Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PEMBUATAN ALAT PERANGKAP KECOA

DAN ALAT PENGAPLIKASIAN PESTISIDA


MATA KULIAH PVBP-B

KELOMPOK 7

No. Nama NIM


1. Adinda Nadiva P07133220001
2. Arnila Susanti P07133220008
3. Bagas Nurfitrianto P07133220009
4. Gusti Norhasanah P07133220020
5. Hepni P07133220024
6. Khansa Khadijah Ghozali P07133220032
7. Maidaturrizky Tirtasari P07133220036
8. Nailah Azizah P07133220056
9. Ridha Juliani P07133220070

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Pembuatan Alat Perangkap Kecoa
Dan Alat Pengaplikasian Pestisida ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah PVBP-B. Selain itu, proposal ini juga bertujuan sebagai rancangan pembuatan alat yang
akan kami buat nanti, serta mengetahui anggaran dana yang akan diperlukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. M. Irfa’I, S.ST., M.T dan Ibu
Dr. H. Tien Zubaidah, S.KM, M.KL yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua atas bantuannya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan proposal.

Banjarbaru, 11 Agustus 2022

Kelompok VII

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
C. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecoa .................................................................................................... 6
B. Pengendalian Kecoa ............................................................................. 6
C. Pengendalian dengan Insektisida.......................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan ..................................................................................... 9
B. Cara Pembuatan Perangkap Kecoa....................................................... 9
C. Alat dan Bahan ..................................................................................... 9
D. Cara Pembuatan Alat Fogging Sederhana dan Murah ......................... 9
BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Anggaran Biaya .................................................................................... 11
B. Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alat pengendalian merupakan suatu media/usaha yang bertujuan untuk
mengurangi keberlangsungan makhluk hidup yang penyebabnya penyakit bagi
manusia maupun hewan. Pengendalian vektor merupakan kegiatan atau tindakan
yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin, sehingga
keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit di suatu
wilayah. Cara pengendalian vektor antara lain usaha pencegahan (prevention), usaha
penekanan (suppression), dan usaha pembasmian (eradication). Upaya pengendalian
vektor perlu ditingkatkan karena penyakit yang ditularkan melalui vektor merupakan
penyakit endemis yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat bahkan
wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB). Masalah yang dihadapi dalam pengendalian
vektor di Indonesia antara lain kondisi geografi dan demografi, belum
teridentifikasinya spesies vektor pada semua wilayah endemis, peningkatan populasi
vektor yang resisten terhadap insektisida tertentu, keterbatasan sumber daya serta
kurangnya keterpaduan dalam pengendalian vektor.
Kecoa merupakan salah satu vector yang berada di lingkungan rumah yang
seringkali menganggu kenyamanan dan estetika karena menimbulkan bau, pencetus
alergi, membawa bakteri serta parasit, dan meninggalkan noda pada dinding, lantai,
dan perabot rumah. Kecoa dapat menularkan penyakit kepada manusia baik secara
mekanis maupun secara
biologis. Kecoa termasuk jenis insecta yang berperan sebagai vektor mekanis
beberapa penyakit, Penyakit yang dapat ditularkan melalui kecoa diantaranya typus,
toksoplasma, asma, TBC, dan kolera. Penanggulangan penyakit yang ditularkan oleh
vektor ini selain dengan pengobatan terhadap penderita, juga dilakukan upaya-upaya
pengendalian vektor termasuk upaya mencegah kontak dengan vektor guna mencegah
penularan penyakit.
Pestisida digunakan hampir di seluruh dunia dan digunakan dari pertanian
yang kecil sampai pertanian yang besar di masyarakat desa dan masyarakat kota untuk
memberantas hama-hama domestik seperti kecoak, semut, lalat, tikus, nyamuk dan
binatang pengganggu lainnya. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau
mengendalikan hama. Food and Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan

4
bahwa pestisida adalah setiap zat yang diharapkan sebagai pencegahan,
menghancurkan atau pengawasan setiap hama termasuk vektor terhadap manusia atau
penyakit pada binatang.Manfaat yang dimiliki pestisida mendorong petani untuk
menggunakan pestisida dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
Pestisida tidak hanya dapat membunuh organisme sasarannya saja melainkan dapat
membunuh bukan sasarannya, seperti manusia. Hal ini dikarenakan masih banyak
petani yang menggunakan pestisida tanpa memperhatikan segi ekologi dan kesehatan,
meskipun sudah banyak peraturan mengenai pemakaian pestisida yang dikeluarkan
oleh pemerintah .
B. Tujuan
 Mahasiswa dapat mengetahui definisi tentang pengendalian vektor
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang pembuatan alat pengendalian vektor
kecoa
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana cara penggunaan
pengendalian vektor kecoa
 Mahasiswa dapat mengetahui tentang bagaimana cara penggunaan
pengendalian vektor dengan pestisida
C. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui definisi pengendalian
vektor, cara penggunaan pengendalian vektor kecoa dan pengendalian vektor dengan
pestisida.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecoa

Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang sering ditemui disekitar lingkungan
tempat tinggal kita. Spesies kecoa hingga kini tercatat lebih dari 4.500 telah diidentifikasi.
Kecoa merupakan salah satu serangga yang berbahaya bagi manusia, karena beberapa spesies
kecoa diketahui dapat menularkan penyakit pada manusia seperti TBC, tifus, asma, kolera,
dan hepatitis (Depkes, 2012).

Kecoa sangat mudah ditemui didalam rumah khususnya di kawasan yang panas dan
lembab seperti ruangan bawah tanah dan lemari pakaian. Kecoa juga bisa ditemukan ditempat
yang kering dan memiliki akses ke sumber air. Sumber makanan kecoa adalah bahan-bahan
organik yang sudah membusuk dan bisa memakan hampir semua bahan, namun kecoa lebih
menyukai bahan yang manis (Baskoro dkk, 2011).

Kecoa termasuk phyllum arthropoda, kelas Insekta, dan salah satu insekta yang
termasuk ordo orthoptera (bersayap dua) dengan sayap yang didepan menutupi sayap yang
dibelakang dan melipat seperti kipas. Diantara spesies yang paling terkenal adalah kecoa
Amerika (Periplaneta americana), yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman (Blattella
germanica), dengan panjang ±11⁄2 cm, dan kecoa Asia (Blattella asahinai), dengan panjang
juga sekitar 11⁄2 cm (Rusdhy, 2012).

B. Pengendalian Kecoa

Strategi pengendalian kecoa ada 4 cara (Depkes RI, 2002):

a. Pencegahan

Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau bahan
makanan yang akan dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah-celah, lobang atau
tempat-tempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur, kamar
mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi pipa sanitasi.

b. Sanitasi

Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal kecoa
antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di lantai atau rak, segera
6
mencuci peralatan makan setelah dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang
menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture,
dan tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus ditutup, dengan
cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran air (drainase), bak cuci piring dan
washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan
lemari pakaian atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci
pakaian kotor dan kain lap kotor.

c. Trapping

Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk
menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap kecoa
yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah washtafel dan bak cuci piring, di
dalam lemari, di dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran air.

C. Pengendalian Dengan Insektisida

Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain : Clordane,
Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate majemuk, Diazinon, Dichlorvos,
Malathion dan Runnel. “Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga
cara di atas telah dipraktekkan namun tidak berhasil. Disamping itu diindikasikan bahwa
pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di atas (pencegahan, sanitasi,
trapping) dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-
celah atau lobang-lobang dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang
baik. Lobang-lobang yang demikian hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida
seperti Natrium Flouride (beracun bagi manusia), serbuk Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane
2,5 %, efeknya baik dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat
persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida”(Depkes RI,
2002) .

C. Pestisida

FAO mendefinisi pestisida sebagai "zat atau campuran zat yang bertujuan untuk
mencegah, membunuh, atau mengendalikan hama tertentu, termasuk vektor penyakit bagi
manusia dan hewan, spesies tanaman atau hewan yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan kerusakan selama produksi, pemrosesan, penyimpanan, transportasi, atau
pemasaran bahan pertanian (termasuk hasil hutan, hasil perikanan dan hasil peternakan).

7
Istilah ini juga mencakup zat yang mengendalikan pertumbuhan tanaman, merontokkan daun,
mengeringkan tanaman, mencegah kerontokkan buah, dan sebagainya yang berguna untuk
mengendalikan hama dan memitigasi efek dari keberadaan hama, baik sebelum maupun
setelah panen

Pestisidia merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik
insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan membrantas
hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida juga digunakan dirumah
tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai serangga penggangu lainnya. Dilain
pihak pestisida ini secara nyata banyak menimbulkan keracunan pada orang (Runia Y, 2008).

Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama
dan cida berarti pembunuhan. Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau,
tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan
virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung, dan hewan lain yang
dianggap merugikan (Subiakto sudamo, 1991).

8
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


1. Botol Plastik
2. Cutter
3. Lem
4. Terasi
5. Gunting
6. Minyak

B. Cara Pembuatan Perangkap Kecoa


Adapun cara pembuatan alat perangkap kecoa sebagai berikut :
1. Potong botol plastic menjadi dua bagian. Perbandingannya adalah 1:3,
lebihpanjang yang bawah.
2. Masukkan terasi ke bagian dalam bawah botol.
3. Bagian dalam bawah botol diolesi minyak pada dinding botol yang bertujuan
agarkecoa yang sudah masuk tidak dapat keluar lagi karena dindninya licin.
4. Tutup bagian bawah botol menggunakan bagian atas botol secara terbalik.
5. Kemuadian beri lem hingga bagian atas dan bawah merekat sempurna.
6. Letakkan alat perangkap kecoa di tempat yang sering berkeliaran kecoa.

C. Alat Dan Bahan


1. Kaleng Bekas
2. Paku
3. Kayu Bekas
4. Semprotan Bekas
5. Palu
6. Solar Yang Sudah Dicampur Dengan Pestisida

D. Cara Pembuatan Alat Fogging Sederhana Dan Murah.

Adapun cara pembuatan alat perangkap kecoa berikut :


1. Satukan kayu dan kaleng bekas dengan paku. Agar nantinya tidak mudah jatuh.
2. Lalu bikin pegangan untuk wadah semprotan di ujung gagang pemegang,yang
bertujuan agar menempel dan tidak mudah jatuh.
3. Isi wadah botol semprotan dengan bahan bakar solar sebagai bahan utama dalam
pengasapa.Solar tersebut di campur dengan obat nyamuk insektisida.
4. Potong serabut kelapa kedalam wadah kaleng sebagai media pembakaran dan
pengasapan.
5. Jika sudah maka alat tersebut bisa digunakan.
6. Semprot larutan tersebut kearah pembakaran dari kaleng,Maka obat tersebut akan

9
bereaksi dengan panas dalam kaleng.

10
BAB IV

ANGGARAN BIAYA DAN

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. ANGGARAN BIAYA
Anggaran biaya yang diperlukan dalam pembuatan alat pengendalian kecoa dan
aplikasi pestisida :
Pembuatan Alat Pengendalian Kecoa
Material Jumlah Unit Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
Botol bekas 1500 ml 1 buah - -
Gunting 1 buah 10.000,00 10.000,00
Cutter 1 buah 7.000,00 7.000,00
Terasi 1 buah 1.000,00 1.000,00
Lem 1 buah 10.000,00 10.000,00
Minyak goreng 20 ml - -
bekas
Total Biaya (Rp) Rp.28.000,00
Pembuatan Alat Aplikasi Pestisida
Material Jumlah Unit Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
Kaleng bekas 1 buah - -
Paku Secukupnya 5.000,00 5.000,00
Kayu bekas 1 buah - -
Botol semprot bekas 1 buah - -
Palu 1 buah - -
Solar 1 liter 10.000,00 10.000,00
Total Biaya (Rp) Rp.15.000,00

Keterangan : Untuk barang (-) menggunakan barang bekas sehingga tidak


mengeluarkan biaya.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Jenis Kegiatan Minggu


Ke-1 Ke-2 Ke-3

1. Penentuan Judul dan 


Tema Proposal
2. Penyusunan Proposal 
3. Proposal diajukan

11
4. Pembuatan Alat

5. Penyusunan Laporan

6. Penyerahan Laporan

12
DAFTAR PUSTAKA

RI, K. K. (2017). Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit serta pengendaliannya
Adriyani, R. (2006). Usaha Pengendalian Pencemaran Lingkungan Akibat Penggunaan
Pestisida Pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan

13

Anda mungkin juga menyukai