureum : 10-50 mg/dL.


Abnormalitas kadar ureum

Kadar ureum didalam darah dipengaruhi oleh fungsi


ginjal, asupan makanan yang mengandung protein serta
katabolisme protein.

Peningkatan kadar ureum dalam darah disebut


AZOTEMIA, sedangkan peningkatan kadar ureum
dalam darah yang berhubungan dengan gagal ginjal
disebut UREMIA.
Penyebab azotemia dibagi atas 3 bagian, yaitu :

1. PRE-RENAL
Disebabkan gangguan sirkulasi darah ke ginjal, seperti :
gagal jantung, perdarahan, dehidrasi, dan syok.

2. RENAL
Disebabkan penurunan fungsi ginjal, seperti : gagal ginjal
akut/kronik, glomerulonefritis dan nekrosis tubuler.

3. POST-RENAL
Disebabkan obstruksi (sumbatan) saluran kemih akibat
batu, tumor atau infeksi saluran kemih.
2. KREATIN / KREATININ

Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin.


Kreatin disintesis di hati dan terdapat di hampir semua
otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin
fosfat, suatu senyawa penyimpan energi.

Dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah


menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase
(CK).

Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil kreatin


diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang
selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan
dalam urin.
Metabolisme kreatinin
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari
lebih bergantung pada massa otot total daripada aktivitas
otot atau tingkat metabolisme protein.

Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali


jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit
degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada
otot.
Prosedur pemeriksaan

Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman,


namun sebaiknya pada malam sebelum uji dilakukan,
penderita dianjurkan tidak mengkonsumsi daging merah.

Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau


plasma heparin. Kumpulkan 3-5 ml sampel darah vena
dalam tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau
(heparin).

Lakukan sentrifugasi dan pisahkan serum/plasma-nya.


Kadar kreatinin diukur dengan metode kolorimetri
menggunakan spektrofotometer, fotometer atau analyzer
kimiawi.
Nilai normal

Nilai normal kreatinin :


- Laki-laki : 0.6-1.3 mg/dL
- Perempuan : 0.5-1.0 mg/dL
Kadar kreatinin pada perempuan sedikit lebih rendah
karena massa ototnya lebih sedikit daripada laki-laki.
Abnormalitas kadar kreatinin

Kreatinin darah meningkat jika fungsi ginjal menurun.


Kadar kreatinin sebesar 2,5 mg/dL dapat menjadi indikasi
adanya kerusakan ginjal. Kreatinin serum sangat berguna
untuk mengevaluasi fungsi glomerulus.

Keadaan yang berhubungan dengan peningkatan kadar


kreatinin adalah : gagal ginjal akut dan kronis, nekrosis
tubular akut, glomerulonefritis, nefropati diabetik,
pielonefritis, eklampsia, pre-eklampsia, hipertensi esensial,
dehidrasi, penurunan aliran darah ke ginjal dan
rhabdomiolisis,
Penurunan kadar kreatinin dapat dijumpai pada : distrofi
otot (tahap akhir) dan myasthenia gravis.

Untuk menilai fungsi ginjal, permintaan pemeriksaan


kreatinin dan BUN hampir selalu disatukan dan kadar
kreatinin dan BUN sering diperbandingkan.

Rasio BUN/kreatinin biasanya berada pada kisaran 12-20.


Jika kadar BUN meningkat dan kreatinin serum normal,
kemungkinan terjadi uremia non-renal (prarenal); namun
jika keduanya meningkat, dicurigai terjadi kerusakan
ginjal.
3. ASAM URAT

Asam urat adalah produk akhir metabolisme purin


(adenine dan guanine) yang merupakan konstituen asam
nukleat.

Asam urat terutama disintesis dalam hati yang dikatalisis


oleh enzim xantin oksidase. Asam urat diangkut ke ginjal
oleh darah untuk difiltrasi, direabsorbsi sebagain, dan
dieksresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan
melalui urin.
Pembentukan asam urat
Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum
(HIPERURISEMIA) bergantung kepada fungsi ginjal,
kecepatan metabolisme purin, dan asupan diet makanan
yang mengandung purin.

Prosedur pemeriksaan

Sebelum pengambilan sampel darah, pasien diminta puasa


8-10 jam. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau
cairan, namun asupan makanan tinggi purin (mis. daging,
jerohan, sarden, otak, roti manis) perlu ditunda minimal
selama 24 jam sebelum uji dilakukan
Jenis spesimen yang diperlukan adalah serum atau plasma
heparin. Diambil 3-5 ml darah vena dimasukkan ke dalam
tabung bertutup merah atau tabung bertutup hijau
(heparin) kemudian disentrifus; cegah timbulnya
hemolisis.

Serum atau plasma heparin dipisahkan. Kadar asam urat


diukur dengan metode kolorimetri menggunakan
fotometer atau analyzer kimiawi.
Nilai normal

Nilai normal asam urat :


- Laki-laki : 3.5-7.0 mg/dL
- Perempuan : 2.5-6.0 mg/dL
Abnormalitas kadar asam urat

Kadar asam urat meningkat pada : gout, leukemia, kanker


metastatik, mieloma multipel, eklampsia berat,
alkoholisme, hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus
(berat), gagal ginjal, glomerulonefritis, gagal jantung
kongestif, dsb.

Pada penyakit gout, peningkatan produksi asam urat


dipengaruhi oleh mekanisme idiopatik atau belum
diketahui, tetapi biasanya karena peningkatan sintesis
asam urat endogen sebagai cacat metabolik bawaan.
Pada gout, kadar asam urat di dalam tubuh bisa lebih dari
10 kali nilai normal, dan natrium urat dideposit di dalam
jaringan lunak, terutama sendi sebagai tofi.

Adanya pengkristalan urat akan menyebabkan sendi


membengkak, meradang, dan nyeri.
4. AMONIA

Amonia dibentuk di usus dari proses deaminasi asam


amino serta dari hasil metabolisme di otot rangka akibat
latihan fisik.

Amonia akan digunakan sel hati untuk pembentukan


ureum.
Peningkatan kadar amonia ditemukan pada penyakit hati
→ bersifat neurotoksik; dihubungkan dengan ensefalopati
atau koma hepatikum.

Anda mungkin juga menyukai