OLEH:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas paper Nematoda pada
Anjing mata kuliah Parasitologi Veteriner dengan baik dan tepat waktu.
Adapun penyusunan paper ini dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Parasitologi Veteriner.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada paper kami ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan
saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis dimasa yang akan datang, sebab kami
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif. Dan
semoga paper ini dapat memberikan manfaat.
Hormat Kami
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 13
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Nematode adalah cacing yang berbentuk bulat panjang (gilik) atau seperti benang.
Nematoda merupakan heawn tripoplastik dan pseudoselomata (berongga tubuh semu),
banyak hidup bebas di alam dan mempunyai daerah penyebaran yang luas, mulai daerah
kutub yang dingin, padang pasar, sampai ke laut yang dalam. Nematoda sangat mudah
ditemukan di laut, air tawar, air payau maupun tanah. Nematoda hidup bebas dengan
memakan sampah organik, bangkai, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang,
jamur, dan hewan kecil lainnya. Tetapi banyak juga yang hidup parasit pada hewan,
manusia, bahkan tumbuhan.
Nematoda hidup parasit manusia ditemukan di sejumlah organ, seperti anus, usus halus,
paru-paru, mata, pembuluh darah, dan pembuluh limfah. Nematoda mempunya bentuk
tubuh dan ukuran yang beragam mulai dibawah ukuran 1mm hingga lebih dari 1 m.
Nematoda mempunyai bentuk segmen dengan tubuh silindris atau bulat panjang (gilik),
dan tidak bersegmen. Bagian dari anterior atau daerah mulut tampak simetri radial, dan
semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing. Nermatoda mempunyai tiga
lapisan embrionik, yaitu ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Tubuhnya mempunyai
rongga tubuh yang semu. Permukaan tubuh ditutupi oleh lapisan kutikula yang keras dan
transparan.
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya paper Parasitologi Veteriner dengan judul Nematoda pada
anjing, antara lain:
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Nematoda pada anjing.
2. Untuk mengetahui morfologi Nematoda pada anjing.
3. Untuk mengetahui siklus hidup Nematoda pada anjing.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan paper Parasitologi Veteriner dengan judul Nematoda
pada anjing adalah diharapkan seluruh mahasiswa Kedokteran Hewan khususnya dan pembaca
pada umumnya dapat mengetahui jenis-jenis nematoda, morfologi, dan siklus hidup nematode
yang terdapat di anjing.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nematode atau yang sering disebut dengan cacing gilik merupakan anggota dari filum
Nemathelminthes (Levine 2003). Jenis cacing ini mempunyai saluran usus dan rongga tubuh
yang dilapisi oleh selaput seluler yang disebut dengan psudosel atau psudoseloma. Cacing
nematoda berbentuk bulat pada potongan melintang, tak bersegmen, dan ditutupi oleh kutikula
yang disekresikan oleh lapisan sel hipodermis (Levine 2003). Cacing ini juga lebih senang
hidup di cairan tubuh, seperti darah dan cairan limfe (Cheng 1973).
Tubuh cacing nematoda mempunyai rongga yang semu, sehingga tubuh cacing ini
terlihat transparan. Cacing nematoda memiliki sistem organ tubuh lengkap, berupa sistem
pencernaan (memanjang dengan bentuk esofagus yang bervariasi), sistem ekskresi, sistem
syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi serta tidak memiliki sistem peredaran darah.
1. Toxocara canis
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Chromadorea
Ordo : Ascaridida
Family : Toxocaridae
Genus : Toxocara
Species : Toxocara Canis
3
2. Trichuris vulpis
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Enoplea
Ordo : Trichocephalida
Family : Trichuridae
Genus : Trichuris
Species : Trichuris Vulpis
3. Ancylostoma Sp
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Chromadorea
Ordo : Rhabditida
Family : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma
Species : Ancylostoma Caninum
4
Ancylostoma Ceylanicum
4. Uncinaria stenocephala
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Subclass : Strongylida
Ordo : Rhabditia
Family : Ancylodtomatidae
Genus : Uncinaria
Species : Uncinaria Stenocephala
5. Dirofilaria Immitis
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Chromadorea
Ordo : Rhabditida
Family : Onchocercidae
Genus : Dirofilaria
5
Species : Dirofilaria Immitis
6
Telur ancylostoma termasuk tipe strongyloid yaitu berdinding tipis, oval, dan bila
dilepaskan dari tubuh biasanya memiliki 2-8 gelembung dalam stadium blastomer.
Ancylostoma caninum betina biasanya memiliki panjang 14–16 mm dan lebar
0,5 mm, sedangkan jantan lebih kecil dengan panjang 10-12 mm dan lebar 0,36 mm.
cacing Jantan memiliki bursa sanggama , yang terdiri dari spikula mirip tulang
yang diposisikan pada tiga sinar berotot yang menggenggam betina saat kawin. Seperti
nematoda lainnya, sperma tidak memiliki flagela. Vulva dari Ancylostoma
caninum betina terletak pada batas dari pertiga kedua dan terakhir dari tubuh.
Gigi Ancylostoma caninum ditemukan dalam kapsul bukal dan dibagi menjadi tiga
set.Dua set ventral membentuk setara rahang bawah, sementara set proyek lebih lanjut
dari sisi punggung dan secara longgar menyamakan dengan rahang atas. Setiap set
ventral memiliki tiga poin, dengan yang terjauh adalah sisi yang terbesar. Sementara
set ventral menonjol, set dorsal tersembunyi lebih dalam pada kapsul bukal. Jika baru-
baru ini mencerna darah, Ancylostoma caninum berwarna merah, jika tidak, akan
terlihat abu-abu. Ancylostoma caninum memiliki saluran pencernaan yang terdiri dari
esophagus, usus, dan rectum. Telur dari ancylostoma caninum diletakkan oleh betina,
biasanya ketika pada tahap delapan sel .Telur memiliki lebar 38-43 μm, dengan dinding
tipis.
Ancylostoma ceylanicum dewasa berwarna putih dan panjangnya sekitar 6-10
mm betina memiliki ujung posterior sempit meruncing. Sedangkan jantan memiliki
ujung posterior bebrbulu karena bursa sanggama mereka. Ancylostoma ceylanicum
memiliki mulut dengan pelat pemotong dengan ujung punggung yang tajam terlihat
seperti gigi dan ujung perut yang kurang tajam.
8
berpindah ke faring, yang selanjutnya menuju ke kerongkongan, lambung, dan akhirnya
sampai di usus halus.
Di usus halus larva berubah bentuk (moulting) menjadi cacing dewasa. Periode
prepaten Toxocara canis pada anak anjing sampai umur 3 bulan adalah 4-5 minggu.
Telur cacing dapat ditemukan dalam jumlah besar pada 6-8 minggu pasca-infeksi.
Apabila jumlah larva yang bermigrasi melalui paru-paru cukup banyak dapat terjadi
iritasi jaringan paru-paru termasuk saluran napas hingga terjadi batuk yang sifatnya
ringan sampai sedang.
Dalam usus halus, cacing dewasa mengambil nutrisi dari hospes definitifnya
dengan menyebabkan kelukaan dinding usus dan mengambil nutrisi dari sirkulasi.
Berdasarkan siklus hidupnya, larva menyebabkan penyakit dengan fase migrasi yang
meninggalkan lesi pada organ dan jaringan yang dilalui. Keparahannya bergantung
kepada jumlah, baik pada cacing dewasa maupun larva (Agna, 2009).
9
bertundung.larva tersebut menembus mukosa usus halus dan masuk kedalam dasar
liberkhun dimana mereka melingkar dan bersembunyi selama 2-8 hari serta membentuk
liang-liang pada sel kripta daei liberkhun di mukosa usus. Setelah itu larva berpindah
ke sekum dan kolon untuk temuh menjadi cacing dewasa.
Cacing dewasa melekat kuat pada mukosa sekum dan kolon dengan ujung
cambuknya dibagian anterior tubuh. Cacing dewasa akan hidup di sekum selama
kurang lebih 3 bulan dan cacing jantan dewasa dengan cacing betina dewasa akan
melakukan perkawinan, kemudian cacing betina dewasa selama hidupnya akan tinggal
di sekum dan kolon yang menghasilkan telur rata-rata 2000 telur/hari yang nantinya
dikeluarkan melalui feses anjing dan akan menginfeksi inang lainnya.
Telur keluar bersama feses pada kondisi lembab, hangat, dan tempat yang teduh.
Telur menetas dalam 1-2 hari menjadi larva rabditiform yang tumbuh di feses dan/atau
tanah menjadi larva filariform (larva stadium tiga) yang infektif setelah 5-10 hari. Larva
dapat bertahan hidup selama beberapa bulan jika tidak terkena matahari langsung dan
berada dalam lingkungan yang hangat dan lembab. Pada kontak hewan (anjing dan
kucing), larva menembus kulit dan dibawa melalui pembuluh darah menuju jantung dan
paru-paru. Larva kemudian menembus alveoli, ke bronkiolus menuju ke faring dan
tertelan. Larva mencapai usus kecil, kemudian tinggal dan tumbuh menjadi dewasa di
usus halus (Saroufim et al.,2014).
4. Siklus hidup Uncinaria Stenocephala
10
Gambar 9. Siklus hidup Unchinaria stenocephala
Telur cacing unchinaria stenocephala keluar bersama feses. Telur berkembang
di dalam feses, dan telur menetas menjadi larva stadium 1, larva memakan
mikroorganisme dalam feses dan berubah menjadi larva stadium 2. Larva stadium 2
akan tetap memakan mikroorganisme pada feses kemudian menjadi larva stadium 3.
Larva stadium 3 akan keluar dari feses, memanjat pada tumbuhan kemudian tidak
sengaja tertelan oleh induk semang definitif atau menembus kulit. Larva dapat
ditularkan kepada anakan melalui kelenjar susu. Host terinfeksi oleh cacing ini secara
peroral maupun perkutan.
Setelah larva tertelan akan masuk ke kelenjar lambung atau kelenjar
Lieberkuehn pada usus halus dan berada disana untuk beberapa hari, selanjutnya
kembali pada lumen usus halus dan menjadi dewasa. Bila masuknya larva per cutan,
maka akan terjadi lubang-lubang di jaringan sampai mencapai pembuluh darah atau
pembuluh limfe, selanjutnya melalui sistim vena atau saluran limfe thoraks menuju
jantung dan paru-paru, selanjutnya menembus kapiler menuju alveoli, naik melalui
bronchioli dan bronchi menuju faring serta oesophagus, selanjutnya turun kembali ke
usus halus dan menjadi dewasa disana.
11
5. Siklus hidup Dirofilaria immitis
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nematode atau yang sering disebut dengan cacing gilik merupakan anggota dari
filum Nemathelminthes. Cacing nematoda berbentuk bulat pada potongan
melintang, tak bersegmen, dan ditutupi oleh kutikula yang disekresikan oleh lapisan
sel hypodermis dan memiliki sistem organ tubuh lengkap, berupa sistem
pencernaan (memanjang dengan bentuk esofagus yang bervariasi), sistem ekskresi,
sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi serta tidak memiliki
sistem peredaran darah.
Nematode pada anjing antara lain Toxocara canis, Trichuris vulpis,
Ancylostoma Sp, Uncinaria stenocephala, Dirofilaria Immitis.
3.2 Saran
Semoga paper ini dapat menjadi bahan acuan dan referensi bagi para pembaca
khususnya Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Udayana dalam mata kuliah
Parasitology.
13
DAFTAR PUSTAKA
Koesdarto, Setiawan, Mahfudz, Sri Mumpuni, Kusnoto. Perbedaan Struktur Dan Morfologi Diantara
Telur Cacing Toxocara. Fakultas Kedokteran Universital Airlangga, Surabaya.
Artika, Fais Dina, Indi Kamilia Fitri, Imelda Nafa, Yudha Nurdian. 2018. Toxocariasis Berkaitan
dengan Polyarhtritis Kronis. Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember.
He, Simon, Fadjar Satrija. Dirofilaria Immitis (Leidy, 1856) Dalam Jantung Anjing Yang Diseksi Di
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Assady, Mubarak, Nazaruddin, Dwinna Aliza, Hamdani, Siti Aisyah, Rosmaidar. Prevalensi
Dirofilariasis Pada Anjing Lokal (Canis Domestica) Di Kecamatan Lhoknga Aceh Besar
Secara Patologi Anatomis. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
Widiastuti, Wayan Arni, I Gede Soma, I Putu Gede Yudhi Arjentinia. Studi Kasus: Pneumonia Karena
Migrasi Larva Toxocara Sp. pada Anjing Basset Hound. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana, Bali.
C, Danang Dwi, Mochammad Rifqi Wijaya, Siska Aryana, Ageng Syarif D., Ayu Azriani A. 2011.
Dirofilariasis pada Anjing dan Kucing. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
14