Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK PROFESI

STASE KERERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN

PERSONAL HYGIENE ( MEMANDIKAN PASIEN ) “TN. D”RUANGAN


BEDAH DI RSUD PROF DR. M ALI HANAFIAH TAHUN 2023

Pembimbing Akademik : Desri Nova H, SST M.Biomed

Pembimbing Klinik : Ns. Putri Mabheta Nova S,Kep

Disusun oleh

Nama : Mirna Apriani


NIM : 231004596101019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS


KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2023

i
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENDAHULUAN KETERAMPILAN
DASAR PRAKTIK KEBIDANAN

PRAKTIK KLINIK PROFESI


STASE KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KEBIDANAN

Laporan Pendahuluan keterampilan dasar praktik kebidanan ini


Telah Memenuhi Disetujui untuk di laksankan ketahap Laporan Kasus
Tanggal 27 November 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Desri Nova H,SST,M,Keb Ns.Putri Mabheta Nova S,Kep


NIDN. 1011128501 NIDN. 198309212010012016

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang ............................................................................. 1
b. Rumus masalah ........................................................................... 2
c. Tujuan ......................................................................................... 2
d. Manfaat ....................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
a. pengertian personal hygiene ........................................................ 4
b. Faktor yang mempengaruhui personal hygiene .......................... 5
c. Macam-macam personal hygyine dan tujuannya ........................ 13
d. Indikasi ........................................................................................ 14
e. Kontraindikasi ............................................................................. 14
f. Persiapan alat dan bahan ............................................................. 14
g. Langkah pelaksanaan ................................................................. 14

BAB III TINJAUAN KASUS


a. Data subjektif .............................................................................. 22
b. Data objektif ................................................................................ 24
c. Analisa......................................................................................... 25
d. Pelaksanaan ................................................................................. 25

BAB IV PEMBAHASAN
a. Pembahasan ................................................................................. 27

iii
BAB IV KESIMPULAN
a. Kesimpulan ................................................................................. 29
b. Saran ............................................................................................ 30
Daftar pustaka ....................................................................................... 31

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat


penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan , sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.Jika seseorang sakit, biasanya
masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal initerjadi karena kita
menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika
haltersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan yang sangat penting untuk diperhatikan. Pemeliharaan
personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan
kesehatan. Hal tersebut menjadi penting karena personal hygiene yang baik
akan meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang pada
akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit (Potter, 2005).
Dalam melakukan perawatan personal hygiene pada diri seseorang
dilakukan dengan cara merawat fungsi-fungsi tertentu seperti mandi dan
kebersihan tubuh secara umum. Kebersihan diri merupakan langkah awal
mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko
seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit terutama
penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik., Personal
hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai
penyakit, seperti penyakit kulit yaitu skabies, penyakit infeksi, penyakit mulut
dan gigi, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi
bagian tubuh tertentu seperti halnya kulit (Sudarto, 1996).

1
B. Tujuan umum
Mampu menjelaskan konsep dasar serta mampu memberikan dan
melaksanakan tindakan dalam personal hygiene ( memandikan pasien) di
ruang bedah Rsud Hanafiah Batu Sangkar tahun 2023

C. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan konsep dasar Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar
Praktik Klinik terutama Menjaga personal hygiene pasien di Rumah Sakit
Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.
2. Mampu mengetahui tujuan dari melakukan personal hygienepada pasien
pada Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Rumah
Sakit Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.
3. Mampu mengetahui indikasi dari personal hygiene setiap pasien pada
Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Rumah Sakit
Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.
4. Mampu mengetahui kontraindikasi dari personal hygyine pasien pada
Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik di Rumah Sakit
Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.
5. Mampu mengetahui persiapan alat dan bahan dalam melakukan
personalhygiene pasien pada Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar
Praktik Klinik di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun
2023.
6. Mampu mengetahui langkah pelaksanaan dalam melakukan personal
hygiene pada pasien pada Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik
Klinik di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.

2
D. Manfaat
1. Pasien
diharapkan laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pasien khususnya tentang personal hygiene dalam mandi.
2. RSUD
Diharapkan dapat memberikan informasi yang penting dan bermanfaat
khususnya bagi tenaga kesehatan dalam upaya personal hygiene dalam
memandikan pasien pada ruang bedah Rsud Hanafiah Batu Sangkar tahun
2023
3. Institusi pendidikan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dan
referensi bagi mahasiswa program profesi fakultas kebidanan universitas
prima nusantara bukittinggi

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian personal hygiene


Personal Hygiene berasal dari bahasaYunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Menurut beberapa ahli :
Sjarifuddin Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau
perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005).
Efendy Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang
sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi
oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006).
Depkes Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia
dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya,
kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidakdapat melakukan
perawatan diri ( Depkes 2000) .
Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan
Wartonah 2006 ).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan

4
adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya setiap orang
selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan.
Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang
disenangi dan diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan
diperlukan agar seseorang dapat hidup secara sehat.
B. Faktor yang mempengaruhi personal hygienea.
a. Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya.Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra
tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Jika seorang klien
rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum
membuat keputusan tentang bagaimana memberikan peraatan hygienis.
Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit
fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk
meningkatkan hygiene.
b. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak,
praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang
dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya
merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
c. Status sosio-ekonomi
sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien
dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo,
pasta gigi dan kometik. Perawat jugaharus menentukan jika penggunaan

5
produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang
dipraktikkan oleh kelompok social klien.
d. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan
itu sendiri tidaklah cukup.Klien juga harus termotivasi untuk memelihara
perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi
mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik
tertentu yang diharapkan dan menguntungkan dalam mngurangi resiko
kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi perawatan yang
perlu.
e. Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatanhygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti
praktik keperawatan diriyang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang
penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini
biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi,bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih
produk yang berbeda (mis.Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi)
menurut pilihan pribadi.
g. kondisi fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau
menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan
untuk melakukan hygiene pribadi.
C. Macam-Macam Personal Hygiene dan tujuannya
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

6
psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang
tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit,
gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia,
serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya.
Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan
tujuannya adalah:
1. Perawatan kulit
kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari
berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang
adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3
lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Ketika
pasien tidak mampu atau melakukan perawatan kulit pribadi maka
perawat memberikan bantuan atau mengajarkan keluarga
bagaimana melaksanakan personal higiene. Seorang pasien yang
tidak mampu bergerak bebas karena penyakit akan beresiko
terjadinya kerusakan kulit. Bagian badan yang tergantung dan
terpapar tekanan dari dasar permukaan tubuh (misalnya matrasi
gips tubuh atau lapisan linen yang berkerut), akan mengurangi
sirkulasi pada bagian tubuh yang terkena sehingga dapat
menyebabkan dekubitus. Pelembab pada permukaan kulit
merupakan media pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi
lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan
maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase
luka dapat mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan
menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi. Pasien yang
menggunakan beberapa jenis alat eksternal pada kulit seperti gips,
baju pengikat, pembalut, balutan, dan jaket ortopedik dapat
menimbulkan tekanan atau friksi terhadap permukaan kulit

7
sehinggga menyebabkan kerusakan kulit. Tujuan perawatan kulit
adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan,
pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan
sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan memahami metode
perawatan kulit.
2. Mandi
Kesehatan kulit adalah penting. Kulit melindungi jaringan dari
cedera dengan mencegah kuman (mikroorganisme) memasuki
tubuh. Ketika kulit tergores atau luka, mikroorganisme dapat
masuk dan pasien rentan terhadap infeksi. Ketika kulit kering atau
bersisik, kulit dapat pecah. Bila pasien mengalami ruam atau gatal
lain, akan mudah untuk menggores kulit. Dengan demikian penting
untuk selalu memeriksa kulit pasien. Menghindari cedera kulit dan
memperbaiki kesehatan kulit bila mungkin, melalui nutrisi, losion
dan yang paling penting adalah mandi.
Memandikan pasien merupakan perawatan higenis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi
ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan
ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.
Keluasan mandi pasien dan metode yang digunakan untuk mandi
berdasarkan pada kemampuan fisik pasien dan kebutuhan tingkat
hygiene yang dibutuhkan. Pasien yang bergantung dalam
pemenuhan kebutuhan personal higiene, terbaring ditempat tidur
dan tidak mampu mencapai semua anggota badan dapat
memperoleh mandi sebagian di tempat tidur. Tujuan memandikan
pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan tubuh,
mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem
peredaran darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat
menghilangkan mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh,

8
menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah ke
kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks dan segar. Pasien
dapat dimandikan setiap hari di rumah sakit. Namun, bila kulit
pasien kering, mandi mungkin dibatasi sekali atau dua kali
seminggu sehingga tidak akan menambah kulit menjadi kering.
Perawat atau anggota keluarga mungkin perlu membantu pasien
berjalan ke kamar mandi atau kembali dari kamar mandi. Perawat
atau anggota keluarga harus ada untuk membantu pasien
mengguyur atau mengeringkan bila perlu atau mengganti pakaian
bersih setelah mandi. Kadang pasien dapat mandi sendiri di tempat
tidur atau mereka memerlukan bantuan dari perawat atau anggota
keluarga untuk memandikan bagian punggung atau kakinya.
Kadang pasien tidak dapat mandi sendiri dan perawat atau anggota
keluarga memandikan pasien di tempat tidur.
3. Hygiene mulut
pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau
teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat
meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan pasien.
Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan bergantung
terhadap keadaan mulut pasien. Gigi dan mulut merupakan bagian
penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui
organ ini berbagai kuman dapat masuk. Hygiene mulut membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir,
menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan,
plak, bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan
yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa
penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut
yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan sariawan.

9
Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan hygiene mulut
pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang
terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang
ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah
penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh,
mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut dan
mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan
benar.tipe perawatan mulut yang diberikan perawat akan
bergantung pada bahan yang tersedia. Bila mungkin, gigi dan gusi
harus disikat dengan perlahan memakai sikat halus. Bila tidak
tersedia sikat gigi, pasien dapat mengunyah serat-serat pada ujung
batang, dengan menggunakannya sebagai sikat, atau anda dapat
membungkuskan kain handuk atau kasa pada ujung batang atau
jari anda dan gunakan sebagai sikat gigi. Pasta gigi membantu
tetapi tidak perlu. Anda dapat membuat bubuk gigi dengan
mencampur garam dan bikarbonat soda dalam jumlah yang sama.
Untuk membuat lengket, basahi sikat sebelum menempatkannya
dalam bubuk.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan
telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan
khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus
dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya partikel asing kedalam mata. Namun pasien yang
mengalami cedera atau pembedahan mata, pasien yang mengalami
infeksi mata atau pasien tidak sadar memerlukan perawatan khusus
terhadap mata. Pada infeksi atau cedera, mata cenderung
mengeluarkan rabas dan mungkin cairan yang dikeluarkan

10
terakumulasi dan mengering di bulu mata seperti krusta. Pasien
tidak sadar tidak dapat mengedipkan mata dan mata mereka
menjadi kering dan teriritasi. Rabas dari mata juga dapat terbentuk.
Ada beberapa langkah dalam membersihkan rabas dari mata :
1) lunakan dan bersihkan rabas yang telah mengering pada
kelopak atau bulu mata, dengan menggunakan bola kapas
steril atau kain bersih yang dilembabkan dengan air atau
larutan salin. Usap dari bagian dalam kelopak mata kearah
luar.
2) bila pasien tidak sadar dan tidak dapat menutup kelopak
mata atau berkedip, tetes mata dapat digunakan untuk
mempertahankan mata cukup basah. Atau memasang
tameng mata untuk melindungi mata.
3) bila pasien menggunakan kaca mata, bersihkan dengan
hati-hati menggunakan air hangat dan tisu atau kain lembut
untuk menghindari goresan pada lensa. Bila kaca mata
tidak digunakan, tempatkan ditempat yang aman agar tidak
pecah.
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan.
Namun, pasien dengan serumen yang terlalu banyak telinganya
perlu dibersihlkan baik mandiri pasien atau dilakukan oeh perawat
dan keluarga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk
ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal
telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara.Hidung
berfungsi sebagai indera penciuman, memantau temperature dan
kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah masuknya
partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Pasien yang memiliki
keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan perawat atau anggota
keluarga untuk melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga.

11
Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan
memiliki organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan
telinga pasien akan bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu
melakukan perawatan mata, hidung, dan telinga sehari – hari.
5. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo
adalah cara-cara dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola
rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan
hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan
penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi
karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang
memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui
rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi.
Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat
memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi
rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan
bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien.
Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan.
Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi
untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari. Sedangkan pada
pasien yang memiliki keterbatasan mobilisasi memerlukan bantuan
perawat atau keluarga pasien dalam melakukan higyene rambut.
Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan
kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa
nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam
melakukan praktik perawatan rambut.

12
6. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali
orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri
atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam
mempertahankan personal hygiene karena berbagai kuman dapat
masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku
seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan
perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh
dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan
bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan
kaki dan kuku dengan benar.
7. Perawatan genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien
yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya
sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan
perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis
kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis
kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan
perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk
mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan
genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan
personal higiene.
D. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah
personal hygiene adalah Dampak fisik banyak gangguan kesehatan yang

13
diderita seseorang karena tidak terpeliharanya personal higiene dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik
pada kuku. Dampak psikososial masalah sosial yang berhubungan dengan
personal hygiene pada pasien immobilisasi adalah gangguan kebutuhan rasa
nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri, dan gangguan interaksi sosial.
E. Indikasi dalam memandikan pasien
a. Semua pasien untuk memenuhi kebutuhan hygienenya
b. Pada pasien tertentu dilakukan terapi untuk menurunkan suhu tubuh
F. Kontraindikasi
a. Pada pasien yang memiliki luka bakar yang luas
G. Persiapan alat dan bahan
1. Alat dan bahan
1. Baskom mandi 2 buah, masing-masing berisi air dingin dan air hangat
2. Pakaian pengganti
3. Kain penutup
4. Handuk
5. sarung tangan pengusap badan / waslap
6. Tempat untuk pakaian kotor
7. Sampiran
8. Sabun

14
H. Langkah pelaksanaan

No Langkah pelaksanaan Gambar

1 Cuci tangang

2 Identifikasi pasien dengan


benar

3 Ucapkan salam

4 Siapkan dan dekatkan alat


kedekat pasien

15
5 Jelaskan tujuan dan presedur
pelaksanaan

6 Tanyakan kesiapan dan


memintak kerja sama pasien

7 Jaga privacy pasien

7 Memakai henscoond

16
8 Ganti selimut pasien dengan
selimut mandi

9 Lepaskan pakaian atas pasien

Membasuh muka

10. Bentangkan perlak dan


handuk dibawah kepala
pasien

11 Tanyakan pasien
menggunakan sabun muka
atau tidak

12 Bersihkan muka sampai


ketelingan menggunakan
waslap lembab lalu
dikeringkan

17
13 Gulung perlak dan handuk

Membasuh lengan

14 Turunkan selimut mandi


kebagian perut kelien

15 Pasang handuk besar diatas


dada pasien dengan cara
melintang dan kedua tangan
pasien diletakkan diatas
handuk

16 Basahi tangan pasien dengan


waslap airbesrsih, disabuni,
kemudian dibilas dengan air
hangat dan keringkan dengan
handuk

Membasuh dada dan perut

17 Turun kan selimut mandi


hingga perut bagian bawah
,keduatangan diletakkan
diatas bagian kepala

18
18 Basuh ketiak,dada serta perut
dengan waslap
basah,disabuni, kemudian
dibilas dengan air hangat dan
dikeringkan

Membasuh punggung

19 Miringkan pasien kearah


perawat dan bentangkan
handuk

20 Basahi punggung hingga


bokong dengan
waslap,diabuni ,kemudian
dibilas dengan air hangat dan
dikeringkan

21 Berikan bedak pada punggu


jika ada

22 Kembalikan keposisi
telentang ,kemudian bantu
kalian dalam mengenakan
pakaian

Membasuh kaki

23 Keluarkan kaki pasien dari

19
selimut mandi

24 Bentangkan handuk dibawah


kaki pasien dan lutut
ditekukkan

25 Basahi kaki mulai dari ujung


jari kaki sampai pagkal paha
disabuni lalu dibilas dengan
air kemudian dikeringkan

26 Lakukan tindakan yang sama


pada kaki yang lain

Membasuh lipatan paha


dan genetalia

27 Bentangkan handuk dibawah


bokong , kemudian selimut
mandi bagian bawah dibukak

28 Basahi daerah lipatan paha


dan genetalia dengan iar,
disabuni,dibilas kemudian
dikeringkan

29 Angkat handuk , bantu


kenakan pakaian bawah

20
pasien

30 Rapikan pasien, ganti selimut


mandi dengang selimut tidur
dan beraskan tempat tidur

31 Jelaskan kepasien bahwa


tindakan sudah selesai

32 Bereskan dan kembalikan alat


ketempat semua

33 Lepaskan hensdcoon

34 Cuci tangan

21
BAB III

REFLEKSI PELAKSANAAN TINDAKAN

ASUHAN KEBIDANAN PERSONAL HYGIENE ( MEMANDIKAN PASIEN)


DI RUMAH SAKIT UMUM Prof. Dr. M ALI HANAFIAH TAHUN 2023

No. Register : 15 03 50
Hari / Tanggal : Rabu, 29 November 2023
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : R. Bedah

I. SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama : Tn.D

Umur : 38 tahun

Tanggal lahir : 24 april 1985

Jenis kelamin : Laki-laki

Suku : Minang

Alamat : batu bulek lintau


2. Keluhan utama : sakit perut menyesak keulu hati dan mual / muntah
3. Riwayat Kesehatan :
a. Penyakit sistematik yang pernah /sering diderita : -
b. Penyakit yang pernah /sering diderita keluarga : -
c. Riwayat penyakit sekarang : peritonitis difuse
4. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :
a. Pola nutrisi :

22
Sehat Sakit
Frekuensi Makan : 3 x sehari Frekuensi Makan : 3 x sehari
Jenis Makanan : Makanan biasa Jenis Makanan : Makanan
tinggi nutrisi ( dari rumah sakit)
Jumlah : 1 piring Jumlah : ½ mika
Pantangan makan : - Pantangan makan : makanan dari
luar rumah sakit
Minum : Air putih dan teh Minum : Air putih dan susu
Keluhan : tidak ada

b. Pola eliminasi :
Sehat Sakit
Frekuensi BAB : 1 x sehari Frekuensi BAB : 1 x 2 sehari
Warna : Kuning Warna : Kuning
Konsistensi : Padat Konsistensi : Lembek
Bau : Khas Bau : Khas
BAK : 5- 7 x per hari BAK : Pasien memakai kateterisasi
Warna : Kuning Warna : Kuning

c. Pola Aktifitas :
Kegiatan sehari – hari : berkerja sebagai petani
Istirahat / tidur :
Sehat Sakit
7 – 9 jam 10 – 12 jam
d. Personal hygiene
Mandi : belum pernah mandi selama di RS
Mencuci rambut : Tidak ada
Menggosok gigi : Tidak ada
e. Keadaan psiko sosial spiritual : Kooperatif

23
II. OBJEKTIF
1. Data umum

KU : Compos Mentis (conscious)

TTV

Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg

Suhu : 36,5oC

P : 21 x/menit

N : 78 x/menit
2. Data khusus

Kepala : Tidak ada kelainan

Mata : Tidak ada kelainan

Telinga : Tidak ada kelainan

Hidung : Tidak ada kelainan

Mulut : Tidak ada kelainan

Leher : Tidak ada kelainan

Dada : Tidak ada kelainan

Abdomen : terdapat luka bekas operasi

Ekstremitas : tidak ada kelainan

Genetalia : Tidak ada kelainan

Punggung : Tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

24
III. ASSESMENT
a Diagnosa : post laparotomy
b Data dasar

Keadaan umum : Baik

Tanda-tanda vital :

TD : 110 / 70 mmHg

N : 78 x/menit

S : 36,5oC

P : 21 x/menit
c Masalah : nyeri bekas luka operasi dan tidak bisa banyak
bergerak
Kebutuhan :
• Informasi hasil pemeriksaan
• Perlindungan pencegahan infeksi pada luka bekas operasi pasien
• Berikan penkes tentang perawatan luka atau menjaga kebersihan
luka
• berikan penkes tentang menjaga kebersihan diri
• berikan penkes tentang penyebab nyeri
• ajarkan cara relaksasi dan napas dalam untuk mengurangi nyeri
• berikan penkes tentang bergerak secara perlahan -lahan

IV. PLANNING
1. MengInformasi hasil pemeriksaan
2. Perlindungan pencegahan infeksi pada klien
3. Penuhi nutrisi

25
4. memberikan penkes tentang menjaga kebersihan diri
5. memberikan penkes tentang penyebab nyeri bekas luka operasi pasien
6. mengajarkan teknik rilaksasi dengan napas dalam
7. Memberikan penkes tentang bergerak secara perlahan -lahan

CATATAN PELAKSANAAN
Waktu Catatan pelaksanaan
Tanggal 1. Menginformasikan kepada klien bahwa keadaannya tidak bisa
29 bergerak terlalu banyak
November Evaluasi : klien dan istri klien mengerti
2023 2. Melakukan perlindungan pencegahan infeksi pada klien
Pukul 11.30 dengan cara menjaga kebersihan diri pasien
WIB Evaluasi : klirn dan istri klien mengerti tentang apa yang
dijelaskan
3. Menjelaskan pada istri klien dan klien tentang kebersihan diri.
Evaluasi : istri klien dan klien mengerti.
4. Menjelaskan pada istri klien dan klien bahwa makanan yang
bisa di konsumsi pasien hanya makanan dari rumah sakit.
Evaluasi : istri klien dan klien mengerti
5. Menjelaskan pada klien dan istri klien bahwa akan dilakukan
pemantauan kebersihan pada klien. Evaluasi : istri klien
mengerti dan klien bersedia.

26
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis personal hygyiene di Rumah Sakit Umum Prof.

Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023 didapatkan bahwa ada beberapa pasien yang jarang

melakukan personal hygyiene (mandi). Efendy Dalam kehidupan sehari-hari

kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena

kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu

sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Jika seseorang sakit,

biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena seseorang

menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut

dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena itu hendaknya

setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara dan ditingkatkan.

Kebersihan dan kerapian sangat penting dan diperlukan agar seseorang disenangi dan

diterima dalam pergaulan, tetapi juga karena kebersihan diperlukan agar seseorang

dapat hidup secara sehat.

Menurut Tarwoto (2004) dampak yang sering timbul pada masalah personal

hygiene adalah Dampak fisik banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang

karena tidak terpeliharanya personal higiene dengan baik. Gangguan fisik yang sering

terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi

pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Dampak psikososial masalah

sosial yang berhubungan dengan personal hygiene pada pasien immobilisasi adalah

27
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan

harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

28
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1) Penulis telah mampu menjelaskan konsep dasar serta mampu memberikan


dan melaksanakan Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik
terutama menjaga kebersihan diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit
Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.
2) Penulis telah mampu menjelaskan konsep dasar Asuhan Kebidanan
Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga kebersihan diri pasien
( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun
2023.
3) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan pengkajian data
Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga
kebersihan diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum Prof. Dr.
M Ali Hanafiah Tahun 2023.
4) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan identifikasi diagnosa
Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga
kebersihan diri pasien ( personal hygiene) Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M
Ali Hanafiah Tahun 2023.
5) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan diagnose dan masalah
Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga
kebersihan diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum Prof. Dr.
M Ali Hanafiah Tahun 2023.
6) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan identifikasi tindakan
segera Asuhan Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama

29
menjaga kebersihan diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum
Prof. Dr. M Ali Hanafiah Tahun 2023.
7) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan perencanaan Asuhan
Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga kebersihan
diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M Ali
Hanafiah Tahun 2023.
8) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan pelaksanaan Asuhan
Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga kebersihan
diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M Ali
Hanafiah Tahun 2023.
9) Penulis telah mampu memberikan dan melaksanakan evaluasi Asuhan
Kebidanan Keterampilan Dasar Praktik Klinik terutama menjaga kebersihan
diri pasien ( personal hygiene) di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. M Ali
Hanafiah Tahun 2023.

B. Saran

1. Pasien

Diharapkan pasien lebih memperhatikan kebesihan dirinya dengan mandi

setiap hari jika tidak ada komplikasi lain.

2. RSUD

Diharapkan selalu memberikan asuhan tentang menjaga kebersiahan

setiap pasien dan memintak keluarga pasien untuk memandikan pasien

setiap hari dan mengajarkan kekelurga cara memandikan pasien ditempat

tidur.

30
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, WI & Cahyatin, N 2008, Ilmu keperawatan komunitas I. Salemba Medika,


Jakarta.
Nursalam dan Efendi, Ferry. 2008. Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, P. A. dan Perry, A. G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses dan Praktik (Edisi 4). Jakarta: EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika

31

Anda mungkin juga menyukai