Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH VIROLOGI DAN PARASITOLOGI

“ARTHROPODA SEBAGAI VEKTOR PROTOZOA’’

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Virologi dan Parasitologi

DOSEN PENGAMPU : Adhelina Khristiani Rahayu, M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok VII

1. Agustini (DIA210167)
2. Dayang Dwiyana Ramadhani (DIA210171)
3. Zulfa Nurani Alfiyyah (D1A210055)

UNIVERSITAS AL-GHIFARI
FALKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa kita ucapkan atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan
kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Makalah dengan judul "ARTHROPODA SEBAGAI VEKTOR


PROTOZOA" dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Virologi dan
Parasitologi.

Kami kelompok VII mengucapkan terima kasih kepada Ibu Adhelina


Khristiani Rahayu, M.Si yang telah memberikan tugas makalah dan informasi
mengenai kehidupan virus dan parasit dalam kehidupan. Besar harapan kami agar
makalah ini bisa menjadi referensi bagi pembacanya. Kami juga berharap agar isi
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, kami mohon maaf apabila ada kesalahan


penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar yang kami sampaikan. Terima
kasih

Wassalamualaikum wr.wb

Pontianak, Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................5

1.1 Latar Belakang.....................................................................................5

BAB II METODE PENELITIAN.........................................................................7

2.1 Deteksi Parasit Darah Pada Kucing Liar (Stray Cats) dengan
Metode Pewarnaan MDT di Pasar Tradisional Surabaya...............7

2.1.1 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................7

2.1.2 Jenis Penelitian......................................................................7

2.1.3 Populasi dan Sampel.............................................................7

2.1.4 Alat dan Bahan Penelitian.....................................................8

2.1.5 Cara Kerja.............................................................................8

2.2 Peran Lalat Rumah (Musca domestica) sebagai Vektor Host untuk
Patogen Parasit di Al-Diwaniya Provinsi/Irak.................................9

2.2.1 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................9

2.2.2 Jenis penelitian......................................................................9

2.2.3 Populasi Dan Sampel............................................................9

2.2.4 Alat dan Bahan Penelitian...................................................10

2.2.5 Cara Kerja...........................................................................10

BAB III HASIL PENELITIAN...........................................................................11

3.1 Deteksi Parasit Darah Pada Kucing Liar (Stray Cats) dengan
Metode Pewarnaan MDT di Pasar Tradisional Surabaya.............11

iii
3.2 Peran Lalat Rumah (Musca domestica) sebagai Vektor Host untuk
Patogen Parasit di Al-Diwaniya Provinsi/Irak...............................13

BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arthropoda vektor merupakan arthropoda yang dapat menularkan,
memindahkan atau menjadi sumber penularan penyakit pada manusia. vektor
yang berperan sebagai penular penyakit dikenal sebagai arthropoda borne
diseases atau sering juga disebut sebagai vector borne diseases yang merupakan
penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis dan menimbulkan bahaya
bagi kesehatan sampai kematian (Permenkes R.I No. 374, 2010).
Penyakit menular bersumber vektor yang masih berjangkit di masyarakat
diantaranya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, lalat dan kecoa yang
umumnya berkembang pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk (Amalia,
2010).
Menurut Komairah, dkk (2010) sekitar 10 juta spesies serangga yang hidup
di dunia dan telah teridentifikasi sekitar 1 juta spesies. Satu juta spesies tersebut
terdiri dari beberapa spesies serangga yang juga merupakan vektor pembawa
suatu penyakit. Salah satu dari vektor tersebut adalah kucing liar dan lalat rumah
yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan.
Kucing liar adalah kucing yang tidak memiliki pemilik, sehingga kucing
bisa hidup berkeliaran salah satu tempatnya adalah di pasar. Pasar merupakan
tempat umum dimana kucing sering dijumpai khususnya di tempat pembuangan
sampah. Tempat sampah merupakan lingkungan yang kotor dan sumber penyakit,
lembab dan kotor. Lingkungan yang lembab dan kotor merupakan tempat
perkembangan beberapa agent penyakit (Sucitrayani et al. 2014).
Kucing liar juga bisa membawa agen penyakit yang dapat menular ke
manusia (Zoonosis) seperti toxoplasmosis. Kesehatan kucing liar di pasar belum
bisa diketahui karena bisa saja membawa penyakit zoonosis.
Penyakit parasitik merupakan masalah yang paling umum ditemukan pada
kucing. Penyakit ini disebabkan oleh ektoparasit maupun endoparasit. Kasus

5
6

penyakit ektoparasitik yang terjadi pada kucing meliputi: Otokariasis, dan


Scabies, sedangkan kasus endoparasitik berupa, Anaplasmosis, Ehrlichiosis,
Dirofilariasis, Toksokariasis, Ankilostomiasis, dan Telaziosis. Parasit darah
merupakan infeksi sel darah merah pada kucing yang disebabkan oleh protozoa
ehrlichia dan anaplasma sp. Infeksi tersebut didapat dari gigitan caplak
Rhipicephalus atau yang masyarakat awam lebih kenal dengan istilah tick alias
kutu dan dari jenis pinjal.
Kemudian vektor pembawa penyakit lainnya adalah lalat rumah. Lalat
rumah adalah jenis lalat yang paling banyak ditemukan di dunia, terhitung sekitar
90% dari semua lalat pada manusia tempat tinggal (Nmorsi et al., 2006). Ada
sekitar 170 genera dan 4.200 spesies dalam famili Muscidae, beberapa di
antaranya adalah penting secara medis termasuk Musca domestica (Layanan,
2004). Lalat rumah banyak sekali di daerah tropis terutama di tempat kotor
lingkungan yang lebih menyukai tempat yang hangat dan bergerak kebanyakan
pada siang hari (Olsen, 1998). Pergerakan antara tempat kotor, hewan, sumber
manusia makanan dan buang air besar selama mereka makan menjadikannya
vektor terbaik untuk penyakit dan penyebaran patogen, (Graczyk et al., 2005).
Lalat rumah dilaporkan sebagai vektor penyakit menular yang
mengumpulkan patogen di bagian tubuh mereka ketika: betina bertelur pada
bahan organik yang membusuk seperti: seperti mayat dan makanan, kotoran sapi
dan babi, sampah pembuangan dan kotoran burung peliharaan (Chin et al., 2008).
Beberapa penelitian di berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa lalat
rumah sebagai pembawa mikroorganisme, Merchant, et al., (1987) menyebutkan
bahwa agen penyebab lalat rumah untuk penyebaran berbagai penyakit seperti
antraks, lepra, TBC, difteri, tipus, disentri dan amebiasis yang disebabkan oleh
parasite protozoa entamoeba histolytica. Parasit protozoa ini adalah salah
satu penyebab utama diare, kerusakan pada perut dan saluran pencernaan di
manusia, Selain itu mereka adalah inang perantara dan vektor untuk nematoda
kuda dan beberapa unggas cestoda dan menunjukkan bahwa parasit coccidian
unggas dapat ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah.
7

BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 Deteksi Parasit Darah Pada Kucing Liar (Stray Cats) dengan Metode
Pewarnaan MDT di Pasar Tradisional Surabaya
2.1.1 Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup keilmuan
Ruang lingkup keilmuan ini meliputi Virologi dan Parasitologi
2. Ruang lingkup waktu
Penelitian dan pengumpulan data berlangsung pada tanggal 21 Januari
2021 sampai 4 Februari 2021.
3. Ruang lingkup tempat
Penelitian dilaksanakan dipasar wilayah Surabaya meliputi Pasar
Pucang, Pasar Pacar, Keling Pasar Keputran dan Pasar Wonokromo.
Pemeriksaan ulas darah dilaksanakan di Lab Faal Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

2.1.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
mengunakan metode pewarnaan MDT.

2.1.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah kucing liar yang terdapat di pasar
wilayah Surabaya meliputi Pasar Pucang, Pasar Pacar Keling, Pasar
Keputran dan Pasar Wonokromo.
8

2. Sampel
Penelitian ini menggunakan darah kucing liar sebanyak 10 ekor
kucing tiap pasar. Darah diambil sebanyak 3 cc pada lokasi vena cephalica
antebra-chia anterior atau vena saphena.

2.1.4 Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
a. Tabung EDTA
b. Tabung plain
c. Jarum suntik
d. Mikroskop
2. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
a. Methanol
b. Eosin
c. Methylene blue
d. Aquadets

2.1.5 Cara Kerja


1. Pengambilan Sampel Darah
Darah diambil sebanyak 3 cc pada lokasi vena cephalica antebra-chia
anterior atau vena saphena, darah yang telah diambil disimpan pada tabung.
EDTA dan tabung plain.
2. Ulas Darah
Setelah pengambilan darah kemudian dilakukan ulas darah cepat
difiksasi dengan metode pewarna Morfologi Darah Tepi (MDT) dengan cara
fiksasi pada sediaan apus darah kedalam reagen 1 (methanol) selama 2-3
detik, lalu dikeringkan. Mencelupkan sediaan ke dalam reagensia 2 (Eosin)
selama 20-30 detik. Mencelupkan sediaan ke dalam reagensia 3 (Methylene
9

blue) selama 15-30 detik. Bilas dengan aquadest dan dikeringkan. Sediaan
preparat diperiksa dibawah mikroskop pembesaran 1000 x.

2.2 Peran Lalat Rumah (Musca domestica) sebagai Vektor Host untuk
Patogen Parasit di Al-Diwaniya Provinsi/Irak
2.2.1 Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup keilmuan
Ruang lingkup keilmuan ini meliputi Virologi dan Parasitologi
2. Ruang lingkup waktu
Penelitian ini dilakukan antara bulan Maret sampai Juli 2014 di
provinsi Al-Diwaniya
3. Ruang lingkup tempat
Penelitian dilaksanakan di provinsi Al-Diwaniya laboratorium
parasitologi, Departemen Biologi, Sekolah Tinggi Pendidikan
Universitas Al Qadisiya.

2.2.2 Jenis penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

2.2.3 Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah lalat di provinsi Al-Diwaniya.
2. Sampel
Pelitian ini menggunakan tiga ratus delapan puluh sampel dari lalat
rumah Musca domestica dikumpulkan secara acak dari sampah rumah
dari sampah rumah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi parasit
yang ditularkan oleh Musca domestica.
10

2.2.4 Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Wadah plastik
b. Tabung reaksi berbentuk kerucut
c. Mikroskop cahaya
d. Jarum
e. Jarum
2. Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
a. Yodium
b. Garam
c. Ziehl
d. Nielsen

2.2.5 Cara Kerja


 Isolasi parasit dari permukaan luar M. domestica:
Lalat yang sudah mati oleh pembekuan yang kuat kemudian diambil sekitar
5 ml garam ditambahkan ke dalam setiap wadah plastik yang berisi lalat dan
dikocok kuat untuk mengusir parasit dari luar permukaan (tubuh). Cairan
pencuci dipindahkan ke tabung reaksi berbentuk kerucut dan disentrifugasi
pada 3000 rpm selama 5 menit kemudian sedimen diperiksa dengan dan
tanpa Lugol's. 1% pewarnaan yodium di bawah mikroskop cahaya.
 Isolasi parasit dari saluran pencernaan M. domestica:
Setelah prosedur pencucian lalat yang dijelaskan di atas untuk parasit
eksternal, saluran pencernaan setiap lalat dicuci, dibedah di bawah
mikroskop dengan jarum dan forsep, isi internal setiap lalat yang diwarnai
dengan Ziehl yang dimodifikasi Pewarnaan Nielsen kemudian diperiksa
untuk mengisolasi dan mengidentifikasi parasit.
BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1 Deteksi Parasit Darah Pada Kucing Liar (Stray Cats) dengan Metode
Pewarnaan MDT di Pasar Tradisional Surabaya
Anaplasma sp merupakan penyakit parasit darah yang dibawa oleh kutu
sebagai vektor pembawa penyakit. Anaplasma sp dapat menyerang mamalia
seperti anjing, kucing, kuda, rodensia dan juga ruminansia.
Hasil pemeriksaan ulas darah kucing liar di pasar Pucang, Pacar Keling,
Keputran dan Wonokromo ditemukan 7 positif Anaplasma sp dari total 40 sampel
darah atau sekitar 17,5 % kejadian penyakit Anaplasma pada kucing liar di
Surabaya.
Pada gambar 1 menunjukkan parasit Anaplasma sp pada pemeriksaan
mikroskop nampak inklusi intra sitoplasmik pada netrofil pada darah kucing yang
terinfeksi.

Gambar 1. Parasit Anaplasma sp yang ditunjuk anak panah

Kemudian gambar 2 menunjukkan bahwa pada penelitian ini kucing yang


positif terinfeksi Anaplasma sp tidak ditemukan kutu namun ditemukan pada 1
ekor kucing sebuah pinjal Ctenocephalides felis.

11
12

Gambar 2. Pinjal Ctenocephalides felis

Gejala klinis kucing yang menderita Anaplasmosis akibat terinfeksi dari


Anaplasma sp nampak mengeluarkan discharge mata, tacypnoe, anemia, nafsu
makan menurun, lesi kulit disebabkan oleh adanya kutu, pinjal dan caplak.
Adapun infeksi Anaplasmosis yang menyerang mamalia dibagi menjadi 4 stadium
yaitu :
1. Masa inkubasi
Pada stadium inkubasi ditandai saat Anaplasma sp menginfeksi sel darah
putih hingga mencapai 1 % dari keseluruhan sel darah total. Stadium inkubasi sel
darah putih akan mengalami lisis namun tidak menunjukkan gejala klinis
(asimptomatis).
2. Perkembangan
Stadium perkembangan akan tampak gejala klinis ditandai dengan gangguan
sel darah merah, Hb dan PCV serta mening-katnya level parasitemia. Hewan yang
mengalami anemia parah akan menunjukkan gejala dehidrasi, ikhterus, anorexia,
konstipasi dan peningkatan frekuensi repsirasi (Foley dan Biberstain, 2004).
3. Sembuh
Pada stadium sembuh hewan akan kembali pada nilai normal PCV, jumlah
sel darah merah dan Hb.
4. Karier
Setelah hewan sembuh tapi hewan tersebut akan menjadi karier dan menjadi
sumber penularan Anaplasmosis untuk hewan domestik yang sehat.
13

3.2 Peran Lalat Rumah (Musca domestica) sebagai Vektor Host untuk
Patogen Parasit di Al-Diwaniya Provinsi/Irak
Hasil penelitian peran M. Domestica sebagai vektor host untuk patogen
parasit di Al-Diwaniya Provinsi/Irak menunjukkan sebagai berikut :
Beberapa penelitian di berbagai negara melaporkan berbagai mikroorganisme
patogen yang memiliki kepentingan medis yang besar ditularkan oleh lalat rumah,
studi ini menunjukkan terinfeksi sebesar 81,31%.
Tabel 1. Jenis parasit dan persentase infeksi pada M. Domestica
Jenis Jumlah Sampel Jumlah
Persentase (%)
Parasit Diperiksa Terinfeksi
Protozoa 380 166 43.68
Cacing 380 143 37.63

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa Musca domestica dikumpulkan dari


sampah yang ada di rumah-rumah provinsi Al-Diwaniya menghasilkan persentase
infeksi dengan protozoa (43,68%) sedangkan persentase infeksi dengan telur
cacing (37,63%). Hasil ini sesuai dengan temuan Dipeolu (1977) di Nigeria ketika
mencatat infeksi persentase dengan protozoa lebih besar dari pada persentase
infeksi dengan cacing.
Tabel 2. Persentase ektoparasit dan endoparasit pada M. Domestica
Jenis Jumlah Sampel Jumlah
Persentase (%)
Parasit Diperiksa Terinfeksi
Ektoparasit 380 199 52.36
Endoparasit 380 110 28.94

Kemudian pada tabel 2 penelitian ini menunjukkan persentase infeksi


dengan ektoparasit (52,36%) sedangkan persentase infeksi dengan endoparasit
(28,94%). Hasil ini mirip dengan temuan Sulaiman et al., (1989) ketika
melaporkan lebih tinggi persentase parasit di permukaan luar.
14

Tabel 3. Parasit diisolasi dari permukaan luar M. Domestica


Jumlah Persentase
Spesies Parasit Kelas
Terinfeksi (%)
Kista Entamoeba histolytica Protozoa 32 10.35
Kista Giardia lamblia Protozoa 24 7.76
Telur Ascaris lumbricoides Nematoda 48 15.53
Telur Enterobius vermicularis Nematoda 44 14.23
Telur Hymenolepis nana Cestoda 22 7.11
Telur Trichuris trichiura Nematoda 18 5.82
Telur Strongyloides sp. Nematoda 11 3.55

Dari penelitian ini tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies parasit
yang ditularkan oleh permukaan luar lalat rumah, mewakili dua spesies :
Dua spesies kista protozoa :
1. Kista entamoeba histolytica (10,35%)
2. Kista giardia lamblia (7,76%)
Lima spesies cacing telur adalah :
1. Ascaris lumbricoides (15,53%)
2. Enterobius vermicularis (14,23%)
3. Hymenolepis nana (7,11%)
4. Trichuris trichiura (5,82%)
5. Strongyloides sp. (3,55%)
Hasil ini konsisten dengan hasil Getachew, et al., (2007) ketika mengisolasi
telur dan kista dari parasit berikut : Trichiura trichiura, Hymenolepis nana,
Strongyloides stercoralis, Taenia sp., Ascaris lumbricoides, Ancylostoma sp.,
Entamoeba coli, Giardia lamblia, Entamoeba histolytica dan Cryptosporidium
spp.
15

Tabel 4. Parasit diisolasi dari saluran pencernaan M. Domestica


Jumlah Persentase
Spesies Parasit Kelas
Terinfeksi (%)
Ookista Cryptosporidium parvum Protozoa 46 14.88
Ookista Cryptosporidium muris Protozoa 38 12.29
Ookista Cyclospora cayetanensis Protozoa 26 8.41

Selanjutnya tabel 4 menunjukkan ada tiga spesies protozoa ookista yang


diisolasi dari saluran pencernaan M. domestica adalah sebagai berikut :
1. Cryptosporidium parvum (14,88%)
2. Cryptosporidium muris (12,29%)
3. Cyclospora cayetanensis (8,41%)
Hasil ini setuju dengan semua Graczyk et al., (2000) yang menunjukkan
peran lalat rumah sebagai pembawa Cryptosporidium parvum ookista pada
permukaan luar dan saluran pencernaannya.
BAB IV
KESIMPULAN

 Kesimpulan pada penelitian deteksi parasit darah pada kucing liar (Stray
Cats) dengan metode pewarnaan MDT di pasar tradisional Surabaya ini
bahwa telah ditemukan parasit darah sebanyak 7 Anaplasma sp (17,5 %)
dari 40 sampel darah yang diambil kemudian pada penelitian ini
menunjukkan bahwa kucing yang positif terinfeksi Anaplasma sp tidak
ditemukan kutu namun ditemukan pada 1 ekor kucing sebuah pinjal
Ctenocephalides felis yang menyebabkan Anaplasmosis terhadap kucing
yang terinfeksi tersebut. Pemeriksaan penunjang lanjut menggunakan alat
diagnostik PCR, deteksi antibodi menggunakan IFA test, ELISA dan
western immunoblot assay perlu dilakukan sehingga hasil yang didapatkan
lebih akurat.
 Kesimpulan pada penelitian peran lalat rumah (Musca domestica) sebagai
vektor host untuk patogen parasit di Al-Diwaniya Provinsi/Irak hasil
penelitian ini menunjukkan persentase infeksi dengan protozoa (43,68%)
sedangkan persentase infeksi dengan telur cacing (37,63%) dan persentase
infeksi dengan ektoparasit (52,36%) sedangkan persentase infeksi dengan
endoparasit (28,94%). Hasil penelitian ini mengungkapkan keberadaan
sepuluh spesies parasit diisolasi dari permukaan luar dan saluran pencernaan
saluran lalat rumah mewakili tujuh spesies parasit yang diisolasi dari
permukaan luar termasuk dua spesies kista protozoa adalah : entamoeba
histolytica (10,35%) dan giardia lamblia (7,76%) dan lima spesies telur
cacing adalah : ascaris lumbricoides (15,53%), enterobius vermicularis
(14,23%), hymenolepis nana (7,11%), trichuris trichiura (5,82%) dan
Strongyloides sp. (3,55%). Selain tiga spesies ookista protozoa yang
diisolasi dari saluran pencernaan adalah : Cryptosporidium parvum
(14,88%), Cryptosporidium muris (12,29%) dan Cyclospora cayetanensis
(8,41%).

16
DAFTAR PUSTAKA

Al-Aredhi, H. S. (2015). Role of house flies (Musca domestica) as vector host for
parasitic pathogens in Al-Diwaniya province/Iraq. Int. J. Sci. Res, 4(4),
1961-1965.

Amalia, H., & Harahap, I. S. (2010). Preferensi Kecoa Amerika Periplaneta


americana (L.)(Blattaria: Blattidae) terhadap Berbagai Kombinasi Umpan.
Jurnal Entomologi Indonesia, 7(2), 67-67.

Hermawan, I. P., Sari, D. A. K., & Rahman, M. N. (2021). Deteksi Parasit Darah
Pada Kucing Liar (Stray Cats) Dengan Metode Pewarnaan MDT di Pasar
Tradisional Surabaya. Jurnal Kajian Veteriner, 9(3), 142-147.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor. 374 Tahun 2010. Tentang Vektor


Penyakit.

Sucitrayani PTE, Oka IBM , Dwinata M. 2014 Prevalensi Infeksi Protozoa


Saluran Pencernaan Pada Kucing Lokal (Felis catus) Di Denpasar. Buletin
Veteriner Udayana Vol. 6 No. 2 :153-159

17

Anda mungkin juga menyukai