Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI KESEHATAN

IDENTIFIKASI MORFOLOGI NYAMUK

Disusun Oleh:
Kelas IB
Kelompok 4
Hanif Sifaul Qolbi (231110155)
Ridho Surya Akbar (231110173)
Emmi Wahyuni (231110152)
Fauziah Hayati (231110153)
Fitri Zahra (231110156)
Marta (231110163)
Mujahida Mabruri (231110165)
Rara Apria Maidel (231110172)
Tiara Anasrul (231110179)
Vivin Fathiya Sabrina (231110180)

Dosen Pembimbing:
Dr. Wijayantono, S.KM, M.Kes
Dr. Aidil Onasis, S.KM, M.Kes
Lindawati, SKM, M.Kes
Instruktur:
Rahmawati Aulia, S.Tr.Kes

PRODI D3 SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
2023/2024
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Mata Kuliah Entomologi dengan materi “Identifikasi Morfologi


Nyamuk” yang telah dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Vektor dan Binatang
Pengganggu Poltekkes Kemenkes RI Padang pada hari Kamis, tanggal 09 November 2023, pukul
13.00-16.00 WIB yang telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Instruktur

Dr. Aidil Onasis, SKM, M.Kes Rahmawati Aulia,S.Tr.Kes


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan laporan praktikum di dilabor
pengendalian fektor binatang penganggu tentang “identifikasi morfologi nyamuk ” tepat
pada waktunya. Penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan oleh berbagai
pihak. Kelompok kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak, terutama dosen
pembimbimg, yaitu :
1. Bapak Dr.Wijayantono, SKM, M.Kes
2. Bapak Dr. Aidil Onasis, SKM, M.Kes
3. Ibu Lindawati, SKM, M.Kes
Telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada kelompok dalam menyelesaikan
pratikum dan laporan ini. Terimakasih juga kelompok ucapkan kepada instruktur kakak
Rahmawati Aulia, S.Tr.Kes, serta teman teman yang telah membantu dalam kegiatan
pratikum dan penulisan laporan.
Kelompok sadar sepenuhnya bahwa laporan pratikum ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa serta aspek aspek lainnya. Maka dari itu,
dengan lapang dada kami membuka seluas luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin
memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan Laproran Pratikum ini.
Akhir kata, kelompok sangat berharap semoga dari laporan pratikum yang sederhana ini
bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami menginspirasi para pembaca untuk
mrngangkat berbagai permasalah lainnya yang masih berhubuingan pada Laporan Pratikum
berikutnya.

Padang, 16 November 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..……..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..…….ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..…….1
A. Latar belakang………………………………………….……………………………….1
B. Rumusan masalah……………………………………………………………………….2
C. Tujuan…………………………………………………………………...………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………...…….3
A. Nyamuk……………………………………………………………………………....….3
B. Tempat berkembang biak(breeding places)………………………………………..……4
C. Morfologi nyamuk……………………………………………………………....………5
BAB III METODE PRATIKUM……………………………………………………………..14
A. Waktu dan tempat pelaksanaan…………………………………………………………14
B. Alat dan bahan…………………………………………………………………………..14
C. Prosedur kerja…………………………………………………………………………...16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………….17
A. Hasil……………………………………………………………………………………...17
B. Pembahasan………………………………………………………………………………23
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………...24
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………24
B. Saran……………………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyamuk merupakan hewan dari kingdom animalia dengan filum anthropoda, yang paling
mendominasi dengan perkiraan spesiesnya sebanyak 80% dari spesies hewan lainnya.
Beberapa genus nyamuk yang terkenal di Indonesia diantaranya : Aedes, Anopheles, Culex
dan Mansonia. Aedes aegypti merupakan insekta yang memiliki metamorfosis yang
sempurna dimulai dari telur dilanjutkan dengan larva/jentik, diteruskan menjadi pupa dan
berakhir dengan nyamuk dewasa. Dengan metamorfosis yang sempurna ini mengakibatkan
nyamuk Aedes aegypti memiliki adaptasi hidup yang tinggi terhadap lingkungannya, seperti
dapat hidup dalam lingkungan yang minim sumber nutrisi serta suhu yang kurang optimum.
Habitat dari Aedes aegypti sering ditemukan pada luar rumah, di air jenih pada bak
mandi, ban bekas, tempat penampungan air tanpa tutup, gentong, vas bunga, drum, lubang
pohon serta pelepah daun. Adapun penyakit yang ditularkan oleh nyamuk jenis Aedes
aegypti ini yaitu Demam Berdarah Dengue, Filariasis Wuchereria bancrofti, Chikungunya,
Zika serta Yellow fever. Salah satu penyakit yang bersumber dari binatang (zoonosis) ialah
DBD (demam berdarah dengue). Penyakit ini merupakan penyakit yang cenderung
mengalami peningkatan setiap tahunnya terutama ketika musim hujan sekitar bulan Januari.
DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
ditularkan oleh nyamuk betina Aedes aegypti serta Aedes albopictus yang biasanya penyakit
ini tersebar luas diseluruh daerah tropis disebabkan beberapa faktor seperti curah hujan, suhu
dan urbanisasi yang tidak terencana.
Memutus daur hidup merupakan salah satu cara untuk membasmi nyamuk, hal ini dapat
mencegah terjadinya resisten pada nyamuk. Untuk menghindari efek samping dari bahan-
bahan kimia, diperlukan pengendalian secara alternatif agar lebih efektif dan lebih ramah
lingkungan. Pengendalian alternatif dilakukan dengan cara insektisida nabati yang diperoleh
dari tanaman tidak beracun dan aman bagi manusia juga lingkungan. Insektisida nabati
digunakan dalam upaya untuk mengurangi populasi jentik di suatu breeding pleace (tempat
perindukan), insektisida digunakan karena dapat menekan populasi jentik dalam waktu
singkat.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari laporan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis nyamuk
dewasa.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui alat dan bahan identifikasi nyamuk dewasa.
b. Untuk mengetahui prosedur kerja mengidentifikasi nyamuk dewasa.
c. Untuk mengetahui jenis dan morfologi nyamuk dewasa.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari laporan praktikum ini dapat mengetahui langkah kerja dalam
mengidentifikasi serangga, serta mahasiswa dapat menerapkannya dalam proses
pembelajaran dan praktikum selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nyamuk
Nyamuk merupakan serangga yang mengalami metamorfosis lengkap, terdiri dari
empatstadium yaitu telur, larva, pupa, dan dewasa. Nyamuk sejak telur hingga
nyamukdewasa, sama dengan serangga yang mengalami tingkatan (stadium) yang berbeda-
beda. Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3 sadium berkembang di dalam
air dari satu stadium hidup di alam bebas.
1. Nyamuk dewasa
Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1:1, nyamuk jantan keluar terlebih
dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan tersebut akan
tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar dari kepompong setelah jenis
betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsungmengawini betina sebelum mencari
darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur
tergantung kepada beberapa faktor antar lain temperatur dan kelembabab serta species
dari nyamuk.
2. Telur nyamuk
Nyamuk biasanya meletakkan telr di tempat yang berair, pada tempat yang
keberadaannya kering teur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk
berbeda-beda tergantung dari jenisnya. Nyamuk anopeles akan meletakkan telurnya di
permukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas, telur anopeles
mempunyai alat pengapung. Nyamuk culex akan meletakkan telur di atas permukaan air
secra bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit sehingga mampu mengapung nyamuk
aedes meletak telur dan menempel pada yang terapung diatas air atau menempel pada
permalukan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air dan tempatnya.
Sedangkan nyamuk mansonia meletakkan telumya menempel telurya menempel pada
tumbuh-tumbuhan air, dan diletakkan secara bergerombol berbentuk karangan bunga.
Stadium telur ini memakan waktu 1-2 hari.
3. Jentik nyamuk

3
Pada perkembangan stadium jentik, adalah pertumbuhan dan melengkapi bulu-
bulunya, stadium jentik memerlukan waktu 1 minggu. Pertumbuhan jentik dipengaruhi
faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya binatng predator.
4. Kepompong (pupa)
Merupakan stadium terakhir dan nyamuk yang berada di dalam air, pada stadium ini
memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap hingga dapat terbang, stadium
kepompong memakan waktu lebih kurang 1-2 hari.

B. Tempat Berkembang Biak (Breeding Places)


Dalam perkembangbiakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu
berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan umpan atau darah (feeding
places) dan tempat untuk beristirahat (reesting places). Nyamuk memeiliki tipe breeding
places yang berlainan seperti culex dapat berkembang di sembarang tempat air, sedangkan
Aedes hanya dapat berkembang biak di air yang cukup bersih dan tidak beralaskan tanah
langsung. mansonia senang berkembang biak di kolam-kolam, rawa-rawa, danau yang
banyak tanaman airnya dan anopeheles bermacam breeding places, sesuai dengan jenis
anophelesnya sebagai berikut:

1. Anopheles Sundaicus, Anopheles subpictus dan anopheles vagus senang berkembang


biak di air payau.

2. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disenangi nyamuk anopheles sundaicus,
anopheles mucaltus dalam berkembang biak.

4
3. Breeding places yang terlindungi dari sinar matahari disenangi anopheles vagus,
anopheles barbumrosis untuk berkembang biak.

4. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk anopheles vagus, indefenitus,
leucosphirus untuk tempat berkembang biak.

5. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi anopheles acunitus,
vagus, barbirotus, anullaris untuk berkembang biak.

C. Morfologi Nyamuk
1. Nyamuk Aedes sp
Morfologi Aedes sp Nyamuk Aedes sp. (Diptera: Culicidae) disebut black-white
mosquito, karena tubuhnya ditandai dengan pita atau garis-garis putih keperakan di atas
dasar hitam. Panjang badan nyamuk ini sekitar 3-4 mm dengan bintik hitam dan putih
pada badan dan kepalanya, dan juga terdapat ring putih pada bagian kakinya. Di bagian
dorsal dari toraks terdapat bentuk bercak yang khas berupa dua garis sejajar di bagian
tengah dan dua garis lengkung di tepinya. Bentuk abdomen nyamuk betinanya lancip
pada ujungnya dan memiliki cerci yang lebih panjang dari cerci pada nyamuk-nyamuk
lainnya. Ukuran tubuh nyamuk betinanya lebih besar dibandingkan nyamuk jantan.
a. Telur
Telur Aedes sp. berbentuk lonjong, panjangnya panjang 0,80 mm dan beratnya
0,0113 mg. Pada waktu diletakkan telur berwarna putih, 15 menit kemudian telur
menjadi abu-abu dan setelah 40 menit menjadi hitam. Pada dindingnya terdapat garis-
garis menyerupai kawat kasa atau sarang lebah. Seekor nyamuk betina rata-rata dapat
menghasilkan 100 butir telur setiap kali bertelur dan akan menetas menjadi larva
dalam waktu 2 hari dalam keadaan telur terendam air.

Umumnya nyamuk Aedes sp. akan meletakan telurnya pada suhu sekitar 20°
sampai 30°C. Pada suhu 30°C, telur akan menetas setelah 1 sampai 3 hari dan pada
suhu 16°C akan menetas dalam waktu 7 hari. Telur nyamuk Aedes sp. sangat tahan
terhadap kekeringan. Pada kondisi normal, telur Aedes sp. yang direndam di dalam
air akan menetas sebanyak 80% pada hari pertama dan 95% pada hari kedua.

5
Berdasarkan jenis kelaminnya, nyamuk jantan akan menetas lebih cepat dibanding
nyamuk betina, serta lebih cepat menjadi dewasa. Faktor-faktor yang mempengaruhi
daya tetas telur adalah suhu, pH air perindukkan, cahaya, serta kelembaban di
samping fertilitas telur itu sendiri (Haditomo I, 2010).

b. Larva
Larva Aedes sp melalui 4 stadium larva dari instar I, II, III dan IV. Larva instar I,
tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada
dada (thorax) belum begitu jelas, dan corong pernapasan (siphon) belum menghitam.
Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas, dan
corong pernapasan sudah berwarna hitam. Larva instar III berukuran 4-115 mm, duri-
duri dada mulai jelas dan corong pernafasan berwarna cokelat kehitaman. Larva instar
IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas tubuh dapat dibagi menjadi bagian
kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen) (Haditomo I, 2010).

Bagian kepala terdapat sepadang mata majemuk, sepasang antena tanpa duri-duri,
dan alat mulut tipe mengunyah (chrewig) . Bagian dada tampak paling besar dan
terdapat bulu-bulu yang simetris. Perut tersusun atas 8 ruas. Ruas perut ke-8, ada alat
untuk bernafas yang disebut corong pernafasan. Corong pernafasan tanpa duri-duri
berwarna hitam, dan ada seberkas bulu-bulu (brush) di bagian Central dan gigi-gigi
sisir (comb) yang berjumlah 15-19 gigi yang tersusun dalam 1 baris. Gigi-gigi sisir
dengan lekukan yang jelas membentuk gerigi. Larva ini tubuhnya langsing dan
bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif, dan waktu istirahat membentuk
sudut hampir tegak lurus dengan bidangpermukaan air (Soegijanto, 2009). Lamanya

6
perkembangan larva akan bergantung pada suhu, ketersediaan makanan, dan
kepadatan larva, pada sarang (WHO, 2005).

c. Pupa
Pupa nyamuk Aedes sp bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala dada
(cephalotorax) lebih besar bila dibandingkan dengan bagian perutnya, sehingga
tampak seperti tanda baca “koma”. Pada bagian punggung (dorsal) dada terdapat alat
bernafas seperti terompet. Pada ruas perut ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang
berguna untuk berenang. Alat pengayuh tersebut berjumbai panjang dan bulu di
nomor 7 pada ruas perut ke-8 tidak bercabang. Pupa adalah bentuk tidak makan,
tampak gerakannya lebih lincah bila dibandingkan dengan larva. Waktu istirahat,
posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air.
Pupa juga membutuhkan lingkungan akuatik (air). Pupa adalah fase inaktif yang
tidak membutuhkan makan, namun tetap membutuhkan oksigen untuk bernafas.
Untuk keperluan pernafasannya pupa berada di dekat permukaan air. Lama fase pupa
tergantung dengan suhu air dan spesies nyamuk yang lamanya dapat berkisar antara
satu hari sampai beberapa Minggu (Indriantoro Haditomo, 2010). Kondisi optimum
waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai kemunculan nyamuk dewasa
akan berlangsung sedikitnya selama 7 hari, termasuk dua hari untuk masa menjadi
pupa. Akan tetapi pada suhu rendah, mungkin akan dibutuhkan beberapa Minggu
untuk kemunculan nyamuk dewasa (WHO, 2005b).

7
d. Dewasa
Nyamuk Aedes sp. dewasa berukuran kecil, berwarna hitam dengan bintik-bintik
putih di tubuhnya dan cincin-cincin putih di kakinya. Bagian tubuh terdiri atas kepala,
thorax dan abdomen. Tanda khas Aedes sp. berupa gambaran lyre for pada bagian
dorsal thorax (mesontum). Sayap berukuran 2,5-3 mm, bersisik hitam, mempunyai
vena yang permukaannya ditumbuhi sisik-sisik sayap(wing scales) yang letaknya
mengikuti vena. Pada pinggir sayap terdapat sederet rambut yang disebut fringe
Nyamuk dewasa Aedes sp. betina mampu bertahan hidup antara 2 minggu sampai 3
bulan (rata-rata 1 bulan), tergantung suhu atau kelembaban udara di sekitarnya.
Sementara nyamuk jantan hanya mampu bertahan hidup dalam jangka waktu 6-7 hari,
tepatnya nyamuk kawin dan akan segera mati.

Perubahan dari pupa menjadi nyamuk dewasa membutuhkan 7-10 hari. Hanya
nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah manusia
untuk mematangkan telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa
menggigit/menghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan.
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan antena yang berbulu. Alat
mulut nyamuk betina tipe penusuk-pengisap (piercing-sucking) dan termasuk lebih
menyukai manusia (Anthropophagus), sedangkan nyamuk jantan bagian mulut lebih
lemah sehingga tidak mampu menembus kulit manusia, karena itu tergolong lebih
menyukai cairan tumbuhan (phytophagus). Nyamuk betina mempunyai antena tipe
pilose sedangkan nyamuk jantan tipe pulmose (Haditomo I, 2010).

8
2. Nyamuk Culex sp
Menurut Herdiana (2015), siklus hidup nyamuk Culex sp. secara sempurna meliputi 4
tahap (Gambar 2.1), yaitu :

a. Telur
Telur nyamuk Culex sp. diletakkan saling berlekatan diatas permukaan air
sehingga berbentuk rakit (raft). Warna telur yang baru diletakkan adalah putih,
kemudian warnanya berubah menjadi coklat setelah 1-2 jam. Telur nyamuk Culex sp.
berbentuk menyerupai peluru senapan (Gambar 2.2). Spesies-spesies nyamuk Culex
sp. berkembang biak ditempat yang berbedabeda, sebagai contoh, nyamuk Culex
quinquefasciatus bertelur di air comberan yang kotor dan keruh, nyamuk Culex
annulirostris bertelur di air sawah, daerah pantai dan rawa berair payau, nyamuk
Culex bitaeniorrhynchus bertelur di air yang mengandung lumut dalam air tawar dan
atau air payau.

9
b. Larva

Stadium larva terbagi menjadi empat tingkatan perkembangan (instar) yang


terjadi selama 6-8 hari. Instar ke-1 terjadi selama 1-2 hari, instar ke-2 terjadi 7 selama
1-2 hari, instar ke-3 terjadi selama 1-2 hari dan instar ke-4 terjadi selama 1-3 hari.
Untuk memenuhi kebutuhannya, larva mencari makan di tempat perindukkannya.
Larva nyamuk Culex sp. membutuhkan waktu 6-8 hari hingga menjadi pupa. Ciri
khas larva Culex sp. adalah pada segmen yang terakhir terdapat corong udara, tidak
ada rambut-rambut berbentuk kipas (Palmatus hairs) pada segmen abdomen, terdapat
pectin pada corong udara, pada corong (siphon) terdapat sepasang rambut serta
jumbai, siphon berbentuk kurus dan panjang, rumpun bulu lebih dari satu atau
banyak, terdapat comb scale sebanyak 8- 21 pada setiap sisi abdomen segmen
kedelapan, setiap comb scale berbentuk seperti duri, terdapat duri yang panjang
dengan bentuk kurva pada sisi thorax, dan terdapat sepasang rambut di kepala.

c. Pupa

Pupa jantan lebih cepat menetas menjadi nyamuk daripada pupa betina. Pupa
tidak memerlukan makanan, tetapi memerlukan oksigen yang diambil melalui tabung
pernapasan. Tabung pernapasannya berbentuk sempit dan panjang.

10
d. Nyamuk dewasa

Nyamuk jantan tidak pergi jauh dari tempat perindukannya karena menunggu
nyamuk betina untuk berkopulasi. Nyamuk betina akan mencari darah untuk
pembentukkan telurnya. Nyamuk Culex sp. betina memiliki palpi yang lebih pendek
daripada probosisnya, sedangkan nyamuk Culex sp. jantan memiliki palpi yang lebih
panjang daripada probosisnya. Sayap nyamuk Culex sp. berbentuk sempit dan
panjang. Nyamuk Culex sp. biasanya mencari darah pada malam hari.

3. Nyamuk Anopheles

11
a. Telur

Telur nyamuk berkisar 100 sampai 300 butir dengan rata rata sekali bertelur 150
butir kemudian menetas menjadi larva. Telur Anopheles sp memiliki bentuk oval
agak lonjong dengan ujung relative agak meruncing, ditemukan sendiri-sendiri (tidak
bergerombol), kedua sisi telur memiliki bentuk transparan menyerupai ulir berperan
sebagai pelampung.

b. Larva

Bagian tubuh larva terdiri dari bagian kepala, dada (thoraks), badan (abdomen)
dan ekor.Pada bagian badan setiap abdomen memiliki rambut badan di sisi kiri dan
sisi kanan tiap abdomen, bentuk rambut badan larva menyerupai daun palem.Di
dalam tiap abdomen terdapat sepasang sikat palmata (palmate hairs).

12
c. Pupa

Pupa Anopheles sp dapat di bedakan dari bentuk corong nafas yang dimiliki, pada
bagian atas abdomen tampak adanya sikat palmate yang tidak dimiliki oleh pupa dari
tribe culicine.

d. Nyamuk Dewasa

Ukuran palpus maksilaris dibandingkan proboscis relative hampis sama panjang.


Pada nyamuk jantan adanya pembesaran segmen terakhir palpus maksilaris (seperti
gada) dan rambut antena yang lebat seperti (plumose), pada nyamuk betina tidak
didapatkan pembesaran segmen pada palpus maksilaris dan ramut antenanya jarang
(pilose).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat pelaksanaan


Hari/ tanggal : Kamis / 09 November 2023
Waktu : 13.00 – 16.00 WIB
Tempat : Laboratorium Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu Poltekkes

13
Kemenkes RI Padang
Materi : Identifikasi Morfologi Nyamuk
B. Alat dan Bahan
1. Penangkapan Nyamuk dewasa
a. Alat
No Nama alat gambar fungsi jumlah
1. Paper cup Tempat meletakkan 9
sampel sebelum di
periksa

2. Aspirator Alat untuk Menangkap 1


nyamuk

b. Bahan
No Nama bahan Gambar Fungsi jumlah
1. Kain kasa Menutup paper cup 9

14
2. Karet Mengikat paper cup 9

2. identifikasi nyamuk dewasa


a. alat
No Nama alat gambar Fungsi jumlah
1. Petridish Meletakkan sampel 5
nyamuk

2. Lup Memperbesar benda 3


yang dilihat

3. Pinset Menjepit sampel 1

4 Gelas kimia Meletakkan larutan 1


chloroform

b.bahan
No Nama bahan gambar fungsi jumlah

15
1. Chloroform Mematikan nyamuk secukupnya

2. Kapas Media mematikan sekucupnya


nyamuk

C. Prosedur Kerja
1. Penangkapan nyamuk dewasa
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Tentukan lokasi pengambilan sampel serangga nyamuk.
c. Posisikan aspirator di tempat nyamuk hinggap, lalu dihisap bagian karet aspirator dan
ditutup pakai jempol jika nyamuk sudah masuk kedalam tabung aspirator.
d. Masukkan nyamuk kedalam paper cup dan tutup dengan kain kasa, lalu ikat dengan
menggunakan karet.
e. Bawa sampel nyamuk ke laboratorium.

2.Identifikasi nyamuk dewasa


a. matikan sampel nyamuk dengan bantuan klorofom yang sudah di aplikasikan
pada kapas.
b. Tunggu beberapa menit hingga sampel nyamuk mati.
c. Letakkan sampel nyamuk ke petridish untuk diamati.
d. Gunakan lup untuk melihat lebih jelas bagian bagian tubuh nyamuk.
e. Gambarlah bagian-bagian nyamuk yang terlihat saat menggunakan lup.

16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada identifikasi nyamuk dewasa, dan di dapatkan hasil :
1. Pengamatan Morfologi Nyamuk Dewasa
No Nama Jenis nyamuk dewasa Taksonomi Ciri dari yang diamati
1 Emmi Wahyuni Culex Kingdom :Animalia Nyamuk Culex
quinquefasciatus Filum : Arthropoda quinquefasciatus
Kelas : Insecta mempunyai ukuran kecil
Ordo : Diptera sekitar 4-13 mm, pada

17
Genus : Culex kepala terdapat probosis
Spesies : Culex yang halus dan
quinquefasciatus panjangnya melebihi
panjang kepala, terdapat
palpus yang
mempunyai 5 ruas dan
sepasang antena dengan
jumlah ruas 15 yang
terletak di kanan dan di
kiri proboscis, dan sayap
nyamuk berbentuk
panjang akan
tetapi ramping. Nyamuk
Culex quinquefasciatus
mempunyai berwarna
coklat, berukuran sedang,
dengan bintik-bintik putih
di bagian dorsal abdomen.
Sedangkan kaki dan
proboscis berwarna hitam
polos tanpa bintik-bintik
putih.

2 Fauziah Hayati Aedes aegypti Filum : Arthropoda Warna hitam dengan


bercak putih pada badan
Kelas : Hexapoda
dan kaki,
Ordo : Diptera Hidup dan berkembang

Genus : Aedes biak dalam rumah dan


sekitarnya,
Spesies : Aedes Hidup pada pakaian yang

18
tergantung, kelambu, serta
aegypti
di tempat yang gelap dan
lembab,

Menggigit disiang hari,

3 Fitri Zahra Culex gelidus Kingdom :Animalia Nyamuk Culex gelidus


Filum : Arthropoda mempunyai ukuran kecil
Kelas : Insecta sekitar 4-13 mm, pada
Ordo : Diptera kepala terdapat probosis
Genus : Culex yang halus dan
Spesies : Culex panjangnya melebihi
gelidus panjang kepala, terdapat
palpus yang
mempunyai 5 ruas dan
sepasang antena dengan
jumlah ruas 15 yang
terletak di kanan dan di
kiri proboscis, dan sayap
nyamuk berbentuk
panjang akan
tetapi ramping.
4 Hanif Sifaul Aedes aegypti Kingdom :Animalia Warna hitam dengan
Qolbi Filum : Arthropoda bercak putih pada badan
dan kaki,Hidup dan
Kelas : Insecta berkembang biak dalam
Ordo : Diptera rumah dan sekitarnya,
Genus : Aedes Hidup pada pakaian yang
tergantung, kelambu, serta
Spesies : Aedes di tempat yang gelap dan
aegypti lembab,Menggigit disiang
hari,

19
5 Marta Kingdom :Animalia Warna hitam dengan
Filum : Arthropoda bercak putih pada badan
dan kaki,Hidup dan
Aedes aegypti Kelas : Insecta berkembang biak dalam
(nyamuk ternak) Ordo : Diptera rumah dan sekitarnya,
Genus : Aedes Hidup pada pakaian yang
tergantung, kelambu, serta
Spesies : Aedes di tempat yang gelap dan
aegypti lembab,Menggigit disiang
hari,

6 Mujahida Culex pipiens Kingdom :Animalia Nyamuk Culex pipiens


Mabruri Filum : Arthropoda pajang tubuh sekitar 4-
Kelas : Insecta 7mm,warna tubuh
Ordo : Diptera umumnya berwarna coklat
Genus : Culex atau abu-abu,pada
Spesies : Culex nyamuk betina terdapat
pipiens belang-belang pada
kaki,tidak terdapat
rambut-rambut berbentuk
kipas(palmatus
hairs)pada segmen
abdomen,terdapat pectin
pada corong udara. Pada
corong (siphon) terdapat
sepasang rambut serta
jumbai.

20
7 Rara Apria Culex Kingdom :Animalia Nyamuk Culex
Maidel quinquefasciatus Filum : Arthropoda quinquefasciatus
Kelas : Insecta mempunyai ukuran kecil
Ordo : Diptera sekitar 4-13 mm, pada
Genus : Culex kepala terdapat probosis
Spesies : Culex yang halus dan
quinquefasciatus panjangnya melebihi
panjang kepala, terdapat
palpus yang
mempunyai 5 ruas dan
sepasang antena dengan
jumlah ruas 15 yang
terletak di kanan dan di
kiri proboscis, dan sayap
nyamuk berbentuk
panjang akan
tetapi ramping. Nyamuk
Culex quinquefasciatus
mempunyai berwarna
coklat, berukuran sedang,
dengan bintik-bintik putih
di bagian dorsal abdomen.
Sedangkan kaki dan
proboscis berwarna hitam

21
polos tanpa bintik-bintik
putih.

8 Ridho Surya Aedes aegypti Kingdom :Animalia Warna hitam dengan


Akbar Filum : Arthropoda bercak putih pada badan
dan kaki,
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera Hidup dan berkembang
biak dalam rumah dan
Genus : Aedes
sekitarnya,
Spesies : Aedes
aegypti Hidup pada pakaian yang
tergantung, kelambu, serta
di tempat yang gelap dan
lembab,

Menggigit disiang hari,


9 Tiara Anasrul Culex Kingdom :Animalia Nyamuk Culex
quinquefasciatus Filum : Arthropoda quinquefasciatus
Kelas : Insecta mempunyai ukuran kecil
Ordo : Diptera sekitar 4-13 mm, pada
Genus : Culex kepala terdapat probosis
Spesies : Culex yang halus dan
quinquefasciatus panjangnya melebihi
panjang kepala, terdapat
palpus yang
mempunyai 5 ruas dan
sepasang antena dengan
jumlah ruas 15 yang
terletak di kanan dan di
kiri proboscis, dan sayap
nyamuk berbentuk
panjang akan
tetapi ramping. Nyamuk

22
Culex quinquefasciatus
mempunyai berwarna
coklat, berukuran sedang,
dengan bintik-bintik putih
di bagian dorsal abdomen.
Sedangkan kaki dan
proboscis berwarna hitam
polos tanpa bintik-bintik
putih.

10 Vivin Fathiya Anopheles (nyamuk Kerajaan: Animalia Mempunyai badan yang


Sabrina pauh) bersisik, kepala dengan
Filum: Arthropoda
dua antena, mempunyai
Kelas: Insecta tiga pasang kaki.

Ordo: Diptera

Genus: Anopheles

Spesies : Anopheles
sp

B. Pembahasan
Pada pratikum ini kami mengamati beberapa jenis nyamuk, yaitu Nyamuk culex
quinquefasciatus, Nyamuk culex gelidus, Nyamuk Culex pipiens, Nyamuk Aedes Agepty, dan
Nyamuk Anopheles.

23
Nyamuk Culex quinquefasciatus mempunyai berwarna coklat, berukuran sedang, dengan
bintik-bintik putih di bagian dorsal abdomen. Sedangkan kaki dan proboscis berwarna hitam
polos tanpa bintik-bintik putih. Nyamuk Culex quinquefasciatus memiliki ciri-ciri Berwarna
coklat, berukuran sedang, dengan bintik-bintik putih di bagian dorsal abdomen, Pada segmen
terakhir larva terdapat corong udara, tidak ada rambut-rambut berbentuk kipas pada segmen
abdomen, dan terdapat pectin pada corong udara, Aktif saat pagi, siang, atau malam hari,
meletakkan telur dan berkembang biak di selokan yang berisi air bersih atau air pembuangan
domestik yang kotorMampu menularkan penyakit filariasis, ensefalitis, dan virus chikungunya.
Nyamuk culex gelidus Tubuh terdiri dari caput (kepala), thorax (dada), abdomen
(perut), sifon, dan anal segmen, sifon langsing dan panjang, bulu-bulu sifon lebih dari satu
pasang, duri-duri pada ujung abdomen lebih dari satu baris. Nyamuk Culex gelidus
memiliki ciri-ciri fisik Tubuhnya berwarna cokelat kehitam-hitaman, Ujung abdomennya
tumpul, Palpusnya lebih pendek dari proboscis, Sayapnya berwarna gelap.
Nyamuk Culex pipiens pajang tubuh sekitar 4-7mm,warna tubuh umumnya berwarna
coklat atau abu-abu,pada nyamuk betina terdapat belang-belang pada kaki,tidak terdapat rambut-
rambut berbentuk kipas(palmatus hairs)pada segmen abdomen,terdapat pectin pada corong
udara. Pada corong (siphon) terdapat sepasang rambut serta jumbai. Nyamuk Culex pipiens
merupakan spesies nyamuk yang umumnya ditemukan di berbagai wilayah. Ciri-ciri khasnya
meliputi tubuh berwarna coklat gelap atau hitam dengan garis-garis putih pada kaki-kakinya.
Nyamuk ini dikenal sebagai vektor penyakit seperti demam kuning dan virus West Nile.
Nyamuk Aedes Agepty Warna hitam dengan bercak putih pada badan dan kaki, Hidup
dan berkembang biak dalam rumah dan sekitarnya,Hidup pada pakaian yang tergantung,
kelambu, serta di tempat yang gelap dan lembab, Menggigit disiang hari.
Nyamuk Anopheles mempunyai badan yang bersisik, kepala dengan dua antena,
mempunyai tiga pasang kaki. Warna tubuh kekuning-kuningan, Tubuhnya terdiri dari tiga bagian
yang berbentuk panjang, yaitu kepala, dada (toraks), dan perut, Ketika hinggap, nyamuk
Anopheles akan memposisikan badannya secara miring hingga 45 derajat, Nyamuk Anopheles
dewasa memiliki ukuran sekitar 4,13 mm, Nyamuk Anopheles menggigit pada malam hari

24
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat yang digunakan saat pratikum identifikasi morfologi nyamuk adalah paper cup,
petridish, lup, mikroskop, pinset, dan aspirator. Bahan yang digunakan saat pratikum identifikasi
morfologi nyamuk adalah chloroform, kapas, kain kasa, dan karet.
Prosedur kerja pada penangkapan nyamuk dewasa adalah Siapkan alat dan bahan, Tentukan
lokasi pengambilan sampel serangga nyamuk, Posisikan aspirator di tempat nyamuk hinggap,
Masukkan nyamuk kedalam paper cup, dan Bawa sampel nyamuk ke laboratorium. Prosedur
kerja Identifikasi nyamuk dewasa adalah matikan sampel nyamuk dengan klorofom, Letakkan
sampel nyamuk ke petridish untuk diamati, Gunakan lup untuk melihat lebih jelas bagian bagian
tubuh nyamuk , dan gambarlah bagian-bagian nyamuk.
Jenis nyamuk yang diamati yaitu aedes agepty,culex quinquefasciatus,culex pipiens,culex
gelidus,dan anopheles.

B. Saran
Dari kegiatan praktikum yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil identifikasi larva dan
nyamuk dewasa. Gunakan masker, sarung tangan, dan wearpack saat praktikum dilakukan.
Patuhi aturan dan tata cara praktikum. Tidak bercanda atau bermain-main saat pratikum
berlangsung.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiguna, Komang Candra. 2014. Identifikasi Larva dan Nyamuk Aedes, Anopheles, dan
Culex. Diakses pada 23 Maret 2023 ;
URL :https://www.scribd.com/doc/195839295/Laporan-Praktikum-Identifikasi-Nyamuk
2. Putra, Aap. 2015. Morfologi Nyamuk Culex sp. Diakses pada 23 Maret 2023 ; URL :
http://repository.um-surabaya.ac.id/3313/3/BAB_2.pdf
3. Yamin, Is. 2015. Morfologi Nyamuk Anopheles sp. Diakses pada 23 Maret 2023 ; URL :
http://repository.unimus.ac.id/4082/3/BAB%20II.pdf
4. Mashfiya, B. 2012. Morfologi Nyamuk Aedes sp. Diakses pada 23 Maret 2023 ;
URL :http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/876/4/4%20CAPTER%202.pdf
5. Pertiwi, R Ayu Anita. 2019. BAB II Tinjauan Pustaka. Diakses pada 23 Maret 2023 ;
URL : http://repositori.unsil.ac.id/775/3/BAB%20II.pdf
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017tentang Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan
Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya
7. https://tirto.id/mengenal-anopheles-ciri-ciri-dan-bahaya-nyamuk-malaria-gMVt

26
27

Anda mungkin juga menyukai