DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7 (D-IV A)
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pemeriksaan
dan Uji Kerentanan Serta Uji Bio Assay Pada Nyamuk”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang
Penganggu - B semester lima program studi Sarjana Terapan jurusan Kesehatan Lingkungan
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pengendalian Vektor dan Binatang Penganggu - B
yaitu Bapak Drs. Pangestu, M.Kes, Bapak Beben Saiful Bahri, SKM, MKM dan Ibu Dini
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pihak
yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga segala bantuan yang telah
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) yakni kejadian penyakit pada Masyarakat di Indonesia
dengan prevalensi yang tinggi. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang paling cepat berkembang di dunia dan telah
menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya. Demam Berdarah
Dengue memiliki gejala berupa demam, sakit atau nyeri pada ulu hati terus-menerus,
pendarahan pada hidung, mulut, gusi atau memar pada kulit (InfoDatin, 2018).
Demam Berdarah Dengue tersebar luas di berbagai belahan dunia dan jumlah kasus
meningkat setiap tahun. Menurut World Health Organization (WHO) kasus Demam
Berdarah Dengue meningkat dari 505.000 pada 2019 menjadi 4,2 juta kasus. Jumlah
kematian yang dilaporkan juga meningkat pada tahun 2015 dari 960 menjadi 4.032.
Penyakit ini telah menyebar ke wilayah baru, termasuk Asia, Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah orang yang terinfeksi (WHO, 2019).
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang memiliki peransebagai vektor dari agen
penyakit. Penyakit yang ditularkan oleh nyamukmasih merupakan masalah kesehatan
bagi masyarakat, baik di perkotaanmaupun di pedesaan, seperti: Demam Berdarah
Dengue (DBD), Malaria,Filariasis (kaki gajah), Chikungunya dan Encephalitis. Biasa
(KLB) yang pada beberapa tahun terakhir ini cenderung mengalami peningkatan jumlah
kasus maupun kematiannya. Nyamuk yang menyebabkan penyakit-penyakit tersebut
diantaranya adalah nyamuk anopheles, aedes,culex, dan lainnya (Suharyo, 2006).
Metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan/ daya bunuh insektisida yang
digunakan serta efek residual insektisida yang digunakan untuk pengendalian vektor
secara kimiawi disebut dengan metode bioassay, baik untuk pemberantasan nyamuk
dewasa maupun jentik. Dengan kata lain bioassay dilakukan untuk mengetahui efektif
atau tidaknya insektisida yang digunakan terhadap vektor dalam program pemberantasan
vektor.
2 Binatang pengganggu adalah binatang yang sifatnya mengganggu,
3 merusak, merugikan manusia baik secara fisik, ekonomi, kenyamanan dan
4 mental. Binatang yang dimaksud tidak hanya arthropoda, namun dapat
5 juga golongan vertebrata seperti tikus dan burung. Tikus memiliki kaitan
6 dan dampak terhadap kesehatan masyarakat yang sangat erat. Karena
7 sifatnya yang merugikan
8 Binatang pengganggu adalah binatang yang sifatnya mengganggu,
9 merusak, merugikan manusia baik secara fisik, ekonomi, kenyamanan dan
10 mental. Binatang yang dimaksud tidak hanya arthropoda, namun dapat
11 juga golongan vertebrata seperti tikus dan burung. Tikus memiliki kaitan
12 dan dampak terhadap kesehatan masyarakat yang sangat erat. Karena
13 sifatnya yang merugikan
14 Binatang pengganggu adalah binatang yang sifatnya mengganggu,
15 merusak, merugikan manusia baik secara fisik, ekonomi, kenyamanan dan
16 mental. Binatang yang dimaksud tidak hanya arthropoda, namun dapat
17 juga golongan vertebrata seperti tikus dan burung. Tikus memiliki kaitan
18 dan dampak terhadap kesehatan masyarakat yang sangat erat. Karena
19 sifatnya yang merugika
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai siklus hidup dan tempat
perkemmbangbiakkan nyamuk.
3. Untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai uji kerentanan dan uji bio assay pada
nyamuk.
BAB II
PEMBAHASAN
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas permukaan air
untuk mengeringkan tubuhnya terutama sayap-sayapnya dan sesudah mampu
mengembangkan sayapnya, nyamuk dewasa terbang mencari makan. Dalam keadaan
istirahat, bentuk dewasa dari Culex dan Aedes hinggap dalam keadaan sejajar dengan
permukaan, sedangkan Anopheles hinggap agak tegak lurus dengan permukaan.
Nyamuk Mansonia biasanya berbiak dalam kolam-kolam air tawar seperti kolam ikan.
Larva-larva nyamuk ini bernapas dengan memenetrasi akar tanaman air. Nyamuk
Mansonia selain menularkan penyakit chikungunya juga dapat menularkan penyakit
filariasis dan ensefalitis.
- Tujuan
Tujuan Khusus
- Prinsip
Spesimen nyamuk yang telah diidentifikasi dibuat awetan kering dengan ditempelkan
pada paper point pada jarum serangga nomor 3 dengan menggunakan cat kuku.
Spesimen diberi identitas spesies, lokasi penangkapan, tanggal penangkapan dan
metode penangkapan yang ditulis pada kertas label.
1. Nyamuk hasil koleksi, atau nyamuk hasil pemeliharaan jentik dari genus selain
Aedes.
2. Aspirator
3. Pensil
4. Spidol 0,1
5. Cawan petri
6. Kertas label
7. Pinset
8. Kotak serangga
9. Pinning block
10. Mikroskop
18. Kapas
- Cara Kerja
5. Kapas diletakkan di atas kasa penutup gelas kertas untuk mematikan nyamuk.
6. Nyamuk dipindahkan di dalam cawan petri berisi kapas etil asetat, dan diatur
supaya posisi nyamuk tidak saling bertumpukan. Cawan petri ditutup, nyamuk
didiamkan hingga kaki-kakinya menjulur lurus.
7. Posisi nyamuk yang akan dibuat spesimen diatur agar kepala berada disebelah
kanan.
10. Spesimen nyamuk teridentifikasi disimpan pada kotak serangga yang telah
dilengkapi dengan kapur barus.
11. Stiker kode lingkungan ditempelkan pada bagian luar kotak serangga.
Dasar Pemikiran
Kekuatan atau daya bunuh insektisida yang di gunakan untuk pengendalian vektor cara
kimiawi, baik untuk pengendalian stadium dewasa maupun jentik perlu diukur. Kecuali
daya bunuhnya terhadap nyamuk sasaran , efek residual insektisida yang digunakan perlu
pula diketahui. Untuk keperluan tersebut,di gunakan suatu alat yang dinamakan Bio
Assay Test Kit. Uji boi assay ini dapat dilakukan terhadap nyamuk dewasa ataupun
untuk jentik.
Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : nyamuk dari species
tertentu yang akan di coba, beberapa jenis permukaan dindingnya yang sudah di
semprot dengan insectisida yang bersifat residual misalnya tembok, papan kayu,
bambu dan lain-lain, aspirator bengkok (sucking tube), kerucut bio assay (bio assay
cone), dello pane (untuk melekatkan bio assay cone pada permukaan dinding, gelas
kertas (paper cup), kotak nyamuk (untuk nyamuk hidup), tomer (pengukur waktu),
larutan air gula dan kapas.
Cara kerja uji bio assay untuk daya bunuh kontak adalah sebagai berikut:
1. Menempelkan bio assay cone pada suatu permukaan dinding yang telah di
semprot.
2. Masukan nyamuk-nyamuk yang sehat (blood fed) yang akan di coba ke dalam
kerucut bio assay dengan menggunakan aspirator sampai priode waktu tertentu
yang diperlukan,misalnya 30 menit ,1 jam,2 jam dan seterusnya. Waktu yang di
sarankan adalah 1 jam (standart).
(1) Aspirator bengkok (2) pita spon berperekat (3) Kone plastik trnsparan.
Gambar : Mengisi dan mengambil nyamuk yang diuji dari kone pada dinding.
Perilaku terhadap nyamuk-nyamuk sejenis yang disimpan pada kurungn kecil terhadap
efek dari pengabutan dari swingfog(ULV) selam jangka waktu tertentu (biasanya 1 jam)
pada waktu pengabutan sedang berlangsumg atau beberapa waktu tentu setelah
pengabutan. Kemudian nyamuk- nyamuk tersebut dipisahkan dan disimpan pada tempat
yang bersih selama 24 jam dengan diberi makan larutan gula.
Alat dan bahan yang di gnakan uji bio assay untuk insektisida pengabutan adalah sebagai
berikut: kurungan kecil (rangkanya terbuat dari dari kawat dikelilingi oleh kasa yang
merupakan dinding dari kurungan tersbut),alat pengabut (swingfog/ULV), nyamuk
sejenis dari species tertentu yang akan dicoba, aspirator(sucking tube), larutan gula dan
kapas, hygrometer dan thermometer, gelas kertas (paper cup), kotak nyamuk (untuk
nyamuk hidup).
1. Masukan kira –kira 20 ekor nyamuk betina dari jenis tertentu yang akan di coba ke
dalam ruangan kecil ( sebaiknya nyamuk tersebut dipilih yang sehat).
2. Gantungkan kurungan keil yang telah berisi nyamuk pada ruangan yang akan di kabut
(diasap). Pengabutan dilakukan pada ruangan dimaksud dan tutup semua pintu dan
jendela ruangan .
3. Diamkan kurungan yang berisi nyamuk selama 1 jam .Setelah 1 jam, periksa dan
hitung bila ada nyamuk yang mati, sedangkan nyamuk yang hidup dipindahkan dan
simpan pada tempat yang bersih selama priode 24 jam dan di beri makan air gula.
Uji coba assay jentik bertujuan untuk menilai secara langsung efek daya racun dari
larvasida pada sarang nyamuk yang telah diberi larvasida (mengandung larvasida)
dengan cara memasukan jentik nyamuk dari species tertentu yang berasal dari koloni
laboratorium, selama jangka waktu tertentu ke dalam suatu tempat (sarang nyamuk) yang
telah diberi larvasida .
Alat dan bahan yang digunakan uji bio assay untuk jentik adalah sebagai berikut:
beberapa silinder berukuran kira-kira 20 Cm dan gratis tengah 10 Cm yang terbuat dari
kawat kecil yang dibatasi dinding kain kasa halus yang tidak dapat dilauli oleh jentik
(terutama stadium III dan stadium IV), jentik stadium III dan IV yang akan digunakan
dalam test, piper kecil untuk jentik, ciduk (saringan) jentik terbuat dari kain kasa yang
halus, thermometer air.
1. Masukan silinder (kurugan jentik) ke dalam air sarang nyamuk dengan posisi kira-kira
13-15 Cm tinggi silinder tersebut berada di bawah permukaan air (terendam)
sedangkan tinggi silinder yang 7 Cm tetap berada di atas permukaan air dan di
usahakan silinder tersebut tidak hanyut atau tengelam.
2. masuakan sejumlah jentik ke dalam silinder tersebut dan kemudian diadakan
pengamatan terhadap akibat-akibat yang ditimbulkan oleh larvasida dengan periode
waktu tidak lebih dari 24 jam.
Interpretasi Data
Apabila uji ditunjukan untuk insektisida yang disemprotkan di dinding, baik daya bunuh
kontak maupun fumigasi, maka angka kematian antara 50-100% masih dapat
digolongkan baik. Tetapi apabila uji ditunjukan terhadap pengabutan, maka pengabuatan
dikatakan baik apabila uji tersebut menunjukan kematian 1000%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kuat Prabowo dan Syamsuddin. 2019. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan : Pengendalian
Vektor dan Tikus. Halaman 47-55. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.